Setelah mendapat perlakukan tak menggenakan dari Sally, Putri pun akhirnya duduk di-kursi tempat dia berada.
Pak BK yang mengetahui jika Sally yang sengaja membuat Putri terjatuh, dia pun lantas menegurnya tapi apa daya setelah dia menegurnya, Pak BK malah mendapat sindiran dari Sally yang gimana cara bicaranya sama sekali gak ada kata sopan-sopan-nya walaupun Pak BK adalah Gurunya sendiri.
"Sally kamu memang tidak pernah berubah ya, sampai kapan kamu akan terus membully anak baru dikelas ini?" tegur pak BK.
"Astaga Pak suka-suka saya lah aku mau membully siapa, itu kan bukan urusan Bapak. Dan harusnya bapak ingat Pak BK itu sekarang lagi menginjakkan kaki di-tanah siapa? Jadi saya kasih tahu Bapak kalau Bapak tidak mau kena masalah mendingan bapak diam saja!"balas Sally yang kemudian membuat orang-orang yang ada dikelas ini pun pada fokus menatap kearahnya. Sedangkan Pak BK yang mendapat sindiran itu dia hanya terdiam tak berkutik.
"Astaga wanita itu? Apa dia sadar dia itu sedang berbicara dengan siapa, apa dia tidak pernah mendapat didikan dari orang tuanya, kenapa dari cara bicaranya sama sekali gak ada sopan-sopan-nya seperti itu?" batin Putri yang merasa kasihan kepada Pak BK.
"Ya sudah anak-anak mari kita lanjutkan pelajarannya sekarang, Putri berhubung kamu anak baru di kelas ini, jadi kamu nanti nyusul ya. Dan ini adalah buku yang harus kamu kerjakan mulai sekarang!"ucap Pak BK sembari memberi sebuah buku pada Putri.
"Baik Pak saya akan mempelajari semua ini."
"Baik baguslah!"
Beberapa jam kemudian jam pelajaran pun akhirnya telah terganti menjadi jam istirahat. Para anak IPA maupun IPS yang pada keluar dari kelas masing-masing pun bergegas mereka pergi melakukan aktifitas masing-masing.
Ada yang sedang nongkrong bersama dengan para temannya, ada juga yang lagi bareng Doi. Dan ada juga yang pada pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.
Tapi melihat orang-orang pada sibuk dengan urusan masing-masing, Putri malah lebih memilih sibuk mencari keberadaan Nina. Karena Nina yang masuk di kelas IPS Xll jadi membuat Putri agak kesusahan mencarinya.
"Dimana ya Nina berada sekarang? Kenapa aku tidak melihat kaca matanya yang super tebal itu?" gumam Putri sembari melihat kanan dan kiri untuk mencari Nina. Dan akhirnya dia pun melihat Nina yang sedang terduduk termenung disalah satu Kursi di-taman.
"Yahh itu ternyata orangnya samperin ah!" ucap Putri yang kemudian dia pun berlari kearah Nina berada.
"Hey disini kamu rupanya?" ucap Putri yang seketika membuat Nina malah terkejut dengan kehadirannya.
"Siapa kamu? Apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Nina sambil merasa agak penasaran.
"Apa?" ucap Putri yang kemudian dia pun ingat jika Putri telah merubah penampilannya.
"Astaga Putri ... Kamu bodoh sekali sih, ya jelaslah dia tidak mengenalimu, kan kamu sudah merubah penampilanku jadi seperti ini?"batinnya yang kemudian dia pun mengatakan.
"Itu ... Kemaren aku tidak sengaja melihatmu dan tak sengaja berpapasan juga dijalan. Dan sekarang aku baru tahu kalau ternyata kita satu sekolah jadi apa aku boleh mengganggap kamu sebagai temanku?" tanya Putri yang membuat Nina pun terkejut.
"Berteman? Kamu serius ingin berteman denganku?" tanya Nina agak tidak percaya.
"Iya aku serius! Oh iya dari tadi kita belum kenalan, kenalin namaku Putri?"
"Putri? Baiklah namaku Nina?" balas Nina.
"Nama yang bagus, oh iya sekarang kamu ikut aku ya?" balas Putri yang kemudian dia menggandeng tangan Nina untuk dia ajak ke-suatu tempat.
"Kamu mau ajak aku kemana?"tanya Nina.
"Aku lapar kamu mau kan anterin aku ke-kantin sekolah ini, aku anak baru disini jadi aku tidak tahu dimana kantinnya?"
"Ooo baiklah itu gampang ayo ikut aku."
"Baiklah."
Sesampainya di-kantin.
"Kamu apa tidak inggin memesan makanan?" tanya Putri.
"Tidak, aku sudah kenyang jadi kamu saja yang pesan!"balas Nina.
"Aku tidak mungkin bisa mampu membeli makanan di kantin ini, kantin ini harganya sangat mahal. Apalagi uangku yang tidak cukup untuk membelinya jadi lebih baik aku tahan saja lapar ku ini, aku kan bisa mengganjal perutku dengan memakan Roti nanti?" batin Nina yang terlihat sangat sedih.
Putri yang akhirnya melihat Nina hanya terdiam sambil hanya memperhatikan makanan dengan sangat serius, Putri pun lantas menanyainya setelah tahu apa yang sedang dirasakan Nina saat ini.
"Kenapa Nina hanya terdiam dan terus memperhatikan makanan ini, apa jangan-jangan dia tidak punya uang dan berbohong kepadaku dengan mengatakan jika dia sudah kenyang?" batin Putri yang kemudian dia pun berpura-pura.
"Astaga aku lupa aku kan tidak suka nasi goreng yang ada udangnya, aku punya alergi. Dan jika aku buang itu kan mubazhir nanti, jadi apa yang harus aku lakukan, Nin kamu mau kan memakan nasi goreng ini sayang kalau aku membuangnya ini?" ucap Putri yang kemudian membuat Nina bingung.
"Kamu beneran lagi alergi sama Udang?" tanya Nina.
"Iya aku punya alergi jika memakannya akan timbul bentol-bentol dan gatal-gatal jadi kamu mau kan memakannya?"
"Baiklah aku akan memakannya sayang kan kalau dibuang. Tapi kamu sendiri kan yang membayarnya?"ucap Nina yang kemudian Putri pun memberikannya pada Nina.
"Iya kamu tenang saja aku sendiri yang akan membayarnya nanti?"
"Baiklah terima kasih ya?" ucap Nina yang kemudian dengan lahapnya Nina pun memakannya nasi goreng ini.
"Aku tahu kalau kamu lagi lapar Nin, tapi kamu malu untuk mengatakannya?" batin Putri yang kemudian dia pun tersenyum melihat Nina yang sangat lahap makannya.
Belum juga Putri dan Nina selesai makan siangnya. Gibran dan juga Verrel sekaligus para gerombolan pria-pria tampan lainnya pun pada berbarengan makan di kantin ini.
Akan tetapi pada saat Gibran dan juga Reza yang mau sama-sama menggambil makanan, mereka yang sama-sama berhadapan pun akhirnya membuat Reza pun langsung mengatakan sesuatu yang akhirnya bikin Gibran pun termakan emosi.
"Kamu tuh memang seleranya yang seperti itu ya, yaitu makan hanya dengan lauk-lauk yang seperti itu. Dan itu sangat pantas buat kamu makan oh iya aku lupa kamu kan orangnya memang susah atau miskin jadi kamu mana mungkin bisa makan yang selera orang kaya?" sindir Reza yang akhirnya membuat Gibran pun mengepal tangganya.
Tak terima dengan perkataan yang dikatakan oleh Reza, Gibran pun akhirnya langsung menarik seragam Reza sambil berkata.
" Sebenarnya kamu itu ada masalah apa sih sama aku? Kalau kamu memang iri sama aku, kamu bisa langsung bilang aja gak usah pake acara nyindir segala, oh atau jangan-jangan kamu itu masih dendam sama aku gara-gara kamu yang ditolak sama pacar kamu itu gara-gara dia lebih memilih aku daripada kamu?"
Sudahlah itu sudah gak penting lagi bagiku lagian apa untungnya aku urusin hidup kamu kurang kerjaan banget! Ya sudah Verrel aku cabut dulu, aku sudah gak selera makan disini!"ucap Gibran yang kemudian dia yang hendak akan pergi, Reza langsung mendorongnya yang akhirnya membuat Gibran pun tersungkur dan jatuh terpapar dilantai.
Orang-orang yang melihatnya mereka semua pada cemas dan takut. Dan seketika langsung berdiri dari tempat duduknya masing-masing.
"Astaga apa yang mereka lakukan?" ucap Putri yang merasa terkejut dengan tindakan yang mereka lakukan saat ini.
"Berani kamu mendorongku?"
"Ayo berdiri Breng**k dan buktikan kalau kamu memang laki-laki sejati. Dan sekalian aku habisi kamu sekarang ini juga! Ayo cepat berdiri!"tantang Reza.
David, Rendy dan juga Verrel yang menyaksikan perdebatan itu, mereka tidak hanya terdiam dan menyaksikannya. Mereka pun akhirnya melerai perkelahian yang akan mereka lakukan ini.
Melihat Gibran yang seketika berdiri, Verrel pun langsung menangkapnya. Dan membawanya untuk segera pergi dari kantin ini.
"Sudah Gibran tahan emosi kamu sekarang! Tahan ayo kita pergi dari sini sekarang!" Lerai Verrel yang berusaha membawa Gibran pergi.
"Hey ayo sini! Kenapa kamu mau kabur gitu aja ayo sini!"tantang Reza.
"Kamu!"balas Gibran yang inggin berlari kearah Reza.
"Gibran jangan ladenin dia, ayo kita pergi sekarang ayo!"ucap Verrel yang kemudian dia pun memaksa Gibran untuk meninggalkan kantin ini.
"Udah-udah Reza kamu tenang dan minum dulu ayo minum!" pinta Rendy dengan merasa gemetaran.
"Berani sekali dia mengatakan seperti itu sama aku?Dia tidak tahu apa siapa aku ini?" ucap Reza dengan muka yang sangat tegang.
"Putri kamj jangan terkejut ya melihat kejadian tadi, mereka sudah bisa bertengkar seperti itu?" ucap Nina yang kemudian, Putri bertanya balik.
"Mereka sudah sering bertengkar seperti itu?"
"Iya mereka sudah sering, tapi lama-lama nanti kamu juga akan terbiasa kok Put jadi kamu jangan takut dan tegang gitu?"
"Baiklah!"
"Ada permasalahan mereka? Kenapa mereka terlihat sangat dendam seperti itu?" batin Putri yang merasa penasaran.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
🧭 Wong Deso
lanjut 👍🏼
2021-10-04
0
Daratullaila🍒
like mendarat kak
salam Kelahiran Kembali Raja Legendaris
2021-08-15
1
Bunda Mutie
lanjuuut
2021-08-01
1