Pagi hari saat matahari baru saja tampak di ufuk timur, seorang remaja laki-laki membuka kedua matanya secara perlahan dan tersenyum saat melihat keindahan alam di depan matanya.
"Selamat pagi dunia!" teriak Yang Fei dengan girang.
Yang Fei mulai menjalani kehidupannya secara mandiri setelah ia menemukan suatu desa terpencil yang aman untuk ditinggalinya. Semenjak saat itu, Yang Fei mulai berlatih sendiri. Pertama-tama, ia berlatih permainan pedang. Lalu kemudian, ia ingin berlatih sihir juga. Namun, ia tidak tahu harus mulai darimana.
...****************...
9 tahun kemudian
Desa kecil yang ditinggali Yang Fei dibakar oleh seseorang saat malam hari. Semua warga di desa itu terpaksa pindah mengungsi ke daerah lain. Sementara itu, Yang Fei melarikan diri ke hutan belantara.
"Dari hutan ini, kemana lagi aku harus pergi?" tanya Yang Fei kepada dirinya sendiri.
"Suara apa itu?" gumam Yang Fei.
"Ular!!!" jerit Yang Fei.
"Tolonggg adaaa ularrrr!!!" teriak Yang Fei sambil berusaha melarikan diri. Tidak ada satupun orang yang bisa membantunya karena hari sudah malam dan langit sudah gelap.
Namun, usahanya sia-sia. Ular itu sudah naik menjalar ke tubuhnya dan hampir menggigitnya. Yang Fei berusaha menyingkirkan ular itu dengan benda terakhir di tangannya, seruling yang diberikan oleh mendiang ibunya.
Saat Yang Fei menempelkan seruling itu pada si ular, ularnya tiba-tiba tergeletak di tanah begitu saja. Ia bahkan sangat terheran-heran dengan kejadian ini.
"U-ularnya benar-benar sudah mati? Kenapa ular itu bisa mati padahal aku tidak melakukan apapun?" tanya Yang Fei. Ia mengambil ranting pohon yang ada di dekatnya lalu menusuk-nusuk ke arah si ular. Tidak ada balasan apapun dari si ular yang memang sudah mati.
(Aneh sekali. Aku yakin aku tidak melakukan apa-apa terhadap ular ini. Bagaimana ularnya bisa mati sendiri?) tanya Yang Fei dalam hati. Namun, ia memilih untuk tidak memikirkan hal itu dan terus berjalan mengikuti arah aliran sungai.
(Mungkin nanti aku akan menemukan pedesaan setelah mengikuti arus sungai ini.) pikirnya. Setelah 30 menit berjalan, ia tidak sengaja melihat seorang gadis yang berlatih sihir dengan air sungai di hadapannya. Gadis itu mengangkat sebagian air sungai lalu menyatukannya menjadi berbagai macam bentuk seperti bunga, hati, dan kupu-kupu.
"Bagaimana kamu melakukannya?" tanya Yang Fei takjub. Sayangnya, gadis itu tidak mempedulikannya dan langsung pergi begitu saja.
"Nona, siapa namamu? Tadi itu kamu sangat luar biasa!" seru Yang Fei. Gadis itu menghentikan langkah kakinya.
"Guo Lin Xu." sahut Guo Lin Xu yang langsung berjalan lagi. Namun, Yang Fei terus mengikuti Guo Lin Xu selama 20 menit yang membuatnya merasa risih. Guo Lin Xu menghentikan langkahnya lalu menghadap ke belakang.
"Apa kamu mau mengikutiku terus?" tanya Guo Lin Xu kesal.
"Tidak, bukan begitu. Tapi, aku harus menemui Guru Besar Duan Xing padahal aku sendiri tidak tau siapa dia. Ibuku bilang dia tinggal di Gunung Xuan Zheng. Apakah kamu tau jalan ke sana?" tanya Yang Fei.
"Untuk apa kamu mau menemui Guru Besar Duan Xing?" tanya Guo Lin Xu.
"Aku.. Aku juga tidak tau. Ibuku bilang aku harus menemuinya." jawab Yang Fei sambil mengusap tengkuknya.
"Kenapa ibumu memintamu menemuinya?" tanya Guo Lin Xu.
"Aku tidak tau." sahut Yang Fei.
"Gunung Xuan Zheng, ya? Iya, aku tau jalan ke sana. Tapi, aku malas jika harus jalan berdua denganmu." kata Guo Lin Xu yang langsung berjalan lagi tanpa memedulikan Yang Fei yang kebingungan di belakangnya.
"Kenapa kamu malas denganku? Bukankah kebanyakan orang lebih suka bersama daripada sendiri? Lin Xu, ayolah bantu aku. Aku benar-benar harus ke sana untuk menemui Guru Besar Duan Xing." kata Yang Fei.
"Siapa kamu memanggilku dengan sebutan Lin Xu? Kalau mau tau, ikut aku." sahut Guo Lin Xu.
"Tunggu aku!" teriak Yang Fei. Ia segera menyusul Guo Lin Xu yang sudah berjalan jauh di depannya.
...****************...
Gunung Xuan Zheng
"Apa ini Gunung Xuan Zheng?" tanya Yang Fei ketika mereka berdua menginjakkan kaki di puncak gunung yang sangat indah.
"Iya, tentu saja. Kamu pikir aku sedang membohongimu?" tanya Guo Lin Xu kesal.
"Tidak. Tapi, bagaimana cara menemui Guru Besar Duan Xing?" tanya Yang Fei sambil melihat ke seluruh gunung.
"Kamu pikirkan saja sendiri. Aku harus pergi, jangan ikuti aku lagi!" seru Guo Lin Xu dengan nada tegas.
"Kenapa dengannya? Tunggu, tidak ada apa-apa di sini." kata Yang Fei. Ia mulai berjalan lagi sampai di ujung puncak gunung. Ia melihat sebuah jembatan yang bawahnya dan pegangannya hanya seutas tali saja. Jika tubuhnya tidak bisa berjalan dengan seimbang, nyawa adalah taruhannya.
"Apa? Aku harus ke sana untuk menyebrang menggunakan jembatan ini?" tanya Yang Fei mulai takut.
"Huh.. Baiklah. Ayo! Kamu pasti bisa, Yang Fei!" kata Yang Fei menyemangati dirinya sendiri. Perlahan-lahan ia melangkah di jembatan itu. Awalnya baik-baik saja, tapi saat di tengah jembatan itu mulai goyang yang tentunya membuat Yang Fei mulai ketakutan.
"Aaaaa!!! Oke, Yang Fei, kamu sudah melewati setengahnya. Ayo lakukan lagi!" seru Yang Fei menyemangati dirinya sendiri lalu mulai melangkah maju lagi.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Kris One
lanjut
2022-01-11
1