"Lapor, tuan." kata Bai Ming dengan tergesa-gesa.
"Ada apa?" tanya Yang Jie.
"Tuan Zao Yan dan tiga penguasa lainnya mengajukan akan mengadakan pesta yang akan diadakan selama tiga malam empat hari di tempat ini tiga hari lagi, tuan. Mereka menunggu keputusan tuan." jawab Bai Ming.
"Baiklah. Aku setuju." sahut Yang Jie.
"Baik, tuan. Kami izin undur diri." kata Bai Ming dan Bai Xue serentak.
"Bai Xue." panggil Yang Jie. Sementara itu, Bai Ming sudah pergi untuk memberitahukan pesan Yang Jie kepada Tuan Zao Yan.
"Iya, tuan?" tanya Bai Xue.
"Beri makan malam dan cambuk anak itu!" perintah Yang Jie.
"B-baik, tuan." sahut Bai Xue bergidik ngeri.
"Ingat, jangan beri kelonggaran sedikitpun kepadanya. Aku tidak mau dengar alasan apapun darimu, paham?" kata Yang Jie mengingatkan.
"Paham, tuan." jawab Bai Xue sambil menarik napasnya dalam.
"Pergilah." kata Yang Jie.
"Baik, tuan." sahut Bai Xue sambil membungkukkan badan lalu mengundurkan diri.
"Yang Fei." panggil Bai Xue setelah ia memasuki kamar itu.
"Kak Bai Xue?" tanya Yang Fei.
"Makanlah. Makanan ini aku yang buat sendiri untukmu." kata Bai Xue sambil menyerahkan semangkuk sup kearah Yang Fei.
"Terima kasih, Kak." sahut Yang Fei. Ia pun memakannya dengan lahap karena sesungguhnya daritadi perutnya sudah lapar.
"Sama-sama." kata Bai Xue.
"Aku harus.. men.." kata Bai Xue gugup. Ia tidak ingin melakukannya, bagaimanapun, ia merasa Yang Fei tidak bersalah.
"Aku mengerti. Lakukan saja, Kak. Lagipula, aku tidak akan mati juga."
"Tapi, kamu masih sangat muda."
"Tidak masalah. Sejak kecil, kakak kandungku bahkan meninggalkanku. Orangtuaku juga sudah dijemput ke Surga. Sekarang aku tidak punya siapapun lagi. Jadi, sekalipun aku masih muda aku juga tidak punya tujuan hidup."
"Yang Fei, dengarkan kakak." kata Bai Xue sambil menatap mata dan memegang kedua bahu Yang Fei.
"Apa, Kak?" tanya Yang Fei dengan polosnya.
"Walaupun saat ini kamu tidak punya tujuan hidup, nantinya kamu tetap harus menemukan arah dan tujuan hidupmu. Kamu tidak boleh menyerah karena.." kata Bai Xue. Ia belum sempat menyelesaikan kalimatnya karena langsung disela oleh Yang Jie yang tiba-tiba memasuki ruangan itu.
Karena apa? Karena aku masih harus menemukan Guru Besar Duan Xing? Tapi, aku bahkan tidak tahu dimana dia berada. Bagaimana caraku agar bisa menemuinya? batin Yang Fei.
"Bai Xue, ini bahkan belum satu jam dan kamu sudah melupakan perintahku?" tanya Yang Jie.
"M-maaf, tuan. Sa-saya akan melakukannya sekarang." jawab Bai Xue dengan terbata-bata. Ia mencambuk Yang Fei sambil menutup matanya karena tidak tega melihatnya. Yang Jie semakin senang karena menurutnya cepat atau lambat Yang Fei akan menderita.
"Lapor, tuan. Tuan Zao Yan sudah ada di aula menunggu Anda." kata Bai Ming.
"Baiklah, Bai Xue, urus anak ini!" seru Yang Jie.
"Baik, Tuan." sahut Bai Xue.
"Ayo!" kata Yang Jie kepada Bai Ming.
"Maafkan kakak, Yang Fei." kata Bai Xue sambil menundukkan pandangannya ke bawah. Ia menyesal harus mencambuk Yang Fei setiap hari. Tapi, ia tidak bisa tidak mematuhi perintah Yang Jie. Bagaimanapun juga, Yang Jie adalah orang yang menyelamatkan nyawanya. Jadi, ia berhutang budi pada Yang Jie dan bersedia mengikut Yang Jie sampai mati.
"Tidak apa-apa, Kak." sahut Yang Fei.
"Yang Fei, dengarkan kakak. Kamu harus menentukan arah dan tujuan hidupmu karena masa depanmu masih panjang. Jangan biarkan hidupmu dikendalikan oleh orang lain, termasuk pamanmu sendiri." kata Bai Xue memberi nasihat.
"Baik, kak. Aku mengerti. Terima kasih, Kak." sahut Yang Fei.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Kris One
lanjut thor
2021-11-18
1