Tamparan

"Gintan, kamu jadi, kan temenin aku ke mall, entar sepulang kerja?" tanya Alya, rekan kerja Gintani sesama office girl.

"Memangnya penting banget ya, Al?" Gintani malah balik bertanya seraya mengaduk tehnya.

"Penting, Tan ! Soalnya, ini antara hidup dan matiku. Temenin yaaa, please...!" rengek Alya seraya mengatupkan kedua tangannya, memohon kepada Gintani, sahabatnya.

"Iya-iya, entar aku temenin deh! Tapi traktir aku, ya?" gurau Gintani cengengesan.

"Okeh sistah!" jawab Alya seraya menempelkan ujung jempol dan ujung jari telunjuknya, membentuk bulatan.

"Ha...ha...ha...!" mereka pun tergelak bersama.

"Heh bocil! Pada ketawa aja, udah kerja sono! Diamuk bos, baru tahu rasa noh!" tegur bang Ali, office boy senior di kantor tempat mereka bekerja.

Ya! Sejak memutuskan untuk berhenti kuliah karena tidak ada biaya, Gintani pun bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur. Dia bekerja sebagai office girl.

Gintania Nur'aini. Seorang gadis cantik berambut lurus panjang. Memiliki bulu mata yang lentik dengan bola mata berwarna hitam pekat. Kedua bulu alisnya yang tebal bak semut hitam yang sedang rapi berbaris. Hidungnya yang mancung dan bibir tipisnya yang berwarna pink, menambah kecantikan yang semakin sempurna.

Enam bulan yang lalu, Gintani pernah mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Dia berkuliah di salah satu universitas di kotanya dengan mengambil jurusan desainer. Tapi semenjak kakeknya sering sakit-sakitan, sang paman pun memutuskan untuk menghentikan biaya kuliah Gintani dengan alasan sudah terlalu banyak pengeluaran. Gintani pun hanya bisa pasrah menerima semua keputusan sepihak itu.

Kakek Wira sangat marah mendengar Gintani putus kuliah. Namun, kakek Wira tidak bisa berbuat apa-apa. Dia sendiri tidak memiliki biaya yang cukup untuk bisa menyekolahkan Gintani. Kakek Wira hanyalah seorang veteran yang nasibnya terkadang kurang diperhatikan oleh pemerintah.

Gintani termasuk office girl yang paling muda usianya di antara teman-temannya. Umur Gintani baru menginjak 19 tahun. Usia di mana dia seharusnya menikmati waktunya sebagai seorang mahasiswa. Terkadang, Gintani merasa iri dengan orang yang kata kakeknya adalah sepupunya. Namanya Celine Hadikusumah, putri dari pamannya yang sekarang masih menikmati masa-masa muda sebagai seorang mahasiswi.

Celine dan Gintani tumbuh bersama. Mereka sekolah bersama dari mulai Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Sampai akhirnya, Gintani terpaksa mengalah dan putus kuliah demi tercapainya cita-cita sepupunya. Gintani masih ingat saat pamannya berkeluh kesah dengan keadaan ekonomi keluarga.

"Sebenarnya berat bagi paman untuk mengambil keputusan ini. Kamu sendiri tahu, Tan ... kakekmu sering sakit-sakitan, sementara perusahaan Paman sedang colepps. Dan Celine....! Celine adalah satu-satunya putri Paman. Paman sangat besar menaruh harapan padanya untuk bisa melanjutkan perusahaan Paman, kelak. Jadi, dengan amat terpaksa, Paman akan menghentikan biaya kuliah kamu, Tan. Paman tahu ini berat bagimu, tapi Paman tidak punya pilihan lain. Paman harap, kamu bisa memaklumi Paman."

Gintani tersenyum tulus.

"Tidak apa-apa, Paman! Gintan bisa ngerti, kok! Gintan akan berusaha untuk mencari kerja dulu. Bukankah kuliah bisa kapan saja?"

Gintani berusaha untuk bersikap tegar dalam menuturkan kata-katanya. Dia tidak ingin kelihatan bersedih di hadapan pamannya. Gintani tidak mau menambah beban pikiran pamannya.

"Woy...!! Mulai deh bengong lagi!" ujar Alya seraya menepuk pundak temannya. "Kamu mikirin apa sih, Tan?" lanjutnya.

"Nggak! Aku nggak mikirin apa-apa! Tadi, aku denger lagi bang Ali menyebut kita bocil lagi. Emang kita kayak bocah kecil, ya?" tanya Gintani polos.

"Emang kamu nggak nyadar? Usia kita emang masih terlalu kecil untuk bekerja. Harusnya, tugas kita saat ini tuh cuma belajar, kuliah, senang-senang menikmati masa remaja. Tapi kamu kan tau sendiri kondisi aku kayak apa. Jangankan buat kuliah, buat makan emak sama adekku juga pas-pasan. Masih untung ada perusahaan yang mau nerima karyawannya yang cuma lulusan SMU. Yaa.., meskipun cuma jadi office girl doang," jawab Alya panjang lebar.

"He...he...he..., kamu bener, Al! Masih untung kita dapat kerja, ya! Coba kalau lihat di luaran sana, masih banyak yang nganggur, kan?" timpal Gintani.

"Makanya, kalau lihat itu ke bawah, jangan ke atas! Jadi kita bisa mensyukuri apa yang kita miliki sekarang," ujar Alya.

"Salah Al, kalau lihat tuh ke depan, biar nggak kejedot!" gurau Gintani.

"Eit dah ni bocil! Kagak ngarti peribahasa, apa? Lulus SMU nggak, sih kamu...?"

"Yeayy..., sewot...! Udah ah, pantry yuk! Bentar lagi jam kerja udah mau selesai. Kita harus segera beres-beres, biar bisa cepat pulang!" ajak Gintani.

"Ayo!" jawab Alya.

Mereka pun akhirnya saling bergandengan tangan dan berjalan sambil sesekali melompat-lompat seperti seekor kelinci.

🍀🍀🍀

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. Para karyawan dan karyawati bergegas membereskan barang-barangnya. Begitu juga dengan Gintani dan Alya. Mereka bergegas menuju bilik-bilik karyawan untuk mengambil gelas-gelas yang kotor.

Pukul 16.30. Tugas mereka pun berakhir.

"Aahh..., akhirnya, selesai juga!" ujar Gintani seraya menggeliat meregangkan otot-ototnya.

"Iya, syukurlah, bisa selesai tepat waktu. Mau berangkat sekarang, Tan?" tanya Alya.

"Solat ashar dulu, ya!" pinta Gintani. "Soalnya aku belum solat!" lanjutnya.

"Ya udah, kamu ke mushola gih ! Aku tunggu di sini?" ujar Alya.

"Emang kamu nggak solat, Al ?" tanya Gintani, heran.

"Enggak, aku lagi datang bulan," jawab Alya enteng

"Ish, perasaan dari minggu lalu, datang bulan mulu!" gerutu Gintani.

"Udah sono. Buruan gih! Keburu sore!" ujar Alya seraya mendorong-dorong tubuh Gintani.

"Iya..., iya...!"

Dengan memasang muka cemberut, Gintani pun pergi meninggalkan Alya di ruang ganti. Gintani berjalan menuju mushola hendak menunaikan solat ashar. Setelah selesai solat, Gintani kembali mencari Alya di ruang ganti. Dia mendapati Alya tengah berbicara serius melalui telepon selulernya.

Menyadari Gintani sudah datang, Alya pun segera menutup sambungan telponnya.

"Sudah siap, Tan?" tanya Alya.

"Ayo!" jawab Gintani.

Akhirnya kedua sahabat yang terpaut beda usia yang hanya setahun itu pun berlalu meninggalkan kantor tempat mereka bekerja.

🍀🍀🍀

Food court mall Matahari

"Bagaimana, Tuan? Apa Anda tertarik dengan hasil rancangan team perusahaan kami?" tanya Argha kepada kliennya.

"Sangat menarik! Oke, kalau begitu silakan Anda buat draft kontrak kerjanya. Setelah selesai, Anda bisa kirim salinannya via email. Bagaimana, Tuan Argha?"

"Baiklah, saya setuju."

"Good! Kalau begitu, saya permisi dulu! Kebetulan anak dan istri saya sudah menunggu di arena bermain, mari!"

Tuan Raymond, yang merupakan seorang pengusaha properti yang hendak membangun perumahan elite, segera undur diri dari meeting yang sangat menyita waktu.

"Ah, ya...! Silakan...! Selamat bersenang-senang bersama istri dan anaknya, Tuan!" ujar Argha.

"Terima kasih!"

Setelah Tuan Raymond pergi, Argha pun menyandarkan punggungnya untuk melepaskan kepenatan.

"Aaahhh....! Baru kali ini aku meeting penuh drama kayak gini," gumam Argha seraya memejamkan matanya.

"Sabar Bos!" sahut Bram seraya membereskan laptop dan berkas-berkas meeting-nya.

"Lagian aku heran sama kamu, nggak bisa nyari tempat yang lebih baik, gitu? Sampai kita harus meeting di food court kayak gini. Jatuh, lah harga diriku sebagai CEO dari perusahaan PT. APA Architecture," ujar Argha dengan sombongnya.

"Sorry, Bos! Ini juga atas permintaan klien. Masalahnya, hari ini adalah quality time-nya beliau sama keluarganya. Bos sendiri yang salah, kenapa juga minta jadwal meeting-nya dimajukan?" gerutu Bram.

"Hey! Di mana-mana juga seorang bos nggak bakalan salah! Lagian ya, rezeki itu harus segera dijemput, bukan di diemin. Udah ah, aku capek! aku mau istirahat, pulang yuk!" ajak Argha.

"Sayang Bos, mumpung lagi di mall, mubazir kalau nggak dimanfaatin buat cuci mata," gurau Bram.

"Dasar mata keranjang! Sana kamu, cuci mata olangan! Aku mah mending nunggu di tempat karaoke sambil rebahan. Di sini terlalu bising!" jawab Argha.

"Ya elah, Bos ! Nggak asyik amat sih hidupmu...!" gerutu Bram, kesal.

Sebenarnya Argha dan Bram adalah sahabat sedari SMU. Karena itu hubungan mereka tidak terkesan formal pada saat mereka sedang menjalani waktu berdua, atau pada saat mereka berkumpul dengan kawan-kawan gengnya. Tapi pada saat di kantor, atau saat meeting menghadapi klien, hubungan mereka pun kembali layaknya hubungan atasan dan bawahan.

Archana Beautique.

Di sebuah butik pakaian mewah dan bermerk, tampak Alya sedang memilih dan memilah deretan gaun yang berjajar rapi.

"Gimana Tan, yang ini cocok nggak?"

Alya menunjukkan sebuah gaun long dress berwarna hijau dengan belahan di kedua samping kiri kanannya sampai ke pangkal paha.

"No! Kamu kayak penyanyi dangdut kalau pakai baju gituan," ujar Gintani.

Alya kembali menggantungkan baju itu di hanger. Dia kemudian mengambil sebuah gaun berwarna merah menyala dengan model rok yang mengembang.

"Kalau ini?" ujar Alya seraya menempelkan gaun tersebut di badannya.

"Ish! Terlalu seksi! Kamu jadinya kayak cabe-cabean kalau pakai baju itu! Ganti ah!"

Gintani masih belum menyetujui pilihan Alya.

"Ish, kamu ini! Yang bener dong! Ini salah, itu nggak cocok ! Terus aku mesti pakai yang model gimana nih? Cepetan, waktunya mepet nih! Bentar lagi Andi mo jemput buat ngajakin dinner," rengek Alya.

"Aaahhh, jadi kamu mau dinner sama babang Andi yaa...! Uuh...co cweet...!" ledek Gintani.

"Ish, kamu mah kok malah ngeledekin sih!" rengut Alya.

Gintani pun mulai mengelilingi dress-dress berwarna soft yang tergantung di hanger depan. Tiba-tiba, matanya terpana melihat sebuah dress selutut tanpa lengan yang memiliki aksen brokat di sekitar dadanya. Dress itu berwarna dusty soft, sangat cocok dengan kulit Alya yang putih mulus. Gintani berjalan ke depan untuk mengambil baju itu.

"Al, sini deh! Kayaknya kamu cocok banget pakai baju ini!" ujar Gintani seraya mengacungkan dress pilihannya kepada Alya.

Mata Alya langsung berbinar melihat model dress tersebut. "Aku coba ya, Tan?" lanjutnya.

Gintani mengangguk.

Alya pun segera mengambil dress itu ke ruang ganti. Tak lama kemudian, Alya keluar dari ruang ganti dengan gaya bak peragawati yang sedang berjalan di atas catwalk. Gintani semakin tergelak melihat ulah sahabatnya.

"Ha....ha....ha....!" tawa Gintani seraya menutup mulutnya dengan kedua tangannya yang tersilang.

"Tawa itu ...," gumam seorang pria yang tengah mencoba beberapa jas di ruang ganti sebelah.

Argha segera keluar untuk mencari sumber tawa yang di dengarnya tadi. Namun sayangnya, Argha sama sekali tak menemukan siapa pun di sana.

"Kenapa Bos?" tanya Bram.

"Nggak! Nggak apa-apa!" jawab Argha.

Kasir Archana Beautique.

"Al, kamu serius mau langsung dipakai nih baju?" tanya Gintani saat mereka hendak melakukan pembayaran di kasir.

"Iya, Tan! Soalnya waktunya dah mepet banget nih! Bentar lagi jam 7 malam," jawab Alya. "Tan, tolong cabutin bandrol harganya dong!" pinta Alya lagi.

Gintani segera mencabut bandrol harga yang tertera di belakang dress tersebut.

"Berapa, Tan?" tanya Alya

"1.499.900. What...! Ish, mahal banget Al! Lebih baik nggak usah dibeli, sayang uangnya!" pekik Gintani sangat terkejut melihat harga yang dipatok untuk sebuah dress yang terlihat simpel itu.

"Ish, kamu ini! Tanggung kalee, udah di buka ntu bandrol harganya!" tukas Alya

"Yaaa, gimana dong?" ujar Gintani sedikit kecewa.

"Ya mau gimana lagi ..., ya udah, kita bayar aja yuk!" jawab Alya seenaknya.

"Ish, aku jadi nggak enak Al, gara-gara aku, kamu jadi kehilangan banyak uang cuma buat beli baju doang," ujar Gintani menyesal.

"Udah nggak apa-apa! Tenang aja, uangku masih banyak, kok!" Alya berusaha menghibur Gintani.

"Ya, tapi kan..., itu mahal banget Al ...," sesal Gintani.

"Ih kamu mah, baperan amat sih! Udah deh nggak usah dipikirin! Lagian, aku suka kok sama baju ini. Yuk ah, cabut! Bukannya, kamu lapar?"

Gintani mengangguk.

"Ya udah! Bentar ya, aku bayar dulu! Ini Mbak, bandrol harga bajunya!" ujar Alya seraya menyerahkan bandrol harga tersebut kepada penjaga kasir.

Si penjaga kasir tersenyum melihat tingkah mereka. "Semuanya jadi 1.499.990 rupiah, Mbak!" ujar si penjaga kasir.

Alya merogoh dompetnya dari dalam tas gendongnya. Dia pun segera mengeluarkan uang 15 lembar pecahan 100 ribuan, kemudian menyerahkannya kepada penjaga kasir itu.

Gintani hanya melongo melihat Alya yang sangat mudah mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk sebuah gaun. Ish, bukankah itu pemborosan? batin Gintani.

Setelah mereka membayar barang belanjaannya, mereka pun pergi menuju lantai atas untuk mengisi perutnya yang mulai berkonser ria.

Food court mall Matahari

Mereka mulai memesan makanan yang mereka sukai. Alya sengaja tidak terlalu banyak makan, karena dia memang hendak makan malam bersama kekasihnya. Sedangkan Gintani, karena merasa kelaparan, dia pun melahap semua makanan yang dipesannya.

30 menit telah berlalu. Alya dan Gintani memutuskan untuk pulang. Mereka berjalan dengan sangat riangnya. Sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama. Bagi Gintani, Alya adalah sahabatnya. Meskipun pertemuan mereka baru terjadi sebulan yang lalu, tepatnya pada saat Gintani bekerja sebagai office girl di perusahaan PT. APA Architecture.

Saat mereka sedang asyik berjalan, tiba-tiba...

BUGH!

"Aaahh...!"

Seorang pria yang tak lain adalah Argha, tanpa sengaja menabrak Alya dari arah belakang, sehingga minuman bobba yang sedang dipegang Alya pun tumpah di bajunya.

"Yaaa..., bajuku!" pekik Alya.

Gintani melihat ke arah Alya. Ya! Terdapat noda gelap dari minuman bobba rasa coklat yang tadi sedang dipegang Alya.

"Yaaa, gimana dong! Ini, kan mahal banget, mana aku sudah nggak punya tabungan lagi!" ujar Alya bersedih.

Gintani segera membalikkan badannya. Dia menatap tajam ke arah Argha.

"Mas! Kalau jalan, tuh pakai mata! Kamu nggak lihat, badan segede gini ada di depan kamu, buta ya! Tuh lihat, baju teman saya jadi kotor, kan! Ayo minta maaf!" ujar Gintani geram.

"Kalian yang jalan nggak pakai mata! Salah kalian, ngapain berhenti mendadak, kayak angkot naikin penumpang aja!" Argha tak kalah ketusnya menjawab.

"Kamu! Dengar ya, aku nggak mau tahu, ayo cepat ganti rugi! Apa kamu nggak tahu kalau baju temanku ini baru dan mahal. Ayo cepat ganti!"

"Weits...! Santai girl! Cuma baju doang, emang semahal apa baju temen kamu, sampai kamu ngotot kayak gitu?"

"1,5 juta! Ayo cepet bayar! Biar teman saya bisa segera membeli lagi gantinya," ujar Gintani seraya menadahkan tangan kanannya.

"Cuma segitu doang, dengar Nona! Jangankan baju harga segitu, tubuhmu pun bisa aku beli! Cih!"

PLAKK!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Argha.

"Kau!"

Wajah Argha memerah menahan amarah. Bagaimana bisa seorang gadis kecil menamparnya di tempat umum, dan bahkan di antara para pengunjung ada yang sempat mengabadikan kejadian itu.

Argha melangkah maju mendekati Gintani. Matanya terlihat merah, rahangnya pun mengeras. Dia segera mencengkeram tangan Gintani.

"Akan kupastikan kau akan membayar mahal untuk tamparanmu ini, Nona!

Bersambung....

Jangan lupa dukungannya ya....🙏🤗

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞❤️⃟WᵃfAͬyͧuᷤdͧiaͪℛᵉˣ

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞❤️⃟WᵃfAͬyͧuᷤdͧiaͪℛᵉˣ

makanya jadi orang jangan terlalu arogan kena tampar kan Lo.. Gintani kamu hebat

2022-12-05

0

Senajudifa

Senajudifa

salken dr kutukan cinta thor ...kuberi like dan favorit biar semangat

2022-06-02

0

Arin

Arin

mahal banget bajunya..

2022-04-15

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Tamparan
3 Kembali ke Rumah Sakit.
4 Di Pecat
5 Aku Inginkan Tubuhmu!
6 Pengangguran
7 Dijodohkan, atau Dijual ?
8 Diusir
9 Kontrakan Baru
10 Pekerjaan Baru
11 Aku Menginginkannya !
12 Maukah Berteman Denganku ?
13 Simpanan Om-om
14 Hanya Aku yang Berhak
15 Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16 Jemput Paksa
17 Should I Sell My Virginity ?
18 Kesepakatan
19 Menginginkanmu Malam Ini
20 Menerima Kesepakatan
21 Berubah Pikiran
22 Ternoda
23 Penjelasan Alex
24 Menghilang
25 Membebaskan Kakek
26 Lembaran Baru
27 Tidak Butuh Kuliah
28 Bismillah Hijrah
29 Menolak Ta'aruf
30 Kisah Pilu
31 Menghapus Jejak
32 Proyek Wisata Alam
33 Jebakan
34 Amatir
35 Rencana yang Gagal
36 Kau !
37 Takdirku Adalah Milikku!
38 Permainan Takdir
39 Silaturahim
40 Rencana Perjodohan
41 Calon Istri Terbaik
42 Permintaan Seorang Ayah
43 Berdamai dengan Masa Lalu
44 Lelaki Pecundang
45 Surat Perjanjian
46 Surganya Wanita
47 Akad Nikah
48 Luka Malam Pertama
49 Istri Cadangan
50 Merpati Putih
51 Kembali ke Kota
52 Kabur
53 Bidadari Surga
54 Resepsi Akbar
55 Wanita Ular
56 Percikan Api Cemburu
57 Lingerie Jahanam
58 Sambutan Ibu Mertua
59 Adu Mulut
60 Meminta Penjelasan
61 Pindah
62 Merasa Bersalah
63 Dinding Pembatas
64 Bukan Dia!
65 Bolehkah aku egois?
66 Permintaan Sederhana
67 Salah Paham
68 Petir
69 Khilaf Terindah
70 Vampir Betina
71 Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72 Balado Ikan Tongkol
73 Arrogant Big Baby
74 Bermain Hujan
75 Hot Rain
76 Kisah Baru
77 Senasib Sepenanggungan
78 Menantu Terhebat
79 Tuduhan Tak Beralasan
80 Pesta Lokal
81 Perfect Wife
82 Terjebak Cinta yang Semu
83 Temukan Dia!
84 Pisah Ranjang
85 Merasa Bersalah
86 Menyesal
87 Let's Play The Game
88 Memulai Permainan
89 Mendadak Viral
90 Ceraikan Aku!
91 Pertengkaran Termanis
92 Coffee Break
93 Memulai Kembali
94 Chantika Ilona Prasetya
95 Double Date
96 Bertemu
97 Ambisi dan Obsesi
98 Temperamental
99 Cinta Segitiga
100 Kebenaran
101 Kecelakaan
102 Permainan Ilona
103 Hancur
104 Kecewa
105 Menghilang
106 Pertemuan Tak Terduga
107 Jangan Ganggu Dia!
108 Sepi
109 Berulah
110 Kemarahan Tuan Jaya
111 Nekat
112 Sakit
113 Aneh
114 Siapa Mereka?
115 Bersekutu
116 Tipu Muslihat
117 Rencana Bulan Madu
118 Tentang Ilona
119 Pulang
120 Rindu
121 Misi
122 Honeymoon
123 Pengkhianatan
124 Disekap
125 Luluh
126 Tetap Menjadi yang Terindah
127 Bertemu Mantan
128 Siapa Dia?
129 Maafkan Bunda, Nak!
130 Menyesal
131 Menjenguk Sarah
132 Karma
133 Yang Kesekian Kali
134 Mengabaikan Hati
135 Pertemuan Tak Terduga
136 Lebih Baik Marah daripada Diam
137 Aku Mohon, Mengertilah!
138 Aku Ikut!
139 Apa Ini?!
140 Kenapa Harus Aku?
141 Phobia
142 Ancaman
143 Serpihan Kenangan
144 Pelakor Beraksi
145 Menyingkir dari Sana!
146 Maafkan Saya!
147 Kamu Bodoh!
148 Berduka
149 Pemakaman Richard
150 Meminta Bantuan
151 Melenyapkan Barang Bukti
152 Membuat Laporan
153 Hilangnya Barang Bukti
154 Tekanan
155 Konten Terakhir
156 Rencana Pesta
157 Pesta
158 Jebakan
159 Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160 Pengkhianat
161 Sidang
162 Mengembalikan
163 Jatuh Talak
164 Berpisah
165 Ceraikan Dia!
166 Hamil
167 Gugatan Cerai
168 Memohon
169 Pergi
170 Kebenaran
171 Apa Ini Alasannya?
172 Pengakuan Bik Susan
173 Kejutan
174 Ini Jawabanku!
175 Kejutan Lagi
176 Ilusi
177 It's My Dream, Not Her!
178 Sandiwara Ilona
179 Terjaring Razia
180 Mengunjungi Makam Richard
181 Kecurigaan Jessica
182 Ternyata Hanya Permainan
183 Skandal Sang CEO
184 Dikejar wartawan
185 Kemarahan Tuan Jaya
186 Penyesalan Tuan Jaya
187 Konferensi Pers
188 Batas Kesabaran Seorang Istri
189 Memulai Hari Baru
190 Rencana 4 Bulanan
191 Sindrom Couvade
192 Tuntutan Ilona
193 Setengah Bagian
194 Mencari Tahu
195 Cerita Masa Lalu
196 Bukit Kenangan
197 Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198 Pertemuan Menyisakan Luka
199 Mengambil Keputusan
200 Separuh Jiwa
201 Menyerah
202 Keputusan Argha
203 Proyek Baru
204 Persiapan Pernikahan
205 Setitik Kebenaran
206 Titik Terang
207 Jelas
208 Akad Nikah
209 Kejutan Akbar
210 Semakin Sempurna
211 Menyesal
212 Kembali Menyesali
213 Terbangun
214 Nikmat yang Sempurna
215 Adina Putri Disastra
216 Pulang
217 Kejutan yang Manis
218 Rahasia Ilona
219 Permintaan Terakhir
220 Bagaimana Jika Dia Kembali?
221 Rumpi on The Gengs
222 Fitnah Tetangga
223 Kembali Diusir
224 Penolong Sejati
225 Pergi
226 Ini yang Terbaik
227 Mengunjungi Makam Ilona
228 Usaha Baru
229 Salah Paham
230 Kecewa
231 Pengakuan
232 Aku Mencintaimu
233 Tidak Berjodoh
234 Berita Duka
235 Bertemu
236 Pertanyaan Putri
237 Putri Merajuk
238 Putri Hilang
239 Drama Malam Ini
240 Tidur Bersama
241 Hampir Saja
242 Menjaga Jarak
243 Keputusan Heru
244 Putri Sakit
245 Menemui Pengacara
246 Bersama Om Alex
247 Cooking with My Dad
248 Mengakui Kebenaran
249 Merayakan Kemenangan
250 Mencari Perhatian
251 Terjebak Permainan Sendiri
252 Berseteru
253 Kegelisahan Gintani
254 Nasihat Alex
255 Mencoba Memulai Kembali
256 Rencana Rujuk
257 Puncak Kecewa
258 Maukah Kau Menikahiku?
259 Takdir Gintani
260 Promo Karya
Episodes

Updated 260 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Tamparan
3
Kembali ke Rumah Sakit.
4
Di Pecat
5
Aku Inginkan Tubuhmu!
6
Pengangguran
7
Dijodohkan, atau Dijual ?
8
Diusir
9
Kontrakan Baru
10
Pekerjaan Baru
11
Aku Menginginkannya !
12
Maukah Berteman Denganku ?
13
Simpanan Om-om
14
Hanya Aku yang Berhak
15
Tekanan yang Hampir Membuat Gila
16
Jemput Paksa
17
Should I Sell My Virginity ?
18
Kesepakatan
19
Menginginkanmu Malam Ini
20
Menerima Kesepakatan
21
Berubah Pikiran
22
Ternoda
23
Penjelasan Alex
24
Menghilang
25
Membebaskan Kakek
26
Lembaran Baru
27
Tidak Butuh Kuliah
28
Bismillah Hijrah
29
Menolak Ta'aruf
30
Kisah Pilu
31
Menghapus Jejak
32
Proyek Wisata Alam
33
Jebakan
34
Amatir
35
Rencana yang Gagal
36
Kau !
37
Takdirku Adalah Milikku!
38
Permainan Takdir
39
Silaturahim
40
Rencana Perjodohan
41
Calon Istri Terbaik
42
Permintaan Seorang Ayah
43
Berdamai dengan Masa Lalu
44
Lelaki Pecundang
45
Surat Perjanjian
46
Surganya Wanita
47
Akad Nikah
48
Luka Malam Pertama
49
Istri Cadangan
50
Merpati Putih
51
Kembali ke Kota
52
Kabur
53
Bidadari Surga
54
Resepsi Akbar
55
Wanita Ular
56
Percikan Api Cemburu
57
Lingerie Jahanam
58
Sambutan Ibu Mertua
59
Adu Mulut
60
Meminta Penjelasan
61
Pindah
62
Merasa Bersalah
63
Dinding Pembatas
64
Bukan Dia!
65
Bolehkah aku egois?
66
Permintaan Sederhana
67
Salah Paham
68
Petir
69
Khilaf Terindah
70
Vampir Betina
71
Bramantyo Ahmad Jalaluddin
72
Balado Ikan Tongkol
73
Arrogant Big Baby
74
Bermain Hujan
75
Hot Rain
76
Kisah Baru
77
Senasib Sepenanggungan
78
Menantu Terhebat
79
Tuduhan Tak Beralasan
80
Pesta Lokal
81
Perfect Wife
82
Terjebak Cinta yang Semu
83
Temukan Dia!
84
Pisah Ranjang
85
Merasa Bersalah
86
Menyesal
87
Let's Play The Game
88
Memulai Permainan
89
Mendadak Viral
90
Ceraikan Aku!
91
Pertengkaran Termanis
92
Coffee Break
93
Memulai Kembali
94
Chantika Ilona Prasetya
95
Double Date
96
Bertemu
97
Ambisi dan Obsesi
98
Temperamental
99
Cinta Segitiga
100
Kebenaran
101
Kecelakaan
102
Permainan Ilona
103
Hancur
104
Kecewa
105
Menghilang
106
Pertemuan Tak Terduga
107
Jangan Ganggu Dia!
108
Sepi
109
Berulah
110
Kemarahan Tuan Jaya
111
Nekat
112
Sakit
113
Aneh
114
Siapa Mereka?
115
Bersekutu
116
Tipu Muslihat
117
Rencana Bulan Madu
118
Tentang Ilona
119
Pulang
120
Rindu
121
Misi
122
Honeymoon
123
Pengkhianatan
124
Disekap
125
Luluh
126
Tetap Menjadi yang Terindah
127
Bertemu Mantan
128
Siapa Dia?
129
Maafkan Bunda, Nak!
130
Menyesal
131
Menjenguk Sarah
132
Karma
133
Yang Kesekian Kali
134
Mengabaikan Hati
135
Pertemuan Tak Terduga
136
Lebih Baik Marah daripada Diam
137
Aku Mohon, Mengertilah!
138
Aku Ikut!
139
Apa Ini?!
140
Kenapa Harus Aku?
141
Phobia
142
Ancaman
143
Serpihan Kenangan
144
Pelakor Beraksi
145
Menyingkir dari Sana!
146
Maafkan Saya!
147
Kamu Bodoh!
148
Berduka
149
Pemakaman Richard
150
Meminta Bantuan
151
Melenyapkan Barang Bukti
152
Membuat Laporan
153
Hilangnya Barang Bukti
154
Tekanan
155
Konten Terakhir
156
Rencana Pesta
157
Pesta
158
Jebakan
159
Demi Tuhan, Aku Tidak Melakukannya!
160
Pengkhianat
161
Sidang
162
Mengembalikan
163
Jatuh Talak
164
Berpisah
165
Ceraikan Dia!
166
Hamil
167
Gugatan Cerai
168
Memohon
169
Pergi
170
Kebenaran
171
Apa Ini Alasannya?
172
Pengakuan Bik Susan
173
Kejutan
174
Ini Jawabanku!
175
Kejutan Lagi
176
Ilusi
177
It's My Dream, Not Her!
178
Sandiwara Ilona
179
Terjaring Razia
180
Mengunjungi Makam Richard
181
Kecurigaan Jessica
182
Ternyata Hanya Permainan
183
Skandal Sang CEO
184
Dikejar wartawan
185
Kemarahan Tuan Jaya
186
Penyesalan Tuan Jaya
187
Konferensi Pers
188
Batas Kesabaran Seorang Istri
189
Memulai Hari Baru
190
Rencana 4 Bulanan
191
Sindrom Couvade
192
Tuntutan Ilona
193
Setengah Bagian
194
Mencari Tahu
195
Cerita Masa Lalu
196
Bukit Kenangan
197
Serpihan Puzzle yang Mulai Utuh
198
Pertemuan Menyisakan Luka
199
Mengambil Keputusan
200
Separuh Jiwa
201
Menyerah
202
Keputusan Argha
203
Proyek Baru
204
Persiapan Pernikahan
205
Setitik Kebenaran
206
Titik Terang
207
Jelas
208
Akad Nikah
209
Kejutan Akbar
210
Semakin Sempurna
211
Menyesal
212
Kembali Menyesali
213
Terbangun
214
Nikmat yang Sempurna
215
Adina Putri Disastra
216
Pulang
217
Kejutan yang Manis
218
Rahasia Ilona
219
Permintaan Terakhir
220
Bagaimana Jika Dia Kembali?
221
Rumpi on The Gengs
222
Fitnah Tetangga
223
Kembali Diusir
224
Penolong Sejati
225
Pergi
226
Ini yang Terbaik
227
Mengunjungi Makam Ilona
228
Usaha Baru
229
Salah Paham
230
Kecewa
231
Pengakuan
232
Aku Mencintaimu
233
Tidak Berjodoh
234
Berita Duka
235
Bertemu
236
Pertanyaan Putri
237
Putri Merajuk
238
Putri Hilang
239
Drama Malam Ini
240
Tidur Bersama
241
Hampir Saja
242
Menjaga Jarak
243
Keputusan Heru
244
Putri Sakit
245
Menemui Pengacara
246
Bersama Om Alex
247
Cooking with My Dad
248
Mengakui Kebenaran
249
Merayakan Kemenangan
250
Mencari Perhatian
251
Terjebak Permainan Sendiri
252
Berseteru
253
Kegelisahan Gintani
254
Nasihat Alex
255
Mencoba Memulai Kembali
256
Rencana Rujuk
257
Puncak Kecewa
258
Maukah Kau Menikahiku?
259
Takdir Gintani
260
Promo Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!