Kesepakatan

"Bisakah abang mencarikan seorang mucikari untuk Gintan ?"

Ciiitttt.....!

Jeduk....!

"Aww...!"

Tiba-tiba Alex menginjak rem secara mendadak hingga membuat dahi Gintani membentur dashboard mobil. Gintani memekik, kaget.

"Ish, bang ! Hati-hati dong !" protes Gintani seraya meringis menyentuh dahinya.

"Maaf ! Lagian kamu kenapa nggak pakai safety belt-nya ?" tanya Alex mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Lupa !" jawab datar Gintani seraya mengusap-usap dahinya yang mulai terasa berdenyut.

Untung saja jalanan cukup lengang, hingga perbuatan Alex yang berhenti mendadak, tak menimbulkan kecelakaan. Alex pun kembali melajukan kendaraannya.

"Gimana bang, bisa kan ?" tanya Gintani lagi.

Alex masih diam. Sejurus kemudian, dia mulai menepikan mobilnya dan berhenti. Alex menatap lekat gadis yang sedang duduk dengan perasaan cemas di sampingnya itu.

"Jangan nekat, Tan !" ujar Alex sedikit penuh penekanan.

Bukannya menjawab, Gintani malah membuka pintu mobil. Dia pun keluar dan mulai melangkahkan kakinya ke arah taman.

Alex hanya diam melihat tingkah Gintani. Sejenak dia mulai mengedarkan pandangannya. Dia pun sadar kalau ternyata dia telah menepikan mobilnya di depan taman kota. Alex kemudian membuka pintu mobil, dan bergegas menyusul Gintani yang telah memasuki taman.

Tiba di taman, Alex pun mendapati Gintani yang tengah duduk di sebuah bangku taman. Alex menghampirinya, dia melihat Gintani kembali melamun seraya menggigit ujung kukunya.

"Tan, are you oke ?" tanya Alex seraya memegang pundak Gintani.

"Apa menurutmu, aku terlihat baik !" ujar Gintani ketus mendengar pertanyaan unfaedah Alex.

Alex hanya bisa tersenyum mesem. Dia kembali melangkahkan kakinya dan duduk di samping Gintani.

"Katakan !" ujar Alex.

"Apa ?" jawab Gintani masih terdengar judes.

"Apa saja yang ingin kamu katakan ! Aku siap mendengarkan." jawab Alex seraya menatap lurus ke tengah taman.

Gintani menarik napasnya dalam, sejurus kemudian dia menghembuskannya dengan kasar.

"Gintan lelah, bang ! Hidup Gintan selalu dipenuhi penderitaan ! Entah kenapa, kebahagiaan seolah tidak pernah menghampiri kehidupan Gintan. Sepertinya Gintan terlahir hanya untuk menderita." ujarnya.

"Tidak usah berprasangka buruk. Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk kita." ucap Alex.

"Gintan tahu. Tapi sekarang, jujur Gintan sudah tidak sanggup lagi bertahan, bang. Karena itu, tolong carikan Gintan seseorang yang bisa membeli diri Gintan." ujar Gintani, menatap nanar lurus ke depan.

"Jangan gila kamu, Tan !" ujar Alex, geram.

Secepat kilat Gintani menatap Alex. "Gintan memang sudah gila, bang !" ujar Gintani sedikit berteriak. "Abang lihat sendiri, hidup Gintan sudah hancur dengan pemberitaan itu. Nyawa kakek Gintan sedang berada dalam bahaya, dan Gintan..., Gintan butuh uang untuk menyelamatkan kakek dari tangan tuan Broto !"

"Abang tahu, Tan ! Tapi bukan berarti kamu berhubungan dengan mucikari ! Kita pikirkan cara lain untuk menebus kakekmu dari tangan mafia itu !"

"Bagaimana caranya, bang ! Jumlah uang yang dia minta itu sangat banyak, bang ! 500 juta ! Darimana Gintan harus mendapatkan uang 500 juta dalam waktu 3 hari ! Gintan bingung, bang ! Gintan benar-benar bingung !" ujar Gintani seraya menangkup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan jika aku mendapatkan seorang mucikari untukmu ?" tanya Alex dingin.

Gintani mengangkat wajahnya. "Aku ingin menjual kesucianku !" ujar Gintani datar.

Jleb...!

Bagaikan ditusuk ribuan pisau, hati Alex terasa sakit mendengar ucapan Gintani.

"Mak... maksud kamu ?" tanya Alex dengan suara yang bergetar.

Sejenak, Gintani menengadahkan wajahnya. Hatinya sendiri sakit mengatakan hal hina itu. Tapi dia tidak punya pilihan lain.

"Gintan tidak mau jadi seorang pelacur. Gintan juga nggak mau menjadi simpanan om-om. Jika Gintan memiliki barang berharga yang bisa menghasilkan uang lebih dari 500 juta, mungkin Gintan akan menjualnya. Tapi Gintan tidak punya berlian, Gintan tidak punya mobil mewah, rumah mewah. Gintan tidak punya barang-barang berharga untuk Gintan jual. Satu-satunya hal yang berharga yang Gintan miliki, adalah kesucian Gintan. Gintan ingin menjualnya, bang ! Sekali saja ! Setelah itu, Gintan akan melepaskan semua mimpi Gintan tentang masa depan ! Gintan akan menyembuhkan dan merawat kakek hingga akhir hidup Gintan ! Satu-satunya tujuan Gintan saat ini, menyembuhkan penyakit kakek, bang ! Hanya kakek Wira yang Gintan miliki ! Gintan tidak mau kehilangan kakek, hu...hu...hu...!" Gintani pun mulai terisak.

Alex segera memeluk Gintani untuk menenangkannya. Tiba-tiba,

"Ehm....! Ehm....!"

Dehaman seseorang membuat mereka saling melepaskan pelukannya.

"Kalau mau berbuat mesum, carilah hotel ! Jangan berbuat mesum di alam terbuka seperti ini !" ujar penjaga keamanan taman yang sedang berkeliling.

Wajah Gintani seketika memerah menahan rasa malunya. Sedangkan Alex hanya bisa tersenyum mesem seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Maaf, pak ! Kami hanya sekedar berbincang saja." ujar Alex.

"Ini sudah lewat tengah malam. Pulanglah !" perintah penjaga keamanan taman.

"Ba..., baiklah !" ujar Alex seraya meraih tangan Gintani dan mengajaknya untuk segera pergi.

"Abang lihat ! Bahkan orang yang tidak Gintan kenal saja sudah menganggap Gintan buruk seperti itu ! Hidup Gintan tuh sudah tidak berharga ! Kenapa tidak sekalian saja Gintan wujudkan anggapan mereka !" ujar Gintani ketus dan terkesan tanpa beban saat mengucapkannya.

"Hus ! Jangan sembarang kamu ! Ayo pulang !" jawab Alex seraya membukakan pintu mobilnya untuk Gintani.

Setelah mereka masuk, Alex mulai menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya menuju pub.

Waktu sudah menunjukkan pukul 02.25. Tiba di tempat, ternyata pub sudah tutup. Setelah memarkirkan mobilnya, Alex pun segera membuka pub tersebut dengan kunci cadangan yang dia miliki. Pintu pub terbuka, mereka pun masuk ke dalam pub.

"Istirahatlah !" ujar Alex

Gintani mengangguk. Setelah itu dia pergi ke kamar untuk beristirahat. Namun sebelumnya, dia pergi ke toilet pub dulu untuk membasuh tangan dan kakinya.

Tiba di ruang 9 yang telah berubah fungsi menjadi kamar pribadinya, Alex merebahkan tubuhnya di atas sofa. Pikirannya benar-benar kacau. Di satu sisi, dia tidak rela jika Gintani sampai harus menjual tubuhnya demi menyelamatkan kakeknya. Namun di sisi lain, dia tidak bisa membantu Gintani untuk menyediakan uang sebesar itu. Apalagi, Gintani juga membutuhkan uang tambahan untuk biaya operasi pencangkokan ginjal kakeknya.

"Ish, apa yang harus aku lakukan ?" gumam Alex mengusap kasar wajahnya.

Tiba-tiba, Alex teringat akan sahabatnya Argha yang sangat terobsesi dengan Gintani.

Apa aku harus memberitahukan hal ini kepada Argha ? Berdosakah aku jika aku menyerahkan Gintani kepada Argha ? batin Alex. Tidak...! Tidak...! Aku tahu Argha sanggup mengeluarkan banyak uang demi tubuh gadis itu, tapi aku juga tahu jika Argha melakukan itu hanya untuk membalas dendam atas harga dirinya yang terluka akibat perbuatan Gintani ! Aku tidak ingin Gintani menjadi korban sikap arogannya Argha. Tapi, apa aku juga rela mengenalkan dia kepada seorang mucikari ? Bagaimana jika mucikari itu hanya akan memanfaatkannya ? Bagaimana jika mucikari itu menjebaknya dan memaksa Gintani untuk menjadi seorang wanita panggilan selamanya ? Bagaimana jika yang membeli Gintani adalah seorang pria hidung belang yang sudah tua, botak, pendek seperti laki-laki yang tadi datang ke tempatku ? Ish..., tidak...! Lebih baik si Argha saja yang membeli kesucian Gintani, daripada orang lain, orang yang tidak aku kenal. Kata hati Alex pun mulai berperang.

Alex merogoh ponselnya dari saku celananya. Jari-jarinya mulai mengetikan sesuatu di ponselnya.

To Argha

Besok kita ketemu di kafe Zdulur, jam makan siang. Ada hal yang mau gue omongin. Ini tentang cewek incaran lo !"

Alex segera mengirimkan pesannya. Setelah itu, dia menaruh ponselnya di atas meja dan mulai memejamkan matanya.

Di waktu yang sama, di sebuah apartemen mewah. Sang CEO tampan itu terlihat menyeringai begitu membaca pesan dari sahabatnya. Sejurus kemudian, dia pun mulai mengetikan sebuah balasan untuk sahabatnya.

To Alex

Oke ! Private room nomor 9. Gue tunggu ! Nggak pake telat !

Setelah mengirimkan pesannya, Argha menaruh ponselnya di atas nakas. Sejenak dia memejamkan matanya seraya mengusap pipi yang pernah ditampar oleh Gintani.

Tunggu saja, nona ! Sebentar lagi, kau akan membayar dengan mahal tamparanmu ini

☘️☘️☘️

Pukul 08.15. Alex pergi ke kamar Gintani untuk mengajaknya sarapan. Kebetulan, dia telah memesan makanan online untuk sarapan mereka.

Tok...tok...tok...!

"Tan, apa kamu sudah bangun ?" tanya Alex seraya mengetuk pintunya.

Ceklek !

Pintu terbuka. Gintani muncul di ambang pintu dengan matanya yang terlihat bengkak. Semalaman dia menangis memikirkan keselamatan kakeknya.

"Cuci muka dulu, Tan ! Wajahmu terlihat berantakan !" ujar Alex

Gintani mengangguk.

"Aku tunggu kamu di depan ! Kita sarapan bareng !" teriak Alex seraya pergi ke meja depan.

Tiba di meja itu, Alex pun mulai menata sarapannya sambil menunggu kedatangan Gintani. Tak lama kemudian, Gintani muncul dan duduk berhadapan dengan Alex

"Makan, Tan !" tawar Alex seraya membuka bungkusan bowl cup yang berisi paket nasi goreng spesial.

Meskipun tak berselera, Gintani pun memaksakan dirinya untuk makan. Dia tidak boleh sakit. Dia harus tetap kuat demi keselamatan kakeknya.

"Bagaimana bang, apa abang sudah mencarikan mucikari itu ?" tanya Gintani datar.

Entah kenapa Gintani bisa begitu santai menanyakan hal itu. Seolah dia sudah tidak memiliki rasa malu lagi untuk membahas harga dirinya. Namun sepertinya, Gintani memang sudah tidak memiliki rasa lagi. Semua rasa seakan telah mati, seiring dengan bertubi-tubinya penderitaan yang harus dia alami.

Alex menghentikan kunyahannya. "Apa kamu yakin, Tan ?" tanya Alex mencoba memberikan kesempatan kepada Gintani untuk berubah pikiran.

Namun hanya anggukan yang terlihat mantap yang dijadikan jawaban oleh Gintani atas pertanyaan Alex.

Alex menyandarkan punggungnya. Sejenak dia memejamkan matanya, kemudian membukanya kembali.

"Baiklah jika keputusanmu sudah bulat. Sebenarnya, aku sudah menemukan orang yang menyanggupi harga yang kau inginkan. Dan rencananya, hari ini aku berniat menemuinya untuk membuat kesepakatan dengannya."

"Benarkah ?" tanya Gintani masih datar.

Alex mengangguk. "Tapi jika kau berubah pikiran, aku akan membatalkannya. Aku yakin orang itu tidak akan keberatan." jawab Alex, meskipun dia tidak yakin apa Argha akan melepaskan kesempatan ini begitu saja.

"Tidak, bang ! Gintan tidak akan berubah pikiran ! Buatlah kesepakatan yang bisa membuat Gintan keluar dari masalah ini ! Setelah itu, Gintan akan pergi dari kota ini untuk memulai kehidupan baru. Tolong jangan beritahu siapa pun tentang semua ini. Termasuk Alya !" ujar Gintani seraya beranjak berdiri dari kursinya.

Gintani sudah tidak berselera untuk makan. Dia pun kembali ke kamarnya dan mengunci dirinya di kamar.

Ya Tuhan...! Maafkan aku...! Aku terpaksa melakukan semua ini. Aku janji, ini adalah pertama dan terakhir aku melakukan hal hina ini ! Semoga saja kesepakatan yang mereka buat, bisa mengeluarkan aku dari semua kesulitanku !

Bersambung....

Semoga masih suka dengan ceritanya...

Jangan lupa like vote n komennya ya 🙏🤗

Terpopuler

Comments

Resti Oktaviani

Resti Oktaviani

kesepakatan konyol nih

2022-07-25

1

Sani

Sani

jangan nekat gintan

2022-05-02

2

Marni Honey

Marni Honey

cerita y bguss skali

2022-01-03

2

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!