Siang pun berganti dengan malam. Ibu pun megetuk pintu kamarku.
"Tokk, Mita ayo keluar kita makan malam bersama," kata Ibu.
"Ya, Bu," jawab Mita.
Akun pun keluar kamar dan menuju ke dapur karena di sini tak ada ruang makan terpaksa kedapur atau keruang makan.
Ada Ibu, Bapak, Maya adik aku dan Rehan suaminya.
"Halo May, apa kabar?" tanyaku.
"Baik kok ka," jawab Maya.
"Semua sudah kumpulkan?" tanya Ibu.
"Ya Bu," jawab kami serempak.
Makan bersama seperti ini yang aku rindukan. Di rumah Mas Ariya kami tak pernah makan bersama, kalau makan selesai Mas Ariya dan Ibu yang duluan makan, kadang aku tak ada kebagian makan cuma ada nasi aja. Tapi aku bersyukur masih ada nasi buat mengajal perut ku.
"May, ka mu mau buka usaha," kata Ibu.
"Bagus lah Bu, usaha apa ka?" tanya Maya .
"Ka, mau buka bahan sembako dulu De. kalau udah berkembang baru Kaka berencana ke lain," kata Mita.
"Bagus Dong ka, kan Ayah ada tu lahannya yang dekat bundaran jalan kedesa sana, Kaka bisa jualan kesana ," kata Maya .
"Iya De, besok ka liat kalau banyak orangnya akan ka coba cari tukang bangunan buat bikin toko," jawab ku.
"Kami akan bantu ka, kami tau permasalah kehidupan Kaka degan Mas Ariya ," kata Maya.
"Terimakasih, De," kata Mita.
selesai makan mereka pun pergi keruang tamu dan menceritakan masalah dan seputar penghidupan.
"Ka, kenapa selama ini ka diam aja, di telpon di bilang baik-baik aja terus?" tanya Maya.
"Aku tak ingin, Bapak dan Ibu sakit memikirkan keadaanku de," kata Mita.
"Setidaknya kami tau gimana kelakuan mereka terhadap ka," kata Maya.
"Sudah May, yang penting kakakmu sudah pulang," kata Ibu.
Dari kamar terdengar tangis Kanaya, anak yang berusia 3 tahun itu menagis karena mencari Ibunya.
Mita pun beranjak dari tempat tidurnya dan masuk kamar. Dia meliat Kanaya duduk dan berjalan mendatangi dirinya. Dia pun mengedong dan membawa Kanaya ke luar kamar.
"Aduh anak manis, sama Tante sini yok," kata Maya.
Kanaya pun berjalan menuju kearah Maya, dia tak pernah takut sama orang lain, kecuali Nenek dan Ayahnya saja yang dia takuti.
Kanaya tertawa dengan riang tak ada beban di hidupnya. Semoga saja kau akan menjadi anak yang tangguh anakku," batin Mita.
" Kalau kamu kerja tinggalkan sama Ibu aja, Kanaya nya, Ka," kata Maya lagi.
"Iya De," jawab Mita.
kalau Kanaya tinggal bersama Ibu aku akan merasa tenang karena aku tau Ibu orangnya penyayang.
"Mulai besok kuat dan tabah kan Hati mu anakku ," kata Ayah.
"Memang aku jia manghadak ketun pisah tapi narai daya. Ikau jadi dia sanggup kuam tutang jia hakun jambua. ( Memang aku tak menghendaki kalian berpisah tapi apa daya. Karena kau tak sanggup lagi dan tak mau di madu) ," kata Ibu.
"Iye- iyelah Bu, eweh ke hakun jambua dan kana siksa, balau Huma jia tau, taluh Huma uras arep mawi ah, pembantu gin bagajih leha arep jia. ( Ya-iya lah Bu, Mau ada orang yang mau di madu, dan terus di siksa, keluar rumah gak bisa dan pekerjaan rumah semua kita yang ngerjain, pembantu aja bergajih kenapa kita gak)," kata Maya.
"taluh huma puna gawin itah uluh bawi nak. (pekerjaan rumah memang seorang wanita yang megerjain)," kata Ibu.
"Iya Memang, tapi. Degan cara suami menafkah kita, bukan degan car menidas kita ," Kata Maya.
" Itu sudah berlalu May, nyatanya Kaka masih ada di dekat kalian," kata Mita.
"Tapi, Ingat ka jangan pernah kembali ke orang yang pernah meyakiti kita, Karena sampah ada di pembuangan sampah, bukan di pungut," kata Maya tegas.
"Ya De, gak juga Kaka kembali sama dia," kata Mita.
"Heh, ka, Abang Firman udah datang dari jawa, makin keren sekarang ini dia dan makin tampan," kata Rehan.
"Benar tu, ka sama Abang Firman aja, Dia duda, Kaka janda," kata Maya.
"husss, mana dia mau sama Kaka yang udah gak gadis lagi, ada buntut pula," kata Mita.
Keesok harinya Mita pun berangkat degan bapaknya melihat lokasi buat dia membuka usahanya. setelah sampai dia pun meliat- liat sungguh bagus lokasinya, setelah pulang dari sini dia pun membawa Bapaknya mencari tukang.
"Pak, setelah pulang dari sini kita ke tukang ya. Di samping toko sembako aku akan berencana membuat Cafe dan warung bakso, di sini bayak anak muda nyantai dan tempat lari sore .
hari ini juga aku berencana membuka usaha di rumah dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Amrih Ledjaringtyas
mita urus dong perceraiannya. biar sah klo gitukan walau sdh sah di mata allah tp di mata manusiakan blm. ayo uruss biar tenang
2021-11-26
1
Herma Wati
kalo tidak salah bahasa daerah kalimantan
2021-11-23
1
Siti Rahmah
wah, gak nyangka ketemu juga penulis dari asal tempat ku dilahirkan 🤣..
2021-11-22
0