Brak...
Dengan kasar pintu rumah Chaca terbuka, tentu saja membuat mereka sangat terkejut.
"Alex..." gumam Chaca dan Jessie mamanya Chaca bersama ketika melihat kehadiran Alex.
Alex berjalan kearah Chacha, Alex sangat kaget ternyata papanya Chaca datang dan ada wanita yang duduk di samping papanya Chaca.
"Lebih kalian keluar dari rumah ini. Yang perlu anda ingat, kalau saya tidak akan pernah memakai uang dari anda!" ucap Chaca dengan dingin.
"Papa kira kamu sudah berubah dan semakin dewasa, tapi ternyata tidak! Apa tidak bisa kamu menerima ini semuanya, nak?" tanya sang papa dengan sendu.
Chaca hanya diam saja dengan tatapan dingin menatap papanya. Tessa, Jessie dan Alex hanya diam saja mendengar ucapan mereka. Entah kenapa sampai saat ini Chaca tidak pernah menerima perceraian kedua orangtuanya. Disaat dia masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari papanya, papanya pergi begitu saja dengan wanita lain. Disaat dia duduk di bangku SMA barulah papanya menghubunginya kembali, tentu saja membuat Chaca menutup hatinya untuk papanya. Tanpa menjawab ucapan papanya, Chaca langsung masuk kedalam kamarnya.
Alex mengikuti Chaca dari belakang, dia sangat tahu kalau saat ini hatinya Chaca terluka melihat kedatangan papanya sambil membawa wanita yang telah menghancurkan rumah tangga orang tuanya.
-
-
"Maaf, jika kalian tidak berkeberatan apa kalian bisa pergi dari rumah saya sekarang? Ini sudah malam, kami butuh istirahat sekarang. Kalian bisa datang kembali besok kalau kamu ingin mencoba berbicara dengan Chaca" ucap Jessie dengan lembut.
"Jess, apa kamu tidak bisa membujuk Chaca ikut dengan ku? Dia sudah mengikuti mu selama enam tahun lebih, sekarang aku ingin dia mengikuti ku dan tinggal bersama ku. Aku juga ingin memberikan perhatianku padanya!" ucap Robson Miller, mantan suaminya Jessie.
Mendengar ucapan mantan suaminya itu membuat Jessie kesal dan menatap tajam kearah tuan Robson.
"Aku tidak akan pernah memaksakan putri ku untuk hal yang tidak dia inginkan. Apa aku pernah melarang mu untuk memberikan perhatian mu kepada putri kita sejak kita bercerai? Aku hanya ingin mendukung segala keputusannya, karena aku sebagai mamanya tidak ingin melihat wajah sedih putriku. Permisi, aku akan kembali ke kamar ku. Aku yakin kalau aku tidak perlu mengantarkan kalian ke depan" ucap Jessie, lalu meninggalkan Bryan dan Tessa yang masih duduk di kursi.
"Mas, lebih baik kita pulang dulu. Lebih baik kita datang lagi besok, kita berdoa saja kalau Chaca mau ikut bersama kita. Dan maafkan aku ya, mas karena kehadiran ku putrimu sangat membenci mu". ucap Tessa dengan sendu.
"Tidak apa-apa, sayang. Aku yakin Chaca akan menerima ini semuanya kalau dia mengerti yang namanya Cinta" ucap Bryan sambil merangkul istrinya.
Tanpa mereka sadari bahwa Chaha dan Alex mendengar percakapan mereka, disaat Chaca ingin membuka pintu kamarnya untuk Alex. Chaca langsung mengurungkan niatnya supaya dia bisa mendengar apa saja percakapan mereka.
-
-
"Pulang lah. Aku ingin sendiri disini!" ucap Chaca dengan kesal saat dia ingin merebahkan tubuhnya, Alex masuk kedalam kamarnya.
"Tidak! Aku ingin mengatakan sesuatu pada mu"
"Besok saja. Aku saat ini butuh waktu sendiri!" Chaca menarik tangan Alex untuk keluar.
Saat pintu kamarnya masih terbuka kecil, dia mendengar percakapan orang tuanya. Chaca langsung mengurungkan niatnya untuk keluar. Chaca hanya diam saja mendengar ucapan mamanya, dalam hatinya dia sangat senang karena mamanya tidak akan pernah memaksakan dirinya untuk tinggal bersama papanya dan akan mendukung segala keputusannya.
Hal yang paling membuat dia sedih adalah karena ucapan papanya. Chaca ingin sekali bertanya pada papanya, apakah dia ada di dunia ini bukankah karena cinta papanya pada mamanya?
Tapi diurungkannya karena dia yakin kalau Papanya tidak akan menjawabnya. Setelah mendengar ucapan papanya, Chaca kembali ke tempat tidurnya dan duduk di pinggir tempat tidurnya. Alex mengikuti Chaca dari belakang dan tetap berdiri di depan Chaca.
"Pergilah!" ucap Chaca lagi pada Alex.
"Baiklah aku akan pergi. Aku hanya ingin bilang kalau besok jam 10 pagi aku akan berangkat ke Singapura untuk mengurus segala keperluan kuliah ku disana." ucap Alex sambil menatap Chaca hanya diam saja sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Alex langsung pergi setelah mengatakan tentang keberangkatannya.
"Dan aku minta maaf kejadian tadi!" ucap Alex lagi sebelum dia keluar dari dalam kamar itu.
Chaca tetap diam saja diam, saat ini pikirannya sangat kacau semenjak kedatangan papanya. Apalagi papanya membawa Tessa, wanita yang merebut papanya darinya.
-
-
Kini keesokan paginya, Chaca sudah kembali ceria. Chaca wanita yang sangat ceria dan maka karena itu dia lebih suka untuk melupakan semua masalah yang dibelakang, karena baginya dia harus bisa menyambut hari kedepannya dengan tersenyum.
Kini Chaca sudah membantu mamanya untuk masak sarapan pagi. Tapi kali ini sarapannya sangat banyak, karena pagi ini mereka mengundang keluarga Alex untuk sarapan bersama sebelum Alex pergi ke Singapura.
"Ma, aku panggil mereka dulu ya..." ucap Chaca dengan semangat.
Tok...tok...
Cklek...
Chaca langsung berlari dari dapur untuk melihat yang datang. Belum sampai ke ruang depannya, pintu rumahnya terbuka.
"Om, Tante baru saja Chaca mau panggil untuk sarapan bareng" ucap Chaca dengan tersenyum.
"Hahaha. Biasa Alex bilang kalau dia sudah lapar sekali dan sudah ada aroma makanan enak dari sini katanya!" ucap Firgo dengan tersenyum.
"CK... Kalau dia mah, hidung Alex kan tajam om kalau sudah namanya makanan yang lezat" ledek Chaca.
"Ye, kau pikir aku doggy..." ucap Alex sambil mengepit leher di ketiaknya.
"Mbak, sudah datang. Yuk, kita sarapan dulu" ucap Jessie.
Mereka semuanya langsung menuju ruangan makan. Alex terus menjahili Chaca, masalah mereka semalam sudah hilang seperti begitu saja. Ya, begitulah mereka berdua, jika semalam mereka bertengkar maka masalah itu sudah menghilang begitu saja di keesokan harinya tanpa ada salah satu dari mereka meminta maaf. Tapi kadang kala kalau pertengkaran mereka sangat besar, maka keduanya saling mengkoreksi diri sendiri dan setelah itu sama-sama meminta maaf.
Dalam acara tersebut sarapan pagi ini penuh dengan canda tawa karena tingkah Alex dan Chaca.
-
-
"Ini untuk mu. Ingat jaga baik-baik, awas kalau kau pulang ke Indonesia kado dari ku hilang, aku akan membuang mu ke Danau Toba!" ancam Chaca saat memberikan bingkisan untuk Alex yang sudah lama dia persiapkan.
"Hahaha. Baiklah, princess ku yang cantik!" ucap Alex sambil mengacak rambut Chaca dengan gemas. Alex memang sering memanggil Chaca princess nya yang cantik.
"Ini juga untuk mu. Jaga baik-baik!" Alex langsung memberikan paper bag yang dibawanya.
Mereka berdua pun saling berpelukan, setelah itu mereka mengabadikan momen itu dengan berfoto-foto. Chaca merasakan kalau separuh hatinya akan pergi jauh, tidak tahu kapan akan kembali. Ini pertama kalinya Chaca ditinggalkan oleh Alex untuk waktu yang cukup lama. Hari-hari yang akan dilaluinya mulai besok akan sangat berbeda. Begitu juga dengan Alex, dia juga mengalami hari-hari yang sangat berbeda. Yang biasanya dilakukan bersama Chaca maka mulai besok semuanya akan berubah.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Maura
tambah visual mungkin lebih hidup🙏
2022-03-28
0
Ghufron ID
kurang seru kata-katanya Thor.
2021-08-02
0