Kontrakan Baru

"INEM....! MASUK....!!" teriak bibi Shella menggema dari dalam rumah.

"Ma...maaf non ! Mbok..., mbok masuk dulu !" pamit mbok Inem ketakutan.

Gintani pun hanya tersenyum kecut. Dia mulai meraih kedua kopernya. Rasa penat di tubuhnya saja belum hilang setelah seharian mencari pekerjaan, sekarang dia harus kembali berjalan tanpa arah dan tujuan.

Tiba di tepi jalan, Gintani segera memesan taksi online. Dia mulai mengetikan alamat rumah Alya di laman aplikasi itu. Gintani menengadahkan wajahnya menatap langit yang mulai menghitam. Langit terlihat mendung. Mungkin dia tahu jika makhluk yang sedang berada di bawah naungannya pun sedang bermuram menahan kepiluan.

10 menit berlalu, akhirnya taksi yang ditunggunya pun tiba. Gintani meminta sopir taksi itu untuk membukakan bagasinya. Setelah bagasi terbuka, Gintani segera memasukkan kedua kopernya ke dalam bagasi. Sejurus kemudian dia pun mulai menaiki taksinya.

Tetesan air hujan mulai turun seiring berlalunya deru mobil yang ditumpangi Gintani. Melewati perjalanan selama 30 menit, akhirnya mobil yang dinaiki Gintani tiba di sebuah pemukiman di bantaran sungai. Sang sopir pun segera mengeluarkan koper Gintani dari bagasi mobil. Setelah membayar ongkosnya, Gintani pun melangkahkan kakinya menuju alamat yang pernah diberikan Alya dulu.

Tiba di sebuah rumah kecil, terbersit rasa enggan di hati Gintani untuk memasukinya. Melihat kondisi rumah dari luarnya saja, membuat Gintani merasa tak enak hati untuk meminta bantuan Alya. Gintani pun mengurungkan niatnya dan berbalik lagi. Namun...

"Tan....?" panggil Alya.

Seketika Gintani berbalik, "Eh.., Al !" jawabnya kikuk.

Alya segera menghampiri Gintani. Dia memeluk Gintani karena sudah beberapa hari tak mendapati kabarnya.

"Kamu kemana aja, Tan ? Aku hubungi kok nggak pernah di balas ?" tanya Alya seraya melepaskan pelukannya.

"Ma..., maaf Al ! Aku terlalu sibuk untuk mencari pekerjaan." jawab Gintani.

Alya mulai menelisik keadaan Gintani. Tampak wajah kelelahan terpampang jelas di raut wajahnya. Tiba-tiba pandangan Alya terkunci pada dua koper yang Gintani pegang.

"Loh, Tan ? Kamu mau kemana ?" tanya Alya heran.

"Aku..., mm..aku .." Gintani kebingungan hendak menjawab apa.

"Kita duduk dulu, yuk !" ajak Alya.

Alya pun mengajak Gintani untuk duduk di teras rumahnya. Dengan perasaan berat hati, Gintani pun mengikuti ajakan Alya.

"ceritakanlah, Tan ! Jangan sungkan, bukankah aku sahabatmu ?"

Gintani hanya menundukkan kepalanya.

"Kenapa, Tan ? Apa kau tidak percaya padaku ?" tanya Alya lagi.

Gintani mengangkat wajahnya seraya menggelengkan kepalanya.

"Lalu ?"

"Aku malu, Al."

"Kenapa harus malu ? Aku ini sahabatmu, Tan ? Apa yang sebenarnya terjadi ? Kemana saja kamu selama beberapa hari ini, hingga sulit sekali untuk dihubungi ?" tanya beruntun Alya.

"Se... sebenarnya, aku diusir dari rumah, Al ?" akhirnya kalimat itu lolos juga dari mulut Gintani.

"Ya Tuhan...? Kok bisa Tan ?" Alya terhenyak kaget.

"Mungkin, bibiku tidak terima dengan sikapku yang menolak perjodohan yang dia lakukan tanpa sepengetahuanku." jawab Gintani lirih.

Alya semakin terkejut, "Jadi, kamu dijodohkan ?"

"Lebih tepatnya, dijual ?"

"Astaghfirullah...,kok bisa ?"

"Entahlah, aku sendiri bingung kenapa bibi Shella tega melakukan itu padaku. Aku jadi lebih bingung, kemana aku harus mencari uang 500 juta untuk kebebasanku."

"Maksud kamu ?"

"Pria paruh baya yang hendak dijodohkan padaku ternyata telah memberikan uang sebanyak 300 juta kepada bibiku. Dan saat aku menolaknya, dia pun meminta uangnya kembali. Sayangnya, uang itu telah habis dipakai oleh bibi Shella. Akhirnya, pria itu meminta uangnya kembali berikut bunganya."

Alya menggenggam tangan Gintani. Dia turut prihatin dengan keadaan sahabatnya. Dia benar-benar tidak menyangka dengan beban yang harus dipikul Gintani.

"Sabar ya, Tan ?" ujarnya mencoba memberikan kekuatan kepada Gintani. "Lalu pekerjaan ? Apa kau sudah mendapatkan pekerjaan kembali ?" tanya Alya.

Kembali Gintani menggelengkan kepalanya lemah.

"Tak ada satu pun perusahaan yang mau menerima CV-ku. Terlebih lagi dengan adanya bad record yang telah disebarkan laki-laki itu. Aku benar-benar bingung, Al !"

"Tenanglah ! Nanti kita sama-sama cari jalan keluarnya." ujar Alya.

Tiba-tiba,

"Loh, kamu belum berangkat kerja, Al ? Eh, ada tamu nih ? Di bawa masuk Al, temannya ?" ujar ibunya Alya yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Eh, iya bu ! Bentar lagi Alya berangkat. Ini teman Alya bu, namanya Gintani. Oh iya bu, boleh nggak Gintani nginep di rumah kita ?" tanya Alya pada ibunya.

"Oh, boleh saja. Tapi maaf ya, nak Gintani, rumahnya kecil dan berantakan, he...he..." ujar ibunya Alya.

"Tidak apa-apa, bu ! Izin ibu saja sudah cukup, insyaallah besok Gintan mau cari kontrakan, bu !" ucap Gintani.

"Ya sudah kalau begitu, ibu tinggal dulu ke warung ya !" ujar ibu Alya.

"Memangnya kamu mau berangkat ke mana, Al ?" tanya Gintani yang baru sadar jika Alya telah berpakaian rapi. Namun kali ini pakaiannya agak sedikit terbuka.

"Kerja." jawab Alya singkat.

Gintani mengernyitkan dahinya. "Bukankah kamu sudah kerja di perusahaan itu, Al ?"

"Ah Gintan, lo tahu kan gaji seorang office girl itu berapa ? Sedangkan aku masih punya banyak kebutuhan yang harus aku penuhi. Karena itu, malam hari aku pun kembali bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluargaku."

"Aku mengerti. Tapi, pekerjaan seperti apa yang dilakukan di malam hari ?" tanya Gintani.

"Sudahlah ! Aku sudah terlambat. Ayo, aku antar kamu ke kamarku !" ajak Alya, mencoba menghindari pertanyaan Gintani.

Gintani mengangguk. Dia kemudian mengikuti Alya ke kamarnya.

"Nah, ini kamarku ! Maaf ya, kamarnya kecil, tapi kasurnya muat kok, untuk kita tidur berdua, he...he.. he..." ujar Alya terkekeh.

Gintani tersenyum, "Tidak apa-apa, Al ! Ini juga sudah cukup." jawab Gintani.

"Ya sudah, aku pergi dulu ya ! Tidak perlu sungkan, anggap aja rumah sendiri. Oh iya, kalau butuh sesuatu, kamu minta tolong Gio aja. Kamarnya di sebelah kamarku, kok !"

"Gio ?"

"Iya, adikku."

"Oh, oke !"

"Ya sudah, aku pergi ya ! Bye !"

"Hati-hati, Al !"

"Oke !"

Setelah Alya pergi, Gintani pun menutup pintu kamarnya. Dia mengeluarkan handuk dan pakaian gantinya. Badannya terasa lengket karena seharian berada di jalanan.

Gintani keluar dari kamarnya. Dia mendapati seorang anak laki-laki yang sedang duduk menonton TV.

"Maaf, dek ! Kamar mandinya di mana, ya ?" tanya Gintani pada anak laki-laki itu.

"Oh, temannya mbak Al, ya !" bocah itu malah balik bertanya.

Gintani mengangguk seraya tersenyum.

"Itu mbak, di belakang !" jawab bocah itu seraya menunjuk ruangan belakang.

"Terima kasih !" ucap Gintani.

Gintani pun melangkah menuju ruang belakang. Di sana terdapat satu ruangan yang digunakan sebagai dapur dan kamar mandi. Gintani memasuki kamar mandi dan mulai mengguyur tubuhnya dengan air yang terasa dingin itu. Sejenak Gintani diam untuk merasai rasa segar di sekujur tubuhnya.

☘️☘️☘️

"Kenapa terlambat, Al ?" tanya Alex yang melihat Alya baru masuk kerja setelah melewati jam 8 malam.

"Maaf bang, tadi Alya kedatangan tamu di rumah. Maklum sahabat, ngobrol-ngobrol dulu bentar !" jawab Alya.

"Oh ya sudah ! Ini, tolong suguhkan di room 13 ya !" perintah Alex seraya menyodorkan sebotol minuman beserta selokinya.

"Siap bos !"

Alya pun segera membawa nampan itu ke ruangan 13. Setelah itu dia kembali lagi menuju meja bartender untuk membantu Alex meracik minuman pelanggan.

"Om nggak datang ya, bang ?" tanya Alya, tangannya masih lincah membuat milkshake yang diminta pelanggan.

"Kenapa ? Kangen ya ?" ledek Alex.

"Ish abang ini, suami orang itu bang !" jawab Alya mencoba menghindari ledekan bos nya.

"Tapi doyan kan ? Ha...ha...ha...."

Alya hanya memutar bola matanya mendengar gelak tawa bos nya.

"Tapi serius, Al ! Kamu masih aman kan ? Dia nggak ngapa-ngapain kamu ?" tanya Alex merasa cemas. Pasalnya, Alya sudah seperti adiknya sendiri.

"Nggak, bang ! Aman kok ! Ya, paling cuma ******* doang, he..he..he...!" jawab Alya polos.

"Ish, kamu ini ! Tapi, gimana rasanya tuh dicipok sama om-om ?" tanya Alex penasaran.

"Gitu deh...! Lagian kalo om-om nya seganteng itu, mana nolak, bang...!" ujar Alya seraya berlalu untuk mengantarkan pesanan seorang pelanggan.

Alex hanya terkekeh seraya menggelengkan kepalanya melihat tingkah karyawannya.

Tiba-tiba,

"Bang Al, aku izin pergi boleh, ya ?" ujar Sindi salah satu karyawan lainnya.

"Keluar lagi ?"

"Ya abisnya nggak diizinin bang Al, sih !"

"Haiss, kamu ini ! Ya sudah, terserah kamu ! Aku sudah memperingatkan, ya ! Kalau ada apa-apa, jangan bawa-bawa aku dan tempat ini !"

"Oke, siap bang !"

Sindi kembali ke ruangannya, tak lama kemudian dia pun melangkah pergi keluar bergandengan tangan dengan pria paruh baya.

Alex hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap karyawannya.

"Sindi, pergi lagi bang ?" tanya Alya tiba-tiba.

"Ish kamu ini, bikin kaget aja !" seru Alex yang memang terkejut melihat kedatangan Alya yang tiba-tiba.

"Iya, nggak kuat kali !" jawab Alex ngasal.

"Kok, dia nggak takut hamil ya, bang ?" tanya Alya heran.

"Pakai pengamanan, Al !" jawab Alex seraya kembali fokus menghitung buku kas nya.

"He...he..., iya sih..! Tapi, apa nggak risih gitu, kan cowoknya udah tua, bang !"

"Tahu, ah ! Udah kerja lagi sana !"

"Tapi bang, kenapa abang nggak buka kamar di sini sih ? Jadi kan, dia bisa balik lagi kerja kalau udah enak-enak !"

Tuk...

Sebuah ballpoint mendarat cantik di keningnya Alya.

"Ish, abang ! Sakit nih !" rungut Alya seraya mengelus-elus keningnya.

"Abisnya, omonganmu nggak enak banget Al !" ujar Alex sewot.

"Ya wajar, bang ! Alya kan penasaran. Biasanya pub lain menyediakan pelayanan gituan bagi para pelanggannya. Ini mah, ngelarang nggak, nyediain juga nggak. Kan aneh bang !"

"Hhhh....!" Alex menarik napasnya seraya menyandarkan punggungnya di kursi.

"Hidup abang sudah berlumuran dosa saat menjual alkohol-alkohol itu. Abang nggak mau dosa abang bertambah kalau harus menyediakan layanan mesum seperti itu. Kalaupun mereka ingin berbuat sesuatu di luar batas, ya itu urusan mereka. Yang penting abang sudah memperingatkan bahwa itu hal yang tidak baik. Dan abang juga tidak mau usaha abang ini sampai diciduk polisi gara-gara kegiatan mesum." ujar Alex melanjutkan.

"Oh..! Berarti, kalau Alya sama om mau senang-senang, harus cari tempat di luar juga ya, bang !"

"Idih..., ngarep !"

"Ha....ha...ha....!"

☘️☘️☘️

Gintani mengerjapkan matanya saat dia mendengar suara pintu kamar yang terbuka. Dia memicingkan matanya untuk melihat siapa yang datang. Tampak Alya masuk kamarnya.

"Sudah pulang, Al ?" tanya Gintani dengan suara khas bangun tidur.

"Eh, maaf ! Keganggu ya !" ujar Alya yang merasa tak enak karena telah membangunkan sahabatnya.

"Tidak apa-apa kok, Al ! Ini juga sekalian mau solat malam !" ujar Gintani seraya turun dari ranjangnya.

Saat dia berpapasan dengan Alya, Gintani mencium bau asap rokok dari sekitar pakaian Alya.

"Kamu ngerokok, Al ?" tanya Gintani tiba-tiba.

"Eh, tidak Tan ! Kenapa ?" Alya malah balik bertanya.

"Anu.., emm itu pakaian kamu bau rokok." ucap Gintani.

"Oh, mungkin ini karena pelanggan yang aku temani ngerokok tadi." jawab Alya.

Gintani mengernyitkan dahinya, tak mengerti dengan ucapan temannya.

"Sudahlah, Tan ! Aku istirahat dulu, ya !"

Akhirnya Gintani pun memutuskan untuk tidak menggangu Alya lagi. Dia membiarkan Alya merebahkan dirinya di atas kasurnya. Setelah itu dia pergi ke kamar mandi untuk menunaikan solat tahajud.

☘️☘️☘️

Keesokan harinya.

Setelah subuh Gintani segera pergi ke dapur untuk membantu ibunya Alya memasak dan menyiapkan sarapan.

"Sudah, neng ! Biar ibu saja yang masak !" ujar ibu Alya merasa tidak enak ketika tamunya masuk ke dapur untuk membantunya.

"Tidak apa-apa, bu ! Gintan sudah biasa, kok !" jawab Gintani.

"Oh iya, semalam ibu sudah tanya pak RT tentang kontrakan kosong. Beliau bilang, katanya masih ada kontrakan kosong di samping rumahnya. Kalau kamu mau, nanti kita bisa lihat ke sana." ujar ibu Alya.

"Ah iya, Gintan mau lihat bu !"

"Ya sudah, nanti setelah semua pekerjaan ibu beres, kita pergi ke rumah pak RT, ya !"

Gintani mengangguk. Dia kembali memotong sayurannya.

Waktu menunjukkan pukul 09.00. Alya sudah berangkat kerja, begitu juga dengan Gio yang 2 jam yang lalu telah berangkat ke sekolah.

Setelah semua pekerjaan rumah selesai. Ibu Alya pun mengajak Gintani ke rumah pak RT.

"Ini loh, pak ! Temannya Alya yang saya ceritakan semalam." ujar ibu Alya.

"Oh, yang lagi cari kontrakan itu, ya ?"

"Iya, pak !"

"Ya sudah, ayo kita lihat rumahnya sekarang !" ajak pak RT.

Mereka bertiga pun segera pergi menuju rumah kosong yang hendak di kontrakan.

"Nah, ini rumahnya nak Gintan ! Silahkan dilihat-lihat dulu !" ujar pak RT seraya membuka rumah kecil itu.

Gintani dan bu Alya memasuki rumah itu. Rumahnya memang kecil. Hanya terdapat 2 kamar, 1 ruang tamu dan 1 ruangan yang dijadikan dapur dan kamar mandi.

"Berapa biaya sewa perbulannya, pak ?" tanya Gintani.

"500 ribu, nak !"

"Baiklah, pak ! Saya suka rumahnya. Saya bayar perbulan, tidak apa-apa pak ?" tanya Gintani ragu.

"Silakan, nak ! Tidak apa-apa. Untuk pembayaran memang dilakukan setiap bulan."

"Baiklah, kalau begitu saya bayar untuk bulan sekarang ya, pak !" ujar Gintani seraya mengeluarkan dompetnya.

Gintani pun menyerahkan 5 lembar uang seratus ribuan kepada pak RT sebagai pembayaran untuk satu bulan ke depan.

"Terima kasih, nak ! Semoga betah ya, nak !" ujar pak RT.

"Iya pak ! Terima kasih !"

Setelah transaksi pembayaran selesai, Gintani dan ibu Alya kembali ke rumah ibu Alya. Gintani mulai mengemasi barang-barangnya. Dia pun berpamitan kepada ibu Alya untuk pindah ke rumah kontrakan barunya.

Tak berapa lama, Gintani tiba di rumah kontrakannya. Dia langsung menuju kamarnya untuk menyimpan barang-barangnya. Setelah menyimpan koper di kamarnya, Gintani pun kembali ke ruang tamu untuk membersihkan sisa-sisa debu di rumah kontrakan yang telah disewanya.

"Alhamdulillah, ya Allah ! Terima kasih atas pertolonganmu ! Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin."

Bersambung...

Jangan lupa like vote n komennya 🙏

Terpopuler

Comments

Sutiana

Sutiana

semoga betah di kontrakan baru,u

2022-03-05

3

Ilghan

Ilghan

sampai sini dulu ya, bun...

2022-02-11

3

Lizaz

Lizaz

Semoga hari-hari gintan jadi lebih baik

2021-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!