***
Di rumah sakit :
Setelah dokter mengambil DNA milik Anan. Kini, giliran Miya untuk di periksa atau diambil sample dari bekas gigitan, keringat, dan juga cairan pada vaginanya. Begitu selesai, Miya langsung keluar dari ruangan itu.
"Miya, ibu harap kamu tidak membohongi ibu." Ujar Ibu Novi yang mulai menunjukkan raut wajah tak suka kepada Miya. Miya diam tak menjawab, dia tidak ingin banyak bicara. Dia hanya tidak ingin guru kesayangannya membenci dirinya. Tapi, apa yang bisa Miya lakukan, diam adalah pilihan terbaiknya untuk saat ini. Anan menatap Miya sudah seperti ingin memakan dirinya. Ia takut, sedikit banyak kejadian itu meninggalkan trauma dan penyesalan yang begitu mendalam bagi Miya.
Senyuman miring itu lagi, Miya ingin menjerit melihat senyuman itu. Ia benar-benar trauma untuk saat ini.
"Kau akan kalah dan kau pasti akan menyesal karena hal ini," kalimat itulah yang Miya tangkap dari gerakan bibir Anan.
"Tidak, aku tidak akan kalah. Kaulah yang akan menyesali perbuatan kejimu padaku." Batin Miya berkata tidak terima akan ucapan Anan.
Tak lama kemudian Dokter pun keluar dari ruangan laboratorium. Anan langsung menghampiri sang Dokter begitu juga dengan Miya.
"Dokter, saya ingin hasilnya keluar secepat mungkin. Saya tidak peduli berapa pun harganya." Pinta Anan.
"Iya Dokter, berapa lama paling cepat hasilnya akan keluar?" Tanya ibu Novi.
"Paling cepat 24 jam. Tapi kalau sangat dibutuhian. Akan segera kami proses. Ibu bisa kesini lagi besok pagi," jawab Dokter itu sopan.
"Baiklah, terimakasih banyak, Dokter. Kamu akan kembali lagi besok pagi." Jawab ibu Novi.
"Baik, kalau begitu saya permisi." Ujar sang Dokter lalu pergi meninggalkan ketiga orang itu disana.
"Miya, hasilnya akan keluar besok. Sekarang ayo ibu antar kamu pulang," tawar Bu Novi.
"Tidak, Bu. Aku akan pulang sendiri." Jawab Miya.
"Tidak, aku tidak akan pulang. Aku akan tetap menunggu disini, aku tidak akan memberikan kesempatan untuk Anan berbuat curang," batin Miya.
"Baiklah, kalau begitu ibu pergi. Ayo Anan kita pulang," ajak ibu Novi pada sepupu kesayangannya.
Setelah kepergian Anan dan Bu Novi, tinggallah Miya seorang diri. Miya memgehembuskan napasnya berat. Hari ini ia lalu begitu berat, sangat berat. Ada banyak masalah yang menghampirinya.
Putus Asa Miya pun duduk di salah satu kursi yang ada disana. Miya menekan perutnya erat saat rasa lapar menghampirinya. Dia baru sadar jika ia belum makan apapun hari ini. Miya membuka tas ranselnya, dia berharap ada makanan ditasnya.
Miya tersenyum kala menemukan sebungkus roti ditasnya. Walaupun roti itu berukuran kecil, setidaknya cukup untuk mengganjal perutnya hingga esok hari. Terburu-buru Miya membuka bungkus roti, lalu segera melahapnya.
Setelahnya, Miya berusaha menahan matanya agar tak terpejam. Dia benar-benar tidak akan membiarkan Anan berbuat curang. Untuk itulah ia akan terus terjaga.
Beberapa saat kemudian, akhirnya mata sembab milik Miya terpejam, kini dia sudah tertidur pulas dikursi didepan laboratorium. Sepertinya Miya sudah tidak lagi sangup menahan rasa kantuknya bercampur lelah. Hingga akhirnya tertidur tanpa dia sadari.
Keesokkan paginya :
"Nona bangun. Bangunlah Nona," ujar seorang suster membangunkan Miya perlahan.
"Ah iya maaf, suster. Saya ketiduran," jawab Miya.
"Tidak apa-apa, Nona. Hanya saja ada pasien lain yang juga ingin duduk." Jelas sang suster lalu masuk ke ruangan laboratorium.
Tak lama berselang, Bu Novi datang bersama Anan.
"Kamu menginap disini, Miya?" Tanya Bu Novi dijawab anggukan kepala oleh Miya. Bu Novi hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Miya. Sebenarnya dia merasa kasian. Tapi ketika mengingat tentang apa yang dikatakan oleh teman-teman sekelas Miya. Untuk pertama kalinya dia meragukan Miya.
"Ayo kita masuk, kita lihat apa hasilnya." Ajak Bu Novi masuk ke dalam laboratorium lebih dulu. Disusul Miya yang memang lebih tak sabaran dengan hasil itu. Sebentar lagi dia akan berhasil, dia akan menang. Dia begitu yakin hasil ya adalah positif karena memang Ananlah yang telah melecehkannya.
"Selamat pagi, dokter. Kami datang untuk melihat hasil tes DNA antara sepupu saya, dan murid saya. Kami ingin melihat hasilnya," ujar Bu Novi tenang namun tak sabar.
"Sebentar, ini dia datanya. Bisa ibu liat sendiri ini masih tersegel." Ujar sang Dokter memarkan surat itu, Miya mengangguk membenarkan. Karena memang surat itu masih tersegel.
Dokter itu langsung membuka surat itu dan membacanya dengan lantang.
Dan hasilnya menunjukkan ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Shakila Rassya Azahra
hadeuh ko aku meragukan dokter nya ya 🤔
2021-11-10
0
Suharnik
Pasti hasilnya ada yg d rekayasa
2021-10-04
0
Nazwah Azahrah
hedeh apakah akan berhasil...
2021-09-26
0