Menerima Kesepakatan

“Ta…tapi apa bang ?” Gintani semakin penasaran melihat diamnya Alex.

“Tapi dia menginginkanmu malam ini, Tan !” jawab Alex.

Gintani terhenyak, dia tidak pernah menyangka semuanya akan secepat ini terjadi. Gintani pikir, akan susah untuk bang Alex mencari seorang lelaki hidung belang yang akan membelinya dengan harga yang cukup tinggi. Meskipun harga itu tidak akan pernah sebanding dengan akibat yang akan ditanggungnya nanti.

Alex menyadari keraguan terpampang nyata di raut wajah Gintani. Sejenak dia menghela napasnya.

“Sebaiknya kamu urungkan niatmu itu, Tan !” pinta Alex. “Kita akan berusaha untuk mencari jalan lain. Bukankah kita masih memiliki waktu sebelum jatuh tempo yang diberikan rentenir itu ?" lanjutnya.

Gintani hanya memejamkan matanya mendengar perkataan Alex. Kata hatinya tengah berdebat antara menerima atau tidak kesepakatan tersebut.

“Pikirkan kembali, Tan !” ujar Alex menepuk bahu Gintani seraya pergi meninggalkannya di kamar itu.

Gintani berdiri dan mendekati jendela kamarnya. Dia menatap lurus ke luar jendela. Mungkin benar kata bang Alex, aku tidak perlu tergesa-gesa. Aku masih memiliki waktu selama 3 hari. Aku akan mencoba menemui paman Arman. Jika perlu, aku akan berlutut di hadapannya agar paman bisa membebaskan kakek. Kata hati gintani.

Di ruang 9. Telpon Alex terus berbunyi menyanyikan sebuah lagu milik Iwan Fals, pertanda jika seseorang sedang menghubunginya. Alex yang sedang berada di kamar mandinya, segera keluar untuk mengangkat telpon tersebut.

“Darimana saja kamu ? Kenapa lama sekali mengangkat telponnya !” suara bariton yang setengah berteriak terdengar di ujung telpon.

Alex hanya bisa mengusap dadanya mendengar teriakan si pemilik suara yang tak lain adalah Argha.

“Aku baru selesai mandi, Ar.” Jawab Alex.

“Hmm ! Mana nomor rekeningnya, biar aku transfer sekarang juga !” pinta Argha.

“Dia belum mengambil keputusan. Jadi aku tidak bisa mengirimkan nomor rekeningnya sekarang.” jawab Alex.

“Ish, niat nggak sih dia menjual dirinya !” dengus Argha terdengar kesal.

Alex mengepalkan tangannya mendengar kata tak senonoh sahabatnya.

“Lo pikir jual diri itu segampang menjual oncom !” teriak Alex kesal. “Apalagi dia masih virgin ! Sudahlah, lupakan saja ! Aku tidak akan menyerahkan dia kepada pria yang tidak punya perasaan seperti lo !” lanjut Alex, geram.

“Hey ! Awas aja kalau lo berani menggagalkan kesepakatan tadi ! Gue nggak akan segan-segan mencabut semua fasilitas lo !”

Ancaman.., ancaman dan selalu hanya ancaman yang digunakan Argha untuk membuat Alex tak berkutik. Sejurus kemudian sambungan telpon pun terputus karena Alex sudah tak tahan lagi harus mendengar ancaman sahabatnya.

☘️☘️☘️

Keesokan harinya, Gintani pergi ke rumah pamannya untuk meminta bantuan. Tiba di sana, Gintani disambut oleh tangisan mbok Inem yang merasa bersalah karena telah mengemasi dan menyimpan koper Gintani di luar dulu.

“Sudahlah, mbok ! Semua itu bukan salah mbok.” Ujar Gintani seraya mengusap-usap punggung mbok Inem.

“ta…tapi non ! Mbok merasa bersalah banget ! mbok merasa jika mbok yang sudah mengusir non !” jawab mbok Inem masih terisak.

“Gintan baik-baik aja, mbok ! Lagipula Gintan jauh lebih baik hidup di luar daripada tinggal di rumah ini.” Jawab Gintani mencoba menenangkan mbok Inem.

“Bagus ! Jadi selama ini, lo nyesel tinggal di rumah ini, hah !” teriak Celine yang tanpa sengaja mendengar obrolan Gintani dan pembantunya.

Siang itu Celine baru saja pulang kuliah. Dia melihat Gintani sedang berpelukan dengan pembantunya. Dia mendekati Gintani untuk mengusirnya. Namun tanpa sengaja, dia mendengar ucapan Gintani yang membuat hatinya meradang.

“Nyesel kamu tinggal di rumah ini, hah ! Dasar pelacur gila ! Jadi lo lebih memilih hidup di luar karena bisa bebas melakukan apa pun, kan ! Kalau begitu, kenapa nggak dari dulu saja lo keluar dari rumah ini ! Supaya rumah ini tidak menanggung sial akibat pekerjaan hina lo !”

Celine terus menghardik dan menghina Gintani seraya menjambak rambut Gintani dan mendorongnya dengan keras.

“Aww…!”

Gintani menjerit saat tubuhnya jatuh terjerembab sehingga kepalanya membentur lantai.

“Ada apa ini ?”

Tiba-tiba, paman Arman dan bibi Shella sudah berdiri di hadapan Gintani. Paman Arman berjongkok hendak membantu Gintani berdiri. Namun tangannya yang telah terulur, ditepiskan dengan kerasnya oleh bibi Shella.

“Ngapain sih, kamu bantu dia ?” tanya bibi Shella, ketus.

Paman Arman hanya bisa menghela napasnya. Tanpa mempedulikan pertanyaan istrinya, tangan paman Arman kembali terulur untuk membantu Gintani berdiri.

“Ada apa kamu kemari, nak ?” tanya paman Arman setelah melihat Gintani berdiri dan tengah menepuk-nepuk rok nya yang terlihat kotor.

Seketika Gintani menghentikan kegiatannya. Dia menatap sendu ke arah pamannya.

“Gi…Gintan mau minta to…tolong paman ! To…tolong pinjami Gintan uang untuk menyelamatkan kakek !” ujar Gintani seraya mengatupkan kedua tangannya untuk memohon kepada pamannya.

“Apa ! Apa kamu sudah tidak waras ? Kamu pikir, pamanmu sekaya apa sampai dia bisa membantumu, hah ! Kalaupun dia punya uang, lebih baik dia gunakan untuk keperluan kuliah anaknya !” teriak bibi Shella, geram.

“Dengar wanita sialan !” ujarnya bibi Shella seraya menjambak rambut Gintani.

“Ish….!” Gintani hanya bisa meringis menahan sakit di kepalanya. Rasanya rambutnya seolah terlepas dari kulit kepalanya.

“Urusan kakekmu, itu adalah urusanmu sendiri ! Salah sendiri, kamu tidak ingin diperistri oleh tuan Broto. Sekarang, tanggung sendiri akibatnya !” ujar bibi Shella seraya mendorong Gintani hingga kembali terjatuh.

Saat paman Arman hendak kembali menolong Gintani. Tangan bibi Shella segera menarik pergelangan tangan suaminya.

“Ayo masuk !” ajaknya seraya menyeret paman Arman untuk memasuki rumahnya. “Semuanya, masuk !” perintah bibi Shella kembali.

Celine dan mbok Inem pun ikut masuk ke dalam rumah. Gintani segera berdiri, dia kemudian berlari untuk ikut masuk dan membujuk pamannya. Sayangnya, dia kalah cepat dengan pergerakan tangan bibi Shella yang telah mengunci pintu.

Dug….dug….dug….!

“Tolong Gintan, bi ! Selamatkan kakek ! Gintan janji, Gintan akan mematuhi perintah bibi ! Tapi tolong selamatkan kakek !”

Dug….dug….dug…!

Gintani berteriak memohon seraya menggedor-gedor pintu rumah paman Arman. Namun tak ada seorang pun yang menggubrisnya. Setelah cukup lama Gintani memohon dengan berderai air mata, Gintani merasa lelah. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke pub. Pikirannya benar-benar kosong.

Saat berjalan keluar dari gerbang rumah pamannya, tiba-tiba ponsel Gintani berbunyi. Sebuah notifikasi pesan WhatsApp masuk.

Hai Tan, ini aku, Nadhifa ! Bisakah hari ini kita ketemu ?

From Nadhifa

Boleh, dimana ?

From Gintani

Tamkot pusat

From Nadhifa

Oke ! Jam berapa ?

From Gintani

Sekarang. OTW, 15 menit lagi aku sampai.

From Nadhifa

Oke.

From Gintani

Setelah berkirim pesan dengan Nadhifa, Gintani pun memesan ojek online menuju taman kota.

Perjalanan yang ditempuh Gintani 10 menit lebih lambat karena terjebak kemacetan. Tiba di sana, Gintani melihat Nadhifa tengah duduk dengan anggunnya di kursi yang pernah Gintani duduki dengan papahnya Nadhifa dulu. Gintani kemudian menghampiri Nadhifa.

“Maaf menunggu lama !” ujar Gintani seraya membungkukkan badannnya.

“Ah nggak kok, aku juga baru sampai.” ujar Nadhifa. “duduk Tan !” tawarnya lagi.

Gintani tersenyum seraya mendaratkan bokongnya di kursi di samping Nadhifa.

“Minum ?” tawar Nadhifa seraya menyodorkan gelas cup berisi orange juice.

Gintani menerima minuman tersebut. Dia pun segera menusukkan sedotannya dan mulai menyedot orange juice yang diberikan teman barunya.

“Tan, aku minta maaf soal tindakan mamah waktu itu !” ujar Nadhifa membuka pembicaraan.

Gintani tersedak mendengar perkataan Nadhifa.

“Ish, hati-hati dong, Tan !” ujar Nadhifa seraya mengusap-usap punggung Gintani.

Gintani menatap lekat ke arah Nadhifa. Dia harus meluruskan permasalahan ini. Dia yakin jika Nadhifa bukan orang yang hanya bisa menghakimi dari sekedar melihat saja.

“Fa, aku minta maaf atas kejadian waktu itu ! aku tahu, aku telah begitu tidak sopan dengan meminta ayahmu untuk menemuiku di taman waktu itu. Tapi percayalah, Fa ! Aku bukanlah simpanan papahmu ! Aku bukan orang seperti itu, dan aku sendiri baru mengenal papahmu hari itu juga. Aku…, aku hanya ingin papahmu menyadari ke…..”

Gintani tidak melanjutkan ucapannya. Karena terbawa suasana, Gintani hampir saja membocorkan hubungan gelap ayah Nadhifa dengan temanya.

“Aku tahu, Tan ! Aku tahu jika mamahku telah salah sasaran. Aku tahu jika simpanan papahku bukanlah kamu, tapi sahabatmu !”

Deg….!

Jantung Gintani terasa copot dari tempatnya. Gintani menatap Nadhifa seraya mengernyitkan dahinya.

“Kamu kaget kan, kenapa aku bisa mengetahui semua itu ?” tanya Nadhifa.

Gintani mengangguk.

“Aku pernah memergoki papah sedang makan malam dengan seorang gadis belia. Sejak saat itu, aku sering memata-matai papah. Aku tahu jika gadis itu salah satu karyawan di pub kak Alex. Awalnya aku marah, tapi saat aku melihat perubahan papah yang jauh lebih bisa tersenyum sejak mengenal gadis itu, aku pun tidak bisa berbuat apa-apa. Aku menyadari jika selama ini, papah selalu merasa tertekan dengan sikap mamah.”

Satu lagi kejutan yang membuat mulut Gintani semakin menganga lebar. Jadi selama ini Nadhifa tahu jika papahnya memiliki simpanan ? Ya Tuhan, keluarga seperti apa mereka ini, batin gintani.

Saat Gintani tengah asyik melamun. Tiba-tiba ponselnya berdering. Gintani pun merogoh saku tasnya dan melihat siapa orang yang menghubunginya.

“Unknown nomor !” gumam Gintani.

“Siapa Tan ?” tanya Nadhifa

Gintani hanya menggelengkan kepalanya.

“Angkat saja, siapa tahu penting !” ujar Nadhifa.

Gintani mengangguk. Dia pun kemudian menggeser tombol hijau di ponselnya.

“Hallo !” ucap Gintani.

“Jika kau ingin kakekmu hidup, antarkan uang itu besok ke sebuah gudang di sebelah barat pinggir kota ! Jika sampai jam 12 siang aku tidak menerima uangku kembali, akan ku pastikan jika semua organ vital kakekmu akan ku jual di pasar gelap !”

Wajah Gintani seketika berubah pucat. Dia segera berlari meninggalkan Nadhifa yang berteriak-teriak memanggilnya. Tiba di jalan raya, Gintani segera menghentikan taksi yang sedang melintas di depan taman kota. Dia menaikinya dan meminta taksi tersebut mengantarkannya pulang. Tiba di pub, Gintani segera mencari Alex

BRAKK….!!

“Aku terima kesepakatannya !”

Bersambung....

Jangan lupa like vote n komennya 🙏🤗

Terpopuler

Comments

Sani

Sani

jan nekat gintan

2022-07-11

1

Titik pujiningdyah

Titik pujiningdyah

lagian arman jadi suami kalah bngt sama dadengkot itu

2021-09-12

3

GYouL

GYouL

degdegan mau lanjut bacanya, takut si gintan beneran di anu sama di Argha.

STAY With Me Tonight
CINTA 5300km

lagi mampir nih Thor ,,, nyicil baca plus like 😉😉

2021-08-13

4

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!