Should I Sell My Virginity ?

"Apa ! Dijemput paksa ? Tapi, siapa yang telah menjemput paksa kakek saya ?" teriak pelan Gintani.

"Dewi tidak tahu, mbak ! Mereka cuma bilang jika tuan Broto menjemput calon kakek mertuanya. Pihak rumah sakit juga sudah menghubungi tuan Arman." ujar perawat Dewi di ujung telpon.

Pluk...!

Seketika ponsel yang dipegang Gintani terjatuh begitu mendengar nama tuan Broto.

"Kenapa Tan ?" tanya Alex yang merasa kaget melihat Gintani menjatuhkan ponselnya.

"Ka...kakek Gintan !" ujar Gintani lirih.

Alex segera mendekati Gintani, "Kakek kamu kenapa, Tan ?" tanya Alex, cemas.

"Seseorang membawa paksa kakek Gintan, kak !" jawab Gintani.

"Ya sudah, kita ke rumah sakit sekarang !" ajak Alex.

Gintani mengangguk, sejurus kemudian dia pun pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian. Tak berapa lama, Gintani yang telah memakai celana jeans beserta kaos oversize nya, sudah berdiri di hadapan Alex.

"Ayo, bang !" ajak Gintani.

"To, titip pub ya ! Bilang sama anak-anak, abang sama Gintani ada urusan dulu di luar !" perintah Alex kepada Anto yang tak lain orang kepercayaannya.

Tiba di parkiran, Alex membukakan pintu mobil untuk Gintani. Setelah menutupnya, dia kemudian mengitari mobilnya untuk membuka pintu depan dan memasuki mobilnya. Alex segera menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya dengan cukup kencang.

Hati Gintani menangis, tapi entah kenapa air mata seolah tak pernah ingin keluar. Gintani hanya menatap lurus ke depan seraya menggigit ujung kuku jari kelingkingnya.

Setengah jam kemudian, mobil yang mereka naiki, tiba di rumah sakit Harapan. Alex menurunkan Gintani di depan lobi hotel, sedangkan dia kembali melajukan mobilnya menuju tempat parkir. Setelah memarkirkan mobilnya dengan aman, Alex pun segera menyusul Gintani.

Tiba di lobi hotel, Alex sedikit terpaku melihat Gintani yang sedang diguncang-guncangkan tubuhnya oleh seorang wanita yang sebaya dengannya. Alex pun berjalan pelan mendekati mereka.

"Puas kamu, Gintan ! Puas kamu membuat kakek menderita ! Dasar anak pembawa sial ! Sejak kecil kau hanya bisa membuat kakek menderita ! Kaki kakek pincang, gara-gara menyelamatkanmu dari tabrak lari itu ! Kakek sakit, itu juga karena kamu yang selalu pulang malam hingga kakek harus menunggumu ! Dan sekarang, bos mafia itu menculiknya, itu gara-gara kamu yang menolak menikah dengannya ! Cucu macam apa kamu Gintan ! Kenapa kamu selalu saja menyusahkan kakekku !" teriak gadis itu.

PLAKK...!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Gintani hingga dia pun tersungkur. Pelipis kanannya membentur ujung kursi tunggu yang terbuat dari besi, hingga berdarah.

Melihat hal itu, Alex segera menghampiri dan merangkul Gintani. Dia mencoba menarik pelan tubuh Gintani agar bisa berdiri kembali.

"Dasar cewek murahan ! Ternyata, kau bukan hanya simpanan om-om, tapi kau juga berani berkeluyuran dengan seorang lelaki di tengah malam begini, hah ! Gadis macam apa kamu !" Celine kembali berteriak ketika melihat seorang lelaki menolong Gintani berdiri.

"Cukup Celine ! Kendalikan dirimu ! Ini rumah sakit !" bisik ibunya.

"Tapi, bu !"

"Ssst...! Diamlah !"

"Kami mohon maaf atas kelalaian pihak rumah sakit, pak ! Kami berjanji, kami akan segera menghubungi polisi untuk meminta bantuan supaya kakek Wira bisa segera dibebaskan." ujar salah seorang dokter yang menjabat sebagai humas di rumah sakit itu.

"Aah, tidak perlu ! Ini hanya sekedar kesalahpahaman saja. Jadi, orang-orang yang menjemput ayah mertua saya itu, mereka adalah orang-orang suruhan calon mantu kami. Karena kebetulan, keponakan kami sedang bermasalah dengan calon suaminya, jadi beliau melampiaskannya kepada ayah mertua saya. Tapi kalian tidak usah khawatir. Sebenarnya, calon keponakan mantu saya orang baik, hanya saja terkadang dia suka sedikit memaksa. Saya yakin, dia tidak akan berani menyakiti ayah mertua saya. Bukan begitu, kan pah !" ujar bibi Shella panjang lebar.

Paman Arman hanya bisa tersenyum tanpa ekspresi.

"Baiklah kalau begitu, kami tidak akan melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian. Kami akan menganggap jika kakek Wira mengajukan pulang paksa. Silakan bapak urus administrasi kepulangan beliau di bagian administrasi dan pembayaran.

Paman Arman pun mengangguk. Bersama anak dan istrinya, dia pun segera melangkahkan kakinya menuju bagian administrasi. Sedangkan Gintani dan Alex hanya bisa menunggunya di lobi rumah sakit.

Setengah jam kemudian, terlihat paman Arman beserta anak dan istrinya telah keluar dari ruang bagian administrasi. Saat Gintani berdiri hendak mendekatinya, tiba-tiba bibi Shella mendekati Gintani duluan.

Tangan bibi Shella mencengkeram kuat kedua rahang Gintani.

"Dengar anak sial ! Aku tidak pernah peduli dengan keselamatan si tua bangka itu ! Tapi jika kamu ingin kakekmu selamat, aku sarankan kamu harus segera membayar hutangmu pada tuan Broto ! Camkan itu !" ujar bibi Shella seraya melepaskan cengkeramannya dengan kasar.

Puas memberikan ancaman kepada Gintani, bibi Shella kembali menggandeng tangan suaminya dan mengajaknya pulang. Dengan langkah gontai, terlihat paman Arman hanya mengikuti langkah bibi Shella tanpa menoleh ke arah Gintani.

Sakit ! Hati Gintani sakit melihat perlakuan pamannya kepada dirinya. Sedari kecil, paman Arman tidak pernah bisa membela Gintani dari kekejaman bibi Shella dan Celine. Padahal menurut sang kakek, paman Arman adalah kakak seayah dari ayahnya Gintani. Seharusnya, paman Arman adalah orang yang akan melindungi Gintani selepas kedua orang tua Gintani neninggal. Tapi ternyata, sekali lagi takdir tak berpihak padanya.

"Ayo kita pergi, Tan !" ujar Alex seraya memapah Gintani menuju mobilnya.

☘️☘️☘️

Di mansion Amijaya.

"Hentikan Argha ! Jangan kekanak-kanakan seperti ini !" ucap tuan Jaya yang berusaha menghentikan langkah putranya untuk keluar dari kediaman orang tuanya.

"Argha tidak kekanak-kanakan, pah ! Argha hanya bosan melihat semua kekacauan yang ada di rumah ini." ujar Argha.

"Oke ! Papah akui, papah salah ! Tapi tolong jangan hukum papah seperti ini ! Kamu adalah pewaris di keluarga ini. Jadi papah mohon, jangan tinggalkan papah !" ujar tuan Jaya memelas.

"Papah, Argha mohon, jangan halangi Argha ! Argha hanya ingin pindah ke apartemen, bukan ingin meninggalkan papah ! Argha mohon, mengertilah !"

Tuan Jaya diam.

"Argha janji, setiap hari Minggu, Argha pasti datang ke rumah ini untuk menemui papah !" ujarnya lagi.

"Pergilah, nak ! Jika itu memang keinginanmu, pergilah !" Akhirnya hanya kata itu yang mampu tuan Jaya ucapkan untuk anaknya.

Setelah mengizinkan anaknya pergi, tuan Jaya pun kembali ke ruang kerjanya dan mengunci diri di sana. Tuan Jaya mengeluarkan ponselnya, dia kemudian menghubungi seseorang.

"Anakku pergi dari rumah. Kau pantau setiap pergerakannya ! Aku tahu jika anakku seorang pria yang sangat arogan dan ceroboh, aku takut jika suatu hari nanti dia harus menanggung akibat fatal karena kecerobohannya. Ku mohon, jaga dia ! Aku sangat percaya padamu !"

"Baik tuan !"

Di ruang tengah, Argha hanya mampu menghela napasnya sejenak, melihat sikap ayahnya. Setelah itu, dia melangkahkan kakinya menuju pintu utama.

"Kakak...!" panggil Nadhifa yang seketika menghentikan langkah kakaknya.

Argha membalikkan badannya, sejurus kemudian dia merentangkan kedua tangannya.

Nadhifa berlari menuruni anak tangga dengan cepat. Dia kemudian menghambur ke dalam pelukan kakaknya.

"Jangan pergi !" ucap Nadhifa seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Fa...hiks...Fa.., nanti sama siapa tinggal di sini...?" ujar Nadhifa yang mulai terisak dalam pelukan kakaknya.

"Sst..., jangan menangis dek !" ujar Argha seraya mengusap punggung adiknya.

Argha kemudian melepaskan pelukannya, dia menatap hangat adiknya.

"Dengar, kakak hanya pindah ke apartemen, bukan mau pindah ke luar negeri. Kalau kamu kangen, kamu tinggal datang saja ke apartemen kakak. Tapi ingat, datangnya harus sendirian ! Nggak boleh sama mamah, apalagi sama teman-teman kamu, he...he..." ujar Argha sedikit memberikan candaan agar adiknya tersenyum.

"Iya kak, Dhifa pasti datang sendiri kalau mau main ke apartemen kakak." ujar Nadhifa.

Argha tersenyum. Dia mengusap air mata adiknya dengan kedua tangannya. "Anak yang baik." ujarnya seraya mengecup kening Nadhifa. "Kakak pergi dulu ya !" pamitnya.

Setelah mendapatkan persetujuan dari adik kesayangannya, Argha pun mulai melajukan mobilnya menuju sebuah apartemen mewah yang akan ditempatinya.

☘️☘️☘️

Mobil melaju dengan perlahan. Kecanggungan terjadi di antara mereka. Alex dan Gintani terlalu sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

Gintani memejamkan matanya sejenak. Dia benar-benar lelah dengan semua kejadian dalam hidupnya. Sejak kecil, sedikitpun kebahagiaan tak pernah menghampirinya. Seandainya waktu bisa diputar kembali, Gintani lebih baik hidup di panti asuhan daripada tinggal bersama orang-orang yang katanya keluarganya. Kini, Gintani mulai menyesali keputusannya untuk ikut bersama kakeknya.

Perlahan, Gintani mulai membuka matanya. Pandangannya terlihat sangat kosong. Kembali Gintani menggigit ujung kukunya. Rasa cemas akan keselamatan sang kakek mulai terlihat di wajahnya.

Kemana aku harus mencari uang yang banyak untuk menyelamatkan kakek ? gumam Gintani dalam hati.

Tiba-tiba Gintani teringat akan ucapan Alya. "Tapi yang aku pelajari sejak bekerja di dunia malam, ada 2 cara untuk mendapatkan uang dengan mudah. Pertama, melayani hasrat pria hidung belang dan yang kedua, menjadi simpanan om-om. Kamu pilih yang mana, Tan ?"

Gintani kembali menghela napasnya berat.

Aku tidak mungkin memilih satu di antaranya. Semua itu sangat berat untukku. Lagipula, meski aku menjalani semuanya, belum tentu aku bisa mendapatkan uang yang sangat banyak hanya dalam waktu yang singkat. Waktuku hanya tinggal menghitung hari. Ya Tuhan..., apa yang harus aku lakukan ? Bagaimana caranya aku mendapatkan uang yang banyak dalam waktu beberapa hari ? batin Gintani.

Hidupku sudah hancur dengan adanya rumor itu. Aku juga tidak bisa mencari pekerjaan dengan gaji yang sangat besar dengan ijazah yang kumiliki saat ini. Lalu, apa yang bisa aku lakukan sekarang ? Nyawa kakek sangat bergantung dengan usahaku. Ya Tuhan..., should i sell my virginity ?

Pikiran Gintani kembali melayang dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi kakeknya di tempat tuan Broto. Gintani menarik napasnya panjang, kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Masih menatap lurus ke depan, Gintani pun memulai pembicaraan.

"Bang !" panggilnya lirih.

"Hmmm...!" jawab Alex yang masih fokus menatap jalanan yang mulai terlihat sepi.

"Bisakah abang mencarikan seorang mucikari untuk Gintan ?"

Ciiitttt.....!

Jeduk....!

"Aww...!"

Bersambung....

Jangan lupa like vote n komennya ya 🙏

Terpopuler

Comments

Resti Oktaviani

Resti Oktaviani

noooo!!

2022-07-25

0

El_Tien

El_Tien

"Kenapa, Tan?" Tanya Alex (gak perlu spasi, sebelum sebutan ada koma)

2022-02-16

1

El_Tien

El_Tien

aku kira bakal dipasang sabuk pengaman, gak taunya turun dari mobil

2022-02-13

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!