kamar 107

...Flashback...

...~6 minggu sebelumnya~...

Di sebuah restoran hotel ternama berbintang lima di tengah kota Jakarta yang telah di reservasi sebelumnya, tampak banyak orang memenuhi restoran berpakaian semi formal.

Restoran hotel itu telah disulap menjadi tempat perjamuan mewah untuk memeriahkan pencapaian Davies Group atas keberhasilan pembangunan proyek Resort di Labuan Bajo, daerah Timur Indonesia.

Acara ini dihadiri oleh petinggi-petinggi perusahaan lain yang turut ambil bagian dalam kerja sama bisnis Davies Group.

“Davies Group berterimakasih atas kerjasama kalian. Semoga di kemudian hari kita bisa kembali bekerja sama” Ucap seorang lelaki mengenakan kemeja putih yang digulung setengah lengan dengan gesper yang terlilit rapi di pinggang rampingnya menambah kesan santai dan elegan.

“Silahkan nikmati hidangan kalian!” tambahnya lagi sambil mengangkat segelas wine sebagai tanda penyambutan hidangan.

Kemudian lelaki itu berjalan menuju sofa dan meja yang terlihat cukup luas untuk menambah wine yang telah diteguknya. Disana terdapat beberapa orang rekan bisnisnya yang turut serta menikmati hidangan.

“Baru saja acara dimulai kau sudah meneguk dua gelas wine” celetuk seorang pria berpakaian formal terlihat memperhatikan lelaki itu

“Aku hanya ingin menikmati pesta ini” jawabnya singkat sambil meneguk segelas lagi. "Sayang, minuman seenak ini disia-siakan" ucapnya lagi

Saat mereka mengobrol dan menikmati hidangan, seorang wanita berkulit putih tinggi mengenakan jaket tebal menghampiri mereka.

“Hai, tuan-tuan terimakasih atas jamuannya” wanita itu langsung duduk dan menyambar segelas wine yang ntah punya siapa di atas meja.

Sepertinya wanita ini sudah setengah mabuk, dia tampak tidak normal mengenakan jaket tebal seperti di musim salju serta mata terlihat mengantuk. Matanya terlihat berat seperti mengantuk.

“He, Eve. Lebih baik kau berhenti minum” tegur seorang wanita yang sedari tadi bergabung dengan kumpulan lelaki di meja itu. Ia mengambil gelas yang dipegang Eve, tapi wanita itu menepis tangannya.

“Ini yang terakhir” jawabnya sambil meletakkan gelas yang sudah kosong sembarang arah.

“Kau tampak menikmati jamuan kami” lelaki yang memiliki gaya rambut comma style itu terlihat tersenyum berat memperhatikan sikap Eve,

Tak menjawab apapun, Eve beranjak “Aku lelah, aku akan beristirahat” ucap Eve sambil berdiri hendak berlalu meninggalkan acara tersebut.

"Kau perlu menanda tangani satu berkas yang belum kau selesaikan” lelaki itu menahan tangan Eve.

“Besok saja diurus” Eve menepis tangan lelaki itu dan berlalu begitu saja.

“Aishhh, dia kira waktu ku hanya untuk dia saja” geram lelaki itu memandang tak suka kepada Eve

“Biar aku yang berikan nanti kepada Adrian” Tawar salah satu lelaki yang merupakan asistennya.

“Kau urus cepat, kita akan kembali ke rumah setelah itu” lelaki itu menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa dan kembali meneguk wine nya.

...***...

Lelaki yang bernama Agra itu terlihat sibuk mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, Dia sedang mencari seseorang, sesekali melihat teleponnya dan menempelkan pada telinga..

Sial.. tak ada jawaban

Namun tiba-tiba ponselnya berdering, tanpa melihat siapa nama pemanggil, ia mengangkat telepon dengan nada kesal,

“Hallo”

“APAAA???”

Wajahnya tampak begitu panik mendengar suara diseberang sana.

Dengan kecepatan kilat, Agra berlari kembali kepada lelaki yang sedang duduk di sofa dan melemparkan map coklat yang sedari tadi dipegangnya untuk diserahkan kepada Adrian.

“Aku tak bisa pulang bersamamu, aku harus pergi sekarang. Nomor 107 berkasnya” Ucapnya tergesa-gesa sambil melemparkan sebuah kunci mobil yang di rogohnya dari kantong celana dan berlalu tanpa meminta jawaban dari lelaki itu

“Aishhh, dia pikir siapa bosnya!!” dengus lelaki itu memasang wajah kesal kepada Agra.

Dia kemudian memunguti map dan kunci yang berhamburan diatas badannya sambil menggerutu geram “awas aja, kuturunkan gajimu”

Setelah melakukan semua kegiatan dimalam itu, berbincang dan mengobrol ringan serta menyapa semua tamu yang hadir. Lelaki itu berniat pulang lebih dulu karena telah merasa pusing pada kepalanya.

Dia pun keluar restoran menuju lobby hotel, tapi dia tersadar dan tertegun melihat map coklat yang masih setia dipegangnya sedari tadi.

Dia menghembuskan nafas malas kemudian berbalik arah kembali memasuki hotel dan menuju kamar 107 yang disebutkan Agra secara samar-samar tadi.

“Harusnya ini bukan urusanku lagi. Agra sialan itu seenaknya pergi. Dia pikir dia siapa?” Seringai kesal menghiasi wajahnya sambil berjalan tertatih, berusaha menahan rasa berat dan pusing di kepalanya.

Namun karena tuntutan berkas yang harus segera di tanda tangani ini, Ia tetap memaksakan diri menuju kamar orang yang bersangkutan. Besok siang dia akan terbang ke Australia, untuk menyerahkan berkas kerja sama ini kepada rekan bisnisnya diluar negeri. Urgent.

Thiingggg..

Thingg

Thingg

Thingg..

Thing…..

Thingg

Bel kamar hotel nomor 107 terus berbunyi tanpa jeda, namun penghuninya tak kunjung membukakan pintu. Lelaki itu terus menekan bel tapi tetap tak ada jawaban.

Terlalu lama berdiri membuat tubuhnya lunglai, ia menyandarkan keningnya ke pintu karena sudah tak tahan merasakan berat dan pusingnya.

Thingg…

Dengan wajah malas dan gerakan perlahan, wanita yang sedang terbaring disofa dekat TV itupun tersadar setelah mendengar bunyi bel berkali-kali,

Dia berjalan sempoyongan menuju pintu dan berbicara entah apa. Rambut yang berantakan dan mata setengah terbuka karena kantuk dan mabuknya, Ia bergumam kesal mengumpati siapa penekan bel yang berani menganggunya.

“Ada apa? Ganggu sa--”

BRUKKKKK

Tubuh lelaki itu ambruk ketika Eve membuka, jatuh dan menimpa tubuh mabuk Eve hingga terbentur ke lantai.

“Aishhh siapa ini?"

"Beraaaaat"

Gerutunya dengan suara khas orang mabuk sambil mendorong dan berusaha menyingkirkan tubuh lelaki itu, namun tenaganya saat mabuk tak sekuat biasanya. Seperti berton-ton besi hingga ia tak kuat mendorongnya.

Lelaki itu membuka mata perlahan, matanya tampak merah karena mabuk.Pandangannya linglung, dia tak sadar bahkan tak merasa sakit ketika sikunya memar karena membanting lantai.

Mata itu memandangi wajah Eve dengan tatapan sayu, memperhatikan setiap lekukan wajah wanita dibawah sinar remang kamar tersebut.

Perlahan dia mendekatkan wajahnya kepada Eve, menghirup dalam wangi aroma parfum Vanilla Roses yang semerbak mewangi di daerah leher Eve.

Eve dalam kondisi mengantuk dan mabuk masih memejamkan matanya sambil mendorong dengan lemas tubuh lelaki itu. Setengah sadar ia berusaha membuka mata, Apa dan siapa yang menghimpit tubuhnya.

Bukannya menyingkirkan tubuhnya, lelaki itu malah memeluknya pelan dan menciumi bibir Eve, menyesapnya dan memainkan bahkan memberikan rangsangan kecil.

Eve yang sedang dibawah pengaruh alkohol pun merasa terpancing dan membalas perlakuan lelaki itu dengan mesranya.Hingga berujung perasaan saling menginginkan lebih satu sama lain. Lelaki itu menutup pintu dan mengangkat tubuh Eve ke kasur dan melanjutkan permainan mereka.

Keesokan harinya, ketika Eve terbangun dia menyadari tangannya memeluk seorang lelaki tanpa baju terbalut selimut masih terpejam dengan damai.

Eve terbelalak dan segera melepaskan pelukannya. Kondisi kamar yang berantakan, pakaian berserakan dan bau alkohol yang menyengat. Membuatnya heran bukan kepayang.

Lalu menatap lekaki disampingnya dengan kilat mata kesal. Kejadian tadi malam berputar secara samar di otaknya.

"Sial aku sampai mabuk separah ini" gumamnya meraup wajah frustasi.

"Kau, Kau kenapa mau?"

Lelaki itu membuka matanya mendengar ocehan Eve yang menggeram.

"Kau juga mau" ucapnya santai sambil melemparkan bantal pada Eve, dan ikut bangun mendudukkan diri

"Eh. Kau, kau kurang ajar ya sengaja kesini saat aku sedang mabuk!!" tuduhnya dengan mata melotot tajam

"Ah ini gara-gara asisten sialanku itu, aku pun mabuk dan ingin segera pulang. Tapi berkas itu belum.. mana berkasnya?" Seketika wajah kesal lelaki itu berubah menjadi panik karena tak melihat map coklat yang dibawanya semalam.

"Itu tak penting, sekarang coba lihat apa yang udah kita lakukan" teriak Eve sambil menunjuk-nunjuk dia dan pakaian yang bertebaran dilantai.

"Aku..aku tak tahu akan begini" jawab lelaki itu terbata-bata tidak tahu harus mengatakan apa

Ashiittttt Eve mengacak rambutnya frustasi.

"Eve, maafkan aku. Tapi sungguh semalam diluar kendaliku, aku juga tak pernah sampai mabuk separah ini" Ucapnya pada Eve memberi penjelasan, ia pun turut merasakan kacau mengingat kejadian semalam.

"Pergi kau dari sini" usir Eve dengan nada marah pada lelaki itu.

"OK. OK. Aku pergi. Tapi kau juga mabuk, bukan aku aja" Ucapnya seolah ingin membela diri.

Lelaki itu mengambil pakaiannya yang kebetulan tergelatak ditepian kasur dekatnya berbaring, dan berlalu pergi dari kamar hotel tersebut.

Dia menghela nafas berat karena tersadar ini hal yang tak pernah dia lakukan sebelumnya. tapi siapa sangka akan begini, Dalam kondisi mabuk, dia sangat sulit mengendalikan diri.

"Semoga Eve tak apa-apa" gumamnya sambil melajukan mobilnya membelah jalanan pagi.

...***...

...Eve tersadar dari lamunannya memutar bola matanya malas mengingat semua, lalu keluar dari kamar mandi dan mengambil ponselnya....

...menekan sebuah nomor yang tak pernah dia hubungi kecuali adanya kerja sama beberapa waktu lalu....

...■■■■■■■...

......opss, siapakah lelaki itu?......

...hmm, terimakasih buat yang sudah baca. kritik dan saran terbuka ya, mari sama-sama saling suport agar jadi penulis yang lebih baik. jaga kesehatan, and always he happy....

...luv u💜...

Terpopuler

Comments

Ka'Unna

Ka'Unna

semangat kak🥰

2022-12-26

0

Yu Sara

Yu Sara

support novel ini jga ya

2022-04-11

0

auliasiamatir

auliasiamatir

eve.. makanya jangan banyak minum .. jadi kembung kan.. lama tuh.. kempesnya.. 9 bulan Lo.

2021-11-20

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Jimmy sakit
3 kamar 107
4 tawaran diterima
5 Nikah
6 Akar masalah
7 Pesona Eve
8 Dirawat
9 Adrian Kesal
10 Tentang Eve
11 Siapa Eve
12 Teror Jembatan
13 Pikiran Jimmy
14 Orang yang sama
15 Akui saja
16 Susu Hamil
17 Awal yang baik
18 Kancing Baju
19 Siapa dalangnya?
20 Seyna Seyla
21 Ketakutan Jimmy
22 Kejujuran
23 Masa lalu
24 Kecewa
25 Mandi
26 akan tetap mencintai
27 Menangislah
28 perjanjian
29 Mabuk lagi
30 aku takut
31 supaya ingat
32 sudah ingat?
33 Gosong
34 Hadiah
35 Ternyata ramai
36 Aku bahagia
37 Papaaaa
38 Duka Mendalam
39 Keikhlasan hati
40 Welcome sayang
41 Jeremy Davies
42 Menemanimu
43 Bagian hidupku
44 Cinta Adrian
45 Curiga?
46 Berbagi
47 7 Tahun Kemudian
48 Mengalah
49 Sekolah Baru
50 Bertemu teman lama
51 Aku lelah sayang
52 Jangan Menuduhku
53 Dijemput pulang
54 tepati janjimu
55 Berbagi ranjang
56 Olahraga malam
57 Menuduh lagi
58 Gengsi
59 Mawar Putih
60 Salah orang
61 Terbangun
62 Sakit
63 Bercanda
64 Kedatangan Adrian
65 Kebenaran
66 Adik Jere
67 Jimmy kerasukan
68 Batal Pergi
69 BUGH! BUGH!
70 Sebab Akibat
71 Pulang
72 Thanks
73 Jujur
74 Maafkan dan lupakan
75 Tidak Percaya
76 Bisakah kita melakukannya?
77 Bersikap Dingin
78 Cuci otak
79 Selingkuh?
80 Aneh
81 Dimana Jimmy?
82 Jimmy nakal
83 Badmood
84 gak Jelas
85 Demi kamu
86 Aku bukan ayahnya
87 Teramat sakit
88 Mencarimu
89 Berikan Penjelasan
90 Maafkan aku
91 Pengakuan Gilak
92 Are u okay pa?
93 mmmppphh-
94 Kacau
95 Pilihan Berat
96 Ujung Nyawa
97 Tertunduk Lemas
98 Hancur
99 Obsesi
100 Terpukul
101 Kesalahan dan dendam
102 Hidup baru
103 You are my Partner
104 Bukti pa?
105 Papaku keren
106 we are brother
107 Merindukanmu
108 Buat Ulang
109 Sesama wanita
110 Semakin Cinta
111 Trip
112 We are family
113 London in Love
114 Pengumuman
115 BONUS PART_THE END
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Perkenalan
2
Jimmy sakit
3
kamar 107
4
tawaran diterima
5
Nikah
6
Akar masalah
7
Pesona Eve
8
Dirawat
9
Adrian Kesal
10
Tentang Eve
11
Siapa Eve
12
Teror Jembatan
13
Pikiran Jimmy
14
Orang yang sama
15
Akui saja
16
Susu Hamil
17
Awal yang baik
18
Kancing Baju
19
Siapa dalangnya?
20
Seyna Seyla
21
Ketakutan Jimmy
22
Kejujuran
23
Masa lalu
24
Kecewa
25
Mandi
26
akan tetap mencintai
27
Menangislah
28
perjanjian
29
Mabuk lagi
30
aku takut
31
supaya ingat
32
sudah ingat?
33
Gosong
34
Hadiah
35
Ternyata ramai
36
Aku bahagia
37
Papaaaa
38
Duka Mendalam
39
Keikhlasan hati
40
Welcome sayang
41
Jeremy Davies
42
Menemanimu
43
Bagian hidupku
44
Cinta Adrian
45
Curiga?
46
Berbagi
47
7 Tahun Kemudian
48
Mengalah
49
Sekolah Baru
50
Bertemu teman lama
51
Aku lelah sayang
52
Jangan Menuduhku
53
Dijemput pulang
54
tepati janjimu
55
Berbagi ranjang
56
Olahraga malam
57
Menuduh lagi
58
Gengsi
59
Mawar Putih
60
Salah orang
61
Terbangun
62
Sakit
63
Bercanda
64
Kedatangan Adrian
65
Kebenaran
66
Adik Jere
67
Jimmy kerasukan
68
Batal Pergi
69
BUGH! BUGH!
70
Sebab Akibat
71
Pulang
72
Thanks
73
Jujur
74
Maafkan dan lupakan
75
Tidak Percaya
76
Bisakah kita melakukannya?
77
Bersikap Dingin
78
Cuci otak
79
Selingkuh?
80
Aneh
81
Dimana Jimmy?
82
Jimmy nakal
83
Badmood
84
gak Jelas
85
Demi kamu
86
Aku bukan ayahnya
87
Teramat sakit
88
Mencarimu
89
Berikan Penjelasan
90
Maafkan aku
91
Pengakuan Gilak
92
Are u okay pa?
93
mmmppphh-
94
Kacau
95
Pilihan Berat
96
Ujung Nyawa
97
Tertunduk Lemas
98
Hancur
99
Obsesi
100
Terpukul
101
Kesalahan dan dendam
102
Hidup baru
103
You are my Partner
104
Bukti pa?
105
Papaku keren
106
we are brother
107
Merindukanmu
108
Buat Ulang
109
Sesama wanita
110
Semakin Cinta
111
Trip
112
We are family
113
London in Love
114
Pengumuman
115
BONUS PART_THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!