Hari pun berlalu, hari ini adalah peresmian kafe nya Mita.
Terpancar ke bahagian di wajah Mita dan keluarga nya, Hesti, suaminya dan Rian pun menghadiri pesta itu, sungguh sederhana tapi elegan, pesta sangat meriah sekali.
"Selamat ya Mit, akhirnya kafenya sudah resmi, jadi cafe deh kita kerja ni," kata Hesti.
"Gak akan cafe kalau kamu ada bersama Maya.
," kata Mita.
"Benar juga tu," kata Hesti.
"Nah, bakalan kerja ni istri ku," kata Fahmi.
"Biar gak terus pakai uang mu mas," kata Hesti.
"Tapi aku kerja buat kamu sayang," kata Fahmi.
" Aku kerja biar uang kita bayak mas," kata Hesti.
"Kalau mau pamer kemesraan sana," Kata Mita.
"Bilang aja iri boss," kata Hesti.
"Gak juga," kata Mita.
"Mit, ada yang mau menawarkan kerjasama dengan mu," kata Fahmi.
"Ada ikut aku," kata Fahmi.
Mita dan Hesti pun mengikuti langkah Fahmi.
Mereka pun mendekati lelaki pakaian Formal dekat seorang yang wanita yang pakaiannya elegan.
"Maaf sebelumnya kami sebenarnya tak pernah menawarkan kerja sama degan kafe sekecil ini," kata wanita itu.
"Maaf kami pun tak pernah menawarkan kerja sama," kata Hesti.
"Hes, sudah biarkan saja," kata Mita.
"Tapi Mit, dia keterlaluan, kita gak ada ku. berencana kerjasama degan mereka," kata Hesti.
"Udah, aku gak apa-apa kok," kata Mita.
"Maaf pak Rian, kenapa jadi begini," kata Fahmi.
"Maaf aku tadi menelpon anak ku di rumah, ada apa ya ?" tanya pak Rian.
"Kenapa Bu Ana, bisa menghina istri dan temannya," kata Fahmi.
"Oh, Ana kenapa kau seperti itu," kata Rian.
"Gak ada kok ," kata Ana.
"Ana, Jagan berbohong aku atasan kamu, meski kamu sakataris pa Rian tapi aku asisten pribadinya ," kata Fahmi.
"Ada apa, katakan yang sejujurnya," kata Rian.
"Ini, Bapak dengarkan ini sendiri ini rekamannya," kata Fahmi.
Rian pun mendegar perkataan Fahmi dan mendegar rekaman itu.
Rian pun melonngo mendegar rekam itu.
"Ana, apa yang kau lakukan, aku bila inggin bekerjasama tak memandang kecil atau apa ," kata Rian.
"Bapa, ini kenapa aku kan mengatakan sejujurnya," kata Ana.
"Mulai sekarang kau, aku pecat," kata Rian.
"Tapi, pak," kata Ana.
"Tak ada tapi-tapian sudah jelas, aku tak ingin meliat wajah mu lagi," kata Rian tegas.
"Rasain kamu," kata Hesti.
"Kau akan merasakan lebih dari ini," kata Ana kepada Mita.
"Kau Jagan coba-coba meyentuh dia," kata Hesti.
"Kau akan merasa akibatnya Ana, bila kau berani meyentuh Mita," kata Rian.
"Kenapa Pak, dia janda sedang kan aku singgel," kata Ana.
"Kami sama kok setatus nya ko, dia janda aku duda ," kata Rian.
" Tapi kamu Duda terhormat Pak," kata Ana.
"Semua orang terhormat kok kok termasuk pelacur," kata Rian.
"Kamu pelakor," Kata Ana kepada Mita.
"Apa," kata Mita.
Mita pun pergi dari sana dan keruangan nya cukup sudah orang menghina dia.
Mita Menagis degan sejadinya, sakit hati yang lama terpendam tak dapat di bendung lagi.
"Aku tak menngigin hidup ku janda dan aku bukan pelakor," batin Mita.
"Tangis Mita semakin pecah, karena dia pun mengigat perkataan orang lain yang berputar-putar di otaknya.
"Mit, kamu gak kenapa kan," kata Hesti.
"Aku gak kenapa kok, Hes," kata Mita.
"Mit, Pak Rian ingin bekerja sama, tapi mas Fahmi yang megurus konsepnya dengan kita," Kata Hesti.
"Oke, tapi kamu yang urus, aku tak mau di anggap pelakor lagi," kata Mita.
"Maaf nona, anda salah pengertian dia cuma sekataris ku, bukan kekasih ku," kata Rian.
" Boleh kita bicara berdua, tapi Jagan di ruang ini, aku tak mau timbul Fitnah," kata Rian.
"Baik," kata Mita.
Mereka berdua pun berbicara di kolam pancuran buatan di samping Kafe.
"Nona, aku sebenarnya mencintai dari awal kita bertemu," kata Rian.
"Tapi, Pak kita baru bertemu," kata Mita.
"Kita memang perlu bertemu, kita akan menjalani hubungan ini agar saling megenal satu sama lain," kata Rian.
"Tapi aku sudah punya anak Pak," kata Mita beralasan.
"Aku juga punya anak dua, Satu perempuan dan satu lelaki," kata Rian.
"Jadi Istri bapak kemana?" tanya Mita.
"Istri aku meninggal 3 tahun lalu," kata Rian.
"Oh, maafkan saya pak," Kata Mita.
"Tak apa-apa, jadi kita sama-sama memiliki anak ," kata Rian.
"Iya," Kata Mita.
"Mau lah kau menjalankan hubungan ini degan ku, kita akan mencari persamaan kita dan saling megenal," kata Rian.
" Baik, Pak,' kata Mita.
" Mulai sekarang jangan bilang aku Pak," Kata Rian.
"Lalu," kata Mita.
"Sayang atau apakah," kata Rian.
"Aku panggil Mas, aja ya," kata Mita.
Apakah, Mita dan Rian dapat bersatu dan dapat melewati rintangan hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Amrih Ledjaringtyas
hahaha....kaka nya ngeggass
2021-11-26
0
Tirta Ning
bingung sama kata katanya🤕🤕
2021-09-09
5
Maryani
waaaaw secepatnya itukah? 🙃
2021-09-03
0