Jemput Paksa

"Sabar, Tan ! Sabar !" ujar Alex kembali menepuk pelan bahu Gintani.

Gintani hanya diam tanpa ekspresi. Tiba-tiba, pikirannya teringat kembali akan video yang sedang viral tentang dirinya.

"Bang, apakah ada cara supaya kita bisa menghapus video tersebut ?" tanya Gintani.

Alex hanya bisa menghela napasnya.

"Akan sangat sulit bagi kita untuk melakukan semua itu, Tan, kecuali...." Alex menggantungkan kalimatnya.

"Kecuali apa, bang ?" tanya Gintani menatap penuh harap kepada atasannya.

"Kecuali jika kita memiliki banyak uang untuk bisa menyewa seorang hacker agar menutup berita-berita itu." jawab Alex.

Gintani tersenyum miris, Jika pun aku punya uang, lebih baik aku gunakan untuk menyelamatkan nyawa kakekku daripada harga diriku..., gumam Gintani dalam hati.

"Sudahlah, beristirahatlah ! Kamu pasti lelah setelah membereskan kamar ini !" ujar Alex.

Gintani pun tersenyum. Sepeninggal Alex, Gintani merebahkannya dirinya di atas kasur yang hanya memuat cukup satu orang saja. Dia pun mulai memejamkan matanya. Gintani mencoba berpikir kembali bagaimana caranya mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang kakek.

Alex kembali ke ruang bernomor 9. Ruangan yang sebenarnya milik Argha. Tempat mereka berkumpul untuk bersenda gurau, bersenang-senang.

Alek merebahkan tubuhnya di atas sofa. Kedua tangannya dia jadikan bantal untuk menyangga kepalanya. Alex pun memejamkan matanya, gadis yang malang...., hanya itu yang mampu dia ucapkan dalam hatinya.

Sedetik kemudian lagu Ibu milik Iwan Fals yang dijadikannya sebagai nada dering ponselnya, mulai mengalun syahdu. Alex segera merogoh kantong celananya.

"Argha..!" gumam Alex pelan. Alex pun segera mengusap layar ponselnya dan mendekatkannya ke daun telinganya.

"Hallo...!"

"Kemana saja lo, brengsek ?" maki Argha di ujung telpon.

Seketika Alex menjauhkan ponselnya karena mendengar suara Argha yang memekakkan gendang telinganya. Terdengar suara Argha yang masih memakinya. Alex pun hanya bisa menghela napasnya.

Kembali Alex mendekatkan telponnya di telinganya. "Ada apa Ar ?" tanya Alex.

"Berikan alamat gadis itu ?" pinta Argha

"Untuk apa ?" tanya Alex.

"Bukan urusanmu !" bentak Argha.

"Jelas ini urusanku, Ar ! Dia karyawanku !" jawab Alex, merasa kesal.

"Aku ingin memberikan pelajaran padanya karena sudah berani mengganggu keluargaku, apa kau puas !" jawab Argha. Terdengar dari nada suaranya jika Argha menyimpan kemarahan

"Sudahlah, Ar ! Jangan ganggu dia lagi ! Selama ini bebannya sudah sangat banyak. Dan asal kau tahu, ibumu sudah salah sasaran ! Bukan Gintani yang selama ini menjadi simpanan papahmu !" ucap Alex tanpa sadar.

"Oh, jadi kau tahu jika selama ini papah berselingkuh ? Brengsek lo, Al ! Kenapa lo sembunyikan itu dari gue ! Sahabat macam apa yang tega mendukung perselingkuhan bokap sahabatnya sendiri !" Argha semakin berteriak di ujung telpon.

"Dengar, Ar ! Gue bukannya ngedukung bokap lo, tapi gue juga nggak punya hak untuk ikut campur masalah bokap lo ! Harusnya yang lo tegur tuh nyokap lo ! Bokap lo nggak bakalan mungkin mencari kenyamanan di luar jika selama ini nyokap lo bisa memberikannya !" dengus Alex kesal.

"Udah deh, gue nggak peduli sama urusan mereka ! Satu-satunya yang gue pedulikan, secepatnya lo bawa gadis itu ke hadapan gue. Dengar Al, gue beri waktu lo seminggu. Jika dalam seminggu lo nggak bisa menyerahkan gadis itu ke gue, jangan salahkan gue jika gue mencabut semua biaya perawatan nyokap lo !"

Tut ...tut...tut...

Telpon terputus sepihak, membuat Alex semakin berdecak kesal.

☘️☘️☘️

Gintani terbangun saat alarm di ponselnya berdering. Dia pun segera pergi ke toilet untuk membersihkan dirinya. Sebentar lagi, pub ini akan segera di buka. Gintani bergegas mandi karena tidak ingin para pelanggan memergokinya jika Gintani tinggal di pub ini.

Beberapa menit kemudian, Gintani keluar dari kamar mandi. Dia selesai mandi bertepatan dengan waktu maghrib. Setelah berpakaian rapi, Gintani pun mulai menjalankan kewajibannya.

Pukul 18.30, para karyawan mulai berdatangan. Gintani tengah membersihkan meja bar saat Sindi dan Anto datang berbarengan.

"Ah, Gintani ! Syukurlah !" pekik Sindi begitu melihat Gintani.

"Are you okay ?" tanya Anto.

Sindi dan Anto mendekati Gintani. Meskipun mereka baru mengenal Gintani, namun sesama pekerja bang Alex, mereka pun sudah seperti 5 bagian jari. Jika salah satu jari terluka, maka keempat jari lainnya seolah tak berfungsi karena merasakan luka itu.

Gintani menoleh ke arah kedua seniornya. "Aku nggak apa-apa." jawab Gintani mencoba bersikap tegar.

Gintani sudah bisa menebak jika pertanyaan mereka pasti berkaitan dengan video yang tengah viral tadi. Tak berapa lama, Alya muncul dan segera memeluk sahabatnya.

"Tan...! Sorry...! I'm so sorry... hu...hu...hu...!" tangis Alya pecah dalam pelukan sahabatnya.

Meski terasa sesak, namun Gintani mencoba menyadari jika kejadian tadi siang bukan sepenuhnya kesalahan Alya. Gintani pun mengusap-usap punggung Alya dan mencoba menenangkan Alya yang sedang menangis.

"Sudahlah Al, tidak usah disesali ! Lagipula, ini bukan kesalahan kamu. Mungkin tadi itu, bukan hari keberuntunganku. Sssst..., jangan nangis lagi ! Nanti cantikmu, hilang !" ujar Gintani.

"Tapi, Tan ? Kalau bukan gara-gara gue, kamu nggak bakalan kena labrak wanita itu. Gue emang bukan sahabat yang baik, Tan. Dan sekarang, gue hanya bisa diam. Gue nggak tahu bagaimana caranya membersihkan nama baik kamu, Tan. Gue sendiri takut untuk mengakui semua perbuatan gue, hiks... hiks...!" kembali Alya terisak dalam pelukan Gintani.

"Sudahlah, tidak usah dipikirkan ! Insyaallah, aku kuat !" ujar Gintani.

Sindi yang mendengar ketabahan Gintani dalam menghadapi cobaan, langsung menghambur memeluk kedua sahabat yang tengah berpelukan itu. Pada akhirnya, ketiga wanita itu saling berpelukan untuk bersama-sama saling menguatkan. Tanpa disadari, ada bulir bening menetes di kedua mata bos nya yang merasa terharu melihat pemandangan yang disuguhkan para karyawannya.

Malam semakin larut. Tidak seperti biasanya, para pengunjung pub terlihat ramai mengantri di depan pintu masuk. Anto dan beberapa karyawan lain yang sedang bertugas di luar merasa heran dengan membludaknya pengunjung yang rata-rata pria paruh baya.

Melihat antrian yang sangat panjang, Alex pun berjalan keluar untuk menanyakannya kepada sekuritinya. Tiba di luar, tiba-tiba saja seseorang berteriak padanya.

"Hei bung ! Kapan giliranku untuk mendapatkan bunga di tempatmu ini ! Ayolah, jangan pilih kasih ! Aku pun tak kalah kayanya dengan si Amijaya itu !" teriak pria botak bertubuh gempal itu.

"Shitt ! Jadi mereka ke sini hanya untuk mendapatkan Gintani " umpat Alex, kesal. "Gerry ! Tutup pintunya ! Bubarkan mereka dan bilang pada mereka jika malam ini bar tidak buka !" teriak Alex yang langsung membalikkan badannya hendak kembali ke ruangannya.

DEG....

Jantung Alex seakan berhenti berdetak mendapati Gintani tengah berdiri di hadapannya. Ish, apa dia mendengar perkataan pria itu ? gumam Alex khawatir.

Gintani mendekati Alex.

"Kenapa harus di tutup, bang ! Jangan khawatir, Gintan baik-baik saja !" ujar Gintani.

"Tidak, Tan ! Mereka datang hanya untuk melecehkanmu, abang tidak ingin kamu kembali terluka." jawab Alex.

"Tapi bang ! Bagaimana dengan para karyawan yang sudah datang ? Mereka sangat mengharapkan uang untuk malam ini, karena itu mereka bekerja. Abang tidak perlu memikirkan perasaan Gintan. Gintan pastikan, Gintan bisa menjaga diri, bang ! Bukankah tugas Gintan hanya sebatas membuatkan minuman saja ? Gintan nggak akan jauh-jauh dari meja bar, jadi abang bisa ngelindungi Gintan dari pria-pria hidung belang itu." ujar Gintani seraya meraih dan menggenggam kedua tangan bosnya.

"Baiklah jika itu kemauan kamu." ujar Alex.

"Nggak usah khawatir, Tan ! Bang Anto juga akan selalu ngelindungi kamu !" timpal Anto yang sudah berdiri di belakang bosnya.

Gintani tersenyum. Akhirnya, atas permintaan Gintani, pintu pub pun dibuka kembali.

Dugaan Alex memanglah benar. Pria-pria tak tahu malu itu datang hanya karena penasaran dengan diri Gintani yang dianggapnya bisa diajak bersenang-senang. Tapi pikiran mereka salah besar. Meskipun hati Gintani merasa kesal dengan pandangan menghina dari pria-pria hidung belang itu, namun dia berusaha untuk tetap ramah melayani dan membuatkan minuman pesanan para pengunjung pub.

☘️☘️☘️

Waktu tengah menunjukkan pukul 22.45.

BRAKK...!!

Dua orang lelaki yang bertubuh tegap dan mengenakan jaket hitam, tiba-tiba menendang pintu ruang rawat kakek Wira.

Seorang suster yang tengah tertidur, sontak saja membuka matanya. Begitu juga dengan tuan Wira yang merasa kaget dengan kedatangan pria-pria itu.

"Si.... siapa kalian ?" tanya kakek Wira.

"Anda tidak perlu tahu siapa kami ! Bawa dia !" perintah pria pertama seraya menggerakkan tangannya.

Dua orang laki-laki lagi masuk ke ruangan itu. Yang satunya mendorong kursi roda kosong, sedangkan yang satu lagi menghampiri ranjang tuan Wira, kemudian menurunkan infusan yang tergantung dan meletakkannya di atas ranjang.

Pria yang menurunkan infusan itu dengan sigap memangku tubuh rengkuh tuan Wira dan mendudukkannya di kursi roda.

"Eh, apa-apaan ini ? Mau dibawa kemana kakek Wira ?" teriak perawat yang tengah menjaga tuan Wira.

Perawat itu berlari dan menarik kursi roda yang telah keluar dari pintu ruang rawat. Tapi tubuhnya yang kecil terlihat kesusahan menarik kursi roda yang tengah di dorong pria bertubuh tegap itu.

"Apa yang kalian lakukan terhadap pasien ?" tegur perawat pria saat kursi roda itu melintas di koridor rumah sakit.

Bukannya mendapat jawaban, perawat tadi malah mendapatkan pukulan telak di rahangnya. Tak ayal lagi, keributan pun terjadi di rumah sakit Harapan.

"Dengar ! Jangan pernah ada yang berani menghalangi jalan kami ! Jika tidak, maka nyawa tua bangka ini akan berakhir di ujung senjataku !" ujar salah satu pria tegap itu seraya menodongkan pistolnya di ujung pelipis kakek Wira.

Kakek Wira yang memang sedang berada dalam kondisi lemah, hanya mampu diam tak berdaya. Jantungnya berdetak kencang merasakan dinginnya ujung senjata yang menempel di pelipisnya.

"Siapa kalian ?" tanya seorang dokter muda yang menangani tuan Wira.

Pria satu lagi menghampiri dokter itu seraya mengeluarkan pistolnya dan menodongkannya ke arah sang dokter.

"Siapa pun kami, itu tidaklah penting ! Yang terpenting saat ini, segera kau hubungi keluarganya ! Katakan padanya jika tuan Broto sudah menjemput calon kakek mertuanya ! Ha....ha....ha...." ujar pria itu sambil tertawa terbahak-bahak.

Dalam hitungan menit, mereka pun memasukkan tuan Wira ke sebuah mobil Van berwarna putih yang telah terparkir di depan lobi rumah sakit.

☘️☘️☘️

PRANG....!

Gelas tinggi yang sedang dipegang Gintani, tiba-tiba terlepas begitu saja dari tangan Gintani. Suara pecahannya menarik perhatian Alex yang sedang meracik minuman pelanggannya.

"Kenapa, Tan ?" tanya Alex seraya menghampiri Gintani yang tengah berjongkok membersihkan pecahan gelas tersebut.

"A...aku tidak tahu, bang ! Tiba-tiba, tangan Gintan terasa licin." jawab Gintani.

"Ya sudah, tidak apa-apa ! Sini, biar abang bantu membersihkannya !" ujar Alex seraya menyapu pecahan gelas itu.

Tiba-tiba,

Drrt... drrtt....

Ponsel Gintani bergetar. Gintani pun segera merogoh ponsel di saku rok nya. Tampak nama suster Dewi tertera di layar ponselnya. Gintani terkejut, jangan-jangan terjadi sesuatu sama kakek ! gumam Gintani.

"Siapa Tan ?" tanya Alex yang merasa heran dengan perubahan raut wajah Gintani.

"Da..dari rumah sakit, bang." jawab Gintani.

"Ya sudah, diangkat dulu ! Takutnya penting." perintah Alex.

"Hallo, assalamualaikum !" sapa Gintani.

"Waalaikumsalam, mbak ! Mohon maaf mbak, Dewi cuma mau menyampaikan kalau kakek Wira tadi dijemput paksa sama orang-orang yang tidak dikenal !" ujar perawat rumah sakit Harapan."

"Apa ! Dijemput paksa ? Tapi, siapa yang telah menjemput paksa kakek saya ?"

Bersambung...

Jangan lupa like vote n komennya ya 🙏🤗

Terpopuler

Comments

Resti Oktaviani

Resti Oktaviani

tabahkan hatimu gintan

2022-07-25

1

Sarah

Sarah

gini amat hidup kamu, gin

2022-05-03

2

Lizaz

Lizaz

Shella yang berutang malah gintani yang nanggung

2021-09-17

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!