Diusir

"Perjodohan seperti apa yang meminta bayaran, bi ? Benarkah aku hendak dijodohkan, atau justru dijual olehmu ! Kenapa bibi lakukan itu padaku ? Kenapa bibi tega melakukan semua itu padaku ? JAWAB !!"

PLAKK....!!

Bukan jawaban yang Gintani dapatkan dari bibi Shella, tapi justru tamparan yang semakin keras hingga membuat Gintani jatuh tersungkur ke lantai. Seketika darah segar pun keluar dari sudut bibir Gintani yang terluka.

Gintani memegang pipinya yang semakin merah akibat tamparan bibi Shella. Bukan fisiknya saja yang terasa sakit, hatinya pun lebih sakit dengan semua perlakuan bibinya yang seharusnya bisa menggantikan peran seorang ibu.

Dulu, sejak kakek Wira mengambil dia dari panti asuhan ke rumah ini. Dia berharap dia bisa kembali merasakan kasih sayang orang tua. Tapi ternyata, apa yang dia harapkan, tak pernah terwujud menjadi kenyataan. Kehadirannya di rumah ini tak lebih dari seorang pembantu yang bisa disuruh ini itu dengan gratis.

Demi kakeknya, Gintani coba bertahan di rumah ini. Demi kakeknya yang sangat menyayanginya, Gintani pun mencoba berdamai dengan semua penderitaannya di rumah ini.

"Kenapa menatapku seperti itu ? Tidak suka ? Tidak terima ? Dengar ya anak sialan, jika kau tidak suka dengan semua perbuatanku kepadamu, silakan pergi dari rumah ini !" teriak bibi Shella.

Gintani mengalah. Dia tidak ingin lagi membuat bibinya semakin marah. Gintani pun segera berlari ke kamarnya. Tiba di kamar, dia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Menangis dalam diam seraya mer***s dadanya yang terasa sakit.

Setelah dia mulai merasa tenang. Dia meraih ponselnya yang berada di atas nakas, kemudian menghubungi rumah sakit untuk meminta salah satu perawatnya agar menjaga kakeknya. Malam ini, dia mengurungkan niatnya untuk menjaga kakeknya. Dia tidak ingin membuat kakeknya cemas jika melihat keadaan dirinya yang sangat berantakan.

Gintani bangun, dia berjalan dan duduk di depan meja riasnya. Gintani meraih kapas yang berada di hadapannya. Dia pun mulai membasahi kapas itu dengan cleanser, kemudian membersihkan make up di wajahnya.

Setelah di rasa wajahnya sudah cukup bersih, Gintani segera pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Beberapa menit kemudian, dia kembali ke kamarnya untuk solat isya.

Selepas solat, Gintani menengadahkan kedua tangannya untuk bermunajat kepada Illahi Robbi.

"Ya Allah yang maha pengasih dan penyayang. Ampunilah segala dosaku, dosa kedua orang tuaku. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku. Ya Allah yang maha memiliki jiwa dan ragaku. Tebalkanlah iman dan kesabaranku, agar aku ridho menjalani takdir yang Engkau gariskan untukku. Aamiin ya rabbal alamin."

Selepas berdo'a, Gintani mulai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Hanya inilah yang membuat hati Gintani merasa tenang. Selesai mengaji, Gintani segera membuka mukenanya dan melipatnya. Setelah itu, dia mulai merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

Meski matanya terpejam, namun Gintani tak bisa menghilangkan perasaan gundahnya. Satu masalah belum selesai, sekarang timbul masalah yang baru.

"Hhhh...!" Gintani menghela napasnya. "Ya Allah..., harus darimana aku mendapatkan uang 500 juta dalam waktu seminggu ?" ucap lirih Gintani.

☘️☘️☘️

"Alya, pelangganmu sudah menunggu di room 15. Cepatlah !" ujar Alex sang manager sekaligus pemilik karaoke tempat dimana Alya bekerja di malam hari.

Alya Anandhini, seorang gadis cantik berusia setahun lebih tua dari Gintani. Siang hari, dia bekerja sebagai office girl di salah satu perusahaan arsitektur terbesar di kota ini. Tapi di malam hari, dia bekerja sebagai PL (Pemandu Lagu) di salah satu tempat karaoke yang berada di pusat kota.

Sejak ayahnya meninggal dunia, Alya pun menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Ibunya hanya seorang buruh cuci, dan adiknya masih duduk di kelas 8. Alya tidak ingin adiknya mengalami nasib yang sama dengan dirinya. Karena itu, dia pun berusaha keras untuk mendapatkan uang yang banyak untuk mencukupi kebutuhan adiknya.

Tok... tok...tok...

Alya mengetuk pintu kaca yang berwarna gelap di ruang 15.

"Masuk !" perintah suara berat dari dalam ruangan.

Alya membuka pintu itu, seketika tampak pria paruh baya yang langsung terlihat sumringah begitu melihat Alya memasuki ruangannya.

"Hallo sayang...! Akhirnya kau datang juga !" ujar lelaki itu seraya mengulurkan tangannya.

Alya membalas uluran tangan pria itu. "Maaf ya om, hari ini kerjaan Alya di kantor cukup banyak. Alya jadi terlambat pulang deh. Om nggak marah kan...?" ujar manja Alya seraya duduk di pangkuan pria itu.

"Ah, mana mungkin om bisa marah kepada boneka Barbie om yang cantik ini." puji pria itu seraya menyibakkan rambut Alya yang menghalangi leher sebelah kanan Alya.

"Kenapa akhir-akhir ini kamu sering terlambat datang, cantik ?" tanya pria itu seraya mengendus-endus leher mulus Alya.

"Ish..! Geli om..!" bukannya menjawab pertanyaan, Alya malah memekik pelan karena merasakan hawa panas menyebar di bagian leher kanannya.

"He ..he...he...! Tapi suka kan...?" ujar pria itu terkekeh.

"Ish, om nakal...!" ucap Alya seraya memijit pelan pria yang sedang memangkunya.

"Kenapa kamu sering terlambat pulang ?" tanya pria itu lagi.

"Itu karena teman yang suka membantuku sudah tidak bekerja lagi di kantor itu, om. Jadinya aku harus lembur karena membereskan semua pekerjaan sendirian." ujar Alya seraya melingkarkan kedua tangannya di leher pria itu.

"Sayang, kenapa kamu tidak resign saja dari pekerjaanmu ! Aku tidak mau kamu kecapean ! Lagipula aku masih bisa mencukupi kebutuhan kamu dan keluargamu..., hmmpp...!"

Pria paruh baya itu berkata sambil sesekali mengecup bibir kenyal Alya.

"Ah, om.. hmmm..., Alya tidak mau semua orang curiga terhadap Alya. Hmmpp...ehhmm...," jawab Alya di sela-sela ciumannya bersama pria itu.

"Kamu itu, pasti saja jawabannya seperti itu ! Om hanya tidak mau kamu kelelahan dan jatuh sakit." ujar laki-laki itu melepaskan ciumannya.

"Sudahlah om, Alya nggak apa-apa kok !" ujar Alya kembali mengecup pipi pria itu.

"Ngomong-ngomong, om mau ditemenin lagu apa, nih ?" tanya Alya pada pelanggannya.

"Satu Hati Sampai Mati saja, yang !" jawabnya seraya meraih mikrofon yang berada di atas meja.

🎵🎵🎵

Walau menangis pilu hati ini

Sayangku akan tetap abadi

Sampai akhir masa kau 'ku nanti

Hanya kau yang aku sayangi

Sumpah mati bukan maksud di hati

'Tuk meninggalkan dirimu, oh, kasih

'Ku melangkah pergi karena janji

Usah kasih engkau bersedih

Cintaku suci

Hanya satu untuk dirimu

'Ku percaya padamu

Kasih, 'ku akan menunggumu

Demi cintamu rela 'ku berpisah

Meski sekian lama kita takkan bersua

Pergilah, kasih

Usah risaukan 'ku yang menanti

Sungguh berat hatiku meninggalkan

Dirimu, kekasih, air mata berlinang

'Ku 'kan kembali kepada dirimu

Setiamu takkan 'ku duakan

Hanyalah dirimu, kasih satu yang 'ku sayang

Takkan tergantikan

Semoga kau dan aku satu hati sampai mati

Setia tak terganti

Walau menangis pilu hati ini

Sayangku akan tetap abadi

Sampai akhir masa kau 'ku nanti

Hanya kau yang aku sayangi

Sumpah mati bukan maksud di hati

'Tuk meninggalkan dirimu, oh, kasih

'Ku melangkah pergi karena janji

Usah kasih engkau bersedih

Cintaku suci

Hanya satu untuk dirimu

'Ku percaya padamu

Kasih, 'ku akan menunggumu

Demi cintamu rela 'ku berpisah

Meski sekian lama kita takkan bersua

Pergilah, kasih

Usah risaukan 'ku yang menanti

Sungguh berat hatiku meninggalkan

Dirimu, kekasih, air mata berlinang

'Ku 'kan kembali kepada dirimu

Setiamu takkan 'ku duakan

Hanyalah dirimu, kasih satu yang 'ku sayang

Takkan tergantikan

Semoga kau dan aku satu hati sampai mati

Setia tak terganti

Hanyalah dirimu, kasih satu yang 'ku sayang

Takkan tergantikan

Semoga kau dan aku satu hati sampai mati

Setia tak terganti

Hanyalah dirimu, kasih satu yang 'ku sayang

Takkan tergantikan

Semoga kau dan aku satu hati sampai mati

Setia tak terganti

🎵🎵🎵

Begitulah tingkah pasangan yang berbeda generasi itu. Berbagai macam lagu mereka nyanyikan, hingga akhirnya mereka kelelahan dan mulai terlelap satu sama lain.

Pukul 23.13. Alya mengerjapkan matanya. Dia kemudian membangunkan pria paruh baya itu.

"Om ! Om ! Bangun om !" ujarnya seraya mengguncang pelan bahu pria itu.

"Hooaam...!"

Pria itu menggeliat meregangkan otot-ototnya. "Ada apa sayang ?" ujarnya seraya menggosok kedua matanya yang mulai berair.

"Sudah malam ! Nanti istri om nyariin !" bisik Alya.

Pria itu melirik jam tangannya, benar saja, waktu memang sudah menunjukkan pukul 23.15.

"Ah, ya..! Kau benar sayang, ayo aku antar kau pulang !" ajak pria itu.

"Tidak usah, om ! Alya pulang naik taksi aja !" tolak halus Alya.

Si pria tersenyum. "Baiklah ! Ini untukmu !" ujar pria itu seraya memberikan 20 lembar uang pecahan seratus ribu.

"Banyak banget, om !" ujar Alya saat menerima uang tersebut.

"Bonus untukmu ! Hari ini, om baru memenangkan tender besar ! Ya sudah, om pulang dulu ya !" ucap pria itu seraya mengecup hangat kening Alya.

Alya tersenyum seraya mengangguk-anggukan kepalanya. Setelah bayangan pria itu menghilang dari pandangannya, perlahan Alya pun menyandarkan punggungnya.

"Ya Allah...! Aku tahu aku salah, tapi aku tak punya pilihan lain...!" gumamnya lirih.

Puas menyendiri, akhirnya Alya pun membenahi pakaiannya dan segera keluar dari ruangan itu. Dia berjalan menuju meja bartender. Tampak seorang pria tampan yang tengah duduk di balik meja. Alya segera mendaratkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan laki-laki yang ternyata bos nya.

"Masih aman Al ?" tanya Alex.

"Alhamdulillah, masih bang !" ucap Alya.

"Aku tahu, dia memang orang baik Al."

"Ta... tapi Alya merasa bersalah, bang ! Al takut jika suatu hari nanti, istrinya mengetahui semua ini."

"Sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan. Beliau tahu apa yang harus beliau lakukan. Pulanglah ! Sudah larut malam. Aku sudah panggilkan taksi aman untukmu." ujar Alex.

"Ini bang !" ujar Alya seraya menyerahkan sebagian uang yang tadi dia terima dari laki-laki itu.

"Apa ini Al ?" tanya Alex mengernyitkan dahinya.

"Bonus buat abang. Hari ini om memberiku banyak uang." jawab Alya.

"Ish, tidak usah Al ! Itu rezeki kamu, simpan saja !" ujar Alex menolak pemberian Alya.

"Ta.., tapi bang !"

"Sudah ! Pulanglah !"

"Ya udah, Alya pulang dulu ya bang !"

"Iya, jangan lupa nabung, Al !"

"Siap bang !" ujar Alya seraya pergi meninggalkan tempat kerjanya itu.

☘️☘️☘️

Dinginnya udara subuh membuat Gintani segera terbangun dari mimpi indahnya. Sejenak dia duduk termenung untuk mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya. Setelah itu, Gintani pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. 20 menit kemudian, dia kembali ke kamarnya dan menunaikan solat 2 rakaat.

Selepas solat, Gintani pergi ke dapur untuk membantu mbok Inem memasak dan membereskan rumah. Dengan cekatan, Gintani membereskan pekerjaannya. Hari ini dia hendak mencari pekerjaan kembali. Dia sengaja ingin berangkat pagi karena dia tidak ingin bertemu dengan orang rumah. Kejadian semalam masih membekas di benaknya, dan itu membuat dia enggan untuk berinteraksi dengan keluarganya. Terutama dengan bibinya.

Selesai dengan pekerjaan rumahnya, Gintani pun segera berpamitan kepada mbok Inem.

"Mbok, Gintan pergi dulu, ya !" ucap Gintani seraya mencium punggung tangan orang yang sudah dianggapnya ibu.

"Ambil ini, non !" ujar mbok Inem seraya menyerahkan kotak makan kepada Gintani.

"Buat sarapan nanti di tempat kerja !" ujar mbok Inem yang tidak tahu jika Gintani sudah di pecat dari kantornya.

"Makasih ya mbok !" ujar Gintani seraya mengambil kotak makan itu.

☘️☘️☘️

Kediaman Disastra

(Source by PicsArt)

"Di mana kakakmu ?" tanya tuan Jaya kepada putrinya.

"Mungkin masih di kamarnya, pah !" jawab Nadhifa.

"Tolong panggilkan kakakmu, nak !" perintah tuan Jaya.

"Baik, pah !"

Baru saja Nadhifa hendak beranjak dari kursinya, tiba-tiba...

"Tidak usah repot-repot, dek !" ujar pria bertubuh tegap itu. "Mari semuanya, kita lanjutkan makannya !" ujar Argha seraya duduk di kursi berhadapan dengan ayahnya.

"Ish, tidak sopan sekali !" dengus nyonya Rosma, kesal.

Semua orang pun melanjutkan sarapannya dengan tenang.

"Oh iya Ar, minggu depan Jessica akan berkunjung ke negara kita. Kamu jemput dia, ya !" ujar nyonya Rosma.

Drrkk...

Argha mendorong kursinya ke belakang. Dia pun beranjak dari kursinya dan pergi begitu saja tanpa pamit.

"Lihat kelakuan anak lelakimu ! Apa itu yang dinamakan anak berbakti ? Tidak ada sopan-sopannya terhadap orang tua !" ujar nyonya Rosma ketus.

"Ck...!" tuan Jaya hanya berdecak kesal melihat tingkah istrinya. "Fa, papah berangkat duluan ! Nanti kamu diantar ke kampus sama om Munir saja !" lanjutnya.

"Iya pah." jawab Nadhifa.

"Heh, tidak ayah tidak anak, kelakuannya nggak ada yang benar !"

"Cukup, mah ! Ka Argha tidak akan pergi jika mamah tidak membicarakan kak Jessi !"

"Hei, anak kecil tau apa ! Nggak usah nyalahin mamah ya ! Wajar jika mamah meminta kakakmu menjemput Jessica. Bukankah wanita itu calon tunangannya ?"

"Sudahlah ! Dhifa nggak mau berdebat lagi sama mamah ! Dhifa pergi dulu !" ujar Nadhifa meraih tasnya kemudian mencium punggung tangan ibunya.

Setelah itu, Nadhifa pun keluar untuk mencari sopirnya yang hendak mengantarnya ke kampus.

☘️☘️☘️

Matahari mulai berada di atas kepala. Namun Gintani masih belum juga mendapatkan pekerjaan. Image-nya yang sudah terlanjur buruk, membuat dia semakin kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di perkantoran.

Gintani kembali merehatkan tubuhnya di pos ronda yang cukup lengang. Dia mulai membuka bekalnya yang tadi diberikan mbok Inem. Rasa lapar sudah benar-benar melandanya. Gintani pun mulai memakan bekal itu dengan lahapnya.

Setelah selesai makan, Gintani memutuskan untuk mencari masjid terdekat. Tiba di sana, dia mulai mendirikan solat dzuhur. Selepas solat, Gintani kembali melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Kemana pun Gintani pergi, dia memang selalu membawa Qur'an kecilnya.

Setelah selesai mengaji. Gintani mulai membereskan mukenanya. Dia keluar masjid dan kembali mencari pekerjaan.

Fokus Gintani kini ke warung-warung nasi yang berjejer di sepanjang jalan. Dia mulai bertanya tentang lowongan kerja di warung-warung itu. Tapi tak ada satu pun yang mau menerima Gintani. Mereka beralasan jika warung kecil milik mereka masih bisa mereka kelola sendiri.

Matahari terus bergulir. Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Kembali Gintani mencari masjid untuk menunaikan solat ashar. Setelah itu dia pun memutuskan untuk pulang. Malam ini dia harus menjaga kakeknya. Gintani mulai memesan ojol. Tak lama kemudian, ojol yang dipesannya datang. Gintani segera menaikinya.

Satu jam kemudian, ojol yang ditumpangi Gintani tiba di rumah pamannya. Gintani turun dan segera membayar ongkos ojol-nya. Dengan langkah gontai, Gintani berjalan menuju halaman rumahnya.

Tiba-tiba, pandangan Gintani terkunci pada dua buah koper sedang, yang berada di halaman rumahnya. Mata Gintani membulat sempurna saat menyadari jika kedua koper itu miliknya. Gintani segera berlari menuju kedua benda yang tergeletak begitu saja di tanah. Gintani membuka koper itu. Dia semakin terhenyak mendapati baju-bajunya tertata rapi di dalam koper itu. Kembali Gintani berlari menuju pintu utama rumah pamannya.

Tok...tok... tok...

Gintani mulai mengetuk pintu rumah.

Ceklek...!

Pintu terbuka. Mbok Inem berdiri di ambang pintu dengan raut muka yang sulit diartikan.

"Mbok, kenapa koper-koper Gintan ada di luar ?" tanya Gintani.

Mbok Inem hanya bisa menundukkan wajahnya mendengar pertanyaan Gintani.

"Kenapa, mbok ? Kenapa mbok diam ? Kenapa..., kenapa koper Gintan berada di luar, mbok ?"

"Ma... maaf, non !" hanya itu yang bisa keluar dari mulut mbok Inem.

"Maaf untuk apa, mbok ? Se... sebenarnya ada apa ?" desak Gintani kepada mbok Inem.

"Se... sebenarnya, no...nona Gintan su.. sudah diusir sama nyonya ! Nyo...nyonya menyuruh saya untuk mengemasi pakaian nona ke dalam koper. Nyo..nya, menyuruh sa.. saya menyimpan koper non Gintan di luar. Ma... maafkan saya non...!"

"INEM....! MASUK....!!"

Bersambung...

Hai...hai...hai...., para readers dan othor yang cantik/ganteng dan baik hati....

Terima kasih sudah mampir dan mendukung karya recehan othor ini....

Semoga masih suka dengan ceritanya...

Jika berkenan, ditunggu like vote n komennya 🙏🤗

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

jangan menyerah gintan..kalau kau minta bantuanku untuk menghajar arga maka akan kulakukan dgn senang hati😁😁😊😊

2022-06-15

0

🎤A-HA🎧

🎤A-HA🎧

simpanan om om

2022-02-06

0

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

Alya Ama Alex ajh dah

2021-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!