BPH 13

"Pulang sekarang?" Tanya Owen saat Gwen sudah berada di depannya.

"Hemm aku mau nyari buku dulu." Ucap Gwen sambil memakai helm nya.

"Gramed." Tebak Owen.

"Yups." Jawab Gwen menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Owen.

"Mbak, pegangan dong." Kata Owen saat Gwen sudah menaiki motornya namun enggan berpegangan pada dirinya. Gwen lebih memili berpegangan pada kedua lutut nya.

"Gak usah modus." Jawab Gwen cemberut.

"Bukan modus mbak, cuma lagi cari kesempatan." Ucap Owen terkekeh.

"Owen." Rengek Gwen malah begitu menggemaskan di telinga Owen.

Owen pun segera melajukan motornya menuju pusat perbelanjaan di tengah kota.

Setelah sampai, Owen pun langsung memarkirkan motornya dan langsung menggandeng tangan Gwen dengan mesra.

Owen tidak perduli akan Gwen yang terus memberontak.

"Sudah deh mbak, nikmatin aja. Daripada nanti aku di godain cewek cewek gimana?" Tanya Owen memasang wajah imutnya.

"Astaga Owen, muka kamu itu gak pantes banget kaya gitu. Jijay. "Umpat Gwen lalu berjalan cepat menuju toko buku tujuannya.

Hampir tiga jam mereka mencari buku sambil mengobrol dan sesekali bercanda bahkan juga berdebat, kini mereka memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu sebelum pulang.

"Kamu mau pesan apa, pesan aja biar mbak yang traktir." Ujar Gwen sambil membolak balikan buku menu.

"No! Aku laki laki mbak, jadi biar Owen yang traktir." Jawab Owen cepat.

"Gak usah gengsi, mbak itu udah anggep kamu seperti adek mbak sendiri." ucap Gwen membuat Owen langsung mencebik kesal.

"Kenapa adek sih mbak." Ucap Owen cemberut.

"Terus? Kamu mau nya apa?" Tanya Gwen dengan mengernyitkan dahinya.

"Pacar gitu misalnya." Jawab Owen santai.

"Ngaco kamu." Sahut Gwen cepat.

"Gapapa mbak." Ucap Owen lagi membuat Gwen menghela nafasnya dengan kasar. Ia lelah terus berdebat dengan berondong gila di depannya.

.

.

"Bagus kamu yah jam segini baru pulang!" Ucap Dewi dengan lantang saat melihat Gwen mulai memasuki rumahnya.

"Maaf Bu, tadi Gwen lagi banyak pekerjaan." Jawab Gwen pelan.

"Alasan saja kamu! Kamu itu seorang istri sudah sepatut nya kamu tinggal di rumah bukan malah keluyuran setiap hari pulang larut malam kaya begini. Inget status kamu!" Bentak Dewi membuat Gwen berusaha keras menahan amarahnya.

"Terserah lah bu, Gwen lelah. Gwen ke kamar dulu." Gwen pamit melangkah menuju kamar nya.

"Kapan kamu bisa kasih Ibu cucu kalau kerjaan kamu keluyuran gak jelas kaya gini setiap malam hah!" Bentak nya lagi membuat Gwen mau tak mau menghentikan langkahnya.

"Bu, Gwen gak keluyuran. Gwen bekerja!" Ucap Gwen tegas.

"Halah, kerja kerja kerja. Itu cuma alasan kamu aja kan." Pekik Dewi. "Apa gaji anak ku masih kurang buat kamu shoping dan foya foya hah!" Imbuhnya.

"Bukan kurang Bu, tapi memang kami itu banyak kebutuhan." Jelas Gwen. Yups Gwen dan Daniel memang memiliki banyak kebutuhan, terlebih untuk rumah singgah yang kini sudah tidak sedikit jumlah anak anak nya. Gwen dan Daniel merasa bertanggung jawab atas itu.

"Kebutuhan apa hah! Anak aja kamu gak bisa kasih buat Daniel sok sok an punya banyak kebutuhan." Dewi terus berbicara dengan lantang dan kencang hingga membuat Ramli harus keluar dari kamarnya.

"Bu, Gwen mohon, mohon banget Bu. Sehari saja jangan memojokkan Gwen seperti ini. Gwen juga pengen bu, Gwen pengen punya anak. Gwen gak mau kaya gini terus. Tapi Gwen bisa apa Bu? Gwen bisa apa kalau Allah memang belum memberikan kami keturunan." Ucap Gwen kini sudah tak mampu menahan air matang lagi.

"Sudahlah Bu." Ucap Ramli kini ikut berbicara karena tidak tega melihat menantunya menangis seperti itu.

"Ceraikan Daniel atau biarkan dia menikah lagi." ucap Dewi dingin dan datar.

Deg! 

Gwen langsung menatap wajah ibu mertua nya dengan tatapan yang sulit di artikan. Bisa bisa nya ibu mertua nya menyarankan hal seperti itu. Hati Gwen terasa sangat sakit saat mendengar ucapan seperti itu.

"Ibu!" Pekik Ramli yang sudah jengah dengan tingkah istrinya.

"Apa?" Tanya Dewi pada Ramli. "Kamu gak usah munafik pak, kamu sendiri juga menginginkan cucu dari anak kamu satu satu nya kan." Sambung Dewi membuat Ramli terdiam.

Ramli memang menginginkan cucu tapi bukan begini caranya. Ia tidak tega melihat menantunya terluka seperti itu. Belum lagi ia juga tau bahwa Daniel sangat mencintai Gwen, pasti akan menjadi pukulan berat untuk Daniel bila harus bercerai dengan Gwen.

"Terserah ibu saja. Kalau mas Daniel memang menginginkan hal itu, silahkan." Ucap Gwen datar lalu kembali melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamarnya.

🌷🌷🌷

"Owen." Panggil Clara saat melihat Owen sedang berjalan seorang diri.

"Ada apa?" Tanya Owen dingin.

"Come on Owen jangan dingin begini plis." Ucap Clara dengan memasang wajah imutnya.

"Gue biasa aja!" Jawab Owen singkat. Lalu mulai kembali melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Clara.

"Kenapa lo berubah secepet ini sih." Teriak Clara membuat langkah Owen kembali terhenti.

"Gue berubah?" Tunjuk Owen pada dirinya sendiri. "Lo gak punya kaca di rumah?" Tanya Owen dengan senyum sinis nya.

"Owen." Ucap Clara kesal.

"Clara, kita itu udah selesai, dan itu juga atas kesalahan lo sendiri jadi jangan ganggu gue lagi. Gue masih bisa berbicara baik saat ini tapi gue gak yakin nanti gue masih bisa bersikap sebaik ini lagi sama lo." Ucap Owen dingin lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran.

.

"Permisi." Ucap Owen saat memasuki Butik Asyifa Boutique.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Ratna ramah.

"Hemm mbak Gwen nya ada?" Tanya Owen.

"Oh, mbak Gwen ada kok. Tapi maaf ini dengan siapa? apakah sudah membuat jani?" Tanya Ratna lagi.

"Bisa tolong panggilkan? Bilang saja Owen kesini." Ucap Owen membuat Ratna mengerti.

"Oh oke sebentar yah." Ratna pamit meninggalkan Owen sendirian.

"Mbak, ada yang nyariin tuh." Ucap Ratna saat sudah masuk ke dalam ruang kerja Gwen.

"Siapa Na? Kayaknya aku gak ada janji deh hari ini." Jawab Gwen yang masih sibuk dengan kertas dan pensilnya.

"Cowok mbak, ganteng banget mirip oppa oppa korea hihihi." Jawab Ratna tersenyum malu saat membayangkan betapa tampan nya sosok Owen.

"Oppa korea? Ngaco kamu Na. Siapa sih?" Tanya Gwen mengernyitkan dahinya penasaran.

"Beneran mbak, dia ganteng banget mukanya mulus banget wangi lagi, Ya Allah jadi pengen di jodohkan sama dia." Ucap Ratna lagi lagi membuat Gwen terkekeh.

"Siapa sih?" tanya Gwen lagi sambil membereskan buku buku nya.

"Namanya Owen mbak." Jawab Ratna membuat Gwen menghela napasnya dan menghentikan tangannya yang hendak membereskan buku bukunya.

"Haiss, bocah itu lagi." Gerutu Gwen.

"Gimana mbak? dia udah di depan tuh." Ucap Ratna.

"Suruh dia kesini aja Na." Jawab Gwen malas.

Terpopuler

Comments

Miss Typo

Miss Typo

dah cerai aja, trs tar biar pada tau tuh Bu Dewi anaknya yg mandul 😤

2024-05-06

0

Diana diana

Diana diana

gini nech , mertua model gini yg bikin rusuh rumah tangga pasangan suami istri

2024-02-19

1

💫R𝓮𝓪lme🦋💞

💫R𝓮𝓪lme🦋💞

tuh c Dewi bner2 y,,, tar kalau udah tahu ank nya sendiri yg mandul malu kamu

2022-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!