Di Pecat

Gintani merasa lelah. Dia kemudian menundukkan kepalanya di atas kasur di samping kakeknya. Tanpa menunggu waktu lama, dia pun mulai masuk ke alam mimpinya.

Pukul 02.30 dini hari. Kakek Wira terlihat mengerjapkan matanya. Dia pun mulai menoleh ke samping kanan. Tampak cucu kesayangannya sedang mendengkur halus. Kakek Wira melayangkan tangannya yang terasa lemas untuk menyentuh pucuk kepala Gintani.

Cucuku yang malang, maafkan Kakek! Karena Kakek kamu harus tertidur di tempat seperti ini, batin Kakek Wira.

Kakek Wira memejamkan matanya. Sejenak dia mengenang pertemuannya dengan menantunya 14 tahun silam. Saat itu....

Tuan *Wira tengah berlari tergopoh-gopoh mengejar seseorang yang telah mencuri dompetnya. Tiba di kolong jembatan yang sepi, tiba-tiba saja si pencuri malah berbalik dan diam menantang T*uan Wira.

"Ayo, kemarilah orang tua, jika kau memang ingin dompetmu kembali!" teriak sang pencuri.

Tuan Wira pun menghampirinya. Namun ternyata sang pencuri tidak bertindak sendiri, tiba-tiba muncul 5 orang berandalan menghadang Tuan Wira dari arah depan dan belakangnya. Tuan Wira pun tersenyum sinis melihat para berandalan yang hendak mengeroyoknya.

"Cih! Beraninya hanya main keroyokan, ayo maju satu-satu kalau memang kamu merasa seorang lelaki!" ejek Tuan Wira.

"Banyak bacot lo! Serang!" ujar si pencuri memberikan perintah.

Akhirnya pertarungan 5 lawan 1 pun tak terelakan. Tuan Wira merasa kewalahan dengan pertarungan yang tidak seimbang itu. Tuan Wira semakin terdesak, beberapa kali punggungnya sempat terkena tendangan si berandal, bahkan tangannya pun terkena sabetan pisau si pencuri. Akhirnya Tuan Wira jatuh terhuyung-huyung, hingga dia mendengar seseorang berteriak.

"Sebelah sini, Pak! Ayo kemarilah!" teriak seorang wanita.

"Berhenti semuanya! Angkat tangan!" ujar salah seorang polisi yang melakukan penyergapan terhadap mereka.

Semua orang terkejut dengan kedatangan 3 orang polisi bersama seorang wanita. Tak terkecuali dengan Tuan Wira yang tengah jatuh tersungkur di tanah.

Akhirnya, ketiga polisi itu menggelandang kelima berandalan ke dalam mobil patroli. Sementara, sang wanita segera menghampiri Tuan Wira yang tengah duduk menahan nyeri di ulu hatinya.

"Anda tidak apa-apa, Tuan!" tanya wanita itu.

"Ti ... heh ... heh ... tidak, saya ... heh ... baik-baik saja!" jawab Tuan Wira dengan napas tersengal-sengal.

"Mari saya bantu, Tuan!" lanjut wanita itu.

Dia membantu Tuan Wira berdiri, kemudian memapahnya keluar dari kolong jembatan yang sepi itu. Wanita itu mendudukkan Tuan Wira di sebuah halte bus yang sangat sepi karena hari sudah menjelang magrib.

"Sebentar ya Tuan, saya ambilkan minum dulu!" ujarnya wanita itu.

Dia pun pergi ke arah gerobak kecil yang berisi beraneka ragam kopi seduh dan minuman berperisa. Wanita itu mengambil sebotol air mineral, dia pun menyerahkannya kepada Tuan Wira.

"Silakan Tuan, di minum dulu!" ucapnya.

Tuan Wira mengambil air mineral itu, kemudian menenggaknya hingga tak bersisa.

"Terima kasih!" ujar Tuan Wira.

"Sama-sama."

Tak lama kemudian, seorang laki-laki yang masih seumuran dengan Tuan Wira, datang menghampiri mereka.

"Ma-Maaf Tuan! Sa-Saya tidak tahu jika Tuan sedang dalam kesulitan," ujar Pak Mun yang tak lain adalah sopir sekaligus sahabat Tuan Wira.

"Sudahlah, Mun, saya baik-baik saja. Oh iya Mun, tolong kau berikan dia uang. Dompet saya benar-benar raib. Ternyata komplotan copet itu telah melemparnya terlebih dahulu entah kemana sebelum mereka ditangkap polisi," perintah Tuan Wira.

"Baik Tuan."

Pak Mun pun mengambil beberapa lembar uang berwarna merah, dia kemudian menyerahkannya kepada wanita itu.

"Maaf Tuan, tidak perlu seperti ini. Saya ikhlas menolong Tuan," tolak sang wanita dengan sopan.

"Tapi, Nona!"

Wanita itu hanya bisa tersenyum.

"Permisi, Tuan!" pamitnya.

Wanita itu segera pergi untuk kembali menjajakan dagangannya. Dia kembali mendorong rodanya. Namun baru beberapa langkah dia berjalan, tiba-tiba...

"Aargghh...!" pekiknya seraya memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Sejurus kemudian wanita itu pun jatuh tergeletak di jalan.

"Astaghfirullah! Mun, cepat kau tolong dia!" perintah Tuan Wira.

Pak Mun segera berlari. Dia kemudian mengangkat tubuh lemah tak berdaya wanita itu. Setelah itu Pak Mun dan Tuan Wira segera membawa wanita itu ke rumah sakit. Tiba di rumah sakit, Pak Mun meminta sebuah brankar kepada salah seorang perawat. Setelah itu, Pak Mun mengeluarkan wanita itu dan membaringkannya di atas brankar.

"Bu Maya?" ujar salah seorang perawat yang sepertinya mengenali wanita yang tengah pingsan itu.

"Anda mengenalnya?" tanya Pak Mun.

"Iya Pak, dia adalah salah satu pasien peserta Jamkesmas di rumah sakit ini," ujar sang perawat.

"Baguslah kalau begitu.Tolong segera tangani dia!" pinta Pak Mun.

"Tapi, mohon maaf Pak! Kami tidak bisa langsung begitu saja menanganinya," ujar perawat.

"Loh, kenapa?" tanya Pak Mun merasa heran.

"Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pasien, setelah semuanya selesai, baru kami menindaknya."

Pak Mun merasa geram.

"Rumah sakit macam apa yang memberlakukan peraturan seperti itu? Apa kamu tidak lihat kondisi pasien seperti apa? Apa kamu mau menunggu dia sekarat dulu, baru kamu tangani, heh?" teriak Pak Mun.

"Mohon maaf Pak, ini sudah prosedur dari sananya."

Sang perawat menundukkan kepalanya karena merasa malu di bentak habis-habisan di muka umum.

Perdebatan yang tengah terjadi akhirnya mengundang perhatian Tuan Wira.

"Ada apa ini?" tanya Tuan Wira.

Pak Mun pun menceritakan apa yang sedang mereka perdebatkan dari awal hingga akhir.

"Ya sudah, pindahkan dia ke jalur umum, kelas VVIP! Biar aku yang mengurus semua administrasinya. Sekarang, cepat kau tangani dia! Mun, ikuti perawat itu! Pastikan wanita itu mendapatkan yang terbaik! Katakan, kemana aku harus melakukan pengajuan pemindahan kelas?!" tanya Tuan Wira dengan tegas.

"Mari ikut saya, Tuan!"

Tuan Wira pun mengikuti perawat yang tadi berdebat dengan sopirnya. Tiba di sebuah ruangan, perawat tadi menyerahkan berkas pasien yang harus ditandatangani si penanggung jawab. Saat Tuan Wira membuka berkas awal, tiba-tiba jantungnya berdegup kencang melihat nama yang tertera di sana.

"Arya Wirahadikusumah?" gumam Tuan Wira.

Rasa sesak mulai menghimpit dada Tuan Wira. Bagaimana tidak, nama itu mengingatkan Tuan Wira terhadap anak kandungnya yang telah hilang 30 tahun silam.

Arya...., di mana kamu dan ibumu berada, nak?

Setelah pengisian prosedur pemindahan kelas selesai, Tuan Wira pun segera menuju kamar VVIP yang menjadi tempat perawatan wanita itu setelah mendapatkan tindakan pertolongan.

"Bagaimana keadaanmu, Nak?" tanya Tuan Wira.

"Ba-Baik, Tuan," jawabnya lemah.

Sebenarnya Tuan Wira ingin menanyakan tentang nama Arya Wirahadikusumah yang menjadi penanggung jawab atas dirinya dulu. Namun melihat kondisinya yang terlihat sangat lemah, Tuan Wira pun mengurungkan niatnya.

Setelah berbasa-basi sedikit, akhirnya Tuan Wira memutuskan untuk menemui dokter yang menangani wanita itu. Dari dokter itulah, Tuan Wira mengetahui jika wanita itu mengidap penyakit kanker otak stadium akhir.

Tuan Wira menanyakan perihal nama Arya Wirahadikusumah terhadap dokter itu. Menurut sepengetahuan dokter Iwan, yang menangani pasien, Arya Wirahadikusumah adalah suami dari wanita itu yang 5 tahun yang lalu telah meninggal saat sedang menjalani tugasnya sebagai perwira kepolisian. Itulah kenapa jika sampai detik tadi, penanganan kesehatan Maya dipindahkan menjadi peserta Jamkesmas program pemerintahan. Padahal, awalnya untuk pengobatan Maya ditanggung oleh asuransi swasta, namun karena dia tidak memiliki biaya lagi, dia pun memindahkan asuransi kesehatannya.

Hari demi hari, kondisi Maya semakin memprihatinkan. Karena merasa tidak punya kesempatan lagi, akhirnya mau tidak mau, Tuan Wira pun menanyakan perihal Arya Wirahadikusumah, suaminya.

Deraian air mata mengiringi Maya ketika menceritakan tentang siapa suaminya. Bagaimana suaminya memperlakukan Maya semasa hidupnya. Maya sendiri bahkan memperlihatkan sebuah foto kepada Tuan Wira.

Seketika Tuan Wira tertegun melihat kedua orang yang sangat dikenalinya. Ya! Mereka adalah istri dan anaknya yang telah diusir oleh keluarganya ketika Tuan Wira bertugas ke luar kota. Hati Tuan Wira semakin hancur saat mendengar kenyataan jika anak istrinya telah meninggal.

"Tu-Tuan...! Ji-Jika me-mang Anda a-adalah ayah mas Arya. Bo-Bolehkah sa-saya meminta sesuatu ... da-dari Anda?" ujar Maya terbata-bata.

"Ada apa, Maya? Apa yang bisa saya bantu?" ujar Tuan Wira.

"Se-Sebenarnya ka-kami memiliki seorang putri. Ta-Tapi karena kon-kondisiku seperti ini, aku ... aku pun menitipkan pu-putriku di sebuah panti asuhan daerah Cijantung. Bi-Bisakah Tuan mengambil dan mengu-rus putriku. Na-Namanya Gintania Nur'aini," ujar Maya.

Tuan Wira terkejut mendengar jika Arya meninggalkan seorang putri. Dia pun mengangguk menyetujui permintaan menantunya. Setelah itu, Tuan Wira mengambil berkas-berkas penting berupa akta kelahiran, kartu keluarga, beserta surat kelahiran Gintani dari rumah sakit daerah setempat yang akan dijadikan bukti untuk bisa mengambil Gintani dari panti.

Beberapa hari kemudian, Maya meninggal dunia. 40 hari setelah kepergiannya, Tuan Wira pun pergi ke panti asuhan tersebut dan berhasil membawa Gintani untuk tinggal bersamanya.

Kakek Wira membuka matanya, dia kembali mengusap lembut rambut cucunya.

🍀🍀🍀

Keesokan harinya.

"Ini!" ucap Bram seraya menyerahkan amplop berwarna coklat kepada bosnya.

Argha mengernyitkan dahinya, "Apa ini?" tanyanya.

"Bukankah semalam kau meminta itu dariku? Apa kau tahu, semalaman aku berselancar di Internet, tak satu pun aku menemukan akses data tentangnya. Sepertinya dia gadis yang kurang up to date," jawab Bram seraya menjatuhkan bokongnya di kursi depan meja bosnya.

"Terus, dari mana kau dapatkan semua ini? Jangan-jangan kau salah orang lagi!" gerutu Argha seraya membuka amplop tersebut.

Mata Argha membulat sempurna saat melihat foto gadis itu beserta CV dan daftar riwayat hidupnya.

"Jadi, dia karyawan di perusahaan kita?" tanya Argha.

"Ya! Tepatnya karyawan pantry, office girl!" ujar Bram.

"Shitt! Jadi, semalam aku ditampar oleh seorang office girl? Gila! Bener-bener gila!"

Amarah Argha kembali membuncah ketika mengetahui bahwa gadis yang menamparnya hanya seorang office girl.

"PECAT DIA!"

Argha memberikan perintah yang langsung dijawab dengan mulut menganga oleh Bram.

"Ish, yang benar saja Bos. Kita tidak punya alasan yang tepat untuk memecat dia. Terlebih lagi, satu pun tidak ada laporan tentang kecacatan gadis itu dalam bekerja."

"Aku nggak mau tahu, pecat dia! Atau kamu yang saya pecat!"

Bram hanya bisa menepuk keningnya mendengar keegoisan bosnya. Dia segera membawa berkas tersebut menuju bagian HRD. Jika sang raja sudah memberikan titah, maka kacung pun harus segera melaksanakannya.

Tok-tok-tok!

"Masuk!"

Bram membuka pintunya. Dengan langkah tegap penuh wibawa, dia memasuki ruangan HRD.

Pak Sendi kepala bagian HRD seketika terkejut melihat kedatangan orang kedua di ruangannya.

"Tu-Tuan Bram!"

Bram meletakkan amplop coklat di meja HRD.

"Aku ingin kau segera memecat orang yang berada di dalam amplop itu. Dan berikan ini sebagai pesangonnya!" ujar Bram seraya menyerahkan amplop coklat panjang.

Pak Sendi segera meraih amplop besar itu. Matanya terbelalak saat melihat foto Gintani berada dalam amplop itu.

"Ta-Tapi kenapa Tuan?"

Bram hanya menggedikkan bahunya.

"Maaf Tuan, saya harus tahu dulu kesalahan karyawan sebelum memecatnya. Dan kalau saya boleh berpendapat, justru karyawan seperti Gintani yang harus kita pertahankan. Dia gadis yang sangat jujur, baik, pekerja keras, sopan dan juga ramah. Dia juga tidak segan-segan untuk membantu pekerjaan temannya jika pekerjaannya telah selesai.

"Hhhh...."

Bram menghela napasnya sejenak.

"Jika aku adalah bosnya, mungkin aku mau mempertimbangkan pendapatmu. Tapi Tuan Argha? Menurutmu apa yang akan dilakukan oleh Tuan Argha meskipun kamu ungkapkan pendapatmu padanya?"

Pak Sendi menundukkan kepalanya.

"Saya mengerti Tuan! Saya akan melakukan apa yang Tuan perintahkan saat ini juga!"

"Bagus! Bekerja samalah jika kau masih ingin bertahan hidup di sini!" ujar Bram seraya menepuk pelan pundak Pak Sendi.

Setelah kepergian atasannya. Pak Sendi pun segera memanggil Gintani ke ruangannya.

Tak berapa lama, Gintani masuk setelah dipersilakan oleh atasannya.

"Maaf, apa benar Bapak memanggil saya?" tanya Gintani sopan.

Pak Sendi mengangguk. "Duduklah!" ujarnya mempersilakan Gintani duduk di kursi yang berada di depan mejanya.

"Sebelumnya, saya mohon maaf Gintan. Namun saya tidak bisa berbuat apa-apa. Ini, silakan dibaca terlebih dahulu! Saya harap kamu bisa mengerti," ujar pak Sendi dengan perasaan bersalahnya.

"Apa ini, Pak?" tanya Gintani.

Mendapati pertanyaan seperti itu, Pak Sendi masih diam tak bergeming. Sebenarnya, hatinya merasa tidak tega terhadap gadis itu. Tapi dia sendiri tidak mungkin mempertaruhkan pekerjaannya hanya untuk memberikan keadilan pada gadis itu. Bagaimanapun juga, titah penguasa tak akan ada yang bisa menolaknya.

Seketika tangan Gintani gemetar setelah membaca surat yang berisikan tentang pemecatan dirinya.

"Ta-Tapi salah saya apa, Pak?" tanya Gintani dengan suara parau.

Pak Sendi hanya menggelengkan kepalanya.

Gintani mengernyitkan dahinya pertanda tidak mengerti.

"Jika Bapak sendiri tidak tahu letak kesalahan saya di mana, lalu kenapa Bapak bisa memecat saya?" tanya Gintani lirih.

"Maafkan saya Gintan, tapi saya tidak punya pilihan lain," jawab Pak Sendi.

"Ma-Maksud Bapak?" tanya Gintani menuntut penjelasan.

"Sudahlah, Tan! Sebaiknya sekarang kamu kemasi barang-barang kamu! Dan ini...."

Pak Sendi menyerahkan amplop panjang berwarna coklat ke hadapan Gintani.

"Ini adalah pesangon kamu. Saya harap, kamu bisa mempergunakannya dengan baik. Karena setahu saya, karyawan yang dikeluarkan dari sini, pasti akan mengalami kesulitan untuk melamar pekerjaan di perusahaan yang lainnya."

DEG!

Jantung Gintani seolah berhenti berdetak mendengar penuturan atasannya.

"Ta-Tapi saya harus tahu dulu apa salah saya Pak! Saya tidak akan menerima pemecatan sepihak ini tanpa mengetahui dulu di mana letak kesalahan saya!"

SREKK!

Bersambung....

Mohon dukungannya untuk karya ini yaaa....🙏

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞❤️⃟WᵃfAͬyͧuᷤdͧiaͪℛᵉˣ

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞❤️⃟WᵃfAͬyͧuᷤdͧiaͪℛᵉˣ

Ya Allah gintani yang sabar ya

2022-12-05

0

Senajudifa

Senajudifa

kutukan cinta hadir thor

2022-06-13

0

Resti Oktaviani

Resti Oktaviani

gila ya, si Argha...

2022-02-04

2

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!