episode 4

Hari ketiga aku dirawat inap, Eka mengirim WA kepadaku. Dia mendoakan agar aku cepat sembuh dan memberi semangat. Aku membalas dengan ucapan terimakasih. Aku menceritakan ke Mba Ipeh. Mba Ipeh pun mengatakan tumben sekali Eka perhatian, biasanya sangat cuek.

Menurut Mba Ipeh mungkin Eka ada rasa kepadaku. Tapi aku tolak pendapat itu dengan mengatakan mana mungkin karena aku sudah punya suami. Aku tidak mau kepedean dulu karena aku sadar sudah berstatus istri orang.

Hari kelima akhirnya aku diperbolehkan pulang oleh dokter dengan syarat harus banyak istirahat dan tidak boleh kecapean. Aku hanya menganggukkan kepala. Setelah menyelesaikan administrasi aku pun pulang.

Esoknya Mba Tari, Mba Ipeh, Susan serta Eka datang menjengukku. Mereka kaget melihat rambutku yang panjangnya sudah sebahu, ku potong pendek kemarin begitu pulang dari rumah sakit. Selama di rumah sakit aku merasa repot dengan rambutku yang sudah cukup panjang. Eka tak henti-henti melihat ke arahku.

Setelah beberapa jam mengobrol ke sana kemari, mereka pulang. Aku langsung mengirim WA ke Mba Ipeh. Aku mengatakan dengan bercanda apakah Eka mau pacaran denganku. Tanpa sadar bukan Mba Ipeh yang aku kirimi pesan tersebut, melainkan aku mengirimnya ke Eka. Saat aku mau menghapus ternyata Eka sudah membuka dan membacanya terlebih dahulu.

Kemudian beberapa saat Eka membalas pesanku dengan mengatakan tidak mau katanya dosa pacaran dengan istri orang. Aku malu setengah mati dan mengatakan bahwa itu salah kirim. Niatku yang cuma bercanda dengan Mba Ipeh yang malah salah kirim ke Eka. Aku pun meminta maaf.

Setengah bulan aku absen dari tugasku. Akhirnya aku kembali pada pekerjaanku. Saat itu sedang ada acara di balai desa. Kami berlima bertugas dalam acara tersebut. Saat aku datang, aku sudah melihat Mba Tari yang sudah datang terlebih dahulu. Setengah jam kemudian Mba Ipeh dan Eka datang. Sejak operasi bila ada kegiatan di balai desa, Mba Ipeh pasti membonceng Eka. Tangannya yang dioperasi masih terasa sakit bila menggunakan motor sendiri.

Mba Ipeh yang melihatku menggunakan baju bergaris langsung mengatakan bahwa aku sehati dengan Eka. Katanya aku janjian dengan Eka menggunakan baju bergaris. Aku yang belum melihat Eka pun langsung mencari sosok Eka. Ternyata benar kami sama-sama menggunakan baju bergaris. Susan yang baru datang pun langsung bergabung dengan Mba Ipeh dan menggodaku.

Mukaku langsung memerah seperti tomat. Eka pun cuek saat Mba Ipeh dan Susan meledeknya. Mba Tari cuma bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan kami. Susan yang bertugas menulis karena asyik meledekku jadi salah menulis di buku catatan. Susan minta tolong dicarikan tipe ex untuk menghapus, tapi aku dan Mba Ipeh tidak ada.

Aku mengusulkan agar minta tolong Eka mencarikan tipe ex di kantor desa. Mba Ipeh yang sudah mempunyai niat jahil pun memanggil Eka dan mengatakan bahwa aku yang mencarinya. Eka pun mendekat dan bertanya kepadaku.

Saat Eka bertanya demikian, aku malah kebingungan. Aku merasa tidak mencari Eka, tapi semenit kemudian aku teringat soal tipe ex. Aku mengatakan ke Eka kalau bukan aku yang mencarinya tapi Susan. Bukannya menatap Susan, tapi Eka terus menatapku. Susan yang sedang menulis pun mendongak dan mengatakan untuk mencarikannya tipe ex. Eka terus melihat ke arahku tanpa berkedip sampai Susan harus melambaikan tangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!