17. Resor Gratis

(Playlist : My Way - Frank Sinatra)

Langit tertawa terbahak-bahak sambil menggelengkan kepalanya. Rio pergi menuju bar dan terlihat mengatakan sesuatu pada bartender. Selang berapa lama ia mengangkat telepon ekstensi dan menghubungi seseorang.

 

Ternyata di ruangan itu ada dua orang pegawai Rey. Salah seorangnya menyambar stik dan mendekati meja.

 

“Jangan ikut-ikutan!” teriak Dean mengarahkan stik bilyar dari meja yang sekarang berada di tangannya. “Bos lo udah bisa dijerat pasal penyerangan. Diem di situ kalo gak mau jadi perkara. Biarkan mereka selesaikan sendiri.”

 

Dean baru selesai bicara saat Rey terhempas dari atas meja dan jatuh terjengkang ke lantai. Ia bangkit dan merampas stik bilyar dari tangan pegawainya yang tadi diteriaki Dean.

 

Toni baru saja bangkit dari meja ketika Rey mengarahkan stik itu langsung ke kepala Toni.

 

TAKKK

 

Dean sempat menangkis stik itu beberapa saat sebelum menghantam kepala Toni. “Gue udah bilang fair play! Gak ada yang mau denger!” seru Dean maju memukulkan stik bilyar itu ke arah Rey. Pegawai Rey yang satunya lagi memungut stik lainnya dan menuju ke arah Dean.

 

Untungnya, Langit sebagai pengamat memahami situasi. Ia bangkit dari kursinya dan merampas stik dari salah seorang pria yang sedang bengong.

 

“Ton!” panggil Langit mencampakkan stik bilyar itu pada Toni.

 

“Udah! Udah! De! Ton! Sinting! Gila! Ini bukan tawuran!” teriak Rio yang baru selesai menelepon.

 

Tak ada pria lain yang melerai. Karyawan biasa hanya memandangnya itu sebagai perseteruan orang kaya yang susah untuk dicampuri.

 

“Ton, udah!” teriak Wulan. Sekarang ia meminta mantan suaminya berhenti. Bukan pacarnya.

 

“Eh jangan dulu, Lan! Toni udah ditonjok sekali belum sempet bales!” seru Langit pada Wulan.

 

Wanita itu mendelik memandang Langit. Langit terdiam sesaat kemudian berteriak, “Tonjok Ton! Entar lagi keamanan dateng!”

 

Wulan semakin mendelik. “Gak ada yang bener!” teriak Wulan.

 

“Gue, Lan?” tanya Rio dengan bodohnya.

 

Wulan mendengus mendengar pertanyaan Rio.

 

Dean masih mengibaskan stik bilyar menghindari sabetan stik dari Rey. Kakinya hanya mundur selangkah ke belakang atau ke samping. Toni sudah kembali maju dan mencampakkan stik dari tangannya setelah berhasil mendorong dua orang pegawai Rey yang bertubuh sedang dengan mudah.

 

“Nih Ton!” teriak Dean menendang Rey hingga terjengkang kembali ke lantai. Untuk itu dia tak perlu berkeringat. Kakinya jauh lebih panjang dari Rey.

Setelah menyerahkan Rey pada Toni, Dean melemparkan stik bilyar dan membenarkan rambut bagian depannya yang turun ke dahi.

 

Toni mengangkat kerah kemeja Rey, dan ….

 

BUGG!!

 

Satu pukulan dari Toni mendarat di rahang Rey.

 

“Naaahhh …” ujar Dean dan Langit bersamaan.

 

Sementara itu Rio menghampiri empat orang satpam yang baru tiba di tempat itu.

 

“Ini Pak—ini pak! Bantu dipisahin,” kata Rio. Dua orang satpam menarik tubuh Toni yang sedang berada di atas tubuh Rey.

 

Rey kemudian dibantu berdiri oleh dua pegawainya. Wulan tak ada menghampiri siapa-siapa. Ia hanya membekap mulutnya. Dalam situasi itu, dia menyadari bahwa Rey-lah yang memukul Toni lebih dulu.

 

Benar-benar outing yang membawa bencana pikirnya. Ia benar-benar tak mengira hal yang dikiranya sederhana bisa menjadi serumit itu. Ia dan Toni sudah berpisah empat tahun. Selama itu, mereka memang sama sekali tak pernah bertemu.

 

Selentingan kabar yang ia dapat hanya soal kekasih-kekasih Toni. Ia memang menunggu pada siapakah Toni akhirnya berlabuh. Namun, setelah menunggu sekian lama, ia tak juga mendengar kabar soal Toni yang akan menikah.

 

Wulan menganggap, mungkin Toni mau membaktikan hidupnya sementara pada sang ibu. Tapi ia harus moved on. Cinta saja tak cukup sebagai modal rumah tangga.

 

Setelah melirik sudut bibir Toni yang terluka karena pukulan Rey, Wulan pergi mendahului mereka semua menuju kantor keamanan.

 

“Lo jangan taunya bantu misahin aja …” kata Dean pada Rio. “Itu Toni ama Wulan juga bantu disatuin,” sambung Dean tertawa-tawa puas setelah melihat Toni berhasil membalas.

 

“Mari bapak-bapak ikut saya ke kantor untuk menjelaskan duduk perkaranya.” Seorang satpam yang terlihat paling senior.

 

“Ayo, De … di kantor aja. Malu di sini,” kata Rio.

 

“Ayo—ayo,” kata Langit. “Sakit, Ton?” tanya Langit pada Toni yang mengusap sudut bibirnya.

 

Wulan sudah mendahului mereka semua berjalan di depan demi menyembunyikan rasa malunya.

 

“Ayo, kita harus menjelaskan duduk perkaranya di kantor manajemen resor.” Rio sedikit menarik lengan Dean.

 

“Bukan menjelaskan duduk perkara. Tapi itung-itungan kerugian,” sahut Dean sambil menendangi stik bilyar yang patah dibuatnya.

 

Hampir tengah malam, mereka semua berada di kantor keamanan resor. Rio, Langit dan Wulan ditetapkan sebagai saksi. Sedangkan Toni, Dean, Rey dan kedua pegawainya ditetapkan sebagai tersangka perkelahian.

 

Mereka semua tiba di sebuah kantor keamanan yang berukuran kecil. Hanya ada dua buah kursi plastik untuk tamu. Wulan duduk di sebuah kursi yang letaknya di sudut kiri. Tepat di sebelah seorang pria berdasi yang merupakan Duty Manager resor. Sedangkan satu kursi lainnya diduduki oleh Dean yang sedang menyilangkan kakinya menatap satu persatu orang yang menjejali ruangan itu.

 

“Jadi bagaimana? Bisa berdamai Bapak-Bapak? Hanya masalah sepele saja,” kata Duty Manager.

 

“Saya harus visum!” kata Rey tiba-tiba. “Saya dikeroyok! Luka saya lebih parah,” tambahnya.

 

“Kalo lo dikeroyok, lo gak bisa ngomong sekarang. Pasti udah koma!” sergah Dean dari kursinya.

 

Rey sudah kembali maju selangkah mau menerjang Dean. “Lo dari tadi ikut-ikutan aja! Lo juga harus dilaporkan!”

 

“Hei! Jadi lo gebukin temen gue, gue diem aja? Meski dia salah, gak mungkin gue diem aja. Apalagi di sini lo yang kampungan! Insecure lo? Gak pede karena liat saingan lo ternyata lebih cakep?” sergah Dean pada Rey. “Gue bela lo, Ton ...” tambah Dean memandang Toni.

Toni dan Langit terkekeh-kekeh. Rio yang tadinya cemberut, sekarang malah ikut tertawa.

 

“Saya mau ke kantor polisi aja,” kata Rey. “Bull shiiit damai-damai di sini. Kita panjangin sekalian kasusnya,” ujar Rey lagi.

 

“Udah deh, Rey. Cukup! Jangan kayak anak kecil,” tegur Wulan pada Rey di hadapan semua orang.

 

“Gue gak pernah dipukul sampe kayak gini—”

 

“Biar pernah. Apalah arti hidup tanpa pengalaman,” sambar Dean.

 

“Lo emang bacot!” Rey maju ke hadapan Dean namun tubuhnya di tahan dua pegawainya.

Rio menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil meletakkan telunjuk di bibir ke arah Dean. Langit terkekeh-kekeh dan Toni mengangguk-angguk dengan mengacungkan ibu jarinya ke arah Dean. Mereka seperti sedang mengenang masa-masa di ruang BK.

 

Sedang panas-panasnya, datang dua orang pria berpakaian rapi.

 

“Pak Rey, kita ke kantor polisi aja. Selesaikan di sana.” Seorang pria berdiri di depan pintu menunggu Rey keluar ruangan itu.

 

“Ini pengacara gue udah dateng. Panggil kuasa hukum lo, kita selesaikan di kantor polisi.” Rey menunjuk wajah Toni dan Dean bergantian.

 

“Gue kuasa hukum. Jadi gue panggil siapa dong?" Dean berdiri mendekati Toni.

"Panggil nyokap lo udah paling bener," sahut Langit terkikik.

 

“Keren banget lo, De .... Makin sayang gue ama lo!” ujar Toni terkekeh-kekeh. “Telfon Ryan gih! Biar bantu-bantu urusan cepat selesai.”

 

“Oke—oke. Wait!” Dean mengambil ponselnya dan mencari nomor sekretarisnya.

 

“Lagi di mana, Yan?” tanya Dean.

 

“Ini tengah malem, Pak ... Ya pasti di rumah-lah!” sungut Ryan di seberang telepon.

 

“Yan, entar lagi gue kirim alamat, lo dateng segera ke situ. Gak usah banyak nanya, dateng aja. Gue kasi penjelasan singkat aja.” Dean segera menutup teleponnya dan pergi berjalan ke arah mobil Toni diikuti dua orang satpam.

 

“Udah, De?” tanya Langit. “Ryan gak nanya macem-macem? Lagian dia kok gak ikut sih?” tanya Langit.

 

“Novi lagi hamil besar. Kasian kalo lakinya jauh-jauh. Ini udah tengah malem, ke sini sebentar aja. Biar dia bawa stempel, dan segala macem untuk menjamin Toni malem ini. Gaya bener itu cowoknya Wulan. Untung tadi gue sempet ngasi tendangan. Puas gue!” Dean mencibir dengan sombongnya.

 

“Lo udah bilang ke Ryan untuk gak ngomong ke bini lo?” tanya Rio tiba-tiba.

 

“Ha?” Dean terdiam sesaat. Ia memang melupakan detil yang itu. "Ryan pasti taulah mau buat apa. Gak mungkin dia ngomong ke bini gue," kata Dean dengan nada tak yakin. Dahinya mengernyit sedikit ragu.

 

“Permisi—permisi, saya duduk di belakang aja gak apa-apa.” Musdalifah tiba dengan tas sandang dan langsung masuk ke mobil.

 

Empat pria masih berada di luar mobil, dan Musdalifah yang sudah naik, menjulurkan kepalanya ke luar jendela dan memukul pelan body mobil untuk menyadarkan empat orang laki-laki.

 

“Pak—Pak! Ayo berangkat! Resor berikutnya denger-denger gratis.” Ia sudah kesal dengan empat orang laki-laki yang mengganggu istirahat malamnya.

Dean menoleh kesal pada Musdalifah yang kembali membuatnya terkejut dengan menepuk body mobil.

 

“Ton! T&T Express ada cabang di Papua gak?” tanya Dean melirik Musdalifah.

 

Musdalifah langsung diam berpura-pura tak mendengar perkataan Dean. Ia langsung melenyapkan dirinya di kegelapan jok paling belakang.

 

“Kenapa?” tanya Toni.

 

“Satuin si Mus ama Tasya di sana,” jawab Dean. "Gue jamin aman tenteram idup lo!"

To Be Continued

Like-nya jangan kelewatan ya ... :*

Makasi sayang-sayangnya enjusss..

Satu part lagi sedang disusun.

 

Terpopuler

Comments

emaknya Bel

emaknya Bel

setujuuuuuuu

2023-10-22

1

emaknya Bel

emaknya Bel

kompak kali kalean

2023-10-22

1

emaknya Bel

emaknya Bel

semangat tin mas Toni gaes

2023-10-22

1

lihat semua
Episodes
1 1. Dean Danawira Hartono
2 2. Tony Setyo Anderson
3 3. Balada Perdukunan
4 4. Rio Haryanto Oey
5 5. Akibat Kesalahan Satu Malam
6 6. Rangga Langit Kelana
7 7. Azas Keseimbangan dan Demokratis
8 8. Jurus Terakhir Dean
9 9. Bukan Rahasia Kelam
10 10. Tak Terlalu Spektakuler
11 11. Misi Mengamati (1)
12 12. Misi Mengamati (2)
13 13. Kerja Sama Tim
14 14. Menebus Kenangan Pertanyaan
15 15. Keributan Lebih Dulu
16 16. Akhirnya Perkelahian
17 17. Resor Gratis
18 18. Anak Sulung Badung
19 19. Perjanjian Damai
20 20. Bujukan Dean
21 21. Akhir Misteri (1)
22 22. Akhir Misteri (2)
23 23. Untaian Isi Hati
24 24. Aku Hanya Rakyat Biasa
25 25. Adu Ketahanan Mental (1)
26 26. Adu Ketahanan Mental (2)
27 27. Saran Dari Ahli
28 28. Memastikan Sesuatu
29 29. Dimanfaatkan Sekali Lagi
30 30. Rasa Dari Masa Lalu
31 31. Bukti Lipstik Waterproof
32 32. Cerita Teman Hidup
33 33. Bingkisan Panitia Outing
34 34. Teror Ucapan Bingkisan
35 35. Feedback Bingkisan
36 36. Man to Man
37 37. Ulah Para Sekretaris
38 38. That's Why We Adore Him
39 39. Aku Masih Seperti Yang Dulu
40 40. Andaikan Kau Datang Kemari
41 41. Jawaban Mana Yang 'Kan Kuberi
42 42. Adakah Jalan Yang Kau Temui
43 43. Untuk Kita Kembali Lagi
44 44. Aku Tak Biasa
45 45. Kantor Pengacara Tersohor
46 46. Potongan Kisah Masa Lalu (1)
47 47. Potongan Kisah Masa Lalu (2)
48 48. Potongan Kisah Masa Lalu (3)
49 49. Asal Muasal Sekretaris Setia (1)
50 50. Asal Muasal Sekretaris Setia (2)
51 51. Asal Muasal Sekretaris Setia (3)
52 52. Heboh Sekompi
53 53. Modus Mulus
54 54. Tamu Makan Siang
55 55. Bertemu Nyonya Rumah
56 56. Pernah Kumencintaimu, Tapi Tak Begini
57 57. Cintai Dia Yang Mencintaimu
58 58. Mengingatkan Dirimu Akan Sesuatu
59 59. Pertengkaran Anak Asuh
60 60. Jauh Dari Rencana
61 61. Kurang Konsentrasi
62 62. Ternyata Selama Ini
63 63. Menuju Penyelesaian
64 64. Tak Kubiarkan Kau Tak Bahagia
65 65. Dari Toni Untuk Wulan
66 66. Awal dan Akhir Bagi Wulan
67 67. Sebuah Akhir
68 68. Makan Siang Bersama
69 69. Hasil Rapat
70 70. Sesuai Janjiku
71 71. Acara Sabtu Pagi
72 72. Di Luar Rencana
73 73. Kekacauan Lainnya
74 74. Adu Ilmu
75 75. Asih Sebenarnya
76 76. Hidup Tetaplah Misteri
77 77. Cieeee
78 78. Di Dalam Mobil
79 79. Dua Kantong Bingkisan
80 80. Mengurai Simpulan Masa Lalu
81 81. Tragedi
82 82. Bubar
83 83. Tentang Aku dan Kamu
84 84. Kita dan Anak Adopsi
85 85. Urusan Kita
86 86. H Minus Dua
87 87. Malam Gaduh
88 88. Percakapan IGD
89 89. Tembakan Santoso
90 90. Permintaan Toni
91 91. Suprise
92 PENGUMUMAN PEMENANG GIVE AWAY
93 92. P3K
94 93. Memenuhi Janjiku Padamu
95 94. Hadiah Dari Sahabat
96 95. Jamuan Makan Malam
97 96. Keahlian Lama
98 97. Semangat Baru
99 98. Tunggu Kami
100 99. Jangan Terlalu Lama Terlelap
101 100. Kado Untuk Mami
102 101. Menjelang Kebahagiaan
103 102. Kelahiran Handaru
104 103. Kabar Dari Santoso
105 104. Arisan Impian
106 105. Misteri Cuti
107 106. Menuju Sidang
108 107. Paparan Alasan
109 108. Kado Pernikahan
110 109. Menatapi Hasil Sidang
111 110. Dari Musdalifah
112 111. Kebahagiaan Untuk Asih
113 112. Hari Keluarga Anderson
114 113. Menjenguk Bayi
115 114. Obat Untuk Mami
116 115. Menjelang Arisan Besar
117 116. Arisan Besar
118 117. Akhirnya, Keluarga.
119 118. Puncak Masa Keemasan
120 119. Takdir
121 120. Keluarga Besar (1)
122 121. Keluarga Besar (2) TAMAT
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Dean Danawira Hartono
2
2. Tony Setyo Anderson
3
3. Balada Perdukunan
4
4. Rio Haryanto Oey
5
5. Akibat Kesalahan Satu Malam
6
6. Rangga Langit Kelana
7
7. Azas Keseimbangan dan Demokratis
8
8. Jurus Terakhir Dean
9
9. Bukan Rahasia Kelam
10
10. Tak Terlalu Spektakuler
11
11. Misi Mengamati (1)
12
12. Misi Mengamati (2)
13
13. Kerja Sama Tim
14
14. Menebus Kenangan Pertanyaan
15
15. Keributan Lebih Dulu
16
16. Akhirnya Perkelahian
17
17. Resor Gratis
18
18. Anak Sulung Badung
19
19. Perjanjian Damai
20
20. Bujukan Dean
21
21. Akhir Misteri (1)
22
22. Akhir Misteri (2)
23
23. Untaian Isi Hati
24
24. Aku Hanya Rakyat Biasa
25
25. Adu Ketahanan Mental (1)
26
26. Adu Ketahanan Mental (2)
27
27. Saran Dari Ahli
28
28. Memastikan Sesuatu
29
29. Dimanfaatkan Sekali Lagi
30
30. Rasa Dari Masa Lalu
31
31. Bukti Lipstik Waterproof
32
32. Cerita Teman Hidup
33
33. Bingkisan Panitia Outing
34
34. Teror Ucapan Bingkisan
35
35. Feedback Bingkisan
36
36. Man to Man
37
37. Ulah Para Sekretaris
38
38. That's Why We Adore Him
39
39. Aku Masih Seperti Yang Dulu
40
40. Andaikan Kau Datang Kemari
41
41. Jawaban Mana Yang 'Kan Kuberi
42
42. Adakah Jalan Yang Kau Temui
43
43. Untuk Kita Kembali Lagi
44
44. Aku Tak Biasa
45
45. Kantor Pengacara Tersohor
46
46. Potongan Kisah Masa Lalu (1)
47
47. Potongan Kisah Masa Lalu (2)
48
48. Potongan Kisah Masa Lalu (3)
49
49. Asal Muasal Sekretaris Setia (1)
50
50. Asal Muasal Sekretaris Setia (2)
51
51. Asal Muasal Sekretaris Setia (3)
52
52. Heboh Sekompi
53
53. Modus Mulus
54
54. Tamu Makan Siang
55
55. Bertemu Nyonya Rumah
56
56. Pernah Kumencintaimu, Tapi Tak Begini
57
57. Cintai Dia Yang Mencintaimu
58
58. Mengingatkan Dirimu Akan Sesuatu
59
59. Pertengkaran Anak Asuh
60
60. Jauh Dari Rencana
61
61. Kurang Konsentrasi
62
62. Ternyata Selama Ini
63
63. Menuju Penyelesaian
64
64. Tak Kubiarkan Kau Tak Bahagia
65
65. Dari Toni Untuk Wulan
66
66. Awal dan Akhir Bagi Wulan
67
67. Sebuah Akhir
68
68. Makan Siang Bersama
69
69. Hasil Rapat
70
70. Sesuai Janjiku
71
71. Acara Sabtu Pagi
72
72. Di Luar Rencana
73
73. Kekacauan Lainnya
74
74. Adu Ilmu
75
75. Asih Sebenarnya
76
76. Hidup Tetaplah Misteri
77
77. Cieeee
78
78. Di Dalam Mobil
79
79. Dua Kantong Bingkisan
80
80. Mengurai Simpulan Masa Lalu
81
81. Tragedi
82
82. Bubar
83
83. Tentang Aku dan Kamu
84
84. Kita dan Anak Adopsi
85
85. Urusan Kita
86
86. H Minus Dua
87
87. Malam Gaduh
88
88. Percakapan IGD
89
89. Tembakan Santoso
90
90. Permintaan Toni
91
91. Suprise
92
PENGUMUMAN PEMENANG GIVE AWAY
93
92. P3K
94
93. Memenuhi Janjiku Padamu
95
94. Hadiah Dari Sahabat
96
95. Jamuan Makan Malam
97
96. Keahlian Lama
98
97. Semangat Baru
99
98. Tunggu Kami
100
99. Jangan Terlalu Lama Terlelap
101
100. Kado Untuk Mami
102
101. Menjelang Kebahagiaan
103
102. Kelahiran Handaru
104
103. Kabar Dari Santoso
105
104. Arisan Impian
106
105. Misteri Cuti
107
106. Menuju Sidang
108
107. Paparan Alasan
109
108. Kado Pernikahan
110
109. Menatapi Hasil Sidang
111
110. Dari Musdalifah
112
111. Kebahagiaan Untuk Asih
113
112. Hari Keluarga Anderson
114
113. Menjenguk Bayi
115
114. Obat Untuk Mami
116
115. Menjelang Arisan Besar
117
116. Arisan Besar
118
117. Akhirnya, Keluarga.
119
118. Puncak Masa Keemasan
120
119. Takdir
121
120. Keluarga Besar (1)
122
121. Keluarga Besar (2) TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!