Episode 3

" Zila!!! " Teriak semua orang sembari berlari ke arah Zila.

Bergerumuh dan saling menatap khawatir. Itulah yang Elia lihat. Betapa menyesakkan itu. Elia hanya bisa terdiam sembari menahan tubuhnya yang gontai karena senggolan dari keluarga suaminya yang sibuk menolong Zila.

" Zila, kau baik-baik saja? " Tanya Hendrick khawatir.

Zila nampak meringis seolah menahan sakit di bagian perutnya. " Perutku! sakit! Elia terlalu kuat mendorong ku. " Ucapnya sembari menahan tangis dan sakit. Sungguh, hanya Elia lah yang mampu melihat kepura-puraan itu. Beberapa tahun silam, Zila juga melakukan hal yang sama untuk menipu orang tuanya. Dan hanya Elia lah yang mengetahui segalanya secara detail.

Hendrick memapah tubuh Zila dengan tatapan khawatir.

" Kau! aku membencimu! kalau terjadi sesuatu dengan anakku, kau harus bertanggung jawab! " Ancamnya sembari terus mengusap air mata palsunya.

Elia menyunggingkan senyum dinginnya. Dia sudah tidak tahan lagi dengan apa yang dilakukan Zila. Sudah sepuluh tahun lebih dia menahan segala sakit yang Zila berikan. Sudah banyak hal yang dia korbankan. Kenapa masih saja tetap kurang.

Elia menatap Zila Marah. Ia tak menggubris lagi makian dari seluruh anggota keluarga yang sedang mereka gemborkan. Elia mengangkat tangannya dan plak.....! Ya, Elia menampar dengan kuat pipi mulus gadis yang tumbuh bersamanya itu.

" Elia! " Bentak Hendrick dan tanpa sadar, dia mendorong tubuh Elia dengan kasar dan kuat. Gadis itu mundur dengan langkah gontai. Heels yang tidak mendukung situasinya memperparah posisi jatuhnya.

Brukkkk

Elia terhempas cukup jauh dari mereka. Sayang, tak ada satupun yang perduli padanya. Hendrick menatap iba sesaat istrinya itu. Tapi, ada hal yang lebih penting saat ini. Bayi di dalam kandungan Zila harus di nomor satukan.

" Ayo nak, kita bawa Zila ke rumah sakit. Ibu tidak mau kalau sampai cucu Ibu kenapa-napa. " Pinta Ibu dengan wajah yang begitu khawatir. Tunggu, bukan hanya Ibu. Tapi hampir seluruh orang mengkhawatirkan Zila dan kandungannya.

Mereka semua melangkahkan kaki untuk menuju rumah sakit, tanpa ada yang memperhatikan Elia. Gadis itu terjatuh dengan posisi duduk. Ia memegangi perutnya sembari merintih kesakitan. Dan saat suaminya yang sedang membopong Zila melintas di hadapannya. Elia menahan kaki Hendrick dengan tatapan memohon. Pria itu memang berhenti, bukan untuk menolongnya. Tapi untuk mengacuhkannya tanpa bertanya apa yang terjadi dengan istrinya.

" Tolong, bawa, bawa aku juga. " Pinta Elia sembari menahan sakit yang teramat di perutnya.

Hendrick mengehembuskan tangan Elia dengan kasar. Membuat gadis itu kembali jatuh terduduk.

" Ah! " Elia mengerang kesakitan. Tapi tak ada yang mempercayainya. Sungguh, dia benar-benar kesakitan. Bukanya tidak bisa bangun sendiri. Hanya saja kakinya terasa begitu sakit.

" Koreksi kesalahan mu! jangan berpura-pura sakit lagi! atau aku akan memperburuk hukuman mu. " Ancam Hendrick yang di angguki oleh mertua dan adik iparnya.

" Tidak! aku mohon. Tolong, bawa aku juga. Sakit! aku sungguh sakit. " Pinta Elia tapi tak bisa mengeluarkan suara lantang. Entahlah, seakan hilang suara indah itu disaat yang tidak tepat.

Mereka berlalu tanpa perduli benar atau tidaknya Elia. Bagi mereka, Elia hanyalah seonggok sampah yang tidak berarti. Bahkan, jika dia mati di saat itu juga, mungkin mereka hanya akan mengatakan Oh lalu bersikap layaknya tidak terjadi apapun. Lirih dan semakin lirih suara yang keluar dari mulut Elia. Dia seakan tidak memiliki energi lagi. Pandangannya juga sudah mulai kabur dan gelap. Elia hanya bisa memohon dan berdoa didalam hati. Meski bibirnya masih aktif merintih meminta tolong.

" To, long. Tolong! tolong aku. Selamatkan bayiku. "

Bruk.....!

Untunglah, ada seorang pria yang menahan tubuhnya agar tak membentur lantai. Elia masih sedikit sadar meski matanya sedikit kabur.

" Selamatkan, bayiku. " Itulah ucapan Elia sebelum benar-benat tak sadarkan diri.

Pria itu menghela nafasnya. " Dasar gadis bodoh!

Pria itu melepas jasnya dengan satu tangan karena satu lagi tangannya ia gunakan untuk menahan tubuh Elia. Dia menutupi tubuh Elia lalu membopongnya keluar.

" Buka pintu! " Titah Pria itu setelah sampai di teras rumah tempat dia memarkirkan mobilnya. Sang sopir sedikit menundukkan kepala lalu melakukan titah Tuannya.

Pria itu memangku tubuh Elia sembari menatap wajah cantik Elia. Dia tersenyum lalu kembali memakinya.

" Dasar gadis bodoh! apa cintamu membuatmu bodoh? apa kau memang sudah bodoh sebelum mencintai suami gila mu itu? "

Beberapa saat kemudian. Pria itu membaringkan Elia di Brankar lalu ikut mendorongnya untuk masuk kedalam. Langkahnya terhenti sesaat untuk memungut dompet Elia yang terjatuh lalu kembali mengikuti Elia.

Dan, betapa terkejutnya Hendrick dan keluarganya ternyata berada disebelah kamar yang akan digunakan Elia. Pria itu tersenyum sinis menatap Hendrick dan keluarganya menatap bingung dengan keadaan Elia yang terbaring tak sadarkan diri.

" Elia? " Hendrick melangkahkan kaki mendekati Brankar Elia untuk memastikan. Hendrick membulatkan matanya karena melihat Elia tak bergerak sama sekali. Dia mengusap kasar wajahnya. Mengutuk dan memaki dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa mengabaikan istrinya begitu saja? Hendrick kembali mengingat wajah Elia yang memelas memohon padanya agar membawanya serta ke rumah sakit. Hendrick semakin tidak bisa memaafkan dirinya karena kebodohannya itu.

" Jhon? apa yang terjadi? tanya Nenek seraya berjalan mendekati cucu sulungnya itu. Jhon menyambut hangat tangan sang Nenek. Bagi Jhon, hanya Nenek lah yang pantas ia anggap keluarga.

" Kita lihat saja nanti, Nek. " Jawab Jhon sembari menatap Nenek lembut.

Sepuluh menit sudah mereka menunggu. Karena merasa bosan, Jhon teringat kembali dengan dompet Elia yang tanpa sadar, sedari tadi ia genggam. Mata Jhon tertuju dengan sebuah benda pipih berwarna hitam putih itu. Jhon mengembangkan senyum saat membalikkan dan membaca tulisan dibalik benda itu.

Sayang, we gone have a baby.

Hendrick dan keluarga tak menyadari apa yang dilakukan oleh Jhon saat itu. Karena, mereka sedang menanyai dokter tentang keadaan Zila yang sudah selesai di periksa.

" Dokter? bagaiman keadaan cucu saya dan menantu saya? apa mereka baik-baik saja? " Tanya Ibu yang seolah mewakili perasaan khawatir para anggota keluarga.

Dokter itu menghela nafas sembari menatap mereka bergantian. " Maaf. Tidak ada bayi didalam kandungan pasien.

" Apa?! " Kompak mereka bertanya karena terkejut.

" Pasien mengalami kehamilan anggur. Tidak ada bayi di rahim pasien. Jangan terlalu berkecil hati. Semoga setelah ini, pasien bisa segera mengandung. " Ucap Dokter itu. Dan tak lama, pergi meninggalkan mereka.

Hendrick semakin tak mengerti dengan apa yang terjadi. Dia sudah menyakiti istrinya dengan sesuatu yang palsu? dan karena itu juga, dia membuat istrinya menderita. Hendrick benar-benar membenci kebodohannya kali ini. Baik batin dan fisik, dia sudah menyakiti istrinya.

" Bagaiman bisa, Hendrick? " Tanya Ibu yang terlihat sedikit kesal.

" Kami baru melakukan tes dengan alat penguji kehamilan di hotel waktu itu. Aku memang berencana mengunjungi dokter besok pagi." Jawab Hendrick dengan wajah putus asa.

Dia kembali melihat bangsal istrinya dan berjalan ke sana. Dia menatap pintu yang tertutup itu dengan tatapan penyesalan. Sungguh, ini menjadi pertunjukan yang menyenangkan bagi seorang pria. Yaitu, Jhon. Cucu Sulung dari keluarga Dargo yang hampir tidak pernah muncul di keluarga itu. Dia memiliki dunianya sendiri dan tak berniat berurusan dengan keluarga Dargo jika bukan karena sang Nenek.

Beberapa menit kemudian, Dokter yang menangani Elia keluar. Hendrick bergegas mendekati Dokter itu dan menanyakan keadaannya.

" Bagaimana keadaan Istri saya Dokter? "

Dokter itu nampak terdiam dan terlihat rasa sebal yang tidak langsung ia tunjukkan. Tapi, sebagai seorang Dokter, ia haruslah bertindak seperti yang seharusnya.

" Pasien mengalami patah kaki. Kondisi janinnya sudah baik-baik saja. Beruntung, pasien dibawa ke rumah sakit di waktu yang tepat.

Hendrick dan anggota keluarga yang lain tercengang.

" Janin? maksudnya, istriku hamil? " Tanya Hendrick yang tak bisa lagi menahan air mata penyesalan.

" Iya. Dan, saat akan ditangani, pasien sempat sadarkan diri. Dan pasien memohon agar orang yang telah menyelamatkannya mau menemuinya. "

Jhon tersenyum dingin saat semua anggota keluarganya menatap Jhon yang masih duduk dengan santai dibalik punggung mereka.

Jhon bangkit dan menyerahkan benda pipih milik Elia kepada Hendrick.

Hendrick terjatuh lemas saat membaca kalimat dari balik photo hasil USG yang niatnya ingin Elia berikan sebagai kejutan dihari ulang tahun pernikahan mereka.

TBC.....

Terpopuler

Comments

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Enyahkan Hendrick

2024-04-19

1

Amilia Indriyanti

Amilia Indriyanti

laki2 pecundang

2024-04-09

1

sherly

sherly

emang enak jd laki ngk dianggap.. otakmu tu hanya mau nikah aja hend... laki sialan

2024-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Promo Novel Baru!
86 Promo Novel Terbaru
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Promo Novel Baru!
86
Promo Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!