Mahasiswa Baru

Mahasiswa Baru

01 MABA

Terlihat seorang remaja sedang kebingungan mencari tempat untuk menyimpan motornya, hari ini adalah hari ia menjadi mahasiswa baru padahal ini masih terlalu pagi tetapi parkiran sudah seperti tempat pembagian sembako.

Matanya terus mencari celah akhirnya Anya melihat sedikit tempat kosong di samping mobil bercat hitam, buru-buru ia membawa motor hitam kesayangannya.

Sudah ia duga tempatnya sangat sempit tapi Anya berusaha memasukkan motornya "gimana ini, kalo gue paksa bakal kena mobil, ntar yang punya mobil ini ngamuk-ngamuk" ucap anya bingung.

"Dikit doang gapapa kan ya ?". Monolognya, Anya memaksakan motornya masuk dan menggores sedikit bagian tengah mobil.

Dirinya tak sadar sejak tadi banyak orang yang memperhatikannya, ia juga tidak akan seperti ini jika parkiran memberikan ruang yang cukup lebar untuk motornya.

Tiba-tiba kaca mobil turun perlahan memperlihatkan seorang cowok memakai almamater kampus bukan, bukan almamater kampus yang ia lihat tapi wajah cowok tersebut.

Anya melihat cowok tersebut ingin memaki dirinya tetapi yang Anya aneh cowok tersebut malah sedikit kaget melihat dirinya, terlihat dari perubahan wajah yang sedikit pucat.

Dirinya tak munafik ia akui bahwa cowok tersebut tampan dan Hem sedikit cool. Terlihat dari badge name tertera tulisan Al Devan Rena Do.

Cowok tersebut turun dan melihat goresan di mobil miliknya, Anya hanya berdiri sambil memainkan jarinya "sorry ntar gue ganti berapa aja lo tinggal ngomong".

cowok tersebut melihat Anya malas dan membuat Anya sedikit canggung.

"Ga usah !". Ucap cowok tersebut dingin.

Cowok tersebut langsung melengos pergi, Anya menghela nafas citra dirinya menjadi mahasiswa baru di mata kakak tingkat menjadi buruk, Anya menaikkan bahunya lagi pun dirinya tak butuh itu.

...***...

Sedari tadi matahari benar-benar membakar kulitnya, sekarang semua mahasiswa baru di kumpulkan di tengah lapangan utama dan sejak dirinya mengikuti arahan panitia kampus orang-orang selalu menatap dirinya.

Anya menoleh ke belakang "gue boleh pindah ke belakang lo gak ?". Ucap Anya pada seorang cewek.

Cewek itu hanya mengangguk, akhirnya Anya merasa sedikit lebih lega meskipun berada pada barisan paling belakang membuat dirinya tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang panitia ucapkan.

"bBsa-bisa gue jadi Anya asam manis kan ?". Anya hanya bisa mendesah mendengar ocehan para panitia yang menurutnya tidak bisa masuk ke otak.

Cewek yang tadi berada di depan menoleh pada Anya kemudian memiringkan kepalanya, lalu tersenyum manis sambil menjulurkan tangan "kenalin gue Naya". Ucap cewek tersebut.

Anya menatap sebentar "gue Anya". Ucap anya sambil menjulurkan tangannya.

"Jadi lo bukan kak Karen ?". Anya mengerutkan dahi lalu menggeleng. "Tadinya gue mau nyapa lo cuma ragu aja, dan gue bener-bener percaya dengan keajaiban tuhan".

"Maksud lo ?". Ucap Anya sarkas

"Lo tau kan ketua BEM kampus ini ?". Anya menggeleng "wah bahaya, gue ga tau sih bakal ada kejadian apa ke depannya". Naya menatap Anya dengan pandangan kasihan dan membuat Anya semakin bingung dengan apa yang di katakan Naya.

"Emang ada apa ?". Anya sebenarnya malas mendengarkan kisah orang lain, tapi ucapan Naya membuat dirinya penasaran.

"Satu tahun lalu mantan pacar kak Devan meninggal akibat suatu penyakit dan entah penyakitnya apa sih gue kurang tau, dari rumor yang beredar kak Devan jadi jijik sama cewe yang penyakitan dan dia jadi benci sama hal-hal yang berbau medis". Naya menceritakan dengan wajah antusias.

Anya sangat paham sifat-sifat seperti Naya ini lah yang bisa di bilang cukup merepotkan. Lagi pun Naya sama seperti dirinya masih berstatus mahasiswa baru dari mana dia mendapatkan informasi tersebut.

"Terus hubungannya sama gue apa?". Ucap Anya malas.

"Lo bener-bener mirip sama mantannya kak Devan yang meninggal dan itu kak Karen, makanya kan dari tadi lo di liatin terus sama satu kampus".

"Mendingan lo pindah univ aja ?". suara itu berasal dari samping dirinya, Anya menoleh mendapati seorang cewek sambil memandang dirinya.

"Ngapain pindah, lagian itu bagian dari masa lalu lagi pun udah ngga ada, dia berhak ngejalanin hidup segi manapun mestinya, bukan cuma gara-gara wajah sama sikap nya juga sama". Ucap cewek dari belakang.

Naya dan seseorang di samping dirinya langsung menghadap ke depan seperti orang yang tertangkap basah otomatis dirinya pun ikut juga menghadap depan bukan karena takut ia malas harus di hukum hanya karena hal sepele.

Di sisi lain Devan kurang fokus memberi arahan pada setiap panitia untuk penyambutan para mahasiswa baru di hari ospek pertama.

Pikirannya kalut orang yang di cintanya sudah tiada satu tahun lalu bagi Devan sudah cukup dirinya melupakan cinta pertamanya karena itu Devan menjadi jijik ia harus kehilangan seseorang hanya karena penyakit.

Kenangan satu tahun lalu menyeruak lagi ke dalam pikirannya membuat Devan ingin pergi jauh ke mana pun dirinya inginkan di tambah mahasiswa baru yang mirip dengan mantannya malah menambah beban untuk dirinya.

Bahu Devan di tepuk oleh Ryan sahabatnya "lo kenapa van dari tadi gue liatin bengong mulu ?".

Devan cukup terkejut dengan kedatangan Ryan dirinya malas membahas hal ini pada Ryan karena Ryan selalu marah jika dirinya membahas Karen.

Menurut Ryan karen meninggal memang karena sudah takdir tuhan tapi Devan selalu menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang menimpa Karen.

"Lo kepikiran maba yang mirip sama mantan lo itu, ga aneh sih satu kampus gempar cuma karena mantan lo itu". Ucap Ryan menambahkan.

"Gak, gue udah lupain karen semenjak karen meninggal, gue rasa apa pun yang berhubungan sama karen semuanya udah mati". Devan mengambil minuman di tangan ryan membuka dan meneguknya sampai tandas.

"Dengan lo bicara kaya gitu, memperlihatkan kalo lo itu masih ada sesuatu yang belum selesai di antara lo sama karen". Ryan berbicara seperti ini bukan tanpa alasan.

Devan selalu berbicara seolah-olah Karen memang sudah tiada dari pikirannya selama ini tapi yang Ryan tangkap justru sebaliknya Ryan paham sifat seperti Devan, Devan bukanlah orang yang terbuka terhadap sesuatu.

"Lagian gue juga penasaran semirip apa tuh maba sama karen". Ryan membayangkan mahasiswa baru tersebut sambil memandang para panitia yang sedang mempersiapkan diri.

"Sama, cuma beda sikap sama Karen, Karen selalu bertutur sopan beda sama yang ini". Ryan langsung menatap Devan.

"Lo udah ketemu ?". Devan hanya mengangguk "seratus persen mirip emang ?". Ucap Ryan memastikan.

"Lo liat aja sendiri ?". Devan meninggalkan Ryan sendiri, berjalan menuju para panitia untuk menambah pengarahan biarlah Ryan dengan pikirannya lagi pun dirinya malas membicarakan topik ini.

Terpopuler

Comments

Sumi Sumi

Sumi Sumi

mampir thor

2022-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 01 MABA
2 02 MABA
3 03 MABA
4 04 MABA
5 05 MABA
6 06 MABA
7 07 MABA
8 08 MABA
9 09 MABA
10 10 MABA
11 11 MABA
12 12 MABA
13 13 MABA
14 14 MABA
15 15 MABA
16 16 MABA
17 17 MABA
18 18 MABA
19 19 MABA
20 20 MABA
21 21 MABA
22 MABA 22
23 23 MABA
24 24 MABA
25 25 MABA
26 26 MABA
27 27 MABA
28 28 MABA
29 29 MABA
30 30 MABA
31 31 MABA
32 32 MABA
33 33 MABA
34 34 MABA
35 35 MABA
36 36 MABA
37 37 MABA
38 38 MABA
39 39 MABA
40 40 MABA
41 41 MABA
42 42 MABA
43 43 MABA
44 44 MABA
45 45 MABA
46 46 MABA
47 47 MABA
48 48 MABA
49 49 MABA
50 50 MABA
51 51 MABA
52 52 MABA
53 53 MABA
54 54 MABA
55 55 MABA
56 56 MABA
57 57 MABA
58 58 MABA
59 59 MABA
60 60 MABA
61 61 MABA
62 62 MABA
63 63 MABA
64 64 MABA
65 64 MABA
66 65 MABA
67 66 MABA
68 67 MABA
69 68 MABA
70 69 MABA
71 70 MABA
72 71 MABA
73 72 MABA
74 73 MABA
75 74 MABA
76 75 MABA
77 76 MABA
78 77 MABA
79 78 MABA
80 79 MABA
81 80 MABA
82 81 MABA
83 82 MABA
84 83 MABA
85 84 MABA
86 85 MABA
87 86 MABA
88 87 MABA
89 88 MABA
90 89 MABA
91 90 MABA
92 91 MABA
93 92 MABA
94 93 MABA
95 94 MABA
96 95 MABA
97 96 MABA
98 97 MABA
99 98 MABA
100 99 MABA
101 100 MABA
Episodes

Updated 101 Episodes

1
01 MABA
2
02 MABA
3
03 MABA
4
04 MABA
5
05 MABA
6
06 MABA
7
07 MABA
8
08 MABA
9
09 MABA
10
10 MABA
11
11 MABA
12
12 MABA
13
13 MABA
14
14 MABA
15
15 MABA
16
16 MABA
17
17 MABA
18
18 MABA
19
19 MABA
20
20 MABA
21
21 MABA
22
MABA 22
23
23 MABA
24
24 MABA
25
25 MABA
26
26 MABA
27
27 MABA
28
28 MABA
29
29 MABA
30
30 MABA
31
31 MABA
32
32 MABA
33
33 MABA
34
34 MABA
35
35 MABA
36
36 MABA
37
37 MABA
38
38 MABA
39
39 MABA
40
40 MABA
41
41 MABA
42
42 MABA
43
43 MABA
44
44 MABA
45
45 MABA
46
46 MABA
47
47 MABA
48
48 MABA
49
49 MABA
50
50 MABA
51
51 MABA
52
52 MABA
53
53 MABA
54
54 MABA
55
55 MABA
56
56 MABA
57
57 MABA
58
58 MABA
59
59 MABA
60
60 MABA
61
61 MABA
62
62 MABA
63
63 MABA
64
64 MABA
65
64 MABA
66
65 MABA
67
66 MABA
68
67 MABA
69
68 MABA
70
69 MABA
71
70 MABA
72
71 MABA
73
72 MABA
74
73 MABA
75
74 MABA
76
75 MABA
77
76 MABA
78
77 MABA
79
78 MABA
80
79 MABA
81
80 MABA
82
81 MABA
83
82 MABA
84
83 MABA
85
84 MABA
86
85 MABA
87
86 MABA
88
87 MABA
89
88 MABA
90
89 MABA
91
90 MABA
92
91 MABA
93
92 MABA
94
93 MABA
95
94 MABA
96
95 MABA
97
96 MABA
98
97 MABA
99
98 MABA
100
99 MABA
101
100 MABA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!