episode 2

wajah ana memerah membuat orang orang yang ada di lapangan itu merasakan gemas sekaligus ketakutan.

jangan kalian pikir wajah ana memerah karena malu sebab itu hanya sebuah mimpi yang jelas sekarang ia sedang menahan emosi nya yang sudah ingin meledak sejak bocah itu berbicara.

Anisa yang merupakan sekretaris ana harap harap cemas melihat wajah memerah bosnya.

semua orang yang ada di lapangan itu menahan nafas saat ana berjalan meninggalkan lapangan.

setelah bayangan Ana menghilang barulah semua orang bernafas lega.

bapak Hamdi memandang tajam remaja laki laki yang ada di hadapannya sedangkan orang yang ia tatap malah santai santai saja seakan akan tak ada masalah.

"kau tau apa kesalahanmu Lion?"tanya pak Hamdi penuh penekanan.

Lion hanya menggeleng kan kepalanya dengan wajah tanpa dosa.

"terus kenapa kau menanyakan hal yang tak masuk akal seperti itu?"suara pak Hamdi sudah naik satu oktaf.

"itu masuk akal loh pak."kata Lion tak terima.

"saya kan cuman bertanya dan Tante itu juga yang bilang kalau boleh bertanya tentang apa pun."lanjut Lion.

"tapi coba kamu pikir apakah itu pertanyaan untuk anak sekolah."kata pak Hamdi masih mencoba bersabar.

"pastilah pak ,itu salah satu dari perjuangan saya menuju masa depan yang indah."kata Lion dengan semangat yang membara.

pak Hamdi hanya dapat menghela nafas panjang mendengar kalimat tak masuk akal dari murid nya itu.

"terserah kamu saja tapi kalau sampai sekolah kita mendapatkan masalah karena kamu maka kamu harus bertanggung jawab akan hal ini."dengan penuh penegasan pak Hamdi mengatakan itu.

"karena ketidak sopanan kamu hari ini bapak menghukum kami untuk membersihkan lapangan upacara."kata pak Hamdi dengan tegas tanpa mau di bantah.

baru saja Lion ingin menyela mata pak Hamdi langsung menyiratkan untuk diam jangan membantah.

"laksanakan sekarang."

"iya pak."dengan lesu Lion pergi ke luar dari ruang BK .

Ana membenarkan blazer nya saat keluar dari ruang kepala sekolah ,sebagai pemilik sekolah yang baru ia memiliki banyak kesibukan baru yang membuat otaknya menjadi pusing.

apalagi bayang bayang bocah sialan tadi yang masih berputar putar dalam otaknya.

🎶adu mamae 🎶

🎶ada gadis baju merah🎶

🎶bikin saya terpanah 🎶

🎶lihat dia tersenyum 🎶

🎶bikin hati tergoda🎶

tak sengaja telinga Ana mendengar nyanyian yang begitu merdu dan enak didengar tapi tunggu !! ada sebuah yang ganjal dengan liriknya.

Ana melihat bajunya dan benar saja ia sekarang memakai baju berwarna merah.

Ana langsung menatap ke arah asal suara itu.

🎶mau tanya tanya 🎶

🎶dia siapa yang punya🎶

🎶ternyata Abang lion yang punya.🎶

oh sial!!!

ternyata bocah sialan itu yang bernyanyi ,mood Ana langsung anjlok apalagi mendengar lirik yang terakhir yang sama sekali tidak sesuai dengan lirik aslinya.

"hai Tante."bocah sialan itu melambai lambaikan tangannya kaarah Ana.

Ana melihat ke kiri dan ke kanan merasa bukan ia yang dimaksud bocah sialan itu .

dan sialnya lagi ternyata semua murid sudah masuk ke dalam kelas.

"tanteee."teriak bocah itu.

karena tak ingin bocah itu berteriak Ana pun mendekati bocah itu.

"kenapa kamu tidak masuk?"kata Ana dengan nada ketus.

bukannya menjawab bocah itu malah salah tingkah mengaduk tengkuknya yang tak gatal.

'oh ya Allah ternyata masih ada makhluk yang seperti ini.'

"tante khawatir sama aku ya."kata bocah itu malu malu.

'astagfirullah sabar Ana sabar.'batin Ana.

"saya cuman tanya dan juga tolong mulai saat ini jaga sikap kamu ,bersikap dewasa lah…"

ana melihat name tag bocah itu.