Aku Menginginkannya !

Sepeninggal Alex, Alya pun mengajak Gintani memasuki ruangan di balik meja bar. Dia mulai mengenalkan satu persatu jenis minuman beralkohol kepada Gintani. Dia juga mengajari Gintani cara membuat milkshake dan jenis-jenis minuman bersoda lainnya.

Alya mulai mengenalkan aturan-aturan yang ada di tempat kerjanya.

"Gajinya di bayar harian, Tan." ujar Alya membuka pembicaraan seraya sibuk membuat milkshake orderan pelanggan. "Semalam, kita cuma mendapatkan uang 200 ribu. Karena gajinya harian, jadi bang Alex tidak menerapkan hari libur. Intinya, kalau mau dapat uang ya kita masuk kerja. Tidak masuk kerja pun tak apa-apa, toh bang Alex tidak akan merasa rugi ini." ujar Alya panjang lebar.

"Mbak, susu soda 1 !" ujar salah seorang pengunjung.

"Baiklah !" Gintani pun mulai membuatkan pesanan pelanggannya. Setelah selesai, dia kemudian menyuguhkannya kepada pelanggan yang ada di hadapannya.

Gintani kembali mendekati Alya. "200 ribu ? Hmm, aku rasa itu nominal yang cukup bagi aku, Al." ujar Gintani seraya duduk di kursi.

Alya tersenyum kecut, "Kau tidak tahu dunia malam seperti apa, Tan ? Awalnya, aku juga sama sepertimu, berpikir jika uang segitu cukup untuk menghidupiku. Tapi saat aku semakin terjun mengikuti dunia malam, aku mulai merasa itu tidaklah cukup." lirih Alya.

"Maksudmu ?" tanya Gintani seraya mengernyitkan dahinya.

"Sudahlah, nanti juga kau bisa merasakannya ?"

Tiba-tiba

"Al, gue pergi dulu ya !" pamit Sindi.

"Udah izin bang Alex ?" tanya Alya.

"Sudah ! Eh, aku nggak balik lagi, boleh ya ? Kan sekarang udah ada Gintan !" rayu Sindi kepada rekannya.

"Ish, balik dong ! Gintan kan belum bisa di lepas ke dalam ! Entar kalau ada customer yang minta PL, gimana ? Clara kan nggak masuk hari ini." rengek Alya

"Emang, om mu datang mau datang malam ini ?" Sindi malah balik bertanya.

"Ish, mana aku tahu ?" jawab Alya.

"Emang kamu nggak hubungi dia ?" tanya Sindi lagi.

"Aku nggak punya nomor telponnya." jawab Alya santai.

"Aneh ! Hubungan kalian itu seperti apa sih ? Di bilang jual beli bukan ? Karena buktinya dia cuma mau boking kamu doang. Jangan-jangan, kamu simpanannya ya, Al ?" goda Sindi.

"Sialan !" ujar Alya seraya melemparkan tissue ke arah rekan kerjanya.

"He....he...! Ya udah deh, aku pergi dulu, ya ! Nggak lama kok, paling cuma satu jam ! Maklum, dia udah tuir banget, nggak bakalan kuat lebih dari satu ronde ! Ha...ha...ha...!" tawa Sindi yang berhasil membuat Gintani bergidik.

"Itu maksudnya apaan, Al ?" tanya Gintani setelah melihat Sindi keluar bersama seorang pria lanjut usia.

"Itu yang aku omongin tadi sore ke kamu."

Gintani mengernyitkan dahinya, sejurus kemudian dia menggelengkan kepalanya.

"Maaf Al, aku lupa !" ujarnya pelan.

"Eeh, dasar nenek !" ledek Alya. "Itu yang aku maksud sikap bang Alex yang ngelarang nggak, nyediain juga nggak. Jadi gini loh, Tan ! Bang Alex sadar, jika gaji yang dia berikan untuk karyawannya mungkin tidak akan cukup. Karena itu, dia tidak pernah melarang karyawannya yang hendak melayani nafsu pengunjung, asalkan mereka tidak melakukannya di tempat ini. Dan Sindi, dia termasuk gadis yang sudah terjebak dengan dunia malam. Karena itu dia sering izin keluar hanya untuk melayani hasrat pria-pria hidung belang." ujar Alya.

"Astaghfirullah hal adzim...!" ujar Gintani gusar mendengarkan penjelasan Alya.

"A.. apa Sindi tidak merasa risih ?" tanya Gintani lagi.

"Entahlah ! Tapi yang aku pelajari sejak bekerja di dunia malam, ada 2 cara untuk mendapatkan uang dengan mudah. Pertama, melayani hasrat pria hidung belang dan yang kedua, menjadi simpanan om-om. Kamu pilih yang mana, Tan ? He...he...!" gurau Alya.

"Mohon maaf, tidak untuk keduanya !" gerutu Gintani kesal.

Alya tergelak melihat perubahan raut wajah Gintani. Namun seketika tawa Alya terhenti saat seorang pria paruh baya berjalan melewati mereka. Lelaki itu tampak melirik ke arah Alya. Sejurus kemudian dia menghilang memasuki ruang 15.

"Permisi nona Alya ! Tuan saya sudah menunggu anda !" ujar seorang pemuda yang tadi berjalan di belakang lelaki paruh baya itu.

"Ah, baiklah ! Saya ke sana sekarang juga !" jawab Alya.

"Baiklah, kalau begitu saya pergi dulu, nona !" ujar pemuda itu seraya membungkukkan badannya dan pergi.

"Tan, aku samperin pelanggan dulu, ya !" pamit Alya.

Gintani hanya mengangguk seraya menatap punggung Alya yang mulai menghilang.

Jadi seperti itu yang namanya pekerjaan jadi pemandu lagu itu ! gumam Gintani.

☘️☘️☘️

Room 9

Tampak 3 orang pemuda tengah asyik bercengkrama di ruangan itu.

"Si Argha mana, Bram ? Kok dia belum nongol juga ?" tanya seorang pria bule berambut pirang.

Bukannya menjawab, Bram hanya menggedikkan bahunya sambil terus memainkan stik game nya.

"Ish, bukannya lo asistennya, kok sampai nggak tahu gitu, sih !" pria bule itu berkata lagi seraya melemparkan kulit kacang ke arah temannya.

"Yaaah..., kalah kan ! Gara-gara lo nih !" gerutu Bram melemparkan stik game nya dan berlari ke arah kawannya yang melemparkan kulit kacang tadi.

"Sialan lo Kev, lo udah bikin gue bangkrut nih !" ujar Bram seraya menjitak kepala Kevin, sahabatnya. Pergumulan pun terjadi di antara keduanya.

Alex pun hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Dia pun pergi keluar untuk membantu para karyawannya.

"Gimana, Tan ? Ramai ?" tanya Alex berdiri di belakang Gintani.

"Astaghfirullah hal adzim...!" Gintani terkejut melihat kedatangan bos nya yang tiba-tiba.

"Aha...ha..ha...! Maaf, kaget ya ?" tanya Alex lagi seraya menuangkan minuman bersoda di meja kerjanya.

"I..iya, bang !" jawab Gintani gugup.

"Nih, minum dulu kalau kaget !" Alex menyerahkan gelas yang telah diisi minuman bersoda tadi.

"Ti... tidak, bang ! Makasih, tapi Gintan nggak minum soda !" tolak halus Gintani.

"Ups ! Maaf..! Kalau gitu, kamu buat saja minuman yang kamu suka di sini !" perintah Alex.

"Iya, bang ! Gampang itu mah, nanti kalau Gintan haus, Gintan pasti bikin kok !" jawab Gintani.

"Ngomong-ngomong, Alya mana Tan ?" tanya Alex.

"Oh, itu ! Emm, tadi Alya disuruh mendampingi seorang bapak-bapak di room nomor 15." jawab Gintani.

"Oh, jadi om Jaya datang hari ini." gumam Alex.

"Om Jaya ?" tanya Gintani.

"Ah iya, beliau salah satu pelanggan tetap di tempat ini. Kebetulan, kalau kemari beliau hanya mau ditemani oleh Alya." ujar Alex menjelaskan.

"Ta..., tapi, mereka tidak melakukan hal yang macam-macam kan, bang ?" tanya Gintani tampak khawatir

Alex mengernyitkan dahinya, merasa bingung dengan ucapan Gintani. Sepertinya ada nada khawatir di balik ucapannya.

"Kamu kenapa, Tan ? Kok kamu terlihat cemas begitu ?" tanya Alex.

"Ti... tidak bang ! Aku..., aku hanya khawatir kalau pria itu akan melecehkan Alya. Abang bayangin aja, mereka cuma berdua di ruangan tertutup itu. Ba... bagaimana jika nanti pria itu berbuat tidak baik pada Alya ?"

Alex tersenyum mendengar kepolosan Gintani. Dia mendekat ke arah Gintani kemudian menepuk pelan bahu Gintani.

"Tidak usah khawatir, saya bisa pastikan jika om Jaya tidak akan melakukan hal buruk kepada Alya." ujarnya.

"Tapi, bang !" Gintani menatap sendu kepada Alex.

syerrr....

Entah kenapa, tiba-tiba saja Alex merasakan gelanyar aneh di tubuhnya. Darahnya berdesir melihat tatapan sendu Gintani. Tak ingin terjebak dengan perasaan lebih lanjut, Alex pun memalingkan wajahnya.

"Sudahlah ! Kembalilah bekerja !" perintah Alex.

Gintani mengangguk, dia pun mulai kembali ke depan dan melayani beberapa pengunjung yang minta dibuatkan berbagai macam minuman.

Alex tersenyum melihat Gintani yang begitu cekatan. Sepertinya Gintani gadis yang cukup pintar, itu terlihat dari cara dia yang telah mampu mengingat berbagai jenis minuman yang berjejer rapi di rak belakang. Meski sesekali Gintani terlihat bingung bagaimana cara menuangkan takarannya kepada gelas kecil yang dinamakan seloki.

"Sindi belum datang, Tan ?" tanya Alex memecah kesunyian.

"Belum terlihat kembali sih, bang !" jawab Gintani.

"Ah, anak itu ! Kenapa susah sekali diberitahu !" ujar Alex gusar.

"Maksudnya, bang ?"

"Berulang kali aku ingatkan agar tidak melayani pria-pria hidung belang, tapi dia tidak pernah menggubrisnya. Aku merasa bersalah karena tidak mampu memberikan gaji yang besar, sampai akhirnya karyawanku berbuat nekat seperti itu." ujar Alex seraya mengusap kasar wajahnya.

"Kenapa bang Alex khawatir sekali ?" tanya Gintani penasaran.

"Tentu saja aku khawatir, dia karyawanku ? Aku takut terjadi apa-apa padanya ? Apa kau tahu, Tan ? Jika dia terlalu sering bergonta-ganti pasangan, aku takut dia bisa terkena penyakit kelamin !" ujar Alex.

Gintani bergidik ngeri mendengar perkataan bos nya.

"Tenang saja, bang ! Nanti Gintan coba ngomong pelan-pelan sama mbak Sindi, supaya mbak Sindi bisa segera sadar dan tidak mengulangi perbuatan itu lagi."

ujar Gintani seraya memegang tangan bos nya.

Deg....deg...deg....

Jantung Alex berpacu lebih cepat saat Gintani memegang tangannya. Ada sebuah rasa yang pernah hilang, kembali dia rasakan. Tidak bisa dipungkiri, jika tatapan sendu milik Gintani, mengingatkan Alex kepada almarhum tunangannya. Alex pun kembali memalingkan pandangannya. Dia tidak ingin terjebak dengan perasaan yang telah dia kubur.

"Aku ke ruanganku dulu !" ujarnya gugup. "Oh iya, jika ada seorang pria yang menanyakanku, katakan aku sudah menunggunya di ruang 9 !" lanjut Alex memberikan perintah.

Gintani mengangguk.

Alex segera melangkahkan kakinya menuju ruang 9. Saat dia membuka pintunya, pergumulan kedua sahabatnya masih saja terjadi. Sesekali Bram dan Kelvin saling melemparkan kulit kacang. Hingga ruangan yang tadinya bersih, kini tampak seperti kapal pecah.

Alex mendaratkan bokongnya di sofa sudut. Sejenak dia diam untuk mengatur ritme jantungnya yang mulai berantakan. Sosok Gintani telah membuka kembali luka lamanya. Luka saat kekasih yang dicintainya pergi untuk selamanya.

Melihat sahabatnya kembali dan hanya melamun sendirian, Bram dan Kevin pun menghentikan kegiatannya. Untuk sejenak mereka saling pandang, seolah sedang berkomunikasi lewat tatapan. "Eh bro ! Si Alex kenapa tu ?" / "Entahlah !" kira-kira, seperti itulah arti tatapan mereka.

"Lo kenapa, Al ! Kayak patung manekin aja, diem mulu ! Sariawan ya !" ujar Kelvin.

"Ah, nggak ! Gue nggak apa-apa !" hindar Alex.

"Bro, kita tuh berteman sudah sejak SMA, jadi lo nggak bisa bohongi kita. Gue tahu, lo pasti lagi ada masalah." ujar Bram.

"Hhhh...!" Alex menarik napasnya panjang dan membuangnya dengan perlahan.

"Aku hanya sedang memikirkan salah satu karyawanku saja. Hampir setiap malam dia pergi keluar bersama pria-pria hidung bilang. Aku khawatir jika suatu hari nanti, dia bisa terkena penyakit kelamin." ujar Alex.

"Ish, kau ini ? Kenapa kau terlalu baik sampai memikirkan mereka sejauh itu ?" tegur Kevin.

"Mereka karyawanku, Kev. Aku punya tanggung jawab penuh kepada mereka."

"Tapi kan kamu sendiri sudah memperingatkan mereka. Jika mereka masih ngeyel, ya sudah, biar mereka tanggung sendiri akibatnya." ujar Kevin lagi.

"Apa yang diucapkan Alex ada benarnya juga, Kev. Gue sendiri nyesel karena tidak bisa memberikan keadilan pada salah satu karyawan gue." ujar Bram lemah.

Bayangan Gintani yang mendatanginya karena meminta alasan pemecatan, masih membekas dalam ingatannya.

"Maksud lo, cewek yang dipecat si Argha itu ?" tanya Kevin.

Bram mengangguk.

"Ya, lo tahu sendiri kan, gimana sifat Argha. Sudahlah, tidak usah dipikirkan ! Kita ke sini kan buat senang-senang, bukan buat ajang mengumbar kesedihan. Lagian itu kan bukan urusan kalian !" ujar Kevin yang memang selalu menganggap enteng sebuah permasalahan.

"Tapi gue bener-bener penasaran, bro ! Sebenarnya, apa yang sudah gadis itu lakukan, sampai-sampai si Argha memecatnya sepihak seperti itu ?" tanya Alex.

Bram mengeluarkan ponselnya, dia pun mulai mencari berita viral beberapa hari yang lalu. Berita tamparan yang dilakukan seorang gadis terhadap CEO APA Architecture yang paling disegani di kota itu.

Bram kemudian menyerahkan ponselnya kepada kedua temannya yang langsung diikuti tatapan terkejut dari kedua temannya itu. Terlebih lagi Alex, matanya membulat sempurna melihat tokoh utama dalam video itu.

"Ya Tuhan ! Gadis itu !" pekik Alex.

Bram dan Kevin menoleh ke arah sahabatnya.

"Kenapa Al ?" tanya mereka serempak.

"Dia salah satu karyawanku." jawab Alex.

"Apa !!" kembali mereka berteriak.

"Tapi, kenapa bisa ? Sejak kapan ?" tanya Bram beruntun.

"Dia teman dari karyawanku, dan sejak malam ini dia mulai bekerja di sini !" jawab Alex.

"Astaga, Al ! Lo cari masalah aja !" gerutu Kevin.

"Ish, mana aku tahu jika gadis itu memiliki masalah dengan Argha." jawab Alex.

"Sudahlah, lebih baik kamu pecat saja dia ! Daripada nanti si Argha marah besar sama lo !" saran Kevin.

"Ish, enak saja main asal pecat ! Yang aku takutkan bukan masalah marahnya Argha ke gue, tapi gue takut Argha kembali lepas kendali jika sampai bertemu gadis itu lagi." ujar Alex.

"Lo benar, Al ! Untuk malam ini, sebaiknya lo sembunyikan dulu Gintani di tempat aman. Jangan sampai si Argha melihatnya !" timpal Bram.

Tapi ternyata, siapa sangka jika kerisauan mereka di dalam ruangan justru menjadi tak pernah berarti dengan kejadian yang baru saja terjadi di luar beberapa menit lalu.

Argha merasa kesal dengan sikap ibu tirinya yang memaksanya untuk menjemput Jesica di bandara. Belum lagi hilang kekesalannya, tiba-tiba dia melihat gadis yang dibencinya sedang berdiri di balik meja bartender sedang melayani para pengunjung. Seringai licik tersungging begitu saja di kedua sudut bibirnya. Dengan langkah tergesa-gesa, Argha segera menuju ruangan tempat mereka berkumpul.

BRAKK....!

Argha membuka pintu ruangan itu dengan kasarnya. "Alex ! Serahkan dia padaku !" teriak Argha menggema di ruangan yang kedap suara itu.

Semua mata memandang ke arahnya dengan penuh ketegangan.

"Hai, bro !" sapa Kevin mencoba mencairkan suasana.

Argha menghampiri Alex. Dia kemudian menekan bahu sahabatnya dengan kuat.

"Aku menginginkannya !"

Bersambung....

Jangan lupa like vote n komennya ya

Terpopuler

Comments

Ilghan

Ilghan

dasar gila tuh si argha

2022-03-29

3

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

aneh Alya udh lama kerja tp masa TDK prnh lihat wajah teman Alex Bram dan Argha

2021-12-08

1

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

thorrr mau Lo Lo mau km km mau gue gue ... KLO BS jgn d campur

2021-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!