" Hah, Hesti," kata Mita.
"Iya, aku Mit," kata Mita.
"Dasar wanita bar-bar," kata Ibu mertuaku.
"Dasar, Mak Lampir," kata Hesti.
"Eh wanita, jadi-jadian, kamu kenapa ikut campur?" tanya Ariya.
" Karena yang kalian sakiti, adalah sahabat ku," kata Hesti.
" Dia, Istriku," jawab Ariya.
"Dulu, tidak sekarang, lebih baik bercerai daripada di siksa," kata Hesti.
" Dasar kamu ya Mita, cuma bisa fitnah suami," kata Mertuaku.
"Tak ada yang fitnah anak mu, Tante tapi kebenaran yang ada," kata Maya.
"Eh, kamu wanita tak tau diri, masih mending ada yang mau sama kakak kamu yang jelek," kata Vanya.
"Pakkk, pipi kanan Vanya yang halus di tampar. siapa lagi pelakunya kalau bukan Hesti.
"Jaga mulut, pelakor," kata Maya.
" Mas,sakit," adu Vanya.
" Kau apakan calon istriku," kata Ariya.
" Cuma memberikan sedikit pelajaran agar tidak megambil milik orang lain," kata Hesti.
"Pakkk, pipi kanan Hesti di tampar Ariya. Hesti yang terkejut marah besar.
Perkelahian tak dapat di hindar lagi, kemarahan Hesti tak di bedung lagi.
banyak tetangga yang datang melerai, tapi Ariya sudah babak belur.
" Ingat lah kalian manusia tak bermoral, mulai hari ini akan aku perhitungkan kau menampar pipiku," kata Hesti.
" Itu patas balasan kau menampar pipiku," jawab Vanya.
Kemarahan Hesti belum reda, di tambah lagi perkataan Vanya. malah bertambah marah dia.
Tangan Vanya, di pelintir, rambut di tarik degan keras, ingat dan camkan wanita tak tau diri, jangan sampai tangan mu menyetuh sahabat dan keponakan ku, ku pastikan tangan mu akan patah bila berani," kata Hesti.
" lepas, tangan ku wanita bar-bar ," kata Vanya.
" lebih baik wanita bar-bar dari pada pelakor," kata Hesti.
" lepas kan dia," kata Ariya.
Hesti pun melepas jambak di rambut Vanya dan mendorongnya.
ingat jangan sampai kalian, menjamah sahabat dan keponakan ku," kata Hesti.
" Iya," kata mereka serempak.
"Silakan kalian angkat kaki dari rumah ini, dan Kanaya bayak orang disini untuk membeli susunya, Jagan takut dia kelaparan, malah dia ikut kamu bisa mati," kata Hesti.
" Ingat akan ku tuntut kau," kata Vanya.
" Silakan," jawab Mita.
Mereka pun masuk ke dalam mobil dan mau pulang, kalau mereka masih disini bisa di amuk oleh Hesti yang jago bela diri.
"Kamu, gak apa-apa Hes," kata Mita.
" Gak Mit," heran baru sekarang aku tau kau mertua dan suami mu aneh " kata Hesti.
" Begitu lah mereka Hes," kata Mita.
Disisi lain di dalam mobil, Ariya meremas kemudi mobil.
"Gak jadi deh bawa pembantu gratis,," Kata Ibu Ariya.
"Gimana lagi Bu, aku tak mau berurusan degan Hesti lagi," kata Ariya.
" Ya udah deh, kamu cari pembantu aja," kata Ibu.
" Maaf, Bu kalau cari pembantu mahal Bu, kan aku dan Vanya butuh uang buat persalinan Vanya," kata Ariya.
" Tapi, Ibu cape," kata Ibu.
" Ibu, harus megeram tubuh Ibu supaya gak kaku," kata Vanya.
"Kamu enak ongkang kaki saja aku yang repot ," kata Ibu.
"Kan, aku hamil Bu," kata Vanya.
" Bilang aja malas ," kata Ibu .
" Ibu, sudah lah megeluh, kamu tau kan Vanya hamil Bu," kata Ariya.
" Tapi dulu, sama Mita, kamu gak ada seperti ini," kata Ibu.
" Kamu kerja terus dan tak mau memandang istri," kata Ibu.
" Itu dulu Bu," kata Ariya.
" Terserah aku mau tidur," kata ibu.
Perjalanan pun pajang, dan malam zemakin mecekam di lirik Vanya dan Ibu tidur, cuma aku yang masih bajaga.
" Andai aku, tak menghianati Mita," batin Ariya.
Peyesalan di kemudian tak ada guna nya, malah menyiksa batin dan jiwa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Heny
Jd sekarang ibu nya arya yg jd babu...
2025-01-23
0
Rena Agustina
dari niat nya aja dah salah mau jemput pembantu geratisss
2021-11-22
1
Maryani
waaaah mertua gila tuh....
2021-09-03
0