Seorang Kendrict

Kendrict baru saja sampai di rumahnya. Suasana di dalam rumah megah ini sudah sangat sepi, bahkan lampu di ruang utama sudah dipadamkan. Entah kedua orang tuanya sudah pulang atau belum ke rumah ini. Ken segera masuk ke dalam kamarnya, sesampainya di kamar dia membuang tasnya ke sembarang tempat.

Cowok itu melepas jaket yang melekat pada tubuhnya. Seragamnya terasa lembab oleh keringat dan air hujan sore tadi. Gerakan tangan ketika hendak membuka kancing kemejanya terhenti saat melihat tangannya yang tertempel plester luka. Cowok itu teringat oleh Hana tadi. Tiba- tiba senyum samar terbit dibibirnya.

PLAK!

Ken menampar pipinya sendiri agar tersadar dari pikiran ngawurnya. Mendadak ingatan cowok itu kembali pada nasi goreng yang dimakannya tadi. nasi goreng terpedas yang pernah Ken makan. Cowok itu memang tidak bisa makan makanan pedas, bukan karena dirinya sakit. Namun Ken memang tidak suka dengan makanan dengan rasa pedas.

“Ckck, ngomongnya aja tadi nggak apa- apa. Tapi nyata dia juga balas dendam ke gue,” decak Ken kesal.

Ken mengambil handuk yang digantung dibalik pintu kamarnya, lalu dia masuk ke dalam kamar mandi. Cowok itu melepas semua plester yang menempel di tangan serta dahinya. Ken mengakui jika Hana memang pandai merawat luka. Setelah membuang plester itu, ia berdiri di bawah shower. Membiarkan seluruh tubuhnya terguyur oleh air dingin. Rasa dingin air itu Ken abaikan, walau begitu respon tubuhnya tidak bisa berbohong.

Tubuh cowok itu sudah mengigil kedinginan. Cukup lama Ken berdiam diri di dalam kamar mandi. Setelah merasa bersih, dia pun keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubu bagian bawahnya. Ken berdiri di depan cermin dan memperhatikan tubuhnya yang banyak luka memar.

Cowok itu tiba- tiba teringat sesuatu, tangannya meraih ponsel yang tadi dia letakkan di atas meja belajar. Jarinya dengan lincah mencari sebuah nomor telepon. Lalu Ken menempelkan benda pipih itu di telinga kirinya sembari menunggu panggilannya terjawab.

“Halo?” sapa suara dari seberang sana.

“Gue tadi diserang Aldi,” kata Ken.

“Udah gue bilang tadi lo jangan balik dulu! Lo nggak dneger infonya? Tadi anak- anak udah kasih tau kalo Aldi ngincer lo sejak di sekolah,” omel seseorang dari seberang sana.

“Besok siang siapin pasukan, kita serang markasnya,” perintah Ken dengan tatapan tajam.

“Siap, Bos!”

Panggilan diputus secara sepihak oleh Ken. Cowok itu melemparkan ponselnya di tempat tidur. Lalu dia segera mengenakan kaos dan celana. Kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Tubuhnya benar- benar terasa sangat lelah dan seperti remuk sampai ke tulang. Ken teringat kejadian dimana Aldi menyerangnya tadi.

Ken bukannya tidak tahu jika dari keluar dari sekolah tadi Aldi sudah membuntutinya. Namun Ken berusaha tetap tenang. Lalu akhirnya Aldi melancarkan serangannya ketika ada celah. Cowok itu dengan sengaja menendang motor Ken hingga terjatuh dari motornya. Setelahnya Aldi langsung kabur begitu saja.

...🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️...

Suara bising alarm membangunkan Ken dari tidur singkatnya. Cowok itu hanya mematikan alarmnya, lalu ia melanjutkan tidurnya. Hanya beberapa jam saja Ken tidur lagi, cowok itu spontan membuka matanya. Sinar mentari masuk melalui celah jendela kamar yang masih tertutup dengan gorden. Dengan langkah malas, Ken bersiap menuju sekolah. Entah pukul berapa sekarng, yang pasti cowok itu sudah sangat terlambat.

Ken turun untuk saran, walau sudah sangat terlambat untuk urusan perut tetap nomor satu. Itulah motto yang Ken pegang selama ini. Seperti biasa, rumahnya sangat sepi. Hanya ada seorang ART yang tiap hari sibuk di dapur, lalu ada seorang supir yang suka nongkrong di pos satpam bersama dengan satpam rumah.

Orang tua Ken seorang pebisnis yang jarang sekali berada di rumah. Jika tidak ada perjalanan bisnis, mereka lebih suka menghabiskan waktu di kantor dari terbit fajar hingga terbit rembulan daripada berada di rumah bersama dengan sang anak. Ken hanya mencomot roti tawar di atas meja, memakannya sambil memakai sepatu.

“Uhuk…”

Cowok itu tiba- tiba saja terbatuk saat merasakan roti itu menyangkut di tenggorokannya. Ken menepuk- nepuk dadanya dan segera mengambil segelas air di atas meja.

“Untung nggak mati,” gumam Ken. “Gue nggak boleh mati sebelum urusan sama Aldi selesai,” tambahnya dan segera bergegas menuju sekolah.

Ken mengambil motornya di dalam garasi dan tanpa berucap sepatah kata pun pada para pekerja di rumahnya, cowok itu langsung menggas motornya menjauh dari rumah ini. Ken memacu motornya dengan ugal- ugalan di jalan raya. Jarak rumah sampai ke sekolah hanya duapuluh menit saja. Gerbang sekolah sudah terlihat di depan mata, gerbang yang sudah tertutup rapat.

CKITT!

Ken mengerem motornya tepat di depan sebuah warung dimana dia biasa menitipkan motornya jika datang terlambat. Setelah menitipkan motornya itu, dia pun berjalan menuju gedung belakang sekolah.

Ken menatap pagar yang berdiri kokoh menjulang di hadapannya. Cowok itu melemparkan tasnya terlebih dulu, sebelum dia melompati pagar tinggi ini. Ken tersenyum puas telah berhasil melewati pagar pembatas dengan mulus. Namun sontak cowok itu berjengkit kaget saat tiba- tiba ada yang menepuk bahunya. Ken segera menoleh, ingin tahu siapa yang baru saja menepuk bahunya.

“Lo telat lagi,” ucap Hana, dia mengeluarkan sebuah buku note kecil dan menulis sesuatu di sana.

SRETT!

Hana membulatkan matanya ketika Ken merebut buku note- nya. Cowok itu terlihat membaca tulisan di buku itu.

“Lo naksir gue?” tanya Ken.

“Hah?” Hana mengernyitkan dahinya menatap bingung pada cowok di depannya itu.

“Kenapa cuma ada nama gue di buku ini?” tanya Ken menunjukkan sebuah lembar yang berisi nama Ken.

Hana mendengus. “Gue nggak naksir lo. Gue tulis nama lo, karena lo sering langgar peraturan sekolah.”

Ken mengangguk- angguk tidak peduli, lalu cowok itu berjalan meninggalkan Hana. Sementara Hana yang tersadar pun berusaha menghentikan langkah cowok itu.

“Kendrict! Mau kemana lo? Lo harus ikut gue ke ruang BK sekarang!” teriak Hana berusaha mengejar langkah lebar cowok itu.

“Sorry, gue sibuk. Lain kali aja,” jawab Ken tanpa menoleh. “Oh ya, ini buku lo,” tambahnya dengan melempar buku milik Hana.

Buku itu jatuh di rerumputan, Hana segera mengambil bukunya. Dia meremas buku itu untuk melampiaskan emosinya. Gadis itu kira setelah pertemuannya dengan Ken semalam, cowok itu akan sedikit melunak. Nyatanya tidak ada yang berubah sama sekali.

Sedangkan Ken masuk ke dalam kelas yang sudah ada guru yang mengajar. Baru guru itu hendak membuka mulutnya, Ken sudah mengangkat tangannya agar guru itu tutup mulut. Lalu cowok itu segera duduk di bangkunya dengan tenang seperti tidak terjadi apa- apa.

“Silahkan lanjut,” kata Ken pada guru itu.

...🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️...

Makin nggak ada akhlak 🤧🤧

Terpopuler

Comments

MissCimo⏤͟͟͞Ryupi

MissCimo⏤͟͟͞Ryupi

nah..pacarnya Hana kali ya😂😂

2021-08-01

1

𝐈𝐅𝐈𝐅𝐀𝐘 📴

𝐈𝐅𝐈𝐅𝐀𝐘 📴

Fix, ini cerita nyata othornya 😌

2021-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 Di Awal Hari
2 Anak-Anak Nakal
3 Hari Sial Hana
4 Pertemuan Tak Terduga
5 Seorang Kendrict
6 Terjebak Di Tengah Perang
7 Barang Sandera
8 Menjadi Rebutan
9 Mencari Ken
10 Sama-Sama Untung
11 Bukan Untung Malah Buntung
12 Strategi Kendrict
13 Aldi dan Hana
14 Sibuk
15 Menonton
16 Kejutan
17 Komunitas Sosial
18 Aldi Vs Kendrict
19 Simpen Nomor Gue!
20 Kabar Burung
21 Tak Saling Kenal
22 Kegiatan Amal
23 Kebahagiaan Mahal Buat Gue
24 Makan Malam Bersama
25 Keributan Kecil
26 Harapan Hana
27 Hari Senin
28 Insiden
29 Insiden Manis
30 Persiapan
31 Rapat Darurat
32 Langit Tanpa Bintang
33 Firasat
34 H-1
35 Puncak Acara
36 Belum Sadar
37 Kantor Polisi
38 Menjenguk Hana
39 Bermain Bersama
40 Momen Yang Hilang
41 Cerita
42 Teringat Kembali
43 Berusaha
44 Danau
45 Berubah
46 Anak Tongkrongan
47 Liburan
48 Menceburkan Diri
49 Panik
50 Menginap
51 Deep Talk
52 Hari Penting
53 Usai Liburan
54 Sepupu Kendrict
55 Jalan Bersama Glen
56 Malam Tahun Baru
57 Biang Onar
58 Kembali Ke Sekolah
59 Kendrict Berubah
60 Bersama Aldi
61 Gosip
62 Keributan Besar
63 Ancaman
64 Perbedaan
65 Sembuh Fisik dan Mental
66 Penasaran
67 Mencari Dalang Keributan
68 "Kencan"
69 Nostalgia
70 Rapat Pemutusan
71 Penentuan Calon Ketua
72 Pemilihan Ketua OSIS Yang Baru
73 Ke Bioskop Bersama Kendrict
74 Menangkap Biang Onar
75 Bimbingan Konseling
76 Pelantikan Ketua OSIS
77 Kendrict Sakit?
78 Merawat Kendrict
79 Menunggui Kendrict
80 Geng Kendrict
81 Tidak Mau Mengalah
82 Hari Penghujan
83 Gue Juga Sadar!
84 Menghindari Biang Onar
85 Jangan Menghindar Lagi!
86 Jadian?
87 Hari Pertama
88 Malam Mingguan (1)
89 Malam Mingguan (2)
90 Rencana Nita
91 Pertemuan Rahasia
92 Kendrict Tetaplah Kendrict
93 Jaga Jarak
94 Minggu Ujian
95 Sebuah Kalung
96 Hadiah Untuk Hana
97 Romantis?
98 Selepas Ujian
99 Classmeeting
100 Libur Kenaikan Kelas
101 Mengunjungi Camer
102 Jalan-jalan
103 Hana Diculik?
104 Sogokan Untuk Camer
105 Dibalik Kebahagiaan
106 Semuanya Baik-Baik Saja
107 Sibuk Masing-Masing
108 Akankah Berakhir?
109 Promnight
110 Cuap-Cuap
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Di Awal Hari
2
Anak-Anak Nakal
3
Hari Sial Hana
4
Pertemuan Tak Terduga
5
Seorang Kendrict
6
Terjebak Di Tengah Perang
7
Barang Sandera
8
Menjadi Rebutan
9
Mencari Ken
10
Sama-Sama Untung
11
Bukan Untung Malah Buntung
12
Strategi Kendrict
13
Aldi dan Hana
14
Sibuk
15
Menonton
16
Kejutan
17
Komunitas Sosial
18
Aldi Vs Kendrict
19
Simpen Nomor Gue!
20
Kabar Burung
21
Tak Saling Kenal
22
Kegiatan Amal
23
Kebahagiaan Mahal Buat Gue
24
Makan Malam Bersama
25
Keributan Kecil
26
Harapan Hana
27
Hari Senin
28
Insiden
29
Insiden Manis
30
Persiapan
31
Rapat Darurat
32
Langit Tanpa Bintang
33
Firasat
34
H-1
35
Puncak Acara
36
Belum Sadar
37
Kantor Polisi
38
Menjenguk Hana
39
Bermain Bersama
40
Momen Yang Hilang
41
Cerita
42
Teringat Kembali
43
Berusaha
44
Danau
45
Berubah
46
Anak Tongkrongan
47
Liburan
48
Menceburkan Diri
49
Panik
50
Menginap
51
Deep Talk
52
Hari Penting
53
Usai Liburan
54
Sepupu Kendrict
55
Jalan Bersama Glen
56
Malam Tahun Baru
57
Biang Onar
58
Kembali Ke Sekolah
59
Kendrict Berubah
60
Bersama Aldi
61
Gosip
62
Keributan Besar
63
Ancaman
64
Perbedaan
65
Sembuh Fisik dan Mental
66
Penasaran
67
Mencari Dalang Keributan
68
"Kencan"
69
Nostalgia
70
Rapat Pemutusan
71
Penentuan Calon Ketua
72
Pemilihan Ketua OSIS Yang Baru
73
Ke Bioskop Bersama Kendrict
74
Menangkap Biang Onar
75
Bimbingan Konseling
76
Pelantikan Ketua OSIS
77
Kendrict Sakit?
78
Merawat Kendrict
79
Menunggui Kendrict
80
Geng Kendrict
81
Tidak Mau Mengalah
82
Hari Penghujan
83
Gue Juga Sadar!
84
Menghindari Biang Onar
85
Jangan Menghindar Lagi!
86
Jadian?
87
Hari Pertama
88
Malam Mingguan (1)
89
Malam Mingguan (2)
90
Rencana Nita
91
Pertemuan Rahasia
92
Kendrict Tetaplah Kendrict
93
Jaga Jarak
94
Minggu Ujian
95
Sebuah Kalung
96
Hadiah Untuk Hana
97
Romantis?
98
Selepas Ujian
99
Classmeeting
100
Libur Kenaikan Kelas
101
Mengunjungi Camer
102
Jalan-jalan
103
Hana Diculik?
104
Sogokan Untuk Camer
105
Dibalik Kebahagiaan
106
Semuanya Baik-Baik Saja
107
Sibuk Masing-Masing
108
Akankah Berakhir?
109
Promnight
110
Cuap-Cuap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!