Akhir Kisah Dini
PYAAARRR!!
Suara piring jatuh atau memang sengaja dijatuhkan terdengar nyaring di telinga Dini. 25 tahun ia hidup, tak pernah sekalipun ia melihat ibunya semarah itu.
"Tinggalin Dimas, atau ibu yang akan tinggalin kamu!" ucap ibu Dini dengan pandangan kosong ke arah dinding.
Dini yang semula hendak masuk ke kamar segera berbalik dan bersimpuh di kaki ibunya.
"Dini mohon jangan kayak gini bu, apa salah Dimas sampe ibu benci sama dia?"
"Ikutin kata kata ibu kalau emang kamu sayang sama ibu Din!"
"Tapi Dini butuh penjelasan bu, tolong jangan bikin Dini berada di posisi yang sulit kayak gini," ucap Dini memohon.
"Urus surat pengunduran diri kamu secepatnya, ibu nggak masalah kalau harus kerja lagi asalkan kamu berhenti berhubungan dengan keluarga Adhitama," ucap ibu Dini lalu pergi ke kamar dan menutup pintu dengan keras.
Flashback setelah pertunangan Dini dan Dimas
Dini dan Dimas telah bersama dalam ikatan pertunangan. Cincin yang Dimas berikan pada hari pertunangan selalu melekat di jari manis Dini.
Kini Dini telah bekerja di perusahaan papa Dimas sebagai bagian dari Divisi Pemasaran yang berhubungan dengan promosi dan penjualan. Sedangakan Dimas dan Andi lebih memilih untuk fokus bekerja sama membangun bisnis mereka yaitu membangun clothing arts.
Andi dan Dimas memiliki home store yang tak jauh dari tempat Dini bekerja.
Setiap harinya mereka sering menghabiskan waktu bersama dan terkadang Anita juga ikut bersama mereka.
Entah kenapa, meski waktu telah berlalu Dimas tak bisa memaafkan Anita begitu saja, ia masih meragukan sikap manis yang Anita tunjukkan.
Di sisi lain, kehidupan ekonomi Dini kini menjadi lebih baik. Ibunya sudah tidak harus bekerja lagi. Dini juga telah merenovasi rumahnya dengan hasil kerja kerasnya.
Waktu berjalan tanpa bisa dihentikan. Hingga suatu hari, ibu Dini mengetahui siapa sebenarnya keluarga Dimas. Selama ini yang diketahuinya hanyalah Dimas anak dari pengusaha ternama tanpa ia tau siapa dan apa nama perusahaan papa Dimas.
Ketika ibu Dini mengetahui latar belakang Dimas, ibu Dini sangat murka. Ia tidak akan membiarkan anak semata wayangnya menjalin hubungan dengan keluarga yang sudah merenggut kebahagiaannya.
Hingga terjadilah percekcokan antara Dini dan ibunya ketika Dini baru pulang dari kantor.
Flashback off
Dini hanya bisa mendongakkan kepalanya menahan air mata yang sudah memenuhi kedua sudut matanya. Ia tidak akan menangis, ia akan mencoba menenangkan ibunya dan berharap jika ibunya hanya sedang salah paham pada Dimas.
Semua lika liku yang dihadapinya bersama Dimas membuatnya menjadi gadis yang tangguh sekarang. Ia tidak akan menumpahkan tangisnya dengan mudah. Baginya, air matanya terlalu mahal untuk menangisi kerikil kecil yang menghalangi langkahnya.
Toookkk toookkk toookkk
Dini mengetuk pintu kamar sang ibu beberapa kali, namun tak ada jawaban.
"Bu, kita bicarain semuanya dulu, Dini takut kalau ibu cuma salah paham sama Dimas," ucap Dini dari depan pintu kamar sang ibu.
"Nggak ada salah paham apapun Din, dia dan keluarganya bukan orang baik baik, kamu harus jauhin mereka sebelum mereka manfaatin kamu Din!"
"Kenapa ibu bilang gitu? apa ibu kenal sama mama papanya Dimas? tolong ibu cerita, apa yang Dini nggak tau?"
"Nggak ada yang harus kamu tau Din, cukup kamu tau kalau dia bukan bukan laki laki yang baik buat kamu!"
"Ibu nggak bisa kayak gini, Dini udah dewasa bu, Dini berhak tau apa yang jadi masalah ibu sama keluarga Dimas, Dini nggak bisa ninggalin Dimas gitu aja bu, Dini cinta sama dia, kita saling mencintai, kita....."
"Cinta akan datang dan pergi dengan sendirinya Din, jangan ngajarin ibu tentang cinta, ibu lebih tau daripada kamu!"
"Dini minta maaf bu, kalau ibu nggak bisa kasih Dini alasan, Dini juga nggak bisa ninggalin Dimas tanpa alasan," ucap Dini lalu meninggalkan kamar ibunya dan masuk ke kamarnya sendiri.
"dia mengalami amnesia disosiatif, sebuah penyakit mental yang melibatkan kerusakan pada ingatan dan kesadaran, hal itu bisa terjadi karena kejadian traumatis yang membuat otak secara otomatis memblokir informasi tertentu dari kejadian traumatis yang dialaminya, jadi dapat dipastikan jika dia akan lupa pada poin poin penting tertentu yang berhubungan dengan traumanya."
Penjelasan Dokter lebih dari 20 tahun yang lalu kembali terngiang di telinga ibu Dini. Perlahan air matanya jatuh membasahi pipi.
Kejadian kelam masa lalu kembali hadir memenuhi memorinya.
"maafin ibu Din, maafin ibu," ucap ibu Dini dalam hati, dalam rintihan yang bahkan tak terdengar oleh telinganya.
**
Silau mentari masuk melalui jendela kamar Dini yang terbuka. Ia sengaja bangun terlambat karena hari itu adalah hari Minggu. Meski kantor tempatnya bekerja libur pada hari Sabtu dan Minggu, ia tetap bekerja pada hari Sabtu dan memilih libur pada hari Minggu. Ya, ia memang sangat pekerja keras.
Dini menggeliat di atas tempat tidurnya, lalu mengucek matanya.
"jendela ku kebuka? ibu yang buka? ibu udah nggak marah? apa semalem aku cuma mimpi buruk?" batin Dini bertanya tanya.
"Ini kan hari Minggu, libur kerja, libur mikir juga, waktunya otak istirahat, semangat Dini, sambut hari libur dengan senyum cantik," ucap Dini dengan mengembangkan senyumnya di depan cermin.
Dini keluar dari kamarnya menuju ke kamar mandi, mencuci muka dan segera mencari ibunya.
Sepi, tak ada tanda tanda kehidupan selain Dini dan ikan kecil dalam aquarium pemberian Andi.
"Hai Anbi, ibu kemana ya pagi pagi gini udah nggak ada, belanja? kok nggak bangunin aku? apa ibu masih marah?" tanya Dini pada ikannya sambil memberikan makan.
"Ehem!"
"Andi, dari tadi?" tanya Dini yang baru mengetahui kedatangan Andi.
"Lumayan, apa kerjaan di kantor bikin kamu stres sampe ngobrol sama ikan?"
"Enggak juga, ngobrol sama hewan juga baik loh buat pertumbuhan hewan, iya kan Anbi?" balas Dini sambil kembali memberikan makan sang ikan.
"Anbi? namanya Anbi?"
"Iya, kenapa?"
"Aneh banget namanya, emang ada artinya?"
"Nggak ada sih, tapi itu singkatan Andi Berekor Putih hehe..."
"Haahh, aku berekor?"
"Bukan kamu, tapi ikannya, kan ini ikan dari kamu!"
"Hahaha.... ada ada aja sih, terserah kamu aja lah!"
"Ini orangtua kamu juga Anbi, namanya Andi, mirip kan?" ucap Dini pada si ikan.
"Kamu ngasih makan ikan emang kamu udah makan?"
"Belum sih, aku baru bangun nyari ibu tapi ibu udah nggak ada."
"Aku liat ibu kamu jalan ke arah pasar tadi, ayo masak bareng, bahan seadanya!"
"Yeeeyyy, masak bareng Chef Andi," balas Dini dengan bersorak.
Mereka lalu pergi ke dapur dan mulai memasak bersama dengan bahan seadanya.
**
Di tempat lain, ibu Dini sedang duduk menatap gundukan tanah dengan batu nisan yang bertuliskan nama seorang laki laki yang dulu sangat dicintainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Muslimah 123
1
2024-11-21
0
Hanna Devi
Hadir KK...
Salam kenal ya dari Hati Terbelah Di Ujung Senja 😊
aku bakalan like terus n favorit jg 😍
2021-11-14
1
🌹Dina Yomaliana🌹
Takdir Si Gadis Bisu izin mampir kakak 😘🖤😘
2021-11-09
1