Dijodohkan, atau Dijual ?

"Bagaimana nona ? Apa kau sudah bisa merasakan pembalasanku ? Tenang saja, ini baru permulaan ! Akan aku pastikan, kau menjadi seorang pengangguran seumur hidupmu ! Hingga suatu hari nanti, kau akan datang mengemis kepadaku."

Gumam lirih seorang pria tepat di telinga Gintani.

Gintani mendongakkan wajahnya. Tampak senyum seringai laki-laki yang sedang berjongkok di hadapannya.

Beberapa menit yang lalu...

Setelah melihat kepergian Gintani. Argha dan Bram pun segera berpamitan kepada tuan Frans. Mereka hendak kembali ke kantor. Namun saat mobil mereka berbelok menuju jalan raya, Argha melihat gadis itu sedang berjongkok menundukkan kepalanya.

"Hentikan mobilnya !" perintah Argha

Ciiiiiitttt...

Bram mengerem mobilnya dengan mendadak. Ish, ada apa lagi ini.

Tiiinnn

Tiiinnn

Suara klakson dari arah belakang saling bersahutan karena mereka pun kaget melihat mobil yang berhenti mendadak di depannya.

Bram segera melambaikan tangan kanannya sebagai permohonan maaf. Sejurus kemudian dia menepikan mobilnya. Saat dia melirik ke arah gedung kosong, barulah dia mengerti kenapa sampai bosnya menghentikan mobilnya.

***

"A.... apa lagi yang kau mau dariku ?" tanya Gintani menatap tajam ke arah Argha.

"Kehancuranmu, nona !" jawab Argha tepat berada di depan wajah Gintani.

Gintani hanya mampu memejamkan matanya mendengar semua kata-kata Argha. Dia sudah tidak punya kekuatan lagi untuk melawan. Gintani sadar, semakin banyak dia melawan, maka semakin banyak pula penderitaan yang akan ia dapatkan dari seorang laki-laki angkuh seperti Argha.

Tak ingin meladeni Argha lebih lanjut, Gintani pun segera bangkit dan pergi meninggalkan laki-laki itu.

Argha semakin menyeringai licik menatap punggung Gintani. Kebenciannya terhadap gadis itu sepertinya sudah sangat mengakar di hatinya. Setelah gadis itu sudah tak nampak lagi dari pandangannya, Argha pun segera menaiki mobilnya dan memerintahkan Bram untuk kembali melajukan mobilnya.

☘️☘️☘️

Pantry APA Architecture

Alya terus berjalan mondar-mandir dengan pikiran yang semakin kacau. Sejak terakhir Gintani pergi ke ruangan asisten bos, Alya tak pernah lagi bertemu dengannya. Berkali-kali Alya menghubungi Gintani, namun jawabannya tetap sama. Nomor yang anda hubungi tidak dapat menerima panggilan. Cobalah beberapa saat lagi !

Alya frustasi, dia kemudian mendaratkan bokongnya di atas kursi.

"Eh, apa kau tahu soal anak pantry yang sebulan kemarin baru masuk ?" tanya office girl A.

"Ah ya, yang masih bocah itu kan ?" office girl B menimpali.

"Memangnya kenapa dia ?" office girl C ikut bertanya.

"Kabarnya kemarin dia telah dipecat sama bos besar." jawab office girl A.

"Benarkah ? Bagaimana bisa ?" office girl C menyahuti seakan tak percaya dengan kabar yang didengarnya.

"Tentu saja bisa, orang bocah itu berani menampar bos di depan umum !" office girl a kembali menjawab.

"Uhuk... uhuk...!"

Alya yang sedang meminum tehnya, langsung tersedak mendengar Gintani menampar bos. Ish yang benar saja, memangnya kenapa dia sampai menampar bos Bram. Alya masih berpikir jika Gintani berurusan dengan asisten Bram.

Ketiga gadis yang sedang berghibah itu seketika menoleh ke arah Alya.

"Eh ada kamu, Al !" ujar office girl A. "Kamu sudah kabar tentang sobat baru kamu itu ?" tanyanya lagi.

"Aku nggak tahu !" jawab Alya tak mau ambil pusing.

"Masak sih kamu nggak tahu, bukannya ada kamu juga kan, waktu si Gintan nampar pipi bos Argha ?"

"Apa...? Yang benar saja, aku mana pernah ketemu sama pak Argha !" jawab Alya.

"Malah ngeles lagi ! Nih, ini buktinya apa ?"

office girl A pun menyodorkan ponselnya. Dia memperlihatkan video yang beradegan Gintani sedang menampar seorang pria di mall.

Astaga...! Jadi pria itu...? Alya hanya bisa menghela napasnya. Sekarang dia mulai mengerti kenapa Gintani dipecat secara tiba-tiba. Tanpa terasa, air bening sudah menggenang di kedua sudut mata Alya. Dia merasa bersalah, karena dirinyalah sehingga Gintani mendapatkan kesulitan.

☘️☘️☘️

Hingga waktu menjelang petang, Gintani masih belum juga mendapatkan pekerjaan. Karena tidak ingin terlambat menjaga kakeknya, akhirnya Gintani pun memutuskan untuk pulang.

Cukup sampai di sini dulu, besok aku lanjutkan lagi untuk mencari pekerjaannya. Ayo semangat Gi....!! Batin Gintani seraya melayangkan tinjunya ke udara.

Gintani mengeluarkan ponselnya. Dia kemudian memesan ojek online via aplikasi yang terdapat dalam ponsel pintarnya. Sengaja Gintani menggunakan ojol untuk lebih menghemat pengeluarannya.

Menjelang magrib, Gintani pun tiba di rumahnya.

"Sudah pulang kamu ?" tanya sinis bibi Shella yang sedang berada di teras depan bersama suaminya.

Gintani hanya mengangguk dan menundukkan kepalanya.

"Dapat pekerjanya ?" kembali bi Shella bertanya.

Deg... deg...deg...

Jantung Gintani berpacu lebih cepat. Bagaimana mungkin bibinya bisa tahu tentang hal ini.

"Ma... maksud bibi apa ? Gintan tidak mengerti." jawab Gintani.

"Sudahlah ! Tidak usah banyak ngeles lagi ! Kamu pikir kami nggak tahu, hah !" bibi Shella mulai meninggikan suaranya.

"Mah..., sudahlah...!" ujar paman Arman.

"Ish, jangan dibela terus dong, pah ! Anak ini harus dikerasin sedikit, biar dia gak tumbuh jadi seorang pembohong !" ujar bibi Shella tambah pedas ucapnya.

"Sudah, Tan ! Pergilah ! Bersihkan dirimu !" perintah paman Arman.

"Ba...baik, paman ! Kalau begitu, Gintan ke belakang dulu, permisi !" pamit Gintani

"Huh, selalu saja dimanjakan, kapan dia bisa bersikap dewasa jika papah terus membelanya." ujar bibi Shella seraya pergi masuk ke kamarnya.

Paman Arman hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap istrinya.

Kumandang azan magrib sayup-sayup mulai terdengar. Gintani pun segera membersihkan dirinya. Setelah itu dia menunaikan kewajibannya solat magrib berjamaah bersama mbok Inem. Selepas solat mbok Inem hanya mampu mengusap pucuk kepala Gintani saat Gintani mencium tangannya.

Bagi Gintani, mbok Inem sudah seperti ibunya. Hanya dia yang menyayangi Gintani dengan tulus semenjak Gintani dibawa kakeknya ke rumah ini.

"Yang sabar ya non ! Orang sabar pasti disayang Gusti Allah !" ujar mbok Inem seraya mengelus rambut Gintani yang tengah berbaring di pangkuannya.

"Iya mbok ! Tenang saja, stok sabar Gintan masih banyak kok !" guraunya seraya memandangi gelang kecil berwarna silver yang memiliki tiruan 2 buah merpati kecil.

Tiba-tiba

BRAKK....

Seseorang yang ternyata sepupunya membuka pintu kamar mbok Inem dengan keras.

"Ah di sini kau rupanya !" ujarnya ketus.

Merasa kaget, mbok Inem dan Gintani seketika berdiri melihat Celine masuk dengan wajah yang tak bersahabat.

"Mbok, disuruh bikin minuman tuh buat tamunya papah !" perintah Celine kepada mbok Inem. "Dan kamu, disuruh mamah sama papah ke depan. Cepetan !" ujar Celine.

"Eh, i...iya...! Sebentar, aku buka mukena dulu !" jawab Gintani.

Gintani segera pergi ke kamarnya. Tiba di kamarnya dia telah melihat bibi Shella sudah berdiri di ambang pintu.

"Kamu darimana saja sih ? Dari tadi bibi cari-cari kamu !" tegur bibi Shella dengan senyum yang menurut Gintani aneh.

"Ma..maaf bi ! Tadi Gintan solat berjamaah sama mbok Inem." jawab Gintani.

"Oh ya sudah. Kemarilah !" ujar bibi Shella seraya mengulurkan tangannya meraih tangan Gintani dan membawanya pergi ke kamarnya.

Tiba di kamarnya, bibi Shella menyuruh Gintani mengganti pakaiannya yang sedari berada di tangannya.

Gintani menurut, dia pun pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Tidak mungkin Gintani berganti pakaian di kamarnya, sedangkan bibi Shella masih berdiri di sana.

Tak lama kemudian, Gintani kembali ke kamarnya dengan mengenakan baju yang membuat dirinya merasa tidak nyaman. Dress berwarna pink yang bagian atasnya sangat terbuka sehingga sedikit menampakkan belahan dadanya. Berkali-kali Gintani membenarkan pakaiannya agar belahan dadanya tidak terekspos.

"Sudah jangan dipegang terus, jadi kusut kan bajunya !" ujar bibi Shella seraya menepiskan tangan Gintani dari dadanya.

Gintani hanya bisa diam. Bibi Shella kemudian menyuruh Gintani duduk di depan meja riasnya. Dia merias wajah Gintani dengan tampilan yang sangat mencolok. Tak lupa dia memakaikan gincu berwarna merah menyala di bibir mungilnya Gintani.

Gintani bergidik melihat bayangannya di cermin, tapi dia tidak mampu berbuat apa-apa.

"Sempurna !" gumam bibi Shella. "Ayo !" ajaknya.

Bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya, Gintani pun menuruti ajakan bibinya.

Tiba di ruang tamu Gintani melihat seorang pria paruh baya bertumbuh pendek, berkepala botak dengan perutnya seperti wanita yang tengah hamil sembilan bulan sedang duduk berhadapan dengan pamannya.

Mata sang pria paruh baya itu langsung melotot begitu melihat bibi Shella yang sedang menggandeng tangan Gintani.

"Kenalkan tuan, ini keponakan saya, namanya Gintani. Bagaimana, dia cantik kan ?" ujar bibi Shella.

"Gintan, ayo salaman sama tuan Broto !" perintah bibi Shella.

Rasanya Gintani enggan melakukan perintah bibinya. Tapi bagaimanapun juga pria paruh baya itu adalah tamu di rumah ini. Sudah selayaknya Gintani menghormati seorang tamu.

Gintani mengulurkan tangannya yang ternyata disambut oleh kecupan pria itu di tangannya. Gintani pun semakin bergidik ketakutan dan merasa jijik dengan tangan yang telah disentuh oleh bibir pria botak itu.

Astaghfirullah hal adzim...! Apa lagi sekarang ? Kenapa bibi mengenalkan aku kepada tamunya ? Batin Gintani.

"Selamat malam, darling ! Apa kau sudah siap ?" tanya tuan Broto.

"Ah ya ! Dia sudah siap sedari tadi, tuan !" ujar bibi Shella dengan senyumnya yang mengembang.

"Baiklah, kalau begitu, mari kita pergi sekarang !" ujar tuan Broto.

"Ayo Gintan, ikut sama mas Broto !" perintah bibi Shella.

"Ta... tapi, bi !"

Gintani benar-benar terkejut saat bibi Shella menyuruhnya pergi bersama laki-laki itu.

"Sudah, ayo sana pergi ! Jangan buat calon suamimu menunggumu !" ujar bibi Shella lagi.

JEDAAAR....

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Gintani benar-benar terkejut mendengar ucapan bibi Shella.

"A... apa maksudnya i..ini, bi ?" tanya Gintani tergagap.

"Laki-laki yang berada di hadapanmu, dia adalah calon suamimu. Ayo, sekarang ikuti kemanapun dia mengajakmu !" perintah bibi Shella seraya mencekal lengan Gintani.

Gintani menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak...! Gi... Gintan tidak mau menikah...! Gi.. Gintan belum mau menikah, bi !" ujar Gintani sedikit berteriak.

"Eh, apa-apaan ini ? Jadi dia tidak tahu jika aku calon suaminya ? Atau jangan-jangan, dia memang tidak pernah menerima lamaranku, karena itu dia merasa kaget mengetahui jika aku calon suaminya !" teriak tuan Broto.

"Ma...maaf tuan, ti... tidak seperti itu...,

"Cukup ! Aku ingin mendengar langsung dari mulut bocah ini sendiri ! Katakan ! Bukankah seminggu yang lalu kau telah menerima lamaran yang aku kirimkan melalui asistenku ?" tanya tuan Broto penuh penekanan.

"Ti... tidak tuan ! Sa...saya tidak pernah menerima lamaran siapa pun ! Bahkan saya sendiri tidak tahu jika ada seseorang yang melamar saya." ujar Gintani dengan suara bergetar.

"Lalu uang yang 300 juta ?" tanya tuan Broto lagi.

"Apa ! 300 juta ? Aku tidak tahu apa-apa tentang uang itu !" kembali Gintani menggelengkan kepalanya.

"Brengsek ! Jadi kau menipuku Shella ?" teriak tuan Broto.

Bibi Shella terlihat sangat pucat melihat kemarahan di wajah tuan Broto. Bagaimanapun juga, tuan Broto adalah seseorang yang berkecimpung di dunia bisnis hitam. Sudah barang tentu dengan hanya menjentikkan jarinya, dia bisa melenyapkan siapapun yang tidak dia sukai.

"JAWAB !!" kembali teriakan lebih keras menggema di ruang tamu itu.

"Pah, ayo ngomong !" ujar bibi Shella meminta bantuan suaminya.

Paman Arman yang sedari tadi hanya menjadi penonton setia, akhirnya buka suara.

"Sebelumnya saya meminta maaf atas kecerobohan istri saya. Jujur saja, saya sendiri tidak tahu menahu tentang urusan ini. Tapi jika tuan berkenan, saya akan mengembalikan uang yang telah anda berikan untuk Gintan melalui tangan istri saya." ujar paman Arman mencoba mencari jalan tengah.

Mendengar ucapan sang paman, Gintani pun bisa bernapas dengan lega.

"Ta... tapi, pah !" ujar bibi Shella terlihat panik.

"Kenapa mah ? Ayo diambil ! Uangnya masih ada kan ?" tanya paman Arman.

Bibi Shella hanya menundukkan kepalanya.

"Tunggu ! Jangan bilang jika mamah telah menghabiskan uang tersebut ?"

Bibi Shella mengangguk pelan tanpa berani menatap suaminya.

"Ya ampun, mah ! Kau ini ! Kenapa kau lakukan semua ini ? Apa selama ini uang yang papah berikan masih belum cukup ?" teriak paman Arman geram.

Sedangkan Gintani, seketika tubuhnya terasa lemas melihat pengakuan bibinya. Tanpa sadar, dia pun menjatuhkan dirinya di atas lantai.

Ya Tuhan..., kenapa bibi tega melakukan semua ini padaku ? Batin Kyara perih

"Cukup ! Aku tidak butuh drama kalian !" teriak tuan Broto seraya berdiri. "Jo ! Seret gadis itu !" perintahnya.

"Tidak tuan ! Aku mohon, lepaskan aku !" ujar Gintani menghiba seraya mengatupkan kedua tangannya.

Tuan Broto mendekati Gintani. Dia berjongkok dan mencengkeram rahang Gintani.

"Apa kamu bilang ? Mengampunimu ? Jangan mimpi ! Aku tidak akan pernah rela kehilangan uangku begitu saja. Dengar, anggap saja ini transaksi jual beli. Aku telah memberikan begitu banyak uang untuk bibimu, sebagai gantinya, kau harus menjadi istriku. Apa kau mengerti !" ujar tuan Broto geram.

"Tu...tuan, ma... maafkan saya ! Sa... saya berjanji akan mengganti kerugian anda ! Sa.. saya akan mengembalikan uang anda ! Tapi to...tolong lepaskan saya..!" ujar Gintani.

"Cih ! Apa kau sanggup ? Sudahlah ! Lebih baik kau ikut saja ! Aku akan selalu membahagiakanmu jika kau mau menjadi istriku !" ujar tuan Broto mencoba membujuk Gintani.

Dengan berlinang air mata, Gintani hanya menggelengkan kepalanya.

"Ti... tidak tuan ! Aku lebih baik mati daripada harus menikah denganmu dan merusak rumah tanggamu !" ujar Gintani tegas.

"Cih ! Baiklah, aku beri waktu seminggu ! Dalam seminggu, kau kembalikan uangku sebesar 500 juta, apa kau sanggup ?" tanya tuan Broto.

"Ke... kenapa harus menjadi 500 juta ? Bu.. bukankah yang diambil bibiku hanya 300 juta ?" Gintani malah balik bertanya.

"Hmm, anggap saja itu bunganya karena bibimu tidak mampu menepati janjinya." jawab tuan Broto menyeringai licik. "Jo ! Ayo pergi !" lanjutnya seraya melangkahkan kaki keluar dari kediaman paman Arman.

Hening. Untuk sejenak suasana hening tercipta di ruangan itu.

Dengan sedikit kekuatan yang masih tersisa, Gintani pun bangkit untuk berdiri. Saat dia mulai melangkahkan kakinya, tiba-tiba bibi Shella menarik tangannya.

PLAKK....!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Gintani.

"Dasar anak bodoh ! Anak tidak tahu berterima kasih ! Sudah untung aku menjodohkanmu dengan pria kaya !" teriak bibi Shella.

"Ini namanya bukan menjodohkan, tapi menjual !" teriak Gintani.

"Perjodohan seperti apa yang meminta bayaran, bi ? Benarkah aku hendak dijodohkan, atau justru dijual olehmu ! Kenapa bibi lakukan itu padaku ? Kenapa bibi tega melakukan semua itu padaku ? JAWAB !!"

Bersambung...

Yuk, bantu dukung karya ini dengan cara like vote n komennya...

Krisan yang membangun, ditunggu ya !

Terpopuler

Comments

El_Tien

El_Tien

semangat

2022-02-11

1

🎤A-HA🎧

🎤A-HA🎧

naaibmu elek gin gin

2022-02-06

0

🎤A-HA🎧

🎤A-HA🎧

semangat gintan

2022-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!