Labil

🌹SELAMAT MEMBACA ANAK KESAYANGAN EMAK. 🌹

🌹JANGAN LUPA FOLLOW IG : @REDLILY123.🌹

🌹ENAK SAYANG KALIAN SEMUA. 🌹

Saking asyiknya Naura melihat pemandangan itu, terkadang dia lupa memasukan mana garam dan juga gula. Jadi ketika makanan di meja sudah selesai dan Nathan datang untuk mencicipinya, dia langsung tersedak karena rasanya yang begitu manis padahal ini sup. "Huekkkkk!" Langsung berlari ke kamar mandi meninggalkan Naura yang bertanya tanya. 

"Belum juga diapa apain masa udah mual mual sih. Mana si Om juga yang muntahnya." Hingga Naura sendiri yang mencoba masakannya. Dia terdiam sejenak sebelum akhirnya ikut membekap mulut dan berlari ke atas wastafel untuk memuntahkannya. "Kok asin banget sih cok!" 

Barulah sadar kalau yang terjadi dengan sugar daddy nya mungkin juga demikian. "Sial, kayaknya gue dalam masalah deh."

"Kamu gimana sih? Anak kost masa gak bisa masak! Amis banget gak enak rasanya aneh!"

"Aduh, Pak. Saya minta maaf yang sebesar besarnya. Saya buatin lagi yang baru ya. Janji kali ini gak bakalan liat ke pemandangan itu. Lagian dapurnya yang salah, Pak. Masa iya menghadap ke sana. Yakali langsung liat ke sana jadinya gak bisa konsentrasi."

Dengan penuh kekesalan, Nathan menutup jendela kaca itu dengan dikendalikan oleh remote. 

"Wuih, canggih banget pak. Boleh saya coba gak?"

"Kalau dalam waktu lima belas menit kamu belum masak, awas aja ya."

Ampun! Kini Naura merasa diambang kehidupannya. Jadi dia cepat cepat untuk memasak lagi. Kali ini benar benar konsentrasi. Baru juga dirinya bersenang senang dengan uang itu, masa sekarang harus merasakan lagi jadi miskin. 

"Anjirlah hiks…  gak mau miskin lagi," Ucapnya demikian. 

Untungnya, Naura memakai timer jadi dia bisa selesai tepat waktu. Begitu dia menyimpan makanan di meja, saat itulah Nathan keluar dari ruangannya. 

Woy lah udah macem ikut ajang master chef. Batin Naura menjerit demikian. 

"Laper saya dari tadi." Mencicipi masakan itu kemudian tersenyum dengan lega. "Enak banget ini. Nah begini dong. Berguna."

Naura makan tanpa bersuara, takut salah dan nantinya dibuang dia tuh. 

"Pak, buat seterusnya saya tinggal di sini apa gimana?"

"Tinggal aja di sini."

"Kalau kostan aku sendiri gimana? Kan kostan tuh deket banget sama kampus. Nah boleh gak kalau aku tetep ngekost, tapi itu buat kalau ada temen ngerjain tugas. Atau misalnya buat berteduh gitu?"

"Boleh boleh aja. Tapi sering sering di sini."

"Hihihi, iya dong, Pak. Saya betah di sini soalnya. Boleh liat liat nanti abis makan?"

"Liat liat aja. Kamar kamu yang itu." Nathan menunjuknya dengan sendok. Sebuah pintu berwarna hitam, yang diyakini Naura kalau pasti didalam nya didominasi warna demikian pula. Yang mirip film film. 

"Nanti beresin lagi. Sama ganti sprei di kamar kita ya. Saya mau kerja dulu." Ruang kerja? Hendak kerja? Terus apas fungsinya di sini? 

"Terus kita grepeng grepeng nya gimana?"

"Gak tahan hmm?" Nathan beranjak dari duduknya setelah selesai makan. Kemudian mengecup bibir Naura sebelum melangkah pergi menuju ke ruangan kerjanya. 

Naura menaikan bahunya, sepertinya dia diizinkan untuk bersenang senang dulu di apartemen ini. Bahkan Naura sampai berputar putar sambil membawa piring hingga… .  PRAYYYY! 

piring tersebut jatuh berserakan di bawah. 

"Nauraaaa… . , " Ucap pria itu dari ruang kerjanya. 

"Iya maaf ini gak sengaja. Mau diberesin kok," Ucapnya demikian. 

🌹🌹🌹

Menjelajahi ruangan ini, Naura melihat ada 4 ruangan yang bisa dijadikan tempat tidur. Salah satunya jadi ruang kerja Nathan. Naura penasaran dengan kamar dengan pintu berwarna hitam itu. Dia membukanya dan kaget karena isinya tidak semanly yang dia pikirkan. Ini didominasi warna biru muda dan putih. 

Mirip dengan kamar anak remaja. Apalagi dengan lampu tidur yang kelap kelip, pokoknya ini adalah seleranya Naura! Dia sangat menyukai ini! 

"Gilaaa si Daddy seleranya anak muda banget."

Beralih pada dua ruangan yang lain, itu dijadikan kamar tamu dan juga perpustakaan. Sederhana sih, tapi mewah. Dengan dapur, ruang makan dan ruang keluarga yang terpisah. Bahkan ada ruang tamu yang sedikit tertutup sehingga jika ada yang datang tidak bisa melihat ke dalam. 

Tidak ada kolam renang, tapi ada balkon yang begitu luas dengan sofa di sana. Pemandangan dari kamar pun tidak kalah menakjubkan. Apalagi dengan kaca yang besar memperlihatkan sibuknya ibu kota. 

"Impian banget!" Teriaknya ketika melihat ada bathub di dalam. 

Apalagi yang harus dia lakukan ketika sudah melihat semuanya? Naura mulai bosan. Dia berguling di atas ranjang dan menatap langit langit sambil berbaring di atas ranjang. Harus apa dan bagaimana ya? 

Sampai akhirnya pintu tiba tiba terbuka, Naura kaget bukan main. Menatap Nathan yang terlihat lelah. 

"Pak, ini kamarnya kok konsepnya beda sama semua ruangan? Lucu gitu. Mana ada awan awannya juga. Kenapa gak dark kayak kamar tamu?"

"Kamu suka, kan?"

"Suka… . "

Kemudian tiba tiba teringat dengan kalimat dari Chika yang mengatakan, "Lu harus ngegoda pokoknya. Biar nanti dikasih duit banyak."

"Daddy… .. " Makanya Naura bertingkah demikian. Dia bangun dari rebahannya dan langsung melompat pada pria itu. Digendong ala koala kemudian mengecupi bibir Nathan berulang kali dan tersenyum dengan miring saat menjauhkan wajahnya. "Daddy ayo… . "

"Ayo apa?" Rem@s@n pada p@nttat itu menguat. Nathan suka dengan milik Naura yang berisi seperti ini. 

"Katanya mau eksekusi. Ayooo," Ucapnya mengguncangkan tubuh hingga bagian bawah Nathan bergesekan dengan milik Naura. 

"Shiiit!" Pria itu mengumpat sebelum akhirnya mencium ganas bibir Naura dan menindih tubuh itu. Mengukungnya di bawah lengan dan menghiis@p leher Naura yang begitu putih. 

Perempuan itu mulai mendess@h, dia suka dengan sensasi yang baru pertama kali dia rasakan. Apalagi ketika tangan Nathan dengan beraninya naik dan menyentuh daad@nya yang masih berada di balik pakaian. 

"Hhhhh… . Daddy… . .  Uggggggghhhhh… .Hmmpphhh!" Bibirnya dibekap bersamaan dengan Nathan yang masuk ke dalam kaos Naura dan langsung bersentuhan dengan kulit kenyal itu. 

Mempermainkannya dengan memberikan cubitan, peliintirann yang berhasil membuat tubuh Naura bergerak layaknya cacing kepanasan. Sungguh nikmat. 

Namun ketika Nathan menjauhkan wajahnya hingga mereka beradu pandang, pria itu tiba tiba diam. Tangannya juga tidak bergerak lagi. 

"Dadd? Kenapa berhenti? Sentuh lagi." Bahkan Naura mengusap dad@ pria itu secara senssual. Menjiilat leher Nathan dan tubuh yang bergerak erotiis. "Daddy ayoo…  Daddy… . " Layaknya jal@ng yang haus dengan belaian. Tangan Nathan yang masih merangkup buah dad@nya terasa hangat dan nikmat. Ingin dipermainkan lagi. 

Namun tanpa diduga, pria itu menarik tangannya dari dalam baju Naura. Kemudian mengecup kening Naura lama. "Gak sekarang, besok saya ada kerjaan pagi. Nanti aja lagi. Sekalian besok saya mau ada revisi beberapa hal dalam Perjanjian kita."

Kekecewaan itu semakin datang ketika Nathan merebahkan tubuhnya di samping Naura dan menariknya ke dalam dekapan hangat. 

"Tidur, kamu besok ada kuliah kan?!"

"T… tapi… . . " Naura sudah basaaahhh! Dia mau dihentakkkkk kuatttt! 

Entah ini keberuntungan atau kesialan. Tapi Naura lebih ingin dimasukii oleh pria ini. "Dad… "

🌹🌹🌹

To be continue

Komentarnya? 

Sabar ya hahahahaha. 

Terpopuler

Comments

Ayyu Nur Sri Rahayu

Ayyu Nur Sri Rahayu

hampir semua dibaca

2023-01-02

0

Ayyu Nur Sri Rahayu

Ayyu Nur Sri Rahayu

gk bkl kecewa ama karya emak..

2023-01-02

0

mommy neng

mommy neng

kok curiga sih sama daddy nath

2022-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!