Mahasiswa Baru
Terlihat seorang remaja sedang kebingungan mencari tempat untuk menyimpan motornya, hari ini adalah hari ia menjadi mahasiswa baru padahal ini masih terlalu pagi tetapi parkiran sudah seperti tempat pembagian sembako.
Matanya terus mencari celah akhirnya Anya melihat sedikit tempat kosong di samping mobil bercat hitam, buru-buru ia membawa motor hitam kesayangannya.
Sudah ia duga tempatnya sangat sempit tapi Anya berusaha memasukkan motornya "gimana ini, kalo gue paksa bakal kena mobil, ntar yang punya mobil ini ngamuk-ngamuk" ucap anya bingung.
"Dikit doang gapapa kan ya ?". Monolognya, Anya memaksakan motornya masuk dan menggores sedikit bagian tengah mobil.
Dirinya tak sadar sejak tadi banyak orang yang memperhatikannya, ia juga tidak akan seperti ini jika parkiran memberikan ruang yang cukup lebar untuk motornya.
Tiba-tiba kaca mobil turun perlahan memperlihatkan seorang cowok memakai almamater kampus bukan, bukan almamater kampus yang ia lihat tapi wajah cowok tersebut.
Anya melihat cowok tersebut ingin memaki dirinya tetapi yang Anya aneh cowok tersebut malah sedikit kaget melihat dirinya, terlihat dari perubahan wajah yang sedikit pucat.
Dirinya tak munafik ia akui bahwa cowok tersebut tampan dan Hem sedikit cool. Terlihat dari badge name tertera tulisan Al Devan Rena Do.
Cowok tersebut turun dan melihat goresan di mobil miliknya, Anya hanya berdiri sambil memainkan jarinya "sorry ntar gue ganti berapa aja lo tinggal ngomong".
cowok tersebut melihat Anya malas dan membuat Anya sedikit canggung.
"Ga usah !". Ucap cowok tersebut dingin.
Cowok tersebut langsung melengos pergi, Anya menghela nafas citra dirinya menjadi mahasiswa baru di mata kakak tingkat menjadi buruk, Anya menaikkan bahunya lagi pun dirinya tak butuh itu.
...***...
Sedari tadi matahari benar-benar membakar kulitnya, sekarang semua mahasiswa baru di kumpulkan di tengah lapangan utama dan sejak dirinya mengikuti arahan panitia kampus orang-orang selalu menatap dirinya.
Anya menoleh ke belakang "gue boleh pindah ke belakang lo gak ?". Ucap Anya pada seorang cewek.
Cewek itu hanya mengangguk, akhirnya Anya merasa sedikit lebih lega meskipun berada pada barisan paling belakang membuat dirinya tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang panitia ucapkan.
"bBsa-bisa gue jadi Anya asam manis kan ?". Anya hanya bisa mendesah mendengar ocehan para panitia yang menurutnya tidak bisa masuk ke otak.
Cewek yang tadi berada di depan menoleh pada Anya kemudian memiringkan kepalanya, lalu tersenyum manis sambil menjulurkan tangan "kenalin gue Naya". Ucap cewek tersebut.
Anya menatap sebentar "gue Anya". Ucap anya sambil menjulurkan tangannya.
"Jadi lo bukan kak Karen ?". Anya mengerutkan dahi lalu menggeleng. "Tadinya gue mau nyapa lo cuma ragu aja, dan gue bener-bener percaya dengan keajaiban tuhan".
"Maksud lo ?". Ucap Anya sarkas
"Lo tau kan ketua BEM kampus ini ?". Anya menggeleng "wah bahaya, gue ga tau sih bakal ada kejadian apa ke depannya". Naya menatap Anya dengan pandangan kasihan dan membuat Anya semakin bingung dengan apa yang di katakan Naya.
"Emang ada apa ?". Anya sebenarnya malas mendengarkan kisah orang lain, tapi ucapan Naya membuat dirinya penasaran.
"Satu tahun lalu mantan pacar kak Devan meninggal akibat suatu penyakit dan entah penyakitnya apa sih gue kurang tau, dari rumor yang beredar kak Devan jadi jijik sama cewe yang penyakitan dan dia jadi benci sama hal-hal yang berbau medis". Naya menceritakan dengan wajah antusias.
Anya sangat paham sifat-sifat seperti Naya ini lah yang bisa di bilang cukup merepotkan. Lagi pun Naya sama seperti dirinya masih berstatus mahasiswa baru dari mana dia mendapatkan informasi tersebut.
"Terus hubungannya sama gue apa?". Ucap Anya malas.
"Lo bener-bener mirip sama mantannya kak Devan yang meninggal dan itu kak Karen, makanya kan dari tadi lo di liatin terus sama satu kampus".
"Mendingan lo pindah univ aja ?". suara itu berasal dari samping dirinya, Anya menoleh mendapati seorang cewek sambil memandang dirinya.
"Ngapain pindah, lagian itu bagian dari masa lalu lagi pun udah ngga ada, dia berhak ngejalanin hidup segi manapun mestinya, bukan cuma gara-gara wajah sama sikap nya juga sama". Ucap cewek dari belakang.
Naya dan seseorang di samping dirinya langsung menghadap ke depan seperti orang yang tertangkap basah otomatis dirinya pun ikut juga menghadap depan bukan karena takut ia malas harus di hukum hanya karena hal sepele.
Di sisi lain Devan kurang fokus memberi arahan pada setiap panitia untuk penyambutan para mahasiswa baru di hari ospek pertama.
Pikirannya kalut orang yang di cintanya sudah tiada satu tahun lalu bagi Devan sudah cukup dirinya melupakan cinta pertamanya karena itu Devan menjadi jijik ia harus kehilangan seseorang hanya karena penyakit.
Kenangan satu tahun lalu menyeruak lagi ke dalam pikirannya membuat Devan ingin pergi jauh ke mana pun dirinya inginkan di tambah mahasiswa baru yang mirip dengan mantannya malah menambah beban untuk dirinya.
Bahu Devan di tepuk oleh Ryan sahabatnya "lo kenapa van dari tadi gue liatin bengong mulu ?".
Devan cukup terkejut dengan kedatangan Ryan dirinya malas membahas hal ini pada Ryan karena Ryan selalu marah jika dirinya membahas Karen.
Menurut Ryan karen meninggal memang karena sudah takdir tuhan tapi Devan selalu menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang menimpa Karen.
"Lo kepikiran maba yang mirip sama mantan lo itu, ga aneh sih satu kampus gempar cuma karena mantan lo itu". Ucap Ryan menambahkan.
"Gak, gue udah lupain karen semenjak karen meninggal, gue rasa apa pun yang berhubungan sama karen semuanya udah mati". Devan mengambil minuman di tangan ryan membuka dan meneguknya sampai tandas.
"Dengan lo bicara kaya gitu, memperlihatkan kalo lo itu masih ada sesuatu yang belum selesai di antara lo sama karen". Ryan berbicara seperti ini bukan tanpa alasan.
Devan selalu berbicara seolah-olah Karen memang sudah tiada dari pikirannya selama ini tapi yang Ryan tangkap justru sebaliknya Ryan paham sifat seperti Devan, Devan bukanlah orang yang terbuka terhadap sesuatu.
"Lagian gue juga penasaran semirip apa tuh maba sama karen". Ryan membayangkan mahasiswa baru tersebut sambil memandang para panitia yang sedang mempersiapkan diri.
"Sama, cuma beda sikap sama Karen, Karen selalu bertutur sopan beda sama yang ini". Ryan langsung menatap Devan.
"Lo udah ketemu ?". Devan hanya mengangguk "seratus persen mirip emang ?". Ucap Ryan memastikan.
"Lo liat aja sendiri ?". Devan meninggalkan Ryan sendiri, berjalan menuju para panitia untuk menambah pengarahan biarlah Ryan dengan pikirannya lagi pun dirinya malas membicarakan topik ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sumi Sumi
mampir thor
2022-09-28
0