Penyihir itu pun menghampiri asal suara tadi, namun ternyata disana sudah tidak ada orang..
"Mungkin itu jatuh terkena angin.." ucap burung beo.
Nyai Revina kembali untuk mengaduk ramuannya, lalu burung beonya berteriak..
"Tahanan lepas.. Tahanan lepas..."
Penyihir itu kaget mendengarnya ia coba memastikan sendiri ke tempat ia menahan Sahira, dan benar saja Sahira sudah tidak ada disana..
"Kurang ajar! Kemana perginya dia..??" teriak nyai Revina.
Penyihir itu mengambil tongkatnya lalu keluar untuk mencari Sahira..
...•••...
Sementara itu Nur & Dimas telah berhasil membawa Sahira jauh dari tempat si penyihir itu..
"Terimakasih kalian sudah menolongku.." ucap Sahira.
"Nanti aja makasihnya, sekarang kita menjauh dulu..!!" ucap Nur.
"Iya bener kita gaboleh sampe ketauan sama penyihir itu.." saut Dimas.
Tiba-tiba penyihir itu muncul di hadapan mereka dengan tatapan seram..
"Kurang ajar! Jadi ternyata kalian yang sudah membawa kabur tawanan ku!" ucap nyai Revina.
"Ya memangnya kenapa?" ucap Dimas.
"Rupanya kalian mau bermain-main dengan aku, baiklah akan ku ladeni kalian..!!" ucap nyai Revina.
Lalu penyihir itu mengangkat tongkatnya dan muncullah asap hitam disertai petir..
"Hahaha wahai penguasa kegelapan.. Berikanlah aku kekuatan agar bisa menghabisi mereka berdua.." nyai Revina mengucapkan mantra.
"Gawat kekuatan nya dahsyat sekali, lebih baik kau cepat pergi dari sini sahi!" perintah Dimas.
"Yaudah ayo kita pergi sama-sama..!!" pinta Sahira.
"Tidak! Sebaiknya kalian saja yang pergi, biar aku disini menahan penyihir bodoh itu..!!" ucap Dimas.
"Tapi, aku tidak yakin kau bisa mengalahkan nya seorang diri.. Dia itu sangat kuat!" ucap Sahira.
"Yakinlah padaku sahi! sekarang cepat kalian pergi dari sini sebelum dia berhasil mengeluarkan kekuatannya..!!" ucap Dimas.
"Iya Ra, ayo kita pergi!" ujar Nur.
"Baiklah, tapi kamu harus janji kalo kamu bakal selamat.." pinta Sahira.
"Iya aku janji.." ucap Dimas.
Nur pun menarik Sahira dan membawanya pergi dengan cepat, sementara itu nyai Revina telah berhasil mengumpulkan semua kekuatan gelap dan bersiap menyerang Dimas..
"Rasakan ini orang bodoh..!!!" ujar nyai Revina.
Dimas membuka sebuah botol berisi ramuan yang ia ambil dari tempat penyihir itu tadi..
"Untung tadi aku mengambil ini.." ujar Dimas dalam batinnya.
"Hei nyai bodoh! Kau lihat ini kan? Ini adalah ramuan peledak buatanmu, jika aku menuang ramuan ini disini maka seluruh hutan ini akan terbakar! Termasuk juga kau!" ucap Dimas.
"Apa? Sial berani sekali kau mencuri ramuan ku!" ucap nyai Revina agak ketakutan.
"Bersiaplah penyihir bodoh..!! Kematian mu akan segera tiba.."
Dimas pun menuangkan ramuan itu...
"TIDAAAKKKKKK...!!!" teriak si penyihir.
...•••...
Nur & Sahira berhasil keluar dari hutan penyihir, mereka menunggu kedatangan Dimas..
Namun tak lama kemudian mereka mendengar suara ledakan yang sangat keras dari dalam hutan tersebut..
"Suara apa itu Nur?" tanya Sahira.
"Sepertinya itu suara pertarungan antara nyai Revina & Dimas.." jawab Nur.
Sahira pun panik melihat hutan tersebut terbakar..
"Bagaimana ini? Hutannya terbakar.." ucap Sahira panik.
Lalu sebuah kalung terlempar dari dalam hutan, ternyata itu adalah kalung milik Dimas dengan wajah Sahira ditengahnya..
Sahira mengambil kalung itu lalu ia meneteskan air mata seakan tak percaya bahwa Dimas sudah tiada..
...•••...
100 tahun telah berlalu sejak kepergian Dimas, namun Sahira masih terus saja termenung dan menangis di dekat makam Dimas..
Ratu Keira sangat prihatin dengan kondisi Sahira, ia belum pernah melihatnya sesedih ini..
"Bagaimana ini Nur, apa yang harus kita perbuat agar Sahira bisa melupakan Dimas?" tanya sang ratu.
"Aku juga tidak tahu ratu, aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghibur Sahira, tapi itu semua sia-sia saja.." jawab Nur.
"Sepertinya memang tidak ada yang bisa membuat Sahira kembali ceria seperti dulu.." ucap ratu.
"Mungkin Sahira harus dikirim kembali ke bumi, siapa tau disana ia bisa merasa senang.." usul Nur.
"Kau benar juga, baiklah akan kucoba saran mu itu.."
Sang ratu pun mendekati Sahira dengan wajah marah.. Sahira merasa heran dengan sang ratu..
"Sahira, sudah berapa lama kau terus menangis disini? Sebaiknya sekarang kau turun ke bumi!" ucap sang ratu.
"Kenapa aku harus kesana..??" tanya Sahira.
"Anggap saja itu sebagai hukuman untukmu karena kau sudah beberapa kali tidak melaksanakan tugasmu, kau harus tinggal di bumi sebagai seorang manusia biasa selama 10 tahun.. Dan apabila jati diri mu diketahui, maka hukuman mu bertambah satu tahun..!!" ucap sang ratu.
"Tapi ratu, bagaimana aku bisa hidup sebagai manusia biasa?" ucap Sahira.
"Kau harus bisa! Tenang saja disana kau akan ditemani oleh Nur.." jawab sang ratu.
"Baiklah ratu.."
Sahira & Nur pun bergegas turun ke bumi..
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
✨Happy_wolf◖⚆ᴥ⚆◗🐺❤️
hadir, semangat iya
2022-01-14
2
senja
Sahira gak merasa aneh, Nur disuruh ikut kan berada Nur dihukum juga kan
2021-12-14
1
Aris Pujiono
aku nyicil kak
2021-12-05
1