11. Misi Mengamati (1)

Dean, Rio dan Langit meninggalkan lorong kamar mereka menuju lift. Di dalam lift mereka semua diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Restoran terletak di belakang lobi hotel. Beberapa langkah sebelum tiba di pintu masuk restoran, Dean yang berada di depan tiba-tiba berhenti. Ia menoleh pada dua sahabatnya.

“Toni abis ngapain ya tadi?” Langit tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan sekelas anak SMP. Mereka semua menyimpan pertanyaan yang sama dalam kepala mereka.

“Iya--ya … ngapain sih Toni tadi?” Dean balik bertanya.

“Liat mukanya tadi nggak? Saking kagetnya dia gak langsung nutup pintu atau kabur kek,” kata Rio.

“Dia kaget banget, tapi belagak santai. Kalo dia tiba-tiba panik nutup pintu, kita bakal heran. Jadi Toni pengen alami aja. Seandainya cewe tadi gak bunyi dari dalem kamar mandi, kita gak bakal tau kalo dia lagi ama cewe di dalem.” Dean mulai menganalisa.

“Tega sih Toni … padahal kita gak bawa bini.” Rio menggeleng.

“Bukan tega sebenernya. Dia kan, gak rutin kayak kita yang ada bini. Mungkin ini cuma kesempatan aja, lagian Toni udah tua. Anunya gak mungkin dibiarkan terbengkalai bertahun-tahun.” Langit menggeleng-gelengkan kepalanya dengan raut serius.

“Iya, mustahil …” desis Dean menyetujui. "Gue malah gak percaya kalo Toni kalem-kalem aja. Menurut lo bedua, yang di kamar ama Toni tadi siapa?” tanya Dean.

“Nah, iya … gue juga dari tadi mikir. Itu siapa? Apa si Mus?” tanya Langit penasaran.

“Apa Siska? Yang lo bilang ketemu di SPBU dan langsung ngomongin Toni?” todong Rio pada Langit yang wajahnya langsung menegang. Ia kemudian hanya mengangkat bahu dan menggeleng. Menyerah akan kemungkinan itu.

“Yang jelas gak mungkin Asih … kejauhan.” Dean melayangkan pandangannya ke dalam restoran.

“Kok jadi ke Asih?” Rio mengernyit heran menatap Dean. “Kayaknya lo susah banget ngelupain Asih.” Rio menepuk-nepuk pundak Dean.

“Soalnya gue ngerasa kayaknya Asih naksir Toni,” ujar Dean meringis. “Kan, kasian kalo Toni punya istri pake ilmu kebatinan.”

“Cocoknya bini lo yang pake ilmu kebatinan,” ucap Rio. “Bini Langit juga …” sambungnya lagi.

“Gak usah sok suci lo,” sergah Dean pada Rio. “Ayo makan dulu. Bini gue bisa marah kalo tau ternyata suaminya ditelantarkan di sini.”

Rio tertawa-tawa merangkul pundak Dean. “Bersyukur dia-nya lo ditelantarkan. Biar kapok pergi-pergi sendiri …” kata Rio terkekeh.

Dalam soal memenuhi kebutuhannya, Dean tak perlu diperintah. Rio dan Langit masih celingak-celinguk, namun Dean sudah memegang piring dan melongok isi meja buffet.

Rio langsung mengikuti Dean, namun Langit masih mengedarkan pandangannya mencari sesuatu.

“Udah … entar pasti ketemu kalo emang jodoh ketemu.” Dean menyenggol lengan Langit agar tersadar dari bengongnya.

Restoran penuh oleh karyawan dari berbagai perusahaan pengangkutan. Dengan memegang piring masing-masing, ketiga pria itu menuju sebuah meja yang terletak di sudut. Dean memuaskan rasa laparnya yang menjadi-jadi karena udara dingin. Ia berkali-kali berdiri mengambil cemilan. Rio menikmati hidangannya dengan santai sambil sesekali menoleh ke arah pintu masuk. Sedangkan Langit, masih gelisah mencari-cari Siska. Ia mulai ragu apakah benar Siska hadir ke sana.

Hidangan di hadapan mereka telah habis. Perut telah kenyang, namun Toni belum menampakkan diri. Akhirnya mereka menyadari, tak ada satu pun yang mereka kenali di sana selain ….

“Pak Dean,” panggil Ifa yang tiba-tiba berdiri di dekat meja. Dean setengah terlonjak menegakkan dirinya.

“Ngagetin aja sih, Mus …” ucap Dean memegang dadanya.

“Ifa, Pak … Ifa.” Musdalifah melemparkan tatapan sebal-sebal-manja pada Dean.

“Ada apa?” tanya Dean.

“Kunci kamar yang nggak jadi Bapak pakai, boleh saya ambil?” Sebenarnya Musdalifah tak bertanya karena ia langsung menengadahkan tangannya.

Dean sedikit memiringkan tubuhnya untuk merogoh saku celana. “Nih, baru aja mau saya kembalikan. Saya sekamar dengan Pak Rio.” Dean menyerahkan kunci kamar ke tangan Musdalifah.

“Terima kasih, Pak …” kata Musdalifah. Ia tak langsung pergi. Masih berdiri di sebelah Dean demi menatap wajah pria itu dari dekat.

“Ada apa lagi?” tanya Dean melirik Musdalifah dengan wajah curiga.

“Boleh saya panggil ‘Mas’ aja? Mas Dean, gitu?” tanya Musdalifah ragu-ragu.

“Gak boleh. Udah sana,” usir Dean pada sekretaris Toni.

Tak perlu diperintah dua kali, Musdalifah langsung pergi dari hadapan mereka. Dean memalingkan tatapannya pada Rio dan Langit yang sedang menahan tawa menatapnya.

“Ciee … ditaksir si Mus,” kata Langit terkikik.

“Berani juga si Mus,” sahut Rio ikut tertawa.

“Diem lo bedua,” umpat Dean kemudian ikut tertawa bersama sahabatnya.

Saat mereka sedang tertawa-tawa, Toni muncul di ambang pintu restoran. Rio baru melambaikan tangannya pada Toni, saat matanya melihat seorang wanita yang tak asing lagi, memegang lengan Toni dan berbicara dengan raut serius.

“De! Liat,” bisik Rio menunjuk Toni dengan dagunya. Langit ikut menoleh pada sahabatnya yang mereka lihat telanjang beberapa saat yang lalu.

“Siapa, tuh?” Langit sedikit memicingkan matanya. “Serius banget. Apa cewe yang minta handuk tadi?”

“Kayaknya gak asing deh,” gumam Dean mengernyit menajamkan ingatannya. “Bukannya itu cewe yang pernah dibawa Toni jenguk bini gue lahiran? Inget gak lo bedua?”

“Lahiran anak ke berapa?” tanya Langit dengan wajah serius. “Anak lo kan, banyak …” sambungnya lagi.

“Lahiran Dirja. Anak pertama gue, Langit …” terang Dean. “Tapi tuh cewe masih muda banget waktu itu. Empat tahun lalu. Apa masih pacaran ama Toni? Atau jangan-jangan itu cewe yang minta handuk tadi?” Dean mengernyit.

“Eh, mampus …” lirih Rio. “Itu Wulan. Itu cowok Wulan.” Pandangan Rio masih tertuju ke arah pintu masuk restoran. Wulan, mantan istri Toni baru saja masuk menggandeng seorang pria. Ia hanya sedikit mengerling ke arah Toni yang sedang berbicara dengan seorang wanita.

“Ahhh … gue baru inget. Cewe Toni itu namanya Tasya. Iya, Tasya.” Langit yang ternyata sejak tadi diam karena sedang memusatkan konsentrasinya, tiba-tiba heboh mengetuk-ngetuk meja.

“Gue gak tau namanya, yang jelas itu memang pacar atau mantan Toni. Udah lama banget, kenapa masih di sini?” Dean menumpukan siku kanannya di atas meja dan tak henti menggaruk dagunya yang tak gatal.

“Tasya udah tamat kuliah dan dikasi kerjaan ama Toni. Jadi pegawai, tapi di cabang yang lain kalo gue gak salah denger.” Langit masih menatap ke arah pintu.

“Udah kayak agency aja ya si Toni” –Rio mengangkat gelasnya—"Lang, itu yang lo tunggu?” tanya Rio menunjuk ke arah pintu masuk.

To Be Continued

Part dibagi dua.

Like-nya jangan lupa sayang-sayang njusss karena sambungannya langsung di part berikutnya.

Terpopuler

Comments

Titik Sastrowiyono

Titik Sastrowiyono

tuhh. yg gak nyariin siapa² malah ada yg deketin

2023-12-07

1

veranita1

veranita1

berharap tidak terjadi hal² yg tdk inginkan dg para bapak² tsb😌

2023-09-25

2

Erni Fitriana

Erni Fitriana

gak bisa komen macem macem...asli bang njussss bikin🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣...ngakak bacanya aku

2023-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Dean Danawira Hartono
2 2. Tony Setyo Anderson
3 3. Balada Perdukunan
4 4. Rio Haryanto Oey
5 5. Akibat Kesalahan Satu Malam
6 6. Rangga Langit Kelana
7 7. Azas Keseimbangan dan Demokratis
8 8. Jurus Terakhir Dean
9 9. Bukan Rahasia Kelam
10 10. Tak Terlalu Spektakuler
11 11. Misi Mengamati (1)
12 12. Misi Mengamati (2)
13 13. Kerja Sama Tim
14 14. Menebus Kenangan Pertanyaan
15 15. Keributan Lebih Dulu
16 16. Akhirnya Perkelahian
17 17. Resor Gratis
18 18. Anak Sulung Badung
19 19. Perjanjian Damai
20 20. Bujukan Dean
21 21. Akhir Misteri (1)
22 22. Akhir Misteri (2)
23 23. Untaian Isi Hati
24 24. Aku Hanya Rakyat Biasa
25 25. Adu Ketahanan Mental (1)
26 26. Adu Ketahanan Mental (2)
27 27. Saran Dari Ahli
28 28. Memastikan Sesuatu
29 29. Dimanfaatkan Sekali Lagi
30 30. Rasa Dari Masa Lalu
31 31. Bukti Lipstik Waterproof
32 32. Cerita Teman Hidup
33 33. Bingkisan Panitia Outing
34 34. Teror Ucapan Bingkisan
35 35. Feedback Bingkisan
36 36. Man to Man
37 37. Ulah Para Sekretaris
38 38. That's Why We Adore Him
39 39. Aku Masih Seperti Yang Dulu
40 40. Andaikan Kau Datang Kemari
41 41. Jawaban Mana Yang 'Kan Kuberi
42 42. Adakah Jalan Yang Kau Temui
43 43. Untuk Kita Kembali Lagi
44 44. Aku Tak Biasa
45 45. Kantor Pengacara Tersohor
46 46. Potongan Kisah Masa Lalu (1)
47 47. Potongan Kisah Masa Lalu (2)
48 48. Potongan Kisah Masa Lalu (3)
49 49. Asal Muasal Sekretaris Setia (1)
50 50. Asal Muasal Sekretaris Setia (2)
51 51. Asal Muasal Sekretaris Setia (3)
52 52. Heboh Sekompi
53 53. Modus Mulus
54 54. Tamu Makan Siang
55 55. Bertemu Nyonya Rumah
56 56. Pernah Kumencintaimu, Tapi Tak Begini
57 57. Cintai Dia Yang Mencintaimu
58 58. Mengingatkan Dirimu Akan Sesuatu
59 59. Pertengkaran Anak Asuh
60 60. Jauh Dari Rencana
61 61. Kurang Konsentrasi
62 62. Ternyata Selama Ini
63 63. Menuju Penyelesaian
64 64. Tak Kubiarkan Kau Tak Bahagia
65 65. Dari Toni Untuk Wulan
66 66. Awal dan Akhir Bagi Wulan
67 67. Sebuah Akhir
68 68. Makan Siang Bersama
69 69. Hasil Rapat
70 70. Sesuai Janjiku
71 71. Acara Sabtu Pagi
72 72. Di Luar Rencana
73 73. Kekacauan Lainnya
74 74. Adu Ilmu
75 75. Asih Sebenarnya
76 76. Hidup Tetaplah Misteri
77 77. Cieeee
78 78. Di Dalam Mobil
79 79. Dua Kantong Bingkisan
80 80. Mengurai Simpulan Masa Lalu
81 81. Tragedi
82 82. Bubar
83 83. Tentang Aku dan Kamu
84 84. Kita dan Anak Adopsi
85 85. Urusan Kita
86 86. H Minus Dua
87 87. Malam Gaduh
88 88. Percakapan IGD
89 89. Tembakan Santoso
90 90. Permintaan Toni
91 91. Suprise
92 PENGUMUMAN PEMENANG GIVE AWAY
93 92. P3K
94 93. Memenuhi Janjiku Padamu
95 94. Hadiah Dari Sahabat
96 95. Jamuan Makan Malam
97 96. Keahlian Lama
98 97. Semangat Baru
99 98. Tunggu Kami
100 99. Jangan Terlalu Lama Terlelap
101 100. Kado Untuk Mami
102 101. Menjelang Kebahagiaan
103 102. Kelahiran Handaru
104 103. Kabar Dari Santoso
105 104. Arisan Impian
106 105. Misteri Cuti
107 106. Menuju Sidang
108 107. Paparan Alasan
109 108. Kado Pernikahan
110 109. Menatapi Hasil Sidang
111 110. Dari Musdalifah
112 111. Kebahagiaan Untuk Asih
113 112. Hari Keluarga Anderson
114 113. Menjenguk Bayi
115 114. Obat Untuk Mami
116 115. Menjelang Arisan Besar
117 116. Arisan Besar
118 117. Akhirnya, Keluarga.
119 118. Puncak Masa Keemasan
120 119. Takdir
121 120. Keluarga Besar (1)
122 121. Keluarga Besar (2) TAMAT
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Dean Danawira Hartono
2
2. Tony Setyo Anderson
3
3. Balada Perdukunan
4
4. Rio Haryanto Oey
5
5. Akibat Kesalahan Satu Malam
6
6. Rangga Langit Kelana
7
7. Azas Keseimbangan dan Demokratis
8
8. Jurus Terakhir Dean
9
9. Bukan Rahasia Kelam
10
10. Tak Terlalu Spektakuler
11
11. Misi Mengamati (1)
12
12. Misi Mengamati (2)
13
13. Kerja Sama Tim
14
14. Menebus Kenangan Pertanyaan
15
15. Keributan Lebih Dulu
16
16. Akhirnya Perkelahian
17
17. Resor Gratis
18
18. Anak Sulung Badung
19
19. Perjanjian Damai
20
20. Bujukan Dean
21
21. Akhir Misteri (1)
22
22. Akhir Misteri (2)
23
23. Untaian Isi Hati
24
24. Aku Hanya Rakyat Biasa
25
25. Adu Ketahanan Mental (1)
26
26. Adu Ketahanan Mental (2)
27
27. Saran Dari Ahli
28
28. Memastikan Sesuatu
29
29. Dimanfaatkan Sekali Lagi
30
30. Rasa Dari Masa Lalu
31
31. Bukti Lipstik Waterproof
32
32. Cerita Teman Hidup
33
33. Bingkisan Panitia Outing
34
34. Teror Ucapan Bingkisan
35
35. Feedback Bingkisan
36
36. Man to Man
37
37. Ulah Para Sekretaris
38
38. That's Why We Adore Him
39
39. Aku Masih Seperti Yang Dulu
40
40. Andaikan Kau Datang Kemari
41
41. Jawaban Mana Yang 'Kan Kuberi
42
42. Adakah Jalan Yang Kau Temui
43
43. Untuk Kita Kembali Lagi
44
44. Aku Tak Biasa
45
45. Kantor Pengacara Tersohor
46
46. Potongan Kisah Masa Lalu (1)
47
47. Potongan Kisah Masa Lalu (2)
48
48. Potongan Kisah Masa Lalu (3)
49
49. Asal Muasal Sekretaris Setia (1)
50
50. Asal Muasal Sekretaris Setia (2)
51
51. Asal Muasal Sekretaris Setia (3)
52
52. Heboh Sekompi
53
53. Modus Mulus
54
54. Tamu Makan Siang
55
55. Bertemu Nyonya Rumah
56
56. Pernah Kumencintaimu, Tapi Tak Begini
57
57. Cintai Dia Yang Mencintaimu
58
58. Mengingatkan Dirimu Akan Sesuatu
59
59. Pertengkaran Anak Asuh
60
60. Jauh Dari Rencana
61
61. Kurang Konsentrasi
62
62. Ternyata Selama Ini
63
63. Menuju Penyelesaian
64
64. Tak Kubiarkan Kau Tak Bahagia
65
65. Dari Toni Untuk Wulan
66
66. Awal dan Akhir Bagi Wulan
67
67. Sebuah Akhir
68
68. Makan Siang Bersama
69
69. Hasil Rapat
70
70. Sesuai Janjiku
71
71. Acara Sabtu Pagi
72
72. Di Luar Rencana
73
73. Kekacauan Lainnya
74
74. Adu Ilmu
75
75. Asih Sebenarnya
76
76. Hidup Tetaplah Misteri
77
77. Cieeee
78
78. Di Dalam Mobil
79
79. Dua Kantong Bingkisan
80
80. Mengurai Simpulan Masa Lalu
81
81. Tragedi
82
82. Bubar
83
83. Tentang Aku dan Kamu
84
84. Kita dan Anak Adopsi
85
85. Urusan Kita
86
86. H Minus Dua
87
87. Malam Gaduh
88
88. Percakapan IGD
89
89. Tembakan Santoso
90
90. Permintaan Toni
91
91. Suprise
92
PENGUMUMAN PEMENANG GIVE AWAY
93
92. P3K
94
93. Memenuhi Janjiku Padamu
95
94. Hadiah Dari Sahabat
96
95. Jamuan Makan Malam
97
96. Keahlian Lama
98
97. Semangat Baru
99
98. Tunggu Kami
100
99. Jangan Terlalu Lama Terlelap
101
100. Kado Untuk Mami
102
101. Menjelang Kebahagiaan
103
102. Kelahiran Handaru
104
103. Kabar Dari Santoso
105
104. Arisan Impian
106
105. Misteri Cuti
107
106. Menuju Sidang
108
107. Paparan Alasan
109
108. Kado Pernikahan
110
109. Menatapi Hasil Sidang
111
110. Dari Musdalifah
112
111. Kebahagiaan Untuk Asih
113
112. Hari Keluarga Anderson
114
113. Menjenguk Bayi
115
114. Obat Untuk Mami
116
115. Menjelang Arisan Besar
117
116. Arisan Besar
118
117. Akhirnya, Keluarga.
119
118. Puncak Masa Keemasan
120
119. Takdir
121
120. Keluarga Besar (1)
122
121. Keluarga Besar (2) TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!