Kontrak dan kenyataan baru

🌹SELAMAT MEMBACA ANAK KESAYANGAN EMAK. 🌹

🌹JANGAN LUPA FOLLOW IG : @REDLILY123.🌹

🌹ENAK SAYANG KALIAN SEMUA. 🌹

Naura ingin tahu berapa umur pria ini yang sebenarnya. Mungkin saja jika tidak ada jambang dan juga kumis, dia pasti terlihat tampan sekali. Senyuman yang mengembang, dengan jantung yang berdetak dengan kencang. Pada akhirnya semalam mereka hanya tidur sambil berpelukan, tidak ada apapun yang bisa dilakukan oleh Naura selain pasrah. Tapi dia juga khawatir bagaimana jika dirinya tidak akan mendapatkan uang lagi.

Dilihat dari dekat, Nathan benar-benar tampan, apalagi dengan umurnya yang sudah matang terlihat lebih dewasa.

Sampai ketika tiba-tiba pria itu menguap, Naura membulatkan matanya mencium aroma daging sapi yang semalam dia masak. Seketika Naura menutup hidungnya.

"Bapak minggir jangan peluk saya, mulut Bapak bau!"

Sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan pria itu, memukul-mukul daad@nya karena sumpah Naura ingin muntah.

Pria itu malah tertawa setelah sadar. "Semalam saya males gosok gigi makanya langsung tidur."

"Untung semalam kepalang nafsu, jadi nggak protes waktu ciuman rasa daging sapi," gumam Naura seperti itu.

"Morning daddy." mode perempuan galak ini berubah menjadi anak manja. Tentu saja alasannya demi uang.

"Masak sana. Jadi cewek jangan males kamu."

Naura hanya memasang senyumannya kemudian mengangguk. "Iya ini juga mau, tapi mau mandi dulu. Mau ada pelukan atau kissing dulu nggak?"

"Sana," ucap Nathan kembali memejamkan matanya.

Gila sih, dengan posisi Nathan yang terlentang seperti ini memudahkan Naura melihat bagaimana otot-otot itu tercetak dengan begitu baik. Begitu lihat dan juga berwarna coklat, membuatnya ingin menyentuh.

Hai Naura juga normal! Apalagi Chika beberapa kali memperlihatkannya video syur. Dimana Naura 50 persen penasaran dengan rasa nikmat itu, dan 50 persen lagi takut Karena mitosnya melakukan hubungan badan itu terasa sakit.

Di dalam kamar mandi yang begitu mewah, Naura berendam sambil menelpon Chika. "Nggak tahu nggak berhasil, dia nggak mau tidur sama gue Dan malah pelukin gue semalaman."

"Kok gitu sih? Kalau Daddy gue langsung garap gue seketika. Dalam perjanjian kontrak nya gimana kalau misalnya lu nggak memuaskan?"

Itu dia yang membuat Naura hawatir, dia baru mendapat uang seperempat untuk membayar hutang keluarganya. Memang tidak tahu diri, sudah tau miskin tapi tetap berhutang.

"Katanya perjanjian bakalan batal kalau dalam setahun itu gue nggak mau asin dia, ditambah lagi setengah uang harus gue balikin. Gue jadi makin takut dan nyesel malah make duit itu."

Mengutarakan isi hatinya sambil menatap keluar jendela kamar mandi di mana langsung memperlihatkan pemandangan yang begitu indah.

"Lebih baik lu sekarang introspeksi diri dulu, di bagian mana ada salahnya. Dan ngomongin baik-baik sama si bapak, kali aja dia yang lagi sibuk atau apa."

Menerima saran, Naura mematikan ponselnya dan berendam dengan penuh ketenangan, menghirup aroma lilin therapy. Pertama kalinya dirinya merasa kaya.

Dengan menginjak fasilitasi ini, Naura tidak ingin kehilangan nya lagi. Baru juga 1 hari, dia sudah nyaman dengan kemewahan ini.

Tok tok tok tok tok!

"Naura cepetan, saya lapar," ucap Nathan dari luar pintu.

"Ya ampun Bapak baru juga di tinggal 5 menit."

Naura lebih merasa dirinya mengurus orang tua daripada memiliki sugar Daddy yang memanjakannya.

***

Disaat Naura sedang memasak, pria itu Sibuk di kamarnya kemudian berpindah ke ruang kerja dan seterusnya seperti itu. Lama-lama Naura pusing melihatnya.

"Bapak lagi nyari apa atau lagi ngapain sih?"

"Urusan saya ini."

"Ya ampun." Naura langsung memegang daad@nya sendiri. "Untung udah kebiasaan sejak dini dikasih omongan pedas sama tetangga, jadi sekarang nggak kaget-kaget amat."

Tapi tetap saja Naura kaget ketika Nathan kembali dengan sebuah berkas di tangannya. Apakah itu untuknya? Apakah itu untuk memutuskan perjanjian karena dirinya tidak memuaskan?

"Udah belum masaknya?"

"Bentar lagi, Pak." bergegas menyelesaikannya sebelum kekecewaan Nathan semakin banyak.

"Sini kamu, saya mau ngomong sama kamu."

Tuh kan sudah seperti dugaan Naura, dirinya pasti akan diberikan hukuman.

"Kenapa Pak?"

"Saya mau ada revisi kontrak, coba kamu baca dulu."

Memang tidak ada perbedaan yang signifikan, hanya saja di sini Naura diwajibkan untuk lebih banyak menghabiskan waktu di apartemen untuk bersih-bersih, memasak, menyiapkan baju untuk Nathan dan hal-hal lainnya yang Naura pahami ini adalah simulasi rumah tangga.

"Emangnya Bapak nggak akan pulang ke rumah? Bakalan selamanya di apartemen ini?"

"Ya nggak, saya bakalan pulang ke rumah. Itu cuma tambahan dari saya kalau sewaktu-waktu saya bakalan ada di apartemen ini."

Namun ada poin yang hilang, yaitu tidak boleh proses ketika Nathan menginginkan gaya bercinta yang aneh-aneh.

"Pak kayaknya ini lebih ke kontrak pembantu deh daripada sugar baby? Iya kan?"

"Mana ada pembantu yang bisa diginiin?" tangannya terulur kemudian tiba-tiba merangkup daad@ Naura.

"Pak!" ucapnya dengan kaget dan segera menepis tangan itu refleks. Sudah dikatakan kalau Naura itu labil, dia ingin tapi takut. Apalagi kalau tiba-tiba seperti ini.

Nathan malah tertawa melihat respon itu.

"Tapi ada yang saya hawatirin, kan di sini kontraknya kalau saya nggak memuaskan bapak nanti uang yang saya terima harus dikembalikan ke bapak setengahnya. Ya gimana Saya mau muasin Bapak kalau bapak enggak eksekusi saya dari semalam?"

Tawa Nathan malah semakin membuncah, dia bahkan memegang perutnya. Aneh sekali melihat pria yang dikatakan dingin oleh semua orang itu tertawa di hadapannya.

"Memuaskan bukan berarti di atas ranjang. Kayak masak gini, service kamu memuaskan ya berarti saya terpuaskan."

"Terus kapan kita eksekusinya? Bukannya saya gimana gimana ya, tapi saya hawatir aja kalau bapak tiba-tiba pengen. Kan saya nggak ada persiapan sama sekali."

"Ya siapin aja mental kamunya." mencubit pipi Naura yang terasa halus.

Perempuan itu menghela nafasnya dalam dan mendatangani sebelum akhirnya sarapan bersama dengan Nathan.

"Jam berapa kamu masuk kampus?"

"Nanti agak siangan."

"Mau saya beliin mobil nggak? Atau mau dikasih sopir aja?"

"Jangan deh Pak, terlalu mencolok kalau misalnya saya tiba-tiba jadi kaya, nanti saya disangka simpanan om om."

"Emang kenyataannya kayak gitu kan?"

Mendengus kesal mendengarnya. "Jangan di perjelas juga kali."

Sepertinya hobi Nathan hari ini adalah tertawa, karena dia terus-menerus mengumbar nya.

"Bapak umur berapa sih? Kayak anak kecil."

"Heh saya sudah 38 tahun ya."

"Tiga puluh delapan?" terdiam sejenak sebelum mengingat ingat berapa umur Savana. "Woi lah Savana sekarang umurnya 20 tahun, itu artinya bapak hamilin istri bapak pas usia 17 tahun gitu?"

"Savana bukan anak kandung saya."

Entah apa yang terjadi dengan pikiran Nathan karena dirinya mengatakan rahasia paling besar dalam hidupnya. Dan pria itu tanpa ragu mengatakannya pada Naura, bahkan menatap matanya dalam.

***

To be continue

Komentarnya dong? Jangan lupa kasih Emak vote.

Terpopuler

Comments

~☆Vianie☆~

~☆Vianie☆~

jangan2 si savana anak tiri tuh , atau jelasnya ibu nya dah hamidun duluan seblm sm si daddy
aaaahh.... emaaaakkk sll saja bikin pinisirin

2023-01-10

0

mommy neng

mommy neng

lah teus anaknya sape bambaangg

2022-11-14

0

untung cahyadi

untung cahyadi

oh ngk taunya savana anak tiri

2022-11-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!