Di sisi lain...
Seseorang yang misterius dan bertopeng hitam dan berpakaian serba hitam melihat Yang Fei dan Guo Lin Xu hanya berdua saja di hutan. Ia mengirimkan surat melalui burung merpati untuk diantarkan kepada Tuannya yang berada di pegunungan lain.
Surat itu pun sampai saat hari masih subuh, dimana Yang Fei masih terlelap sementara Guo Lin Xu sudah bangun untuk berkultivasi. Ia berhasil berkultivasi selama 45 menit namun ditengah-tengah pikirannya merasa terganggu. Benar saja, pasukan yang pemimpinnya disebut 'Raja Banteng' datang dan mengepung dirinya serta Yang Fei.
"Kalian masih berani muncul di hadapanku lagi? Apa kalian sudah bosan hidup?" ancam Guo Lin Xu sambil mengarahkan pedang kesayangannya yang selalu ia bawa kemana pun itu ke arah leher Raja Banteng.
"Nona Lin Xu, kamu sudah besar sekarang. Pantas kamu menjadi gadis yang lebih pemberani. Aku suka itu," sahut Raja Banteng sambil menepis pedang itu dengan tangannya.
"Paman tua, sebenarnya apa tujuanmu datang ke sini?" tanya Guo Lin Xu dengan suara nyaring yang membuat Yang Fei terbangun dari tidurnya.
"Kamu melanggar janjimu padaku, Nona Lin Xu. Kenapa berpura-pura bodoh? Selama kamu kembali padaku dan tidak mengikuti kakek tua itu, aku akan melepaskan semua orang di Gunung Xuan Zheng!" sahut Raja Banteng dengan tegas. Yang Fei mulai menyadari situasi dihadapannya mengecam dan ia segera menarik lengan Guo Lin Xu untuk bersembunyi di belakangnya. Melihat kejadian ini, Raja Banteng dan pasukan-pasukannya tertawa terbahak-bahak.
(Bodoh! Apa kamu tahu kamu sedang berhadapan dengan siapa? Memangnya kamu bisa bertarung? Senjata saja tidak punya!) gerutu Guo Lin Xu dalam hati. Ia memajukan langkahnya dengan berani untuk berbicara dengan Raja banteng.
"Siapa yang kamu sebut kakek tua? Kamu sepertinya bernyali besar juga. Sayangnya, kamu terlalu ceroboh," kata Guo Lin Xu sambil tersenyum menyeringai karena ia tahu emosi raja banteng mudah sekali terpancing.
"Apa maksudmu?!" teriak Raja Banteng karena ia tidak terima dirinya dibilang ceroboh.
"Kamu dengan bodohnya mengejar dan menghampiriku sampai disini. Hanya supaya aku menjadi muridmu? Huh, aku tidak sebodoh itu, Paman tua!" pekik Guo Lin Xu.
"Hahahaha, kamu memang bocah yang jenius! Benar katamu, aku punya tujuan lain. Tapi, kamu tenang saja. Aku tidak akan melukai orang lain..." kata Raja Banteng. Kalimatnya langsung dipotong oleh Guo Lin Xu.
"Tapi, kamu akan merenggut nyawaku," sela Guo Lin Xu dengan nada lirih.
"Benar. Kamu memang luar biasa, Nona Lin Xu. Sekarang, kamu sudah tahu. Kenapa tidak langsung mengikutku dan menjadi muridku? Aku berjanji akan melepaskan orang-orang di Gunung Xuan Zheng. Dan kamu bisa lebih bebas di paviliunku," kata Raja Banteng.
"Paman tua, maaf, ya. Aku tidak punya banyak waktu untuk meladenimu," sahut Guo Lin Xu yang langsung menarik lengan Yang Fei dan membawanya terbang.
"Tuan, apa kita harus mengejar mereka?" tanya si kepala pasukan. Raja Banteng mengangkat tangannya pertanda mereka akan mundur untuk sementara.
"Bocah laki-laki tadi... cari tahu siapa dia sekarang juga! Sepertinya dia tidak bisa bertarung dan tidak memiliki kekuatan magis apapun. Kita bisa memakai dia untuk menangkap Guo Lin Xu," perintah Raja Banteng kepada kepala pasukannya sambil tersenyum licik. Ia sekarang mengetahui titik lemah Guo Lin Xu yang baru.
...****************...
"Kita sedang terbang? Aku tidak bermimpi, 'kan?" tanya Yang Fei antusias.
"Tentu saja tidak." sahut Guo Lin Xu.
"Kamu memiliki kekuatan ini? Dari mana kamu mempelajarinya?" tanya Yang Fei takjub. Guo Lin Xu tidak menjawab.
"Sepertinya mereka sudah tidak lagi mengejar kita." kata Guo Lin Xu. Ia dan Yang Fei segera turun ke bagian hutan yang lain dan melanjutkan perjalanan mereka ke Gunung Xuan Zheng.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments