Kembali ke Rumah Sakit.

"Akan kupastikan kau akan membayar mahal untuk tamparanmu ini, Nona!" ujar Argha geram.

Gintani berusaha melepaskan tangannya dari genggaman kuat tangan laki-laki itu. Sebenarnya Gintani merasa sedikit nyeri di pergelangan tangannya, namun dia berusaha untuk tidak menampakkan kelemahannya.

Dengan sekuat tenaga, Gintani menarik tangannya, hingga membuat tubuh Argha tertarik dan menyentuh dadanya.

"Shitt!" umpat Argha. "Dasar wanita mesum!" lanjutnya.

Muka Gintani memerah mendengar hinaan laki-laki yang tak dikenalnya.

"Jaga mulutmu! Atau aku akan melaporkanmu pada polisi atas semua penghinaanmu!" ancam Gintani geram.

"Silakan! Lapor saja! Aku tidak pernah takut dengan yang namanya polisi. Asal kau tahu, polisi di kota ini sudah sangat mengenalku. Hanya dengan satu jentikan jari, aku bisa menjebloskanmu ke penjara atas pasal yang tidak akan pernah terbayangkan dalam ingatanmu!" oceh laki-laki sombong itu.

Gintani semakin mengepalkan tangannya mendengar kesombongan pria yang berada di hadapannya.

"Ada apa ini?"

Seorang pria yang memiliki penampilan yang cukup tenang dan berwibawa, tiba-tiba menghampiri mereka yang tengah berdebat.

"Tu-Tuan Bram!" gumam Alya.

Secepat kilat Alya menarik tangan Gintani. Alya mengenali Bram sebagai orang kedua di perusahaan tempat dia bekerja. Alya kemudian berbisik di telinga Gintani.

"Sudah, Tan! Tidak usah diperpanjang! Kita pulang saja, yuk!" ajak Alya seraya menarik tangan Gintani.

"Sudahlah, kamu nggak usah takut, Al! Aku yang akan menghadapi pria sombong dan arogan itu!" ujar Gintani.

"Tapi, Tan!"

"Ish, Al! Dia harus bertanggung jawab! Dia harus mengganti bajumu yang rusak akibat noda bobba itu!"

"Beneran, Tan !! Sumpah, aku baik-baik aja, kok! Aku nggak marah, lagian, kan dia nggak sengaja. Aku sendiri yang salah, karena minum sambil berjalan."

"Ya, nggak bisa gitu dong Al!"

"Udah deh Tan! Lebih baik, kita pulang aja. Bajunya bisa aku cuci, nanti di rumah."

"Ish, Al! Kamu kenapa sih?"

"Nggak apa-apa. Yuk, pulang!"

Alya pun menarik tangan Gintani hingga Gintani terpaksa berlari kecil untuk mengimbangi langkah Alya.

Tiba di depan lobi mall, Gintani segera menghempaskan tangannya dari cekalan tangan Alya.

"Kamu apa-apaan sih, Al! Ngapain kamu narik aku kaya gitu? Kamu takut sama cowok sombong itu?" tanya Gintani ketus.

"Bukannya gitu, Tan. Tapi tadi Tuan Bram datang," jawab Alya terlihat cemas.

"Tuan Bram? Siapa Tuan Bram?" tanya Gintani mengernyitkan dahinya.

"Ish kamu ini! Emang kamu nggak tahu siapa Tuan Bram?" Alya malah balik bertanya kepada Gintani.

Gintani hanya bisa menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Alya.

"Ah, Gintan-Gintan," ujar Alya seraya menepuk pelan jidatnya.

Gintani hanya mengerucutkan bibirnya melihat tingkah sahabatnya.

"Tuan Bram itu bos kita! Dia orang kedua yang sangat berpengaruh di kantor. Dia itu tangan kanannya CEO kita!" ujar Alya

"Haaah!"

Gintani menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Be-Benarkah?" tanya Gintani tak percaya.

"Iya!" jawab Alya seraya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Terus, memangnya kenapa jika dia tangan kanannya atasan kita?" tanya Gintani masih merasa tak terima Alya menariknya keluar.

"Ish Gintan! Jika Tuan Bram berada di sini, bisa dipastikan bos kita pun berada di sekitar sini," ujar Alya cemas.

"Memangnya kenapa kalau memang dia ada di sini?"

"Dengar, Tan! Bos kita tuh paling tidak suka dengan yang namanya skandal. Jika sampai dia tahu kita beradu mulut dengan cowok itu di depan umum, dan dia mengenali kita, sudah dipastikan besok kita tidak akan pernah bisa masuk kerja lagi di kantornya!"

"Benarkah? Kenapa bisa begitu? Bukankah ini sudah di luar jam kantor?"

"Sudahlah! Memang nggak pernah menang kalau ngomong sama kamu. Kamu mah kayak bocil, banyak nanya!" gerutu Alya.

Gintani hanya bisa tersenyum cengengesan melihat tingkah kesal sahabatnya, Alya.

Tin-tin!

Sebuah mobil mewah tampak berhenti di depan mereka seraya membunyikan klaksonnya. Alya terlihat tersenyum sumringah saat melihat mobil mewah berwarna putih itu. Dia pun segera menghampiri mobil tersebut.

Alya tampak bercakap-cakap sebentar dengan orang yang berada di kursi bagian belakang. Setelah itu, dia kembali menghampiri Gintani.

"Tan, aku pergi dulu ya! Cowokku udah jemput nih. Eh kamu nggak apa-apa, kan, kalau pulang naik taksi?"

"Iya, santai aja kali! Aku bisa, kok, pulang pakai taksi online!" ujar Gintani.

"Sorry ya, Tan!" ujar Alya merasa bersalah karena tidak bisa menemani sahabatnya pulang.

"Ish, udah deh nggak usah baperan gitu! Aku nggak apa-apa, kok. Bersenang-senanglah!" ujar Gintani seraya mendorong pelan tubuh sahabatnya agar segera menghampiri kekasihnya yang sedang menunggu dalam mobil.

"Thanks ya, Tan!" ujar Alya seraya memeluk Gintani.

"Iya, sama-sama. Udah sana! Kasihan, jangan terlalu lama membuat cowokmu menunggu!" ujar Gintani.

Alya melepaskan pelukannya. Dia segera berbalik kembali menuju mobil kekasihnya. Alya membuka pintu belakang mobil sedikit lebar. Sejurus kemudian, dia kembali menutupnya. Alya menurunkan kaca mobil, dia pun melambaikan tangannya ke arah Gintani saat mobil itu melaju pergi.

Gintani sedikit tertegun saat dia melihat lelaki bertubuh sedikit gemuk berada di samping Alya, sahabatnya. Sepintas, Gintani melihat jika lelaki tersebut sedikit telah berumur dibandingkan Alya. Lelaki itu lebih pantas di bilang ayahnya ketimbang pacar sahabatnya. Ah, mungkin dia masih kerabatnya Alya, gumam Gintani tak mau ambil pusing.

Sementara itu, masih di dalam mall Matahari.

Argha masih menggerutu kesal atas kejadian yang menimpanya. Sebuah tamparan yang tidak akan pernah dilupakannya seumur hidup. Bukan, bukan karena tamparan itu sangat keras, tapi karena tamparan itu datang dari seorang wanita dan terjadi di tempat umum.

Seumur-umur, baru kali ini Argha menerima sebuah tamparan. Argha kembali mengepalkan kedua tangannya.

"Sabar Bos!" ujar Bram seraya melingkarkan tangannya di leher Argha.

"Pokoknya, aku nggak mau tahu! Besok, data tentang siapa gadis itu harus sudah berada di mejaku! Kalau masih belum ada, sudah kupastikan kau akan menyesal seumur hidupmu!" ancam Argha kepada asistennya.

"Ish, yang benar saja Bos! Mana bisa dalam waktu semalam aku mendapatkan data seseorang yang sama sekali belum pernah aku kenal. Seminggu saja ya, Bos!" pinta Bram mencoba bernegosiasi.

"Kau memang tak pernah bisa untukku andalkan. Jangankan satu hari, mencari seorang gadis selama 14 tahun pun tak pernah kunjung bisa! Huh, dasar payah!" ledek Argha.

Bram pun hanya bisa merengut kesal terhadap ucapan teman sekaligus bosnya itu.

🍀🍀🍀

Pukul 20.02 Gintani tiba di rumahnya. Keadaan rumah terlihat sangat sepi.

"Assalamualaikum!" sapa Gintani.

Tak ada jawaban.

Tok-tok-tok!

Gintani mengetuk pintu rumahnya, namun masih tetap tidak ada jawaban.

"Assalamualaikum!" Kembali Gintani mengucapkan salam. Kali ini dengan suara yang sedikit lebih keras.

Ceklek!

Seorang gadis cantik membukakan pintu untuk Gintani. Tiba di ambang pintu, dia menatap tajam ke arah Gintani.

"Abis ngelayap dari mana, kamu?" ujarnya sinis.

Gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah Celine Hadikusumah, sepupunya Gintani.

"Maaf, tadi aku habis ngantar teman," ujar Gintani seraya menundukkan kepalanya.

"Hmmm, bagus ya, udah pinter ngeles sekarang. Bilang aja kamu abis keliaran sama temen nggak bener kamu itu!" ucap Celine lebih ketus.

Gintani hanya memutarkan kedua bola matanya. Dia sudah merasa jengah dengan tuduhan Celine yang tidak-tidak terhadap sahabatnya.

"Maaf, aku lelah, aku ke kamar dulu!" ujar Gintani mencoba menghindari perdebatan dengan sepupunya itu.

"Wajarlah kamu lelah, jangan-jangan kamu juga abis nemenin om-om ya, kayak sobatmu yang bejat itu?" tuduh Celine semakin tak berarah.

"Hhh...."

Gintani hanya menghela napasnya, setelah itu dia pun meninggalkan Celine yang masih meracau kesal.

Sudah menjadi suatu kebiasaan Gintani untuk menyapa kakek Wira sebelum dia ke kamarnya.

Tok-tok-tok!

"Assalamualaikum, Kakek! Apa Kakek sudah tidur?" sapa Gintani seraya mengetuk pintu kamar kakeknya.

"Assalamualaikum! Kek, Gintan bawakan Kakek martabak. Apa Gintan boleh masuk?"

Sepi....

Kembali Gintani menghela napasnya. Dia pun melangkahkan kakinya menuju kamar belakang. Ya! Kamar Gintani terletak di belakang rumahnya, berdampingan dengan kamar pembantu yang ada di rumah ini.

Saat Gintani hendak membuka pintu kamarnya, tiba-tiba Mbok Inem keluar dari kamarnya.

"Loh, Non Gintan sudah pulang? Si Mbok pikir, Non mau menginap di rumah sakit," ujar Mbok Inem.

"Rumah sakit?" tanya Gintani heran, tiba-tiba dia teringat akan kakeknya. "A-Apa kakek masuk rumah sakit, Mbok?" tanya Gintani mulai merasa cemas.

"Iya Non, tadi sore tuan besar kembali ke rumah sakit. Penyakit beliau kembali kambuh, Non," ujar Mbok Inem.

"Astaghfirullah hal adzim! Kenapa Mbok tidak memberi tahu saya?" Gintani mulai terlihat panik.

"Maaf, Non! Si Mbok sudah coba menghubungi Non, tapi nomor telepon Non tidak aktif," ujar Mbok Inem.

Gintani segera merogoh ponselnya di dalam tas selempangnya. Mati! Pantas saja aku tidak mendengar ponselku berbunyi, batin Gintani.

"Lalu, sekarang bagaimana keadaan kakek, Mbok?" tanya Gintani.

"Si Mbok kurang tahu, Non. Tapi, sampai sekarang tuan dan nyonya belum pulang juga," jawab Mbok Inem.

"Rumah sakit mana, Mbok?" tanya Gintani lagi.

"Yang kemarin tuan besar di rawat, Non. Aduh, si Mbok lupa lagi nama rumah sakitnya," jawab si Mbok sambil mengerutkan keningnya.

"Rumah sakit Harapan. Aku harus segera ke sana," gumam Gintani.

"Mbok, Gintan pergi dulu, ya!"

"I-Iya, Non! Hati-hati!"

Gintani tersenyum, setelah itu dia pun segera berlari keluar untuk memesan taksi. 10 menit kemudian, taksi online yang telah dipesannya via aplikasi di ponselnya, tiba di halaman rumah Gintani.

Gintani segera menghambur ke arah taksinya. Dia segera membuka pintu belakang taksinya.

"Tolong antarkan saya ke rumah sakit Harapan ya, Pak!" pinta Gintani setelah memasuki taksi online tersebut.

"Baik, Non!" jawab sopir taksi seraya menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya.

Gintani semakin merasa cemas memikirkan kondisi kakeknya. Terakhir kakeknya masuk rumah sakit, sebulan yang lalu.

"Gintan mohon kek, bertahanlah!" gumam Gintani. Tanpa terasa, air mata mulai menetes di kedua pipinya.

Setengah jam kemudian, mobil yang ditumpangi Gintani tiba di rumah sakit Harapan. Gintani segera membayar ongkos taksinya, setelah itu dia berlari memasuki lobi rumah sakit untuk menanyakan keberadaan kakeknya.

"Tuan Wira di rawat di ruang Dahlia kamar 05," jawab perawat bagian administrasi.

"Terima kasih, Mbak!"

Gintani segera berlari kecil menuju ruangan yang tadi disebutkan oleh perawat. Setelah tiba di pintu kamar, Gintani berhenti sejenak untuk mengatur napasnya.

Tok-tok-tok!

"Assalamualaikum!"

Gintani mengetuk pelan pintu kamar seraya mengucapkan salam.

Ceklek!

Karena tidak mendapatkan jawaban, Gintani pun membuka pintu ruangan dengan perlahan. Tampak di sana, paman dan bibinya sedang duduk di sofa menunggui sang kakek.

"Akhirnya kamu datang juga," ujar ketus bibinya menyambut kedatangan Gintani.

"Ma-Maaf. Gi-Gintan baru tahu jika kakek masuk rumah sakit," ujar Gintani terbata.

Bi Shella menghampiri Gintani. "Sini kamu!" ujarnya seraya menarik kasar tangan Gintani.

Bibi Shella membawa Gintani ke sudut kamar.

"Dari mana kamu seharian ini, heh?" tanyanya geram.

"Gi-Gintan ke-kerja, Bi!" jawab Gintani gugup ketakutan.

"Kerja? Pekerjaan seperti apa yang kamu jalani hingga sampai pulang jam segini? Jual diri?" teriak Bibi Shella.

"Astaghfirullah, Bi!" ucap Gintani beristighfar seraya memegang dadanya.

"Udah deh, nggak usah sok suci! Kamu pasti kelayapan lagi, kan, sama si Alya, cewek simpanan om-om itu!" tuduh Bibi Shella.

"Gintan memang pergi dengan Alya, Bi. Tapi Gintan nggak kelayapan! Gintan hanya menemani Alya untuk membeli baju, dan Alya tidak seperti yang Bibi tuduhkan. Dia gadis baik-baik, Bi!" ujar Gintani mencoba membela sahabatnya.

"Terserah kamu saja! Bibi capek! Bibi dan pamanmu mau pulang. Sekarang, kau tunggui kakekmu yang tidak berguna itu!" ujar Bibi Shella.

Gintani hanya bisa mengepalkan kedua tangannya saat bibinya kembali menghina kakeknya. Gintani tidak mengerti dengan kebencian yang tertanam di hati bibi Shella kepada sang kakek. Padahal, kakek Wira adalah ayah kandung dari paman Arman, suaminya bibi Shella. Itu artinya, kakek Wira adalah mertuanya bibi Shella. Tapi sikap bibi Shella tidak pernah mencerminkan rasa hormatnya sebagai seorang menantu kepada mertuanya.

Setelah berbicara kasar kepada Gintani, bibi Shella menarik tangan suaminya untuk segera meninggalkan ruang rawat kakek Wira.

Gintani mendekati kakeknya yang tengah terbaring lemah di atas ranjang. Wajah kurus dan keriput kakeknya semakin terlihat jelas. Gintani memegang tangan kakeknya.

"Maafin Gintan, Kek! Sampai detik ini, Gintan belum punya uang untuk membiayai pengobatan Kakek. Kakek yang sabar ya, insyaallah Gintan akan selalu berusaha untuk kesembuhan Kakek. Gintan mohon, Kakek harus kuat! Gintan janji, Gintan akan segera mencari uangnya, Kek. Supaya operasi pancangkokan ginjal bisa segera dilakukan, dan Kakek bisa kembali sehat seperti semula," ujar Gintani seraya mengusap lembut punggung tangan kakeknya.

Sudah hampir 6 bulan, kakek Wira mengalami sakit gagal ginjal. Setiap bulannya, kakek Wira harus melakukan cuci darah untuk bisa bertahan hidup. Sebenarnya, sudah ada beberapa donor ginjal yang cocok untuk menolong kakek Wira. Namun sayangnya, pihak keluarga menyatakan keberatan jika kakek Wira menjalani operasi pencangkokan ginjal. Mereka bilang, mereka tidak mempunyai cukup biaya untuk melakukan operasi tersebut.

Sebenarnya, Gintani merasa kesal dengan sikap paman Arman yang seolah tidak ingin berusaha untuk kesembuhan ayahnya sendiri. Tapi Gintani tak bisa berbuat apa-apa. Dia sendiri tidak punya banyak uang untuk membantu menyembuhkan penyakit kakeknya.

Gintani merasa lelah. Dia kemudian menundukkan kepalanya di atas kasur di samping kakeknya. Tanpa menunggu waktu lama, dia pun mulai masuk ke alam mimpinya.

Bersambung....

Jangan lupa like vote n komennya 🙏

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

kutukan cinta mampir

2022-06-05

0

Resti Oktaviani

Resti Oktaviani

paman dan bibinya sayang nggak, sih sama si gintan

2022-02-04

1

madu surya sugema

madu surya sugema

eit dah, bibi shella...

2021-12-25

6

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!