Malam Pensi tahun ini seru banget, banyak acara bermutu yang maksa semua berdecak-decak kagum. Ditambah dekor yang bertemakan love, ngedukung setiap pasangan yang dateng. Yang lagi Pede kate jadi jadian, yang bikin pacaran makin mesra aja. Yang mau nembak jadi ngurangin modal, wkwkwkwk....
Angel udah nongol di sana dari tadi bareng pacarnya Bayu. Ga' peduli dunia, mereka pamer kemesraan. Bikin setiap yang liat hampir muntah, tapi itulah mereka. Raka sibuk ngebantuin Desy yang keliatan bosen sama kesibukan panitia. Desy juga pengen nikmatin malem ini kaya' pasangan laen, sayangnya dia jomblo.
" Yuk!" Mika meraih tangan Esa yang tersipu. Dan tampak sesekali mematut dirinya gelisah.
" Udah tenang, kamu cantik kok. Yuk!" Esa lega dan buru-buru meraih tangan Mika. Ngerasa jadi cewe' yang paling
beruntung malem ini.
" Hei!" Bayu yang tau kedatangan Mika, bersiul-siul menggoda.
" Cantik! Cantik! Cantik! Tapi tetep cantikan pacar gue."
" Alay ah, Ouya Mik, klo lo bareng Esa, Reca bareng siapa?" Biasanya sih otomatis kan ya.
" Emang tuh anak belom dateng apa?" Angel mengangkat bahu.
" Eh itu kaya' nya..."
Wow... semua bengong pas Reca dateng termasuk Mika. Sumpah! Cantik banget, ga' lebay, anggun, manis, sempurna. Mika sampe' ngebatin dalem ati, klo dia belum pernah ngeliat Reca secantik ini. Biasanya urakan, rambut diikat sembarangan. Tapi malam ini meskipun ga' dengan make-up tebal dan bulu mata anti badai Katarina, Reca cantik banget.
" Kendra?" Angel syok, gitu tau Reca dateng bareng kakak kelas yang kharismatik itu. Reca hebat. Sampai detik ini rekor sulit didekati apalagi pacaran belum ditaklukan, maka Reca lah yang pertama.
" Mika!" Bayu nginjek kaki Mika pelan buat menyadarkan temannya yang tengah terpesona itu. Bukannya apa-apa, bayu ga' enak aja sama Esa yang kaya' nya juga menyadari hal yang sama.
" Hai!" seperti biasa suasana langsung jadi rame klo Reca udah dateng.
" Hei, cantik banget lo." Angel berakting iri.
" Desy sama Raka?"
" Tuh! Wow..." Angel mengangkat-angkat alis menuntut penjelasan soal Reca yang bisa dateng bareng Kendra. Reca cuma nyengir kuda.
" Kak Ken, Re kebelet neh." Yeah, ngomong-ngomong Reca jadi juga berangkat bareng Kendra. Reca seneng banget sampe' bela-belain hunting baju baru keliling mall. Kendra sendiri juga sebenernya punya rasa yang sama, Tapi niatnya nembak Reca selalu urung tiap kali ngeliat gimana Mika berusaha memenjarakan gadis periang itu. Terkesan seperti selir kerajaan yang hanya boleh disentuh sang Raja. Entah bagaimana caranya, Mika selalu berhasil memberi kesan klo Reca itu miliknya. Sampai akhirnya terucap dari mulut Reca sendiri klo mereka cuma temenan. Kendra lega, banget.
" Aku anterin deh."
" What? Tidak bisa. Jelas-jelas gue mau benerin dandan gue Kendra. Klo lo anterin ya tensin gue, entar lo
kira gue cewe' ganjen yang bentar-bentar make-up-an." Batin Reca berontak keras.
" Eng... ga' usah! Re berani kok."
" Jangan lama ya Re. Soalnya..." Reca mengangkat alisnya, artinya dia ga ngerti maksud kakak kelas yang keceh itu apa.
" Gue udah lama nunggu malem ini Re, Please jangan lo kacauin harapan gue." Batinnya Kendra.
Kendra memberi isyarat yang entah apa, meski Reca ga' ngerti tapi ngangguk juga. Entar juga tau, pikirnya.
Sampe' di toilet Reca segera mematut dirinya sampai dia yakin penampilannya udah Ok dan tersenyum setelah tarik napas. Buru-buru Reca melangkahkan kakinya, ga' sabar ketemu Kendra lagi.
" Eh..."
Tangan Reca di tarik seseorang yang ga' sempat diliatnya siapa, selain karena cepat, agak gelap juga iya. Orang itu menyeret Reca ke sebuah kelas, satu-satunya kelas yang terang saat itu. Saat Reca ingin ngebalik badannya buat ngeliat siapa yang lagi iseng, lampu kelas malah tiba-tiba mati. Reca meremas roknya, panik. Hal yang pertama yang diingatnya, Handphone. Dia harus telpon Mika, iniKendra ato siapa aja kek yang bisa nongol sekarang di sini.
" Hpfff..." Seseorang membekap mulut Reca dan menghimpitnya ke dinding.
" Ssssstt!" perintah Cowo' itu sambil menempelkan telunjuknya ke bibir Reca yang mencoba mengenali suara itu tapi gagal, mungkin karena panik. Gelap total, hanya wangi parfum yang tercium sama hidung Reca. Parfum ini merubah rasa takutnya jadi rasa aneh yang sama sekali Reca ga' ngerti. Jantungnya berdebar hebat, tapi terasa nyaman. Nyaman banget.
" Re! Lo cantik banget sih." Cowo' misterius itu meraih pipi Reca lembut kemudian mencium bibir Reca yang seketika terpejam.
" Lo siapa? Lo bukan Kendra, tapi kok gue ngerasa nyaman. Lo
bukan Kendra tapi kok gue deg-degan. Lo bukan Kendra tapi..." Batin Reca berkecamuk sendiri dengan sejuta pertanyaan. Aneh karena sekarang dia ga' lagi takut. Malah ngebiarin aja cowo' itu memeluk seenaknya ditengah ciuman itu berlangsung. Handphone yang tadi diambilnya buru-buru dalem tas, cuma dipegang aja.
" Apa lo tau? Ini ciuman pertama gue." Batin Reca lagi. Saat Reca ngebuka matanya dan sadar, ruangan kelas udah terang dan ngga' ada siapapun di sana. Malah Kendra udah nongol di depan pintu sambil ngos-ngosan.
" Lo ga' pa-pa kan Re?" Reca menggeleng kosong.
" Kok, kakak tau Re disini?"
" Tadi nomor Re nelpon kakak, tapi pas diangkat kamu ga' ngejawab jadi kak nyariin kamu."
" Oooo.." Jawab Re masih bego'.
Reca menggigit bibirnya, entah kenapa dia ingin mengulang ciuman tadi. Sumpah demi apa, Reca belum bisa move on. Aroma parfum itu, sentuhan itu... pokoknya semuanya sangat....
" Sadar Reca... untung lo ga diperkosa" Ucap Reca dalam hati geleng-geleng kepala biar kesadarannya pulih.
“ Re...”
Kendra hendak meraih tangan Reca, tapi Reca segera menghindar. Untuk sesaat Kendra terpaku, terkejut sih Reca menolak tangannya mengingat sikap Reca yang kemarin-kemarin. Si manis yang selalu senyum-senyum klo bertemu pandang dengan Kendra, yang selau cari alasan buat ngomong sama dia, yang girang setengah mati setiap kali Kendra bicara dengannya tapi sekarang terasa asing.
Hati Kendra terasa ngilu, beraninya gadis ini pikir Kendra. Dia yang duluan datang tanpa diundang, mengganggu hidupnya. Sesekali membuatnya terasa terbang hingga sulit tidur, tanpa alasan mengingat gadis itu setiap malam
sebelum dia tidur. Terkadang membuatnya berdebar, tapi juga membuatnya tersenyum. Sering menjebak Kendra terlibat dalam perasaan campur aduk lalu berujung rindu, dan sekarang Reca bersikap seolah Kendra sedang mengganggunya. Gangguan yang sangat tidak diharapkan, yah sekarang terlihat seperti itu. Beraninya dia bersikap seperti ini, beraninya gadis biasa ini menorehkan sakit dihatinya. Tidak, ini tidak boleh. Reca harus bertanggung jawab atas hatinya, Reca yang sudah mengusiknya maka Reca harus menjadikan Kendra kekasihnya. Atau Mika akan merebut gadis itu darinya.
" Re..."
“ Kita balik ke mereka yuk, udah pada nungguin keknya.” Reca buru-buru memotong Kendra, dia ngerasa aneh saat ini. So mau tenangin diri dulu.
“Oh iya....” Kendra bergumam lemas sambil mengangguk. Karena selain itu dia ga tau apa yang harus dilakukannya
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments