"Tuan-tuan... Nyonya-nyonya... Silahkan mampir..." teriak para pelayan restoran. Bai Xue dan Bai Ming pun masuk ke dalam salah satu restoran disana dan duduk di bangku sebelah ujung.
"Pelayan. Bawakan aku dua mangkok mie." kata Bai Xue.
"Siap, tuan." sahut pelayan itu.
"Anak itu lagi." kata Bai Ming.
"Ayo kita datangi anak itu!" ajak Bai Xue.
"Bos, kenapa kamu menindasnya lagi?" tanya Bai Ming.
"Dia mencuri lagi! Aku bisa bangkrut kalau begini." jawab bos itu.
"Nak, kenapa kamu terus mencuri?" tanya Bai Xue. Yang Fei hanya diam karena tidak bisa menjelaskannya.
"Ini, bos." kata Bai Ming sambil menyerahkan satu kantong berisi 75 yuan.
"Terima kasih, tuan-tuan." kata bos itu setelah membuka kantong dan melihat ada 75 yuan di dalamnya.
"Terima kasih, kakak-kakak." kata Yang Fei sambil menundukkan pandangannya ke bawah.
"Siapa namamu? Kenapa kamu terus mencuri? Apa kamu tidak punya orangtua?" tanya Bai Ming.
"Namaku Yang Fei. Benar, aku tidak punya orangtua. Aku yatim piatu sejak kecil dan hidup mengembara sehingga aku tidak punya uang dan hanya bisa mencuri jika ingin makan." jawab Yang Fei.
"Oh, Yang Fei." kata Bai Ming sambil menganggukan kepalanya.
"Sssttt." bisik Bai Xue sambil menarik Bai Ming ke tempat yang agak jauh dari Yang Fei.
"Ada apa?" tanya Bai Ming.
"Apa kamu tahu siapa bocah itu?" tanya Bai Xue.
"Ya.. tadi namanya.. Yang.." jawab Bai Ming.
"Dia Yang Fei yang kita cari!" sahut Bai Xue.
"Apa?" tanya Bai Ming.
"Kita harus menangkapnya sekarang." kata Bai Xue.
"Tapi, menangkapnya saat siang bolong begini, apa bisa?" tanya Bai Ming.
"Apa maksudmu! Tentu saja kita harus memancingnya." sahut Bai Xue kesal.
"Tapi, dengan cara apa?" tanya Bai Ming lagi.
"Ayahnya." jawab Bai Xue.
"Apa kau yakin ini akan berhasil?" tanya Bai Ming ragum
"Ikut saja rencanaku." timpal Bai Xue.
"Baik." kata Bai Ming sambil menghela napasnya. Ia mengekori Bai Xue yang berjalan menghampiri Yang Fei.
"Ehem.. Nak." kata Bai Xue.
"Iya?" tanya Yang Fei.
"Apa kamu Yang Fei anak dari Yang Zhen?" tanya Bai Xue.
"Bagaimana kakak bisa tahu?" tanya Yang Fei.
"Haha. Sebenarnya, kakak adalah teman dari ayahmu." jawab Bai Xue.
"Benarkah? Kalau begitu, siapa nama kakak?" tanya Yang Fei senang.
"Aku Bai Xue dan dia Bai Ming." jawab Bai Xue.
"Oh, salam kenal, kakak-kakak." sahut Yang Fei.
"Apa kamu tahu? Ayahmu masih hidup." kata Bai Ming.
"Benarkah? Tapi, kata ibuku dia sudah meninggal sejak aku kecil." sahut Yang Fei.
"Memang saat itu ia diserang sampai sangat parah dan pingsan, mungkin ibumu syok makanya ia menganggap ayahmu sudah mati." kata Bai Xue.
"Tapi, ada makamnya.." kata Yang Fei.
"Yang Fei, apa kamu mau tahu dimana ayahmu?" tanya Bai Ming berusaha mengalihkan perhatian.
"Apa kakak tahu dimana ayahku?" tanya Yang Fei antusias.
"Tentu saja tahu. Selama ini, kakak yang menyembunyikan ayahmu supaya tidak diserang lagi. Kalau kamu mau melihat ayahmu, ikutlah dengan kami." jawab Bai Ming.
"Benar, kami sangat senang bertemu denganmu karena kamu adalah anaknya. Sungguh takdir." sahut Bai Xue.
"Baiklah. Aku akan ikut kalian." kata Yang Fei.
"Kalau begitu, ayo!" ajak Bai Xue sambil tersenyum licik.
Saat mereka sampai di tengah hutan, Bai Xue tiba-tiba menusuk Yang Fei yang sama sekali tidak siap melawan sehingga Yang Fei pingsan.
"Hei. Anak itu sudah mati?" tanya Bai Xue takut.
"Seharusnya memang sudah mati." jawab Bai Ming. Bai Ming memastikan napas dan denyut nadi Yang Fei. Ia menarik napas lega setelah mengetahui bahwa Yang Fei belum mati.
"Dia.. belum mati. Bai Xue bodoh, kenapa kamu menusuknya? Pukul saja dia sampai pingsan. Untung saja bocah itu belum mati." kata Bai Ming kesal.
"Hei. Kenapa malah menyalahkanku? Sudahlah, ayo kita bawa dia ke tuan besar." sahut Bai Xue.
"Ayo!" seru Bai Ming.
...****************...
Pegunungan Dong Ting
"Bagaimana kalian bisa membawanya kesini?" tanya Yang Jie sambil menautkan kedua alisnya.
"Sa-saya menusuknya, tuan." jawab Bai Xue gagap.
"Menusuknya? Apa kamu sudah gila? Memangnya aku pernah meminta mayatnya?" tanya Yang Jie.
"Maaf, tuan." jawab Bai Xue sambil menundukkan pandangannya ke bawah.
"Hah, sudahlah. Bagaimana keadaan anak itu?" tanya Yang Jie.
"Dia masih hidup, tuan." jawab Bai Ming.
"Baiklah. Kalian boleh pergi." kata Yang Jie.
"Baik, tuan." sahut Bai Ming.
"Tunggu!" teriak Yang Jie.
"Ada apa, tuan?" tanya Bai Xue.
"Kurung dia di penjara bawah tanah. Setelah dia sadar, beri dia makan. Setelah itu, siksa dia. Cambuk dia setiap hari. Beri dia makan sehari sekali saja. Apa kalian mengerti?" kata Yang Jie.
"Mengerti, tuan." jawab Bai Xue dan Bai Ming bersamaan.
"Pergilah. Lakukan sesuai perintahku." sahut Yang Jie.
"Baik, tuan. Kami pamit." kata Bai Xue dan Bai Ming sambil memberi hormat lalu pergi dari Aula Dong Ting, aula utama yang dibangun Yang Jie untuk dirinya berkultivasi.
"Yang Fei, kita lihat seberapa tangguh dirimu itu." kata Yang Jie sambil tertawa jahat.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Norayolayora
sebenernya Yang Fei umurnya berapa? 18 tahun? kok masih dipanggil nak
2021-09-06
1
Kris One
oke lanjut
2021-08-29
1