Pekerjaan Baru

"Alhamdulillah, ya Allah ! Terima kasih atas pertolonganmu ! Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin." do'a Gintani.

Menjelang dzuhur, Gintani pun selesai membereskan rumah kontrakannya. Sejenak dia merebahkan dirinya di atas karpet yang digelar di ruang tamunya. Ya, tak ada satu pun barang rumah tangga yang berada di rumah itu. Rumah kosong yang benar-benar sangat kosong.

Setelah beberapa menit, Gintani pergi ke kamarnya untuk membawa dompet dalam tas nya. Gintani mengeluarkan dompet dan membukanya untuk mengecek isinya. Gintani mengeluarkan semua uang yang berada di dompetnya. Tinggal 1,2 juta lagi. Hmm, sebaiknya aku membeli magic com dulu berikut berasnya. Untuk urusan lauknya, aku beli saja nanti. Biar lebih irit..., gumamnya.

Gintani segera pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya juga berwudhu. Selang beberapa menit dia keluar dari kamar mandi, berganti pakaian dan menunaikan solat dzuhur nya.

Pukul 13.00, dengan berjalan kaki, Gintani pergi ke sebuah pasar tradisional yang letaknya memang tak jauh dari perkampungan bantaran sungai tempat Gintani mengontrak rumah.

Tiba di depan toko elektronik, Gintani segera membeli magic com dengan harga yang paling murah. Selesai membayar, Gintani pun kembali melanjutkan belanjanya ke sebuah toko sembako. Di sana, Gintani hanya membeli sekarung beras.

Transaksi selesai, dengan bantuan abang ojek yang berada di pinggir pasar, Gintani pun pulang ke rumahnya. Tak lupa di warung nasi, Gintani singgah untuk membeli lauk pauk.

Tiba di rumah, Gintani meminta tolong abang ojek untuk membawa karung beras ke dalam dan menyimpannya di sudut dapur. Setelah membayar ongkos ojeknya, Gintani segera pergi ke dapur mencuci beras dan menanaknya.

Sambil menunggu berasnya matang menjadi nasi, Gintani membuka ponselnya dan mulai berselancar di media sosial. Seketika matanya membulat sempurna saat dia melihat video dirinya yang sedang menampar laki-laki itu. Gintani menghela napasnya, pantas saja dia marah padaku...., batin Gintani.

Setelah menunggu beberapa menit, nasi pun matang. Gintani menyendok nasinya dan mulai menyantap makanannya. Tak lupa, Gintani juga menyisihkan sebagian nasinya untuk bekal nanti ke rumah sakit. Malam ini Gintani berniat untuk menginap di rumah sakit.

Hari ini Gintani hanya menghabiskan waktunya di rumah kontrakannya saja. Mengingat waktu sudah terlalu siang, jadi Gintani memutuskan untuk tidak mencari kerja. Menjelang sore, seseorang mengetuk pintu rumah kontrakan Gintani.

Tok...tok...tok...

"Assalamualaikum...! Tan..., kamu ada di rumah ?" tanya orang itu yang tak lain adalah Alya.

Setelah mengucapkan salam dalam solatnya, Gintani segera pergi ke depan untuk membukakan pintu.

"Oh, kamu lagi solat, ya ? Pantas saja lama bukain pintunya." ujar Alya.

"Iya, Al. Maaf !" ucap Gintani merasa tak enak.

"Santai kali, aku juga belum terlalu lama nunggu kok ! Tadi waktu aku pulang kerja, ibu bilang kamu sudah dapat kontrakan. Makanya aku langsung kemari."

"Iya, alhamdulilah Al ! Kebetulan masih ada kontrakan kosong. Ya sudah, aku ambil saja. Aku nggak enak harus numpang lagi di rumah kamu."

"Kamu pasti nggak betah ya, tinggal di rumahku ? Apalagi berbagi kamar yang sempit denganku, he...he..."

"Ish, bukan gitu Al ! Aku nggak nyaman aja karena kamu nggak tidur di kamarmu. Kamu baru datang menjelang dini hari, kesannya seolah aku mendominasi kamar kamu saja."

"Ish, kamu terlalu baperan, Tan ! Sebelum ada kamu, aku sudah terbiasa kok pulang jam segitu."

"Ngomong-ngomong, kamu kerja apa sih Al ? Kok pulangnya sampai selarut itu ?" tanya Gintani penasaran.

Alya yang awalnya ingin menyembunyikan pekerjaannya karena dianggap memiliki image yang buruk, akhirnya tiba bisa mengelak lagi. Dengan berat hati, dia pun terpaksa menceritakan pekerjaan keduanya.

"Sebenarnya, aku bekerja di sebuah pub yang berada di pusat kota." jawab Alya.

Gintani terkejut, namun secepat kilat dia menyembunyikan keterkejutannya itu. Dia tidak ingin sahabatnya merasa tersinggung dengan perbuatannya.

"Kamu pasti kaget, ya ?" tanya Alya.

"Eh..., anu..., aku...!" jawab Gintani tergagap.

"Tak apa, Tan ! Setiap orang pasti akan terkejut kok, jika mengetahui tempat bekerja seperti itu. Mereka pun langsung berpikiran yang negatif terhadap wanita yang bekerja di sebuah pub." ujar Alya.

"Maaf, Al !" ucap Gintani lirih. "Kalau boleh tahu, apa pekerjaanmu di sana ? Agar aku tidak salah menilai tentangmu !" tanya Gintani.

"Aku bekerja sebagai PL, Tan ?" jawab Alya.

"PL ?" tanya Gintani tak mengerti.

"Pemandu Lagu. Jadi, di pub tempat aku bekerja itu ada sebuah karaoke tempat orang-orang melepaskan penatnya. Nah tugasku hanya mendampingi para pelanggan selama mereka berada di ruangan itu." Alya mencoba menjelaskan.

"Tapi, kamu nggak macam-macam kan, Al ? Maksudku, kamu nggak sampai melayani mereka dengan tubuhmu, kan ?" tanya Gintani, polos.

Alya tersenyum, "Sudah kuduga, kamu pasti akan beranggapan seperti itu, seperti orang-orang di sekitar rumahku. Tapi itu hal yang wajar sih, mengingat jam pekerjaanku yang memang tak wajar untuk seorang wanita." jawab Alya.

"Maaf Al, aku tidak bermaksud menyinggungmu." ujar Gintani merasa tak enak.

"Tak apa, Tan ! Tenang saja, aku masih bisa menjaga diriku, kok ! Lagipula, bos ku baik. Dia tidak pernah menyuruh karyawannya untuk melakukan hal tak senonoh seperti itu, ya meskipun dia juga tak melarangnya." jawab Alya berteka-teki dengan ucapannya.

"Aku tidak mengerti, Al !" ujar Gintani.

"Bang Alex menyadari jika gaji yang diberikan kepada karyawannya mungkin sedikit, karena itu dia tidak menghalangi karyawannya jika ingin mendapatkan uang dengan cara memberikan pelayanan lebih kepada customer. Asalkan perbuatan mereka tidak dilakukan di tempatnya. Karena di pub miliknya tidak menyediakan kamar untuk berbuat mesum."

"Syukurlah kalau kau masih bisa menjaga dirimu, Al ! Ingat Al, kehormatan seorang wanita itu sangat penting !" ujar Gintani.

"Iya, aku mengerti. Ngomong-ngomong, apa kamu sudah mendapatkan pekerjaan ?" tanya Alya.

Gintani menggelengkan kepalanya.

"Apa kamu mau bekerja di tempatku ?" tanya Alya lagi.

"Entahlah, aku tidak yakin ! Lagipula, aku tidak terlalu hapal lagu-lagu." jawab Gintani.

"Ha...ha... ha...! Nggak usah khawatir, seiring berjalannya waktu, kamu pasti bisa hapal lagu apa pun." ujar Alya terkekeh.

Gintani hanya tersenyum mesem. "Aku pikir-pikir dulu, deh ! Tapi kalau jadi waitress, aku mau Al !" jawab Gintani.

"Sudahlah tidak usah saja, Tan ! Di sana tuh pekerjaannya merangkap. Bahkan bos ku juga bisa berubah peran jadi bartender. Dengan begitu, kita jadi tidak saling ketergantungan. Kita dituntut untuk saling bahu-membahu memberikan pelayanan yang terbaik untuk pengunjung pub."

"Oh, gitu ya ! Memangnya di tempat kerja kamu, masih membutuhkan karyawan ?" tanya Gintani.

"Entahlah, nanti malam aku coba tanya bosku, ya ?" jawab Alya.

Gintani mengangguk. Tanpa terasa waktu sudah menjelang magrib. Akhirnya Alya pamit pulang untuk bersiap-siap menuju tempat kerjanya.

☘️☘️☘️

Selepas solat isya, Gintani pergi menuju rumah sakit Harapan.

"Assalamualaikum !" sapa Gintani seraya membuka pintu ruang rawat kakeknya.

"Eh, mbak Gintan sudah datang !" ucap seorang perawat yang sedang memeriksa kakek Wira.

"Ah iya, maaf sudah sangat merepotkan suster !" ujar Gintani seraya membungkukkan badannya.

"Tidak apa-apa, mbak ! Itu memang sudah tugas kami." ujarnya. "Baiklah mbak, saya permisi dulu ! Kalau ada apa-apa, mbak bisa panggil saya di ruang jaga." lanjutnya.

"Iya, sus ! Sekali lagi, terima kasih !" jawab Gintani.

Gintani segera meraih kursi dan menyimpannya di samping ranjang kakeknya. Gintani pun menduduki kursi tersebut.

"Assalamualaikum kakek, apa kabar ? Maaf, Gintan baru bisa datang." ujar Gintani meraih tangan keriput kakeknya.

Kakek Wira tersenyum. "Tidak apa-apa, nak ! Kamu pasti lelah sekali setelah seharian bekerja. Jadi kakek maklum kalau kamu tidak sempat datang untuk menemani kakek." jawabnya.

Mendengar ucapan sang kakek, hati Gintani terasa sakit. Pasalnya, Gintani belum berani bercerita tentang keadaannya yang sebenarnya. Gintani hanya bisa tersenyum, agar kakeknya tidak merasa curiga.

"Kakek mau pisang ?" tanya Gintani mengalihkan pembicaraan.

"Boleh, nak !" jawab kakek Wira.

Gintani pun mengeluarkan pisang yang tadi dibelinya di jalan. Setelah itu dia mengupasnya dan menyuapi kakeknya penuh kasih sayang. Hanya kakeknya yang membuat Gintani masih sanggup bertahan dalam menjalani kehidupannya.

☘️☘️☘️

"Bang Al, butuh karyawan lagi, nggak ?" tanya Alya saat dia sedang meracik minuman untuk pelanggannya.

"Memangnya kenapa ?" jawab Alex seraya menghisap rokoknya.

Setelah menyajikan minumannya, Alya mendekati meja bos nya.

"Sebenarnya Alya punya teman yang sedang cari kerjaan." jawab Alya seraya mendaratkan bokongnya di kursi depan meja bosnya.

"Cewek apa cowok ?" tanya Alex

"Cewek." jawab singkat Alya

"Ya sudah, kamu bawa saja kemari !" perintah Alex.

"Oke ! Nanti aku sampaikan sama dia !" jawab Alya.

"Al, tolong beresin room 9 ya ! Besok temen-temen abang mau pada kumpul di sana !" kembali Alex memberikan perintah.

"Siap, bos !" jawab Alya seraya berlalu pergi menuju room 9.

☘️☘️☘️

Keesokan harinya.

Sepulang dari rumah sakit, Gintani segera membersihkan dirinya dan kembali menyiapkan berkas lamarannya. Hari ini dia akan kembali mencoba peruntungannya dalam mencari pekerjaan.

Pukul 08.00 Gintani kembali menyusuri jalanan pusat ibukota. Kali ini dia hendak mencari pekerjaan di mall-mall atau pusat pembelanjaan yang lainnya. Namun seperti biasanya, dari puluhan toko yang dikunjunginya, tak ada satupun yang mau menerimanya bekerja. Gintani pun semakin putus asa. Apa sebaiknya aku terima tawaran kerja dari Alya saja ?

Gintani melirik jam tangannya. Waktu menunjukkan pukul 14.00. Karena lelah berjalan dan tak juga mendapatkan pekerjaan, akhirnya Gintani pun memutuskan untuk pulang.

Tiba di rumah kontrakannya, Gintani segera menyelonjorkan kedua kakinya yang terasa kram. "Ya Allah, sudah berhari-hari aku mencari pekerjaan, tapi belum dapat juga. Apa yang harus aku lakukan ? Aku butuh uang untuk biaya pengobatan kakek. Belum lagi rentenir itu ? Ah, rasanya kepalaku sudah mau pecah !" gumam Gintani.

Untuk beberapa saat Gintani merebahkan dirinya. Mencoba mengusir kelelahannya setelah berjam-jam berkeliling mencari pekerjaan. Matanya terpejam meskipun hatinya masih merasa tak tenang.

Pukul 17.00. Gintani pergi ke rumah Alya.

"Assalamualaikum !" sapa Gintani begitu tiba di rumah Alya.

"Waalaikumsalam ! Eh, nak Gintan, masuk yuk !" ajak ibu Alya yang baru saja membukakan pintunya.

"Alya sudah pulang, bu ?" tanya Gintani.

"Sudah. Tapi sekarang dia lagi di kamar mandi. Silakan duduk saja dulu, nak !" ujar ibunya Alya.

"Iya bu, makasih !" jawab Alya seraya duduk di kursi tamu.

Tak lama kemudian, tampak Alya yang baru keluar dari kamar mandinya.

"Eh, kamu Tan ! Udah lama ?" tanya Alya yang melihat Gintani tengah duduk di ruang tamu.

"Baru aja datang kok, Al !" jawab Gintani.

"Ada apa ?" tanya Alya yang sudah duduk berhadapan dengan sahabatnya.

"Aku..., aku cuma mau tanya tentang penawaran kamu kemarin, apa masih berlaku Al ?" tanya Gintani."

"Memangnya kamu sudah yakin mau kerja di sana ?"

"Aku yakin, Al ! Daripada aku tidak punya pekerjaan sama sekali." jawab Gintani.

"Semalam aku sudah menanyakan pada bang Alex. Kata bang Alex, datang saja dulu. Gimana, Tan ?"

"Ya sudah, nanti aku ikut kamu deh !"

"Oke ! Pukul 19.00, aku jemput kamu ya !"

"Oh, ya sudah, aku pulang dulu ya, Al !" pamit Gintani.

Alya mengangguk dan mengantarkan Gintani sampai pintu luar.

☘️☘️☘️

"Sin, lihat bang Alex nggak ?" tanya Alya kepada rekan kerjanya yang sedang membuat juice.

"Tadi sih masuk ke private room nomor 9." jawab Sindi. "Eh, siapa dia, Al ?" tanya Sindi begitu melihat Gintani berdiri di samping Alya.

"Oh iya, kenalin Sin, ini teman Alya, namanya Gintani !" jawab Alya.

"Sindi." ujar Sindi seraya mengulurkan tangannya.

"Gintan !" jawab Gintani menyambut uluran tangan teman barunya.

"Tan, lo tunggu di sini dulu ya ! Aku mau temui dulu bang Alex." ujar Alya.

Gintani pun hanya mengangguk. Dia kemudian duduk di kursi depan meja bartender. Gintani mulai mengedarkan pandangannya mengamati tempat kerja sahabatnya itu.

"Karyawan baru, ya ?" tanya Sindi.

"Belum tahu, mbak ! Soalnya baru di suruh datang dulu."

"Oh, tapi biasanya kalau sudah datang, sudah langsung bisa kerja, mbak !"

"Benarkah ?"

Sindi mengangguk. "Sebentar ya, aku mau kasih juice ini ke pelanggan dulu." ujarnya.

"Iya, silakan mbak !" jawab Gintani.

"Oh, jadi ini teman kamu, Al !" ujar seorang lelaki yang langsung duduk di kursi sebelah Gintani.

Seketika, Gintani menoleh menatap pria tampan berada di sampingnya. Jantungnya berdegup kencang melihat tatapan matanya yang penuh kelembutan.

"Iya bang, gimana ? Ada kan pekerjaannya ?" ujar Alya.

"Kalau pekerjaan sih banyak, tapi dianya mau nggak ?" jawab bang Alex seraya menelisik Gintani dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Saat itu Gintani mengenakan t-shirt berlengan panjang dipadukan dengan celana jeans da sepatu kets berwarna coklat. Sedangkan untuk bekerja di sini, setidaknya para karyawan harus mengenakan pakaian yang cukup enak di pandang agar bisa lebih menarik pelanggannya.

"Mak... maksudnya apa ya bang ?" tanya Gintani.

"Coba kamu perhatikan Alya !" perintah bang Alex.

Gintani pun melirik ke arah sahabatnya. Dia mulai mengamati Alya dengan seksama. Gintani tersenyum melihat penampilan Alya yang tampak feminim. Dia mengenakan dress selutut dengan gaya rambut yang sebagian diikat di tengah. Berbeda sekali dengan gaya Alya saat mereka bekerja menjadi office girl. Raut wajah Alya juga semakin terlihat dewasa dengan riasan wajahnya yang natural.

"Sekarang, perhatikan dirimu sendiri !" perintah bang Alex lagi.

Tanpa melihat dengan seksama pun, Gintani sudah bisa menemukan apa yang dimaksud atasannya.

"Saya tahu, pak ! Tapi saya akan mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan di sini.

Alex tersenyum. "Baiklah, jika kau sudah siap, kau bisa kerja mulai malam ini." ujar Alex.

"Al, untuk sementara, tolong ajari dia di bagian depan saja !" pinta Alex.

"Siap,bang !"

"Baiklah Gintan, selamat bergabung di tempat ini ! Alya akan menjadi instrukturmu hingga kamu bisa melakukan pekerjaanmu sendiri. Satu lagi, jangan panggil aku pak ! Panggil saja bang Alex, seperti yang lainnya." ujar Alex.

"Baik, bang...! Terima kasih !" jawab Gintani.

"Sama-sama. Ya sudah, aku tinggal dulu ya !" ujar Alex seraya pergi meninggalkan mereka.

Alhamdulillah, akhirnya aku dapat juga pekerjaan baru. Meskipun bukan ini yang aku harapkan, tapi aku bersyukur, setidaknya kini aku punya penghasilan lagi untuk menopang kehidupanku dan kakekku.

Bersambung

Jangan lupa like vote n komennya 🙏

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

kutukan cinta mampir thor

2022-06-19

0

El_Tien

El_Tien

aku bawa bomlike fav rate buat mu

2022-02-11

1

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

teman Alex yaitu Argha , dan pas gintani kerja eh ktmu si Argha lg

2021-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!