Malam ini Alexa mengenakan balutan dress berwarna pink yang panjangnya hanya selutut. Modelnya yang open shoulder, tentu saja membuat bahu putih dan mulus Alexa terekspos. Ia duduk bersama kedua orang tuanya, menunggu kedatangan tamu yang di anggap spesial bagi Papanya.
"Kak... aku gak bisa senyum." Bisik Alexa pada Anthony yang duduk di sebelahnya.
"Kenapa memangnya? Tinggal senyum doang, harus di ajarin." Sahut Anthony sambil terkekeh. Alexa hanya memukul lengan kakaknya itu yang memang slalu rese.
Beberapa menit kemudian terdengar suara bel rumahnya berbunyi. Asisten rumah tangga keluarga Alexa langsung bergegas membuka pintu dan menyambut kedatangan teman Papa Alexa.
"Henry, Maria... silahkan masuk." Ucap Papa Alexa menyambut kedatangan temannya.
Mereka saling berjabat tangan lalu mulai berjalan masuk ke ruang tengah rumah Alexa.
Pria dan wanita paruh baya yang bernama Henry dan Maria itu, terlihat masih tampak tampan dan cantik di usia mereka saat ini. Apalagi Maria terlihat sangat keibuan dan elegant sekali.
Dan ternyata teman Papa Alexa adalah Henry Michael Douglas pemilik perusahaan dan saham terbesar di negara ini. Bahkan sampai ke berbagai negara.
"Diana, ini anak kamu? Cantik sekali persis seperti Mamanya." Ucap Maria sembari tersenyum ke arah Diana.
"Wah... terimakasih. Ini namannya Alexa dan ini Anthony." Balas Diana memperkenalkan kedua anaknya.
"Anthony jangan iri ya? Karena di duluin sama adiknya." Kata Maria sembari terkekeh.
"Nggak apa-apa, Om, Tante. Yang penting adik saya bisa memberi pelangkah yang saya minta." Alexa mendengus ke arah kakaknya. Ingin sekali Alexa mencubit kakaknya yang sama sekali tak membantunya itu.
Setelah berbincang sebentar, mereka lalu beranjak ke meja makan. Di sela aktifitas mereka, tiba-tiba datang seorang pria yang wajahnya terlihat tak asing bagi Alexa. Dia tampan dan maskulin dengan bulu halus tipis yang menghias wajahnya. Pria tersebut tersenyum tipis serta menyalami yang ada di ruang makan satu persatu.
Untuk beberapa saat Alexa dan pria tersebut saling pandang saat tangan mereka berjabat.
"Ini Nicholas, anak saya. Nich, itu Alexa yang mau Papa jodohkan sama kamu." Ucap Henry memperkenalkan anaknya yang ternyata bernama Nicholas. "Gimana, cantik kan?"
Alexa hanya tersenyum simpul tanpa memandang ke arah mereka.
Setelah selesai acara makan. Lalu acara di lanjut ke ruang keluarga, di sana Charlie dan Henry berniat membahas masalah pertunangan dan pernikahan kedua anaknya. Namun, tiba-tiba Anthony harus pamit karena ada urusan bisnis.
Sedangkan Alexa dan Nicholas, mereka di paksa untuk mengobrol berdua di taman belakang. Supaya lebih mengenal satu sama lain. Alexa pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia akan berusaha berbicara masalah perjodohan ini pada Nicholas.
Sampai di taman belakang rumahnya Alexa langsung saja memulai pembicaraan. tanpa basa-basi terlebih dahulu.
"Kamu bukanya pacar dari cewek yang ngajak ribut aku di Klub kemarin, kan?" Nicholas tampak mengingat-ingat kejadian yang di bicarakan Alexa.
"Dengar... Jujur saja, aku gak setuju dengan perjodohan ini. Apalagi aku masih kuliah, dan masa depan ku itu masih panjang." Nicholas tampak cuek mendengarkan ocehan Alexa sambil mengambil rokok yang ada di sakunya.
"Terus, kamu kan juga sudah punya pacar kenapa kamu gak kenalin pacar kamu itu ke orang tua mu? Harusnya kamu itu nikah sama pacar kamu itu. Perjuangin hubungan kalian. Kasihan kan pacar kamu?"
Nicholas masih tetap cuek sambil menikmati rokoknya.
"Dia harus menanggung sakit hati akibat perjodohan yang bahkan gak kita harapkan ini. Aku juga perempuan dan aku tau perasaannya."
Alexa sedikit melebihkan ucapannya supaya cowok jangkung yang berdiri di depannya itu setuju dengan ucapan Alexa.
Nicholas lalu menghisap rokoknya dalam lalu menghembuskan asapnya ke langit.
"Siapa tadi nama kamu?"
"Alexa."
"Ok, Alexa. Awalnya memang aku juga tak menyetujui perjodohan ini, tapi..." Nicholas kembali menghisap rokoknya.
"Setelah kita bertemu, aku rasa... aku harus membuang jauh pikiran itu." Lanjutnya sambil tersenyum.
"Apaan sih! kamu itu udah punya pacar, ingat dong!". Alexa di buat bingung dengan sikap Nicholas yang terlihat sangat santai dan cuek itu.
Bisa-bisanya cowok tersebut berkata seperti itu ke Alexa.
"Papaku nggak menyukai wanita seperti dia."
"Dia pacar kamu! Terus kamu gak berusaha perjuangin hubungan kalian." Mendengar ucapan Alexa malah membuat Nicholas tertawa. Dan Alexa tentu saja semakin heran. Nicholas terlihat santai sekali membicarakan masalah tersebut.
"Buat apa, Alexa?" Tanya Nicholas yang masih terkekeh.
"Kamu itu benar-benar~" Ucapan Alexa terpaksa harus terhenti ketika mendengar suara Diana memanggilnya. Dan menyuruh mereka berdua untuk masuk ke ruang keluarga.
Alexa masih geram dengan tingkah Nicholas. Kenapa dia bisa sesantai itu? Padahal, awalnya Alexa berharap dia bisa membantu dan mendukung keputusannya. Tapi ternyata salah besar.
"Alexa, Nicholas... Kami sudah mendiskusikan pertunangan kalian yang akan di adakan minggu depan. Dan di lanjut dengan pernikahan kalian untuk, bulan depan."
Ujar Charlie menatap anak gadisnya dan juga Nicholas.
Alexa hanya bisa membulatkan matanya menahan kekesalan yang menumpuk di dadanya saat ini. Berbeda dengan Nicholas, cowok itu justru terlihat biasa saja mendengar ucapan Papa Alexa.
Setelah di rasa tak ada lagi yang ingin mereka bicarakan lalu keluarga Henry pamit pulang.
Setelah kepulangan mereka barulah Alexa meluapkan kekesalannya
"Pa, Ma! kenapa harus secepat itu sih? Kalian tau kan Alexa masih kuliah bahkan belum wisuda. Bahkan Alexa saja baru kenal anak teman Papa baru saja. Bagaimana bisa Alexa langsung menikah dengan dia?!" Ucap Alexa penuh emosi.
"Memangnya kenapa? yang sudah menikah terus kuliah juga banyak kok." Alexa merasa salah bicara dengan Papanya itu. Jawaban Papanya memang benar. Tapi, Alexa nggak boleh kalah.
"Tapi kan Alexa mau fokus kuliah dulu, Pa. Kalo harus menikah dan mengurus rumah tangga Alexa belum siap." Rengek Alexa.
"Alexa... kamu bukan lagi anak kecil, yang seharusnya kamu sudah tahu cara menghormati keputusan Papa. Bukan jadi pembangkang seperti ini." Ujar Charlie dengan nada meninggi.
"Tapi kali ini Alexa mohon, Pa. Papa dengerin pendapat Alexa." Sahut Alexa dengan nada tinggi pula. Alexa memang sangat keras kepala seperti Papanya. Dan Charlie sadar betul itu. "Alexa mohon." Ucap Alexa mulai melemah.
"Pokoknya keputusan ini harus kamu terima! Dan Papa nggak mau ada penolakan." Charlie lalu berdiri dan berjalan menuju kamarnya.
Diana yang sejak tadi hanya diam kini mendekati Alexa dan memeluk tubuh anak gadisnya. Air mata Alexa mengalir begitu saja, ia merasa selalu menjadi anak yang penurut. Tetapi kenapa ia masih tetap harus di paksa?
"Sudah, nggak apa-apa. Sekarang dengerin Mama... Keluarga Henry dan Maria itu baik, sayang. Mama dan Papa kenal dari dulu. Pasti Nicholas juga sama seperti mereka. Papa dan Mama hanya ingin yang terbaik untuk kamu." Ucap Diana mencoba menenangkan Alexa.
"Yang terbaik kata Mama?! Ini itu memaksa namanya, Ma. Alexa gak mau!"
"Alexa, Mama kasih tahu... Sesuatu yang belum pernah di jalani itu memang pasti terasa berat. Tapi, seiring berjalamnya waktu kamu akan bisa merimanya. Kamu percaya deh sama Mama." Diana mengelus lembut lengan Alexa.
Alexa yang masih tertutup emosi memilih untuk langsung masuk ke kamarnya tanpa menjawab perkataan dari Mamanya.
Alexandria Valeria Louis
Nicholas Imanuel Douglas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
astri rory ashari
boleh juga visualnya😘
2021-02-11
0
lintang berseri
bilang ajah mah, Alexa nanti si Nick bakal jadi bucin gitu 😂😂😂
visualnya si Nico haduh, takut digigit sama vanpir
2020-11-13
0
ShanOh
Loh ini edward cullen di film twilight 😂😂 jdi kangen film nya😂
2020-10-03
4