POV Albirruni Wijaya

Namaku Albirruni Wijaya,Aku pengusaha dari Surabaya,umur ku 27 tahun.

Aku tergolong pengusaha muda,mungkin ada bakat keturunan dari Kakek dan papah yang juga pengusaha.

Aku anak pertama dari 3 bersaudara,adik ku bernama Almira,ia masih SMA kelas 2 dan Alisha ia kuliah di London.

Aku bisa dikatakan tidak pernah pacaran apalagi mengurusi urusan cinta karena ambisiku cita-citaku yang ingin jadi pengusaha membuatku tidak mempunyai waktu untuk mengurus hal hal seperti itu.

Walaupun umurku sudah cukup untuk menikah,tapi aku masih ingin tetap menuju puncak.Toh jodoh nanti juga datang dengan sendirinya.(Pasrah jomblo mah)

Tapi kecelakaan itu membuat pemikiranku berubah,seperti ada debaran lain ketika aku menatapnya.

Ya menatap perempuan berjilbab yang menolong ku.Wanita itu cantik alami,tidak seperti kebanyakan wanita yang selalu aku lihat di kantor.Mereka berlomba untuk mempercantik diri dengan polesan polesan yang sangat berlebihan menurutku.

Aku merasa bersyukur dengan kecelakaan itu.Karena merasa beruntung ditolong oleh gadis ayu itu.Rengganis,yah namanya Rengganis,namanya cantik seperti orangnya.

Entah kenapa Aku begitu berdebar saat mendapat perhatian darinya,walaupun dia perhatian jelas karena kasihan padaku.

dia begitu telaten menyuapiku,sebelum aku meminum obat.

Dalam batinku,pada orang yang ditolong saja dia sebegitu perhatian,apa lagi pada suami nya nanti.Ah tiba-tiba terbisit ingin memiliki rasa lebih untuk Rengganis.

Satu Minggu sudah Aku berada di rumah sakit,dokter sudah memperbolehkan Aku pulang.Selama satu Minggu itu pula Rengganis tak pernah menjengukku.Ah Aku lupa,siapakah Aku ini.

Sebelum Aku pulang,Aku menuju bagian administrasi,Aku ingin melihat data Rengganis,penanggung jawab atas kecelakaanku.Aku ingin mengucapkan terima kasih secara langsung sebelum Aku pulang ke Surabaya,Aku ingin tahu alamatnya.

Setelah Aku mendapat alamatnya,Aku pun segera pulang ke rumah.

Besoknya sebelum Aku menuju rumah Rengganis,Aku membelikan satu set gamis syari berwarna biru.Aku tersenyum dan membayangkan jika Rengganis memakainya pasti akan menambah kesan kecantikannya.

Sebelum menuju rumah Rengganis,Birru meminta izin kepada Tante dan Om nya.

"Om Tante Birru mau ke rumah gadis kemarin yang menolong Birru.Sebelum Birru pulang ke Surabaya besok.Sekedar ingin mengucapkan terimakasih dan mengganti gamisnya yang berlumuran darah ini" Ucap Birru.

Tante berdehem "ehmm...tumben kamu memperhatikan wanita Le,biasanya kamu cuek sekali" Ledek Tante Mira.

"Ah itu perasaan Tante saja"

"Tapi Tante seneng kalau kamu membuka hati mu kepada wanita saat ini,memangnya mau kapan lagi,kamu sudah 27 tahun"

"Aku juga selalu buka hati Tan,hanya selama ini belum ada yang nyantol aja dihati Birru" Ucap birru sambil terkekeh.

"Kamu jangan banyak pilah pilih nanti jadi bujang terus mau?nanti tua mau sama siapa kalau membujang terus" Ucap Tante memberi nasehat.

Birru tersenyum.

"Nggih Tante,Aku juga pasti nya ingin menyempurnakan separuh agamaku.

Tapi ya pengennya dapet yang baik yang Solehah Tan"

"Jodoh itu cerminan diri Le.Jika kamu baik soleh,insyaallah dapet yang baik dan Solehah juga.Sudah sana cepat katanya mau ke rumah gadis itu,siapa namanya"