Bab 19

Pesta ulangtahun ke tujuh belas Baskara berlangsung meriah. Pesta itu dilangsungkan di belakang kediaman orangtua Baskara, tepatnya di tepi kolam renang. Teman-teman sekelas Baskara hampir semua datang, sebagian juga dari kelas lainnya dan beberapa teman ekskul basketnya.

Beruntung orangtua Baskara tidak ikut campur dalam ulangtahun putranya, mereka memilih untuk pergi menghadiri pertemuan sesama sejarawan di ibukota. Dan, untunglah tanggal lahir Baskara diwaktu yang sama.

Maka perayaan lengkaplah sudah. Ia pasti sudah membayangkan bagaimana merayakan usia tujuh belas tahunnya dengan gegap gempita dan penuh kebebasan.

Setelah acara tiup lilin dan potong kue selesai, semua orang mulai berpencar, sibuk menikmati setiap hidangan lezat yang disajikan pemilik rumah. Beberapa orang memilih menikmati musik EDM dari alat musik synthesizer yang dibawa salah satu siswa.

Suara musik mengentak rumah besar itu. Orangtua Baskara memang orang berada, rumahnya gedongan di perumahan elite Hytte.

Aku yang sudah datang sejak acara belum dimulai, memilih duduk di ayunan besi di pinggir kolam sembari memegang es krim yang aku ambil sejak tadi. Entah kenapa aku tidak berselera menikmati gegap gempita pesta ini. Karena tidak aku pungkiri, meski Baskara adalah sahabatku sejak SMP. Ia sudah memiliki tambatan hati. Asih menemaninya sejak tadi, menghalangi para gadis lain untuk beramah tamah dengan Baskara. Sedangkan Baskara senang-senang saja, pacarnya cantik, bening, dan memberinya kado istimewa. Sebuah ciuman.

"Mbak Lilah capek?" tanya Pandu. Ia menyipitkan matanya lalu duduk di sebelahku. Tangannya membawa banyak makanan.

Bocah SD ini terlihat paling muda disini, tapi polahnya sanggup membuat remaja SMA tertawa.

Aku mengangkat bahu tak peduli.

"Kata Ayahanda kalau Mbak capek kita pulangnya tidak boleh malam-malam." ujar Pandu, satu suapan roti masuk ke mulutnya.

"Buatan Oma ini Mbak, ayo makan!" Pandu menyodorkan roti yang aku tahu itu memang buatan bakery shop milik Oma Laura.

"Mbak gak laper!"

"Mbak Lilah kenapa? Apa karena mas Baskara udah punya pacar? Mbak jadi kehilangan sahabat!"

"Brisik!"

Pandu terkekeh kecil, ia menganggukkan kepalanya seolah memahami pikirannya sendiri.

"Kenapa, Ndu?" tanyaku heran.

"Mbak Lilah nungguin cowok yang kemarin malam dibicarakan Ayahanda dan Ibunda ya? Mas Revi."

Aku menoleh, menatap Pandu penuh minat.

"Emang apa yang dibicarakan Ayahanda dan Ibunda? Kamu nguping?" tanyaku heran, bocah ini kelakuannya emang gak punya sopan santun. Gimana kalau Pandu juga nguping ketika Ibunda dan Ayahanda sedang 'anu', hiii... Pasti pikiran bocah ini sudah terkontaminasi oleh suara-suara aneh dari kamar Ayahanda.

"Mbak Lilah ini gak pernah berpikir positif ya? Aku memang ada diantara mereka waktu orangtua kita membicarakan mas Revi!" jawab Pandu dengan keras kepala.

"Oke, terus apa yang dibicarakan mereka?" tanyaku penasaran.

"Katanya Ibunda, mas Revi lumayan." jawab Pandu serius, "Lumayan?" tanyaku lagi

"Lumayan bikin Ayahanda senewen." lanjut Pandu yang membuatku memiting lehernya. Pandu tergelak sambil meronta-ronta.

"Lepas Mbak. Ibunda bisa sedih kalau aku mati kehabisan nafas karena ulah anak kesayangannya!"

"Huh..." Aku menghela nafas. Senewen? Apa artinya Ayahanda tidak suka dengan Revi.

"Terus apalagi yang mereka bicarakan tentang mas Revi?" tanyaku lagi setelah melepas leher Pandu. Pandu meraba-raba lehernya, ia tersenyum lebar lantas berkata, "Mbak jadi sparring partner taekwondo aku aja gimana? Lumayan rasanya!"

Aku tidak menggubris perkataan Pandu, dia memang ikut dalam ekskul taekwondo. Walaupun masih memegang sabuk putih, tendangan ap chaginya sudah mampu membuat Suryawijaya terhuyung, ambruk. Lalu, demam semalaman.

"Banyak... Aku cuma menyimpulkan hasil pembicaraannya. Kalau mas Revi mau mendekati Mbak Lilah, mas Revi harus bersedia menerimamu, menerimamu sepenuhnya."

Bocah!!! Ia memanyunkan bibirnya, segara saja aku menepis bahunya.

"Tak keplak lho!"

Pandu tertawa terbahak-bahak, "Sebenarnya pacar Mbak siapa saja? Mas Bimo atau mas Revi?"

Pandu menunjuk kepada Bimo yang duduk bersama Suryawijaya. Kedekatan dua musuh bebuyutan itu sekarang terjalin mesra. Mungkin karena Bimo dan aku sekarang juga menjadi teman. Maka Suryawijaya juga menganggunya teman yang sefrekuensi.

Kata Suryawijaya, Bimo banyak bertanya tentang gerakan-gerakan tari dan berbagai macam ilmu kejawen yang Suryawijaya pahami.

"Pacar Mbak cuma satu, mas Revi!"

"Oh..." Pandu mengangguk paham, ia menarik tanganku dengan cepat. Dengan terseok-seoak aku mengikuti langkahnya.

"Mas Bimo! Mbak Lilah udah punya pacar!" ujar Pandu seketika. Bimo yang merasa terpanggil tersentak. Dengan heran ia menatapku dari atas ke bawah. Menilai seperti biasa yang ia lakukan.

"Terus mas harus apa kalau Mbak Lilah sudah punya pacar, Raden Mas Pandu Mahendra?" tanya Bimo tak acuh.

"Mas Bimo gimana to? Aku tahu lho isi hati mas Bimo! Alasan-alasan kenapa mas Bimo belajar menari!" ujar Pandu lantang.

Bocah! Bocah! Meskipun Ayahanda memahami kelebihanmu yang satu itu, tapi gak seharusnya dia memojokkan seseorang atas persepsinya.

"Udah, Ndu! Udah!" sergah Suryawijaya cepat.

Pandu cemberut, ia menatap Bimo penuh sebal sebelum pergi ke lantai hiburan.

Aku mendengus, lalu duduk disela-sela Suryawijaya dan Bimo.

"Kalian mau pesta atau mau rapat?" tanyaku heran. Sejak pesta dimulai, dua laki-laki muda ini tampak mengasingkan diri dari keramaian pesta. Sedangkan yang lainnya sudah hanyut dalam hentakan musik EDM sembari berjoget ria. Beberapa orang yang memiliki pasangan memilih duduk berdua, sesekali mengecup bibir pasangannya lalu tersenyum manis tanpa menanggung beban.

Aku sedikit risi melihatnya, tapi dosa juga ditanggung pelakunya.

"Mbak sendiri juga kenapa menyendiri? Apa karena laki-laki itu tidak menemanimu?" ujar Suryawijaya tanpa ekspresi.

"Karena kalian sudah menemaniku, jadi kenapa laki-laki itu perlu menemaniku! Kamu juga diminta Ayahanda untuk menjagaku." jawabku sambil mengeluarkan ponsel dari dalam sling bag ku.

Aku membuka aplikasi WhatsApp. Tak terlihat satupun pesan dari Revi. Sepercik rasa gelisah mengisi rongga dadaku.

Kemana Revi? Apa dia marah karena aku memilih pergi bersama keluargaku dan mengabaikan tawarannya untuk datang bersama. Lalu bagaimana jika hadiah untuk Baskara nanti diungkit-ungkit kembali dan Revi meminta uangnya kembali. Aku menggeleng tegas. Pasti Revi tidak begitu, ia pasti memahami posisiku sekarang.

"Ayo ke dalam, mas Baskara pasti ingin bertemu dengan kita." ajak Suryawijaya, ia membantuku berdiri.

"Kalian duluan, aku masih butuh satu rokok'an." ujar Bimo.

"Jangan banyak-banyak, nanti mati muda!" ujarku memperingatkan.

Bimo tersenyum kecil. Aku dan Suryawijaya meninggalkannya bersama kepulan asap rokok.

Tiba di dalam ruangan cukup luas Baskara tersenyum saat melihatku. Ia merentangkan kedua tangannya, meninggalkan Asih yang asyik menikmati irama musik yang mengalun merdu.

"Gak ada bonus pelukan buat aku, ndoro putri?" tanya Baskara. Ia menyeringai jail. Asih hanya tersenyum melihat Baskara berkata seperti itu. Tidak cemburu atau cemberut lalu marah-marah tidak jelas.

"Gak mau. Pelukanmu sudah bekas!" ujarku bercanda, bahkan aku tidak menolak saat Baskara memelukku.

"Terimakasih kadonya, tapi aku jijik dengan tulisanmu!" ujar Baskara.

Aku tertawa karena aku menulisnya sesuai permintaan Revi, 'Dalilah dan pacar tersayang' tapi tawaku langsung memudar ketika suara itu menggema seisi ruangan.

...Happy Reading 🥰...

Terpopuler

Comments

maytrike risky

maytrike risky

Ya ampun😭

2023-10-24

0

maytrike risky

maytrike risky

Wkwkwkwk🤣🤣bengek

2023-10-24

0

Eka Suryati

Eka Suryati

dalilah, kemana cintamu kan berlabuh, semoga tak berlabuh pada hati yg salah

2021-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21.
22 Bab 22.
23 Bab 23.
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30.
31 Bab 31.
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34.
35 Bab 35.
36 Bab 36.
37 Bab 37.
38 Bab 38.
39 Bab 39.
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42.
43 Bab 43.
44 Bab 44.
45 Bab 45.
46 Bab 46.
47 Bab 47.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab 51.
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54
55 Bab 55.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58
59 Bab 59.
60 Bab 60.
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65.
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74.
75 Bab 75
76 Bab 76.
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84.
85 Bab 85.
86 Bab 86.
87 Bab 87.
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92.
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95.
96 Bab 96.
97 Bab 97.
98 Bab 98.
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104.
105 Bab 105.
106 Bab 106.
107 Bab 107
108 Season 2. Bab 1
109 Season 2. Bab 2
110 Season 2. Bab 3
111 Season 2. Bab 4
112 Season 2. Bab 5
113 Season 2. Bab 6
114 Season 2. Bab 7
115 Season 2. Bab 8
116 Season 2. Bab 9
117 Season 2. Bab 10
118 Season 2. Bab 11
119 Season 2. Bab 12
120 Season 2. Bab 13
121 Season 2. Bab 14
122 Season 2. Bab 15.
123 Season 2. Bab 16
124 Season 2. Bab 17
125 Season 2. Bab 18
126 Season 2. Bab 19
127 Season 2. Bab 20
128 Season 2. Bab 21
129 Season 2. Bab 22
130 Season 2. Bab 23
131 Season 2. Bab 24
132 Season 2. Bab 25
133 Season 2. Bab 26
134 Season 2. Bab 27
135 Season 2. Bab 28
136 Season 2. Bab 29
137 Season 2. Bab 30
138 Season 2. Bab 31
139 Season 2. Bab 32
140 Season 2. Bab 33
141 Season 2. Bab 34
142 Season 2. Bab 35
143 Season 2. Bab 36
144 Season 2. Bab 37
145 Season 2. Bab 38.
146 Season 2. Bab 39
147 Season 2. Bab 40
148 Season 2. Bab 41
149 Season 2. Bab 42
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21.
22
Bab 22.
23
Bab 23.
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30.
31
Bab 31.
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34.
35
Bab 35.
36
Bab 36.
37
Bab 37.
38
Bab 38.
39
Bab 39.
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42.
43
Bab 43.
44
Bab 44.
45
Bab 45.
46
Bab 46.
47
Bab 47.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab 51.
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54
55
Bab 55.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58
59
Bab 59.
60
Bab 60.
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65.
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74.
75
Bab 75
76
Bab 76.
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84.
85
Bab 85.
86
Bab 86.
87
Bab 87.
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92.
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95.
96
Bab 96.
97
Bab 97.
98
Bab 98.
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104.
105
Bab 105.
106
Bab 106.
107
Bab 107
108
Season 2. Bab 1
109
Season 2. Bab 2
110
Season 2. Bab 3
111
Season 2. Bab 4
112
Season 2. Bab 5
113
Season 2. Bab 6
114
Season 2. Bab 7
115
Season 2. Bab 8
116
Season 2. Bab 9
117
Season 2. Bab 10
118
Season 2. Bab 11
119
Season 2. Bab 12
120
Season 2. Bab 13
121
Season 2. Bab 14
122
Season 2. Bab 15.
123
Season 2. Bab 16
124
Season 2. Bab 17
125
Season 2. Bab 18
126
Season 2. Bab 19
127
Season 2. Bab 20
128
Season 2. Bab 21
129
Season 2. Bab 22
130
Season 2. Bab 23
131
Season 2. Bab 24
132
Season 2. Bab 25
133
Season 2. Bab 26
134
Season 2. Bab 27
135
Season 2. Bab 28
136
Season 2. Bab 29
137
Season 2. Bab 30
138
Season 2. Bab 31
139
Season 2. Bab 32
140
Season 2. Bab 33
141
Season 2. Bab 34
142
Season 2. Bab 35
143
Season 2. Bab 36
144
Season 2. Bab 37
145
Season 2. Bab 38.
146
Season 2. Bab 39
147
Season 2. Bab 40
148
Season 2. Bab 41
149
Season 2. Bab 42

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!