"Gyaa, kak Mira mencarimu." Della yang baru saja menghampiri Agya di kantin, langsung meletakan tasnya di atas meja seraya mendudukan tubuhnya di samping sahabatnya tersebut.
"Kak Mira?" Agya yang masih sibuk mengunyah makanannya kini menghentikan kunyahannya seraya menoleh ke arah Della.
"Iyaa. Kak Mira, ketua jurusan." Della meraih jus jeruk milik Agya lalu meneguknya.
"Ha? Kenapa dia mencariku?" Agya kembali melanjutkan makannya, sedikit terkejut dengan perkataan Della, tumben sekali kakak tingkatnya itu mencarinya.
"Entahlah." jawab Della mengedikkan bahunya. Ia juga tidak tahu kenapa ketua jurusan mereka tiba-tiba menanyakan dan mencari Agya.
"Oh iya, Gya. Tadi Darrel menca---." ucapan Della terhenti tatkala melihat Darrel yang sudah berdiri di hadapannya. Tepat di seberang meja makan mereka.
Melihat kehadiran Darrel, Agya langsung meneguk jus jeruk miliknya dengan buru-buru untuk melarutkan makanannyan yang masih tersisa di dalam mulutnya.
"Boleh aku duduk?" tanya Darrel mengulaskan sebuah senyuman hangat. Seketika Agya langsung mengangguk.
"Bo-boleh."
Darrel meletakan paper bag yang dipegangnya di atas meja, lalu mendudukan tubuhnya di kursi, tepat di hadapan Agya.
"Gya, ini ole-ole dari Amrik untukmu." ucapnya menyodorkan paperbag berwarna silver tersebut ke hadapan Agya.
"Ehm, Thanks ya Darrel." Agya meraih paperbag tersebut seraya tersenyum hangat.
Della yang menyaksikan hal itu hanya bisa memutar kedua bola matanya, meratapi nasibnya. Ia tahu jika Darrel sedang mengincar dan menyukai sahabatnya itu. Namun ia tidak tahu dengan perasaan Agya terhadap Darrel.
"Oh iya Gya, apa sebentar malam kau memliki waktu senggang? Aku ingin mengajakmu ke acara pernikahan kakakku."
Glek, Agya menelan salivanya dengan sedikit kasar pun matanya yang melebar, sangat terkejut dengan ajakan Darrel barusan yang mengajaknya untuk menghadiri acara keluarganya.
"Darrel apa kau tidak mengajakku juga?" Della memperbaiki posisi duduknya menatap Darrel seraya tersenyum manis.
"Ehm, jika kau mau. Kau boleh ikut juga." jawab Darrel tersenyum sedikit masam, jika Della ikut pasti Agya tidak akan memiliki banyak waktu untuknya, dan malah akan bersama Della terus nanti.
"Agya, bagaimana? Apa kau bisa?" Darrel menoleh ke arah Agya yang masih diam membisu.
"Ehm, apa tidak apa-apa jika aku ikut denganmu? Itu acara keluargamu, bagaimana bisa kau mengajak orang lain." raut wajah Agya berubah, ia merasa tidak enak jika diajak ke acara keluarga Darrel yang belum ia kenal. Bahkan dirinya juga belum mengenal Darrel sejauh itu.
"Tidak apa-apa. Apa kau bisa?" tanya Darrel lagi sedikit mendesak.
Agya mengangguk seraya berkata, "Ehm, I-iyaa." jawab Agya tersenyum.
"Baiklah, nanti malam aku akan menjemputmu di apartemenmu. Aku permisi dulu." Darrel bangun dari duduknya dengan raut wajah yang terlihat sangat bahagia, Bibir tipisnya masih mengembang lebar membentuk senyuman.
"Gyaa, OMG. Demi apasih, Darrel mengajak kita ke acara keluarganya. Eh, lebih tepatnya mengajakmu." ucap Della antusias menatap Agya yang masih belum mengalihkan padangannya dari tubuh Darrel yang berjalan meninggalkan kantin.
"Gyaa." Merasa tidak dihiraukan, Della langsung mengusap wajah Agya sedikit kasar.
"Della, apaan sih." memukul tangan Della. Pandangannya kini terpusat ke arah sahabatnya itu.
"Gya, apa kau tidak merasa curiga?"
"Curiga?" Dahi Agya mengerut dalam, tidak mengerti arah pembicaraan Della.
"Iyaa, apa kau tidak merasa curiga terhadap Darrel. Aku merasa dia menyukaimu."
"Hahah." Agya terbahak, "Mana mungkin, kau tahu sendirikan jika Darrel anak orang kaya. Mana mungkin dia mencintai wanita kucil sepertiku." respon Agya membuat Della tersenyum masam, benar juga yang dikatakan Agya. Mana mungkin Darrel menyukai wanita yang tidak sebanding dengannya.
"Huh, terserah." ucap Della, kembali meraih jus jeruk milik Agya lalu meneguknya.
"Oh iya, kau akan ikut denganku kan nanti malam. Aku merasa tidak nyaman jika ke sana seorang diri. Ya, walaupun ada Darrel tapi aku masih belum cukup mengenalnya, aku takut diasingkan saat berada di sana. Jika kau ikut, setidaknya aku akan memiliki teman."
"Entahlah, nanti dilihat. Aku juga tidak yakin akan pergi ke sana. Aku tadi hanya bercanda, tapi ternyata Darrel menganggapku serius."
"Del, kau harus ikut. Jika kau tidak ikut, aku tidak akan pergi."
"Heh, are you crazy? Kau sudah menerima ajakan Darrel, mana mungkin kau membatalkannya hanya karena aku tidak bisa ikut." seru Della menatap Agya dengan tatapan serius.
"Huh baiklah." Agya melemaskan tubuhnya, semoga saja Della bisa ikut. Ia juga tidak bisa memaksa sahabatnya itu, karena Della tipikan orang yang moodyan.
***
Seusai kuliah, Agya dan Della langsung meninggalkan kelas mereka menuju perpustakaan untuk menemui Mira entah apa yang akan di bicarakan wanita itu.
"Apa kak Mira dari tadi menunggu di sini?" Agya mendaratkan tubuhnya di kursi yang baru saja di tariknya.
Mira tersenyum, "Tidak, baru sekitar 5 menit yang lalu."
"Oh baiklah."
"Eum, Gyaa. Apa kau mau jadi moderator untuk seminar yang akan dilaksanakan pekan depan? Aku dengar dari beberapa orang, jika kau memiliki skill public speaking yang bagus." ujar Mira menatap Agya lekat.
Agya menoleh ke arah Della meminta pendapat wanita itu, namun respon Della malah membuat Agya menggeleng-geleng kepalanya. Pasalanya wanita itu hanya mengedikkan bahunya seolah tidak ingin ikut campur.
"Bagaimana, apa kau bisa?" tatapan Mira terlihat penuh harap.
"Ehm, kak kalau boleh tahu siapa yang menjadi narasumber di seminar kewirausahaan nanti?"
"Mr.Dev, CEO dari Wilantara Group. Dia yang akan menjadi narasumber kita karena saat ini dia sedang hangat dibicarakan sebagai pengusaha yang sangat sukses di usia muda." Seketika mata Agya langsung membulat bahkan hampir terlepas dari tempatnya karena keterkejutannya. Pun Della yang langsung melongo dengan mata yang melebar.
"A-apa?" mata Agya masih membulat, kenapa harus Mr.Dev yang menjadi narasumber mereka?
"Ada apa? Kenapa kau sangat terkejut?" tanya Mira merasa bingung dengan perubahan raut wajah Agya.
Agya berdehem seraya memperbaiki posisi duduknya. "Maaf ya kak. Tapi aku tidak bisa menjadi moderator di seminar itu." tolaknya, ia tidak siap bertemu dengan pria yang pernah menjadi korban androphobianya. Sungguh Agya tidak ingin bertemu pria itu lagi dalam keadaan apapun.
"Tapi Agya, seminarnya tinggal satu minggu lagi. Kami tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa lagi. Sebenarnya kami sudah menyiapkan moderator, namun kemarin temanku yang menjadi moderator mengalami kecelakaan dan sedang kritis. Aku mohon Agya bantu angkatan kami selaku panitia seminar ini." ujar Mira menatap Agya dengan tatapan memohon, berharap adik tingkatnya itu mau membantunya.
Agya menghela napas, ia merasa tidak tega melihat kakak tingkatnya memohon seperti ini, tapi ia tidak ingin bertemu dengan Mr.Dev lagi, sangat tidak ingin.
"Del, gimana?" Agya menoleh ke arah Della, meminta pendapat sahabatnya itu.
"Ehm, Gyaa. Sebaiknya kau bantu saja kak Mira, kasihan mereka. Waktu mereka tinggal satu minggu lagi, bagaimana bisa mereka merekrut lagi orang-orang untuk menjadi moderator, itu pasti memerlukan waktu yang tidak sedikit." tutur Della menatap Agya yang juga menatapnya dengan tatapan bingung, wanita itu terlihat sangat ragu untuk menerima tawaran dari kakak tingkatnya tersebut.
"Tapi Del." Agya menggeleng kepalanya, ia tidak ingin bertemu Mr.Dev lagi.
"Gyaa, aku yakin Mr.Dev tidak akan mengingat wajahmu. Toh, dia baru sekali bertemu denganmu, bagaimana bisa dia langsung mengingat wajahmu secepat itu." ucap Della meyakinkan.
"Kau pernah bertemu Mr.Dev? Wah kau sangat beruntung sekali." puji Mira tersenyum, merasa ingin berada di posisi Agya karena sudah bertemu dengan Mr.Dev. Mira merasa demikian karena Mr.Dev adalah orang yang sangat sulit ditemui. Bahkan proposal pengajuan Mr.Dev sebagai narasumber untuk seminar mereka belum disetujui hingga sekarang padahal sejak satu bulan yang lalu mereka mengajukannya.
"Hah? Beruntung? Bukan beruntung tapi yang ada malah kesialan." batin Agya.
"Jadi bagaimana? Apa kau bisa membantu kami? Aku sangat berharap jika kau bisa." ucap Mira masih dengan tatapan memelasnya.
"Eum, bagaimana ya kak. Aku ingin sekali membantu kak Mira, tapi kali ini aku tidak bi--."
"Kak Mira. Agya akan membantu kak Mira, dia akan menjadi moderator di seminar kewirausahaan nanti." timpal Della merasa jengah dengan sikap sahabatnya.
"Del." Agya memelototkan matanya, tidak suka dengan keputusan Della yang sepihak.
"Gyaa, ini demi nama baik jurusan kita juga. Jika kau tidak mau membantu kak Mira yang ada nanti jurusan kita yang kena imbasnya." seru Della. Seketika Agya terdiam, membenarkan ucapan Della barusan.
"Huh, baiklah. Aku akan menjadi moderator di acara seminar pekan depan." Agya menghembuskan napas, semoga saja Mr.Dev tidak mengenalinya.
"Sungguh? Aaa, terima kasih Agya." Mira terlihat sangat antusias, ia beranjak dari duduknya lalu memeluk tubuh adik tingkatnya tersebut.
"Sekali lagi terima kasih." ujarnya melepas pelukannya. Agya hanya menjawab dengan anggukan penuh keterpaksaan.
"Eum, sebenarnya perihal Mr.Dev, dia belum tentu jadi narasumber di acara seminar nanti. Karena proposal yang kami ajukan belum di accept."
"Benarkah? Syukurlah." jawab Agya, wajah wanita itu langsung berubah drastis. Dari yang semula sendu kini menjadi girang.
"Gyaaa." Della memukul lengan Agya, berharap Mira tidak semakin mencurigai Agya yang terlihat tidak suka dengan Mr.Dev.
"Iya, sama-sama kak." Della menatap Mira seraya tersenyum semanis mungkin berusaha menghalau pikiran wanita itu yang ia rasa mulai menerka-nerka perubahan sikap Agya. "Apa kami boleh pergi sekarang?" sambungnya beranjak berdiri.
"Eh, iya boleh." Mira mengerutkan dahinya merasa ada yang ganjal dengan sikap Agya.
"Baiklah, kami permisi dulu kak." Della menarik tangan Agya lalu membawa wanita itu keluar dari sana.
"Aneh sekali? Kenapa dia tidak ingin bertemu Mr.Dev?" Mira menggeleng-geleng kepalanya seraya merapikan buku dan juga laptopnya yang berada di atas meja. Kemudian ia ikut berlalu dari perpustakaan tersebut mengingat sudah hampir petang.
.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
anggita
up 👌👍
2021-07-29
0
Nona Alifia
Next Thor...
Semangat
💪💪💪
2021-07-13
1
Restviani
lanjut ya thor...
salam saling dukung dari Perjuangan CEO Muda...
2021-07-12
0