Episode 2

" Elia, izinkan aku menikah lagi dengan Zila. " Hendrick melengkapi ucapannya.

Elia mengigit bibir bawahnya karena menahan tangis yang seakan sulit untuk ditahan. Tapi, jika menangis saat ini, bukankah akan terlihat lemah? tidak! Elia membuang jauh-jauh keinginannya untuk menangis. Lagi pula, menangis hanya akan membuatnya terlihat kalah. Dan orang-orang yang tidak menyukainya, sudah pasti akan bahagia kan melihatnya?

" Tidak! aku tidak akan mengizinkan mu menikah lagi. " Jawab Elia tegas tapi masih enggan menatap manik mata suaminya.

" Elia... " Panggil Hendrick lirih. Tentu saja Elia paham, nada bicara seperti ini, adalah salah satu trik Hendrick saat membujuk Elia. Jika saja, ia adalah Elia beberapa saat lalu, dia kan mengangguk seperti kambing bodoh yang tidak bisa berpikir jernih.

" Berhenti memanggil namaku dengan nada memelas. " Tandas Elia yang masih saja lebih tertarik menatap sepasang sepatunya.

" Elia, tolong... Zila sedang hamil. Aku tidak bisa membiarkan anak itu lahir di luar pernikahan. " Pintanya dengan nada bicara yang semakin lembut.

Bagai disambar jutaan petir. Belum usai rasa sakit karena penghianatan suaminya, kini harus lagi mendengar hal yang semakin mengoyak hati.

Elia menatap manik mata Hendrick tajam. Sungguh! rasa benci dihatinya membuat ia begitu berani. Seolah, dia sudah kehilangan rasa cintanya seketika.

" Menjijikkan! " Ucap Elia tepat diwajah suaminya itu.

" Dasar jal*ang!! berani-beraninya kau mengatai putraku menjijikan?! kau pikir kau siapa?! huh?! " Lagi, suara lantang yang menyakitkan keluar dari mulut Ibu mertuanya. Dia bahkan terlihat begitu semangat memaki hingga bangkit dari duduknya. Jari telunjuknya juga asik menusuk-nusuk ke arah Elia.

Elia tersenyum sinis melihatnya. " Jal*ang? "

Elia menatap Ibu mertuanya dengan tatapan sinis dan mengejek. " Aku bahkan masih suci saat menikah dengan putramu. Bagaimana bisa? kau memberiku gelar jal*ng?

" Huh! kau pikir kami bodoh?! kau sudah melakukan operasi kan?! " Ibu mertua menyilangkan tangan dengan mimik sombongnya.

Elia melirik ke arah Hendrick. Elia hanya bisa menahan pedihnya didalam hati. Suaminya itu benar-benar tidak berniat membelanya sama sekali.

Elia menghela nafasnya. Dia kembali menatap anggota keluarga satu persatu. sama, kebanyakan dari mereka menatap remeh ke arah Elia. Kecuali dua orang yang nampak berbeda mimik wajah. Nenek yang nampak melas menatap Elia. Dan, satu lagi pria yang terlihat gagah namun senyum sinis tapi bukan ke arahnya. Tapi, ke arah Ibu mertua. Entah apa yang dia pikirkan.

" Ibu, tenanglah. Biarkan aku bicara. " Hendrick mencoba menenangkan Ibunya yang selalu saja emosi saat berbicara dengan Elia.

" Elia,.. aku mohon. Aku akan adil kepada kalian berdua. " Ucapnya lagi.

Elia menyunggingkan senyum getirnya. Di dunia ini, mungkin hanya satu dari satu miliar wanita yang akan dengan suka rela merelakan suaminya untuk menikah lagi. Adil? pembohong! mana ada manusia yang bisa adil? jadi berhentilah bermimpi saat suami memiliki dua istri dan dia berjanji untuk adil.

" Menikahlah. " Ujar Elia menatap tegas suaminya itu.

Hendrick akhirnya bisa tersenyum lega. Dia bahkan bisa menghela nafas leganya seketika.

" Aku akan secepatnya mengajukan gugatan cerai. " Elia melengkapi ucapannya dan sontak, membuat Hendrick tak bisa lagi tersenyum atau merasa lega.

" Apa?! tapi kenapa? " Tanya Hendrick yang kini kebingungan dengan ucapan Elia.

" Aku tidak sudi berbagi suami. Maka dari itu, akan aku berikan suamiku kepada yang lebih membutuhkan. "

Hendrick terdiam dalam keterkejutan. Paham, sungguh dia sangat paham kekecewaan yang kini Elia rasakan. Tapi, khilaf yang berujung kecanduan itu, membuatnya semakin terikat dengan adanya bayi di rahim Zila.

" Elia,. aku tetap mencintaimu. Sungguh, Elia. " Hendrick menggenggam tangan Elia dan meletakkannya di dadanya.

" Tolong, jangan meminta untuk berpisah. Aku mohon. Aku sangat mencintaimu. Aku tidak bisa kalau tidak ada kau di sisiku. "

Elia melepas paksa jemarinya dari genggaman Hendrick.

" Tidak bisa. " Elia tegas menatap Hendrick.

" Sombong sekali. Tidak rugi kalau kau tidak mau. " Saut Ibu mertua yang tiada henti menyela.

" Sungguh, menjijikan. Kau dan Ibumu, kenapa kalian begitu menjijikkan? " Elia sudah tidak bisa lagi menahan dirinya lagi. Diam salah, lebih baik berbicara kan?

" Dasar tidak tahu diri! berani sekali kau mengatai Ibu dan Hendrick begitu?! " Kali ini, Zila ikut menyuarakan isi pendapatnya.

Elia tersenyum miris melihatnya. Bukankah, mereka berkumpul untuk memohon izin dri darinya? lalu kenapa terasa memaksa? apakah begini cara mereka meminta atau memohon? Elia kembali mengedarkan pandangannya. Menatap betapa sinisnya tatapan mereka. Sungguh, tidak ada yang lebih menyakitkan selain hari ini. Elia memantapkan hatinya untuk menang dari rasa takut. Dia adalah istri sah dai Hendrick Dargo. Tidak perlu takut kan? iya atau tidaknya, itu adalah haknya sebagai seorang istri.

" Itu karena, kalian selalu mengatakan hal-hal kotor setiap aku bertemu kalian. Jal*ang, pel*cur, tidak tahu diri, tidak tahu malu, dan masih banyak lagi. Terkadang, aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Apakah begini, cara orang kaya berbicara?

" Lancang! " Saut Ayah mertua yang tak kalah bengisnya. Sungguh, ini adalah hal yang biasa bagi Elia. Ia hidup dari belas kasih keluarga Zila. Jadi mungkin, bagi mereka, dia memang tidak memiliki apapun untuk bisa di anggap pantas.

" Cukup! tolong, jangan begini. " Pinta Hendrick yang tak tega melihat sang istri diperlakukan dengan tidak baik.

" Elia, tolong mengertilah, ada penerus keluarga Dargo di dalam perut Zila. Kita tidak memiliki pilihan lain. Kau akan tetap menjadi istriku. Hanya saja, ada Zila sebagai yang kedua. Semua tidak akan berubah. Aku akan tetap mencintaimu. " Hendrick kembali menggenggam tangan Elia erat.

Elia menatap manik mata suaminya itu. Sakit? tentu saja, Zila adalah orang terdekatnya. Tapi kenapa begitu tega menyakitinya seperti ini? lalu suaminya, suami yang begitu lantang mengucapkan janji kesetiaan hingga maut memisahkan, nyatanya tak bisa memenuhinya. Dan sekarang, janji lagi? tidak. Bahkan sampai matipun, dia tidak akan memberikan Izin.

Elia menatap Zila yang juga menatapnya kesal. Sungguh, Elia ingin sekali dia menampar pipinya itu. Elia memang hidup karena belas kasih keluarganya. Banyak sekali ha yang Elia relakan untuk dimiliki Zila. Kenapa? tentu saja untuk membalas segala perbuatan baik yang diberikan oleh Zila dan keluarganya.

Elia berjalan mendekati Zila. Dia menatap gadis itu dengan tatapan sendu.

" Kenapa kau melakukan ini? apa salah ku padamu? apa yang tidak aku berikan padamu sebelumnya? kau mengambil apapun dariku saat itu. Dan sekarang, kau juga mengambil suamiku? " Tanya Elia lirih sembari terus mengusap air matanya.

" Cih! omong kosong! sadarlah, Elia. Jika bukan karena keluargaku, maka kau pasti tidak akan bisa sampai disini. " Ujarnya dengan wajah sombong.

Elia menganggukkan kepalanya.

" Keluargamu, memang memberikan uang padaku sebagai bentuk perhatian. Tapi, apa kau lupa apa yang aku berikan padamu? "

" Diam! jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal! memang apa yang bisa diberikan oleh kaum fakir seperti mu?! huh?! " Tantang Zila penuh kekesalan.

Elia tersenyum kelu mendengarnya. Habis, habis sudah kesabarannya kali ini.

" Baik, akan aku ingatkan. Beberapa tahun yang lalu, kau memintaku menjauhi pria yang mencintaiku dan aku cintai. Aku melakukannya dengan suka rela untukmu. Meski pada akhirnya dia menolak mu, kau tetap menyalahkan aku. Aku mengalah dan membiarkan mu selalu mendapat penghargaan dalam beberapa bidang atas kemauan mu. Aku memberikan banyak hal yang besar lainya. Kau bahkan, menyalahkan aku atas kesalahanmu. Kau menabrak seseorang dan membuatku menjadi pelakunya. Meski pada akhirnya, aku tidak dihukum, tapi akulah yang menanggung dan menerima kebencian mereka. Kenapa? jika itu kau, apa kau bisa melakukan hal-hal itu?

" Omong kosong! " Saut Ibu mertua yang tak terima calon menantunya di hina seperti itu.

" Diamlah Ibu mertua!! " Bentak Elia dengan suara yang menggelegar. Semua orang benar-benar terkejut dibuatnya. Ini adalah yang pertama kalinya Elia membentak Ibu mertuanya.

Plak......

Zila menampar dengan keras pipi Elia.

" Dasar jal*ang! kau tidak tahu sopan santun ya?!

" Benar. Aku tidak tahu sopan santun. Sama sepertimu yang begitu berhasrat mengambil apapun yang aku miliki. " Balas Elia yang tak menghiraukan sudut bibirnya yang berdarah.

Zila kembali mengangkat tangannya hendak menampar Elia kembali. Tapi kali ini, Elia tak tinggal diam. Dia menahannya dan sedikit mendorongnya. Bukan tanpa perhitungan, Elia melihat jarak Zila dan sofa yang begitu dekat. Jika dia mendorongnya sedikit, maka Zila pasti akan jatuh ke sofa.

Bruk....

Salah! Elia benar-benar salah memperhitungkan. Ruapanya ia lupa, Jika Zila adalah orang uang paling pintar mengambil keuntungan dari tindakan Elia.

" Zila!!! " Teriak semua orang sembari berlari ke arah Zila.

TBC....

Terpopuler

Comments

Riando simanjuntak

Riando simanjuntak

mampir dong kak🙏

2024-06-06

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

menegangkan,menyakitkan dan menyedihkan...semoga ke depan mereka akan menyesal..

2024-05-16

3

Lala Kusumah

Lala Kusumah

😭😭😭😭😭

2024-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Promo Novel Baru!
86 Promo Novel Terbaru
87 Promosi Novel Baru, seru banget! kepoin yuk!!
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Promo Novel Baru!
86
Promo Novel Terbaru
87
Promosi Novel Baru, seru banget! kepoin yuk!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!