Hari ini, Clarissa pergi ke sekolah melewati jalan yang biasa ia lalui agar bisa bertemu dengan Adrian.
Tetapi ketika sudah berada tidak jauh dari rumah adrian, rumah itu nampak sangat sepi.
Kemudian Clarissa mencoba melihat lebih dekat, ternyata memang tidak ada orang di rumah itu.
Clarissa sudah berkali-kali memencet bel yang ada di luar pagar tapi tidak ada satu orang pun yang keluar.
Clarissa merasa heran, kemana lagi Adrian pergi dan mang Ujang yang biasanya menjaga rumah itu saat tidak ada orang juga tidak nampak batang hidungnya.
" Kemana Adrian ya ? kok rumahnya kosong. dia juga tidak memberitahuku dulu sebelum pergi." gumam Clarissa yang memilih pergi dari rumah Adrian setelah yakin tidak ada orang sama sekali.
Hari terus berganti dan bulan pun berganti bulan, setiap Clarissa lewat jalan itu tetap saja tidak ada orang di rumah Adrian.
Akhirnya Clarissa pun menyerah, ia tidak mau mengharapkan Adrian lagi karena ia telah pergi entah kemana pikirnya.
Clarissa terus melanjutkan kehidupannya tanpa Adrian.
Setelah Clarissa menyelesaikan sekolah dasarnya, ia pun melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah pertama yang ada di kota tempat tinggalnya ini.
Pulang sekolah, Clarissa berjualan kue keliling kampung untuk membantu ibu Andini, pemilik panti asuhan yang merawatnya.
Clarissa berjualan kue itu hampir setiap hari setiap pulang sekolah.
Pada suatu hari, tidak sengaja Clarissa melewati jalanan yang sepi saat menjajakan kuenya.
Tiba-tiba saja beberapa anak jalanan datang menghadangnya.
Anak jalanan itu meminta uang Clarissa dan merampas kue jualannya.
Karena Clarissa tidak suka jika uang yang di carinya susah payah ingin di ambil begitu saja, ia pun melakukan perlawanan sebisanya.
Tetapi karena anak jalanan itu semuanya laki-laki berjumlah lima orang dan ia hanya seorang perempuan sendirian pula, akhirnya Clarissa kalah.
Clarissa terjatuh di dorong oleh anak-anak jalanan itu.
Kemudian kue dan uang hasil jualannya di ambil oleh anak-anak jalanan itu.
Clarissa pun menangis dan memohon kepada anak-anak jalanan itu agar tidak mengambil uang dan kuenya karena itu untuk membantu ibu pengurus panti asuhan.
Tetapi anak-anak jalanan itu tidak perduli sama sekali.
Mereka pun terus berlalu meninggalkan Clarissa yang masih menangis.
Namun kemudian seorang anak laki-laki seumuran dengan Clarissa datang menghampiri dan berteriak memanggil anak-anak jalanan tadi agar berhenti dan mengembalikan semua yang sudah mereka ambil.
" Hei, kalian berhenti. kembalikan semua yang sudah kalian ambil kepada anak perempuan itu." kata anak lelaki tadi dengan suara cukup keras hingga anak-anak jalanan tadi berbalik dan marah mendengar teriakannya.
" Siapa kau, berani menantang kami ? kau sudah bosan hidup ya ?" kata salah satu anak jalanan itu sambil berkacak pinggang.
" Aku Reyhan, teman anak perempuan itu dan aku belum bosan hidup. mungkin kalian yang ingin cari mati." jawab Reyhan.
Kata-kata Reyhan itu membuat anak-anak jalanan itu sangat marah, kemudian mereka berlima langsung saja menyerang Reyhan.
Tapi ternyata mereka berlima tidak bisa mengalahkan Reyhan yang jago karate.
Anak-anak jalanan itu berhasil di robohkan oleh Reyhan satu persatu.
Akhirnya anak-anak jalanan itu menyerah kalah dan minta ampun kepada Reyhan.
Kemudian Reyhan menyuruh mereka minta maaf kepada Clarissa dan mengembalikan uang serta kue jualan Clarissa yang mereka ambil.
Setelah anak-anak jalanan itu minta maaf dan mengembalikan kue jualannya, Clarissa pun membiarkan mereka pergi setelah memberi mereka masing-masing sebungkus kue karena ia merasa kasihan kepada anak-anak itu.
Clarissa berpikir, mereka pasti lapar karena itulah mereka menjadi jahat.
Setelah anak-anak jalanan itu pergi, Clarissa tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Reyhan.
Clarissa ingat, Reyhan adalah teman sekelasnya waktu sekolah dasar.
" Terimakasih ya Rey, untung saja ada kamu. kalau tidak, aku bisa rugi cukup banyak." kata Clarissa.
" Sama-sama, aku kebetulan lewat di sini setiap pulang latihan karate. jadi kamu berjualan kue setelah pulang dari sekolah ?" tanya Reyhan.
" Iya, aku berjualan setiap hari untuk membantu ibu pemilik panti asuhan. ibu Andini sudah semakin tua dan tidak ada orang lain yang membantu membiayai anak-anak yang tinggal di panti asuhan itu. aku merasa kasihan dengan ibu Andini." jawab Clarissa.
" Hmm, kalau begitu biar aku saja yang membeli jualanmu ini. berapa semua uangnya ? apakah ini cukup ?" kata Reyhan sambil memberikan uang sejumlah dua ratus ribu kepada Clarissa.
" Ini sudah kebanyakan, jumlahnya semua hanya seratus dua puluh lima ribu. jadi ini kembalinya tujuh puluh lima ribu." jawab Clarissa.
" Tidak usah kembali, ambil saja semua untuk membantu ibu Andini." kata Reyhan.
" Tapi nanti uangmu habis." kata Clarissa.
" Uangku masih cukup banyak Risa, nih lihat isi dompetku." kata Reyhan menunjukkan isi dompetnya.
" Kalau begitu, terimakasih banyak ya Rey." kata Clarissa.
" Sama-sama Risa. sekarang kamu mau pulang ya ? ayo kita jalan sama-sama biar tidak ada yang berani mengganggu kamu lagi." kata Reyhan.
" Memangnya rumah kamu di mana ?" tanya Clarissa.
" Rumahku di jalan melati. memangnya kamu pernah ke sana ?" kata Reyhan.
" Tidak pernah sih. kamu sekolah di SMP mana sekarang ?" tanya Clarissa.
" Aku masuk di SMP favorit bina bangsa." kata Reyhan.
" Oo...di situ. pantas saja, kamu kan cukup pintar di sekolah." kata Clarissa.
" Kalau kamu masuk SMP mana ?" tanya Reyhan.
" Aku masuk SMP negeri 121. aku dapat beasiswa di sekolah itu. kalau bukan dengan beasiswa, aku tidak akan bisa sekolah lagi karena aku tidak punya uang untuk biaya sekolahnya." kata Clarissa.
" Yang penting sekarang kamu bisa sekolah. kamu bisa belajar yang rajin biar dapat beasiswa terus. aku juga mau dapat beasiswa tapi aku malu karena aku tidak pantas mendapatkannya." kata Reyhan.
" Kenapa kamu malu ?" tanya Clarissa.
" Karena keluargaku bukan orang miskin, jadi tidak pantas dapat beasiswa." kata Reyhan.
" Betul juga katamu itu." kata Clarissa.
Tidak terasa, akhirnya perjalanan Clarissa sudah hampir sampai di panti tempat tinggalnya.
" Sepertinya aku sudah dekat dengan tempat tinggalku Rey, terimakasih sudah menemani perjalananku sampai ke rumah." kata Clarissa.
" Ah tidak usah berterimakasih, aku senang bisa menemanimu. dulu waktu kita satu kelas malah tidak pernah berbicara seperti ini. kamu selalu menjauh dari aku." kata Reyhan.
" Aku minta maaf ya, tapi aku bukannya menjauhi kamu. aku hanya tidak punya keberanian untuk berteman denganmu. anak-anak yang lain selalu mengejek dan mengucilkan aku jadi gak mungkin aku berteman denganmu. nanti mereka bisa tambah membenciku." kata Clarissa.
" Maafkan aku juga ya, dulu aku tidak berusaha untuk membelamu saat mereka membuly mu." kata Reyhan.
" Sudahlah, lupakan saja. aku baik-baik saja sampai sekarang. aku sudah sampai. sekarang kamu bisa pulang ke rumahmu." kata Clarissa.
" Jadi aku di usir nih ceritanya ?" kata Reyhan.
" Bukan begitu maksudku. maksudku nanti kamu terlambat sampai di rumah jika tidak segera pulang." kata Clarissa.
" Kalau begitu baiklah. aku pergi, sampai jumpa besok ya." kata Reyhan yang langsung melenggang pergi.
" Sampai jumpa besok ? apa maksudnya ?" gumam Clarissa heran.
" Aku tidak menyuruhnya untuk menjemput ku besok." gumamnya lagi.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments