"Bicara memang mudah, tapi melakukan sesuatu tidak semudah berbicara," balas Guo Lin Xu.
"Aku tahu. Aku akan buktikan kepadamu," sahut Yang Fei.
"Sudahlah, tidak perlu bahas hal ini lagi," sahut Guo Lin Xu sambil menggigit bibir bawahnya. Ia sedih saat menceritakan kisah hidupnya yang pahit, tapi senang karena sekarang ada Yang Fei yang menemaninya. Yang Fei mengangguk lalu diam sambil berpikir keras.
Apa lagi yang bisa aku bicarakan dengannya? Tidak mungkin jika tidak bicara sama sekali sampai malam, 'kan? kata Yang Fei dalam hati.
"Oh, iya, bagaimana awalnya Raja Banteng bisa menyerang Gunung Xuan Zheng? Bukankah kamu bilang Gunung Xuan Zheng selalu hidup jauh dari dunia luar?" tanya Yang Fei yang kembali memulai perbincangan di antara mereka berdua.
"Kejadian ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Aku tidak ingat kapan tepatnya karena aku tidak pernah merayakan ulang tahun selama ini," jawab Guo Lin Xu.
"Tapi saat itu, sepertinya Raja Banteng sedang berada di ambang kematian. Jadi, ia datang karena ingin meminta empat senjata zaman kuno pada Guru," kata Guo Lin Xu.
"Bagaimanapun juga, senjata seperti itu tidak bisa diberikan begitu saja. Aku lihat bahwa Guru sendiri juga tidak pernah memakainya," imbuhnya dengan nada penuh penekanan.
"Kamu benar, senjata zaman kuno pasti memiliki kekuatan yang besar," sahut Yang Fei.
"Iya, jika senjata itu digunakan untuk tujuan yang baik, itu akan sangat bagus. Tapi Raja Banteng tidak mungkin mau menggunakan senjata tersebut untuk membantu manusia terutama membela keadilan untuk semua orang," jelas Guo Lin Xu.
"Kamu benar," balas Yang Fei.
"Jadi, yang dia incar darimu adalah gelang dan nyawamu?" tanya Yang Fei dengan tatapan yang serius.
"Seharusnya begitu. Aku harap dia tidak mengincar yang lain lagi," jawab Guo Lin Xu lirih.
"Semoga saja begitu," sahut Yang Fei.
"Sekarang sudah malam, ayo kita lihat kunang-kunang!" ajak Yang Fei.
"Baik," sahut Guo Lin Xu yang langsung mengajak Yang Fei pergi ke arah hutan. Beberapa saat kemudian, mereka sampai di Hutan Taofang yang merupakan hutan belantara yang berada di bawah Gunung Xuan Zheng.
"Kita akan segera menemui kunang-kunang, ayo ikut aku!" ajak Yang Fei sambil mengulurkan tangannya. Guo Lin Xu mengangguk lalu memegang tangan Yang Fei dan mengikuti langkahnya.
"Kita sudah sampai," kata Yang Fei saat mereka berdua sampai di tengah hutan tersebut.
"Banyak sekali kunang-kunang malam ini," kata Guo Lin Xu sambil tertawa senang.
"Mereka semua sangat cantik!" serunya.
"Tentu saja. Mereka sama seperti kamu," kata Yang Fei yang terus menatap ke arah Guo Lin Xu sambil tersenyum.
"Sama apanya?" tanya Guo Lin Xu bingung.
"Cantiknya," jawab Yang Fei tanpa berpikir panjang. Guo Lin Xu sama sekali tidak ingin merespon tentang hal ini dan hanya bisa membuang pandangannya ke arah lain.
"Ngomong-ngomong, tadi kamu bilang, kamu tidak pernah merayakan ulang tahun? Mulai tahun ini, jika kamu mau, aku akan merayakannya bersamamu," kata Yang Fei sambil tersenyum.
"Oke, berjanjilah," sahut Guo Lin Xu sambil mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Yang Fei. Yang Fei segera membalas uluran itu dengan jari kelingkingnya. Lalu, mereka berdua kembali menyaksikan kunang-kunang yang seolah sedang menari untuk mereka.
"Hari sudah larut, kita harus segera kembali!" ajak Guo Lin Xu kepada pria yang saat ini berdiri di sebelahnya.
"Baiklah," kata Yang Fei. Mereka berdua segera pergi menuju Gunung Xuan Zheng.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
ricky suitela
up
2022-04-18
1