Bab 16

"Lho... Mbak Lilah mau pergi lagi? Bukannya dari kemarin udah keluar rumah terus ya, mau kemana lagi? Sudah makan siang?"

Aku melupakan fakta jika Ibunda ini bisa muncul kapan saja dan dimana saja. Termasuk sekarang ini saat aku menunggu dengan gelisah di depan kamarku.

"Lilah mau beli kado untuk Baskara, Bunda." ujarku sambil melihat layar ponselku. Revi masih belum menghubungiku, padahal tadi sepulang sekolah dia sudah berjanji untuk menjemputku di rumah.

Ibunda lantas duduk di sampingku, merapikan rambutku yang panjang.

"Di ikat Mbak, atau potong rambut."

Aku menggeleng cepat. Revi menyukai rambutku yang panjang, katanya lebih romantis untuk dielus sambil mengucapkan kalimat sayangggg lebih panjang dan dalam.

"Kenapa?" tanya Ibunda penasaran.

"Ibunda pernah jatuh cinta?" tanyaku sambil menunggu Revi datang. Tidak mungkin juga aku menjawab jika aku memanjangkan rambutku karena Revi. Ibunda pasti akan tertawa konyol karena jawabanku.

Ibunda mengerutkan keningnya, lalu dengan penuh minat, Ibunda merangkulku.

"Mau tahu siapa cinta pertama Ibunda?" Ibunda menoleh kepadaku saat aku masih menatap lekat layar ponselku.

"Lihat Ibunda kalau diajak bicara Mbak! Jangan lupa unggah-ungguh dalam berbicara!" ujar Ibunda dengan nada memperingatkan. Aku menaruh ponselku dan segera menatap Ibunda.

"Maaf, Ibunda." ujarku menyesal.

"Nungguin siapa Mbak, kelihatannya Mbak gelisah banget!"

Aku tersenyum tipis, "Mas Revi, Bun!"

Ibunda tertawa kecil, "Jadi mau pergi sama mas Revi? Bunga yang di vas kaca di kamar Mbak itu juga bunga dari mas Revi?"

Aku mengangguk mantap, "Jadi siapa cinta pertama Ibunda? Pasti Ayahanda." tebakku langsung.

Ibunda menggeleng sambil tersenyum, "Ayahanda adalah cinta kedua Ibunda. Cinta terakhir! Cinta pertama Ibunda adalah Om Nanang."

Aku membelalakkan mata, "Om Nanang?" tanyaku tak percaya, "Om Nanang adik Ayahanda? Om Nanang yang slalu menjemputku di sekolah?"

Ibunda mengangguk sambil tersenyum kecut, "Iya... Kami mempunyai kenangan indah masa lalu, tapi itu sudah lama sekali saat Ibunda dan Om Nanang berusia belasan tahun. Semua anggota keluarga sepakat untuk tidak membahasnya lagi, apalagi kami sudah mempunyai kehidupan rumah tangga sendiri. Hanya saja karena Mbak Lilah bertanya, Ibunda harus menjawabnya dengan jujur."

Om Nanang? Jomblowan dengan ketampanan maksimal itu adalah mantan kekasih Ibunda.

Jadi selama ini, keterlibatan Om Nanang dalam duniaku ada sangkut pautnya dengan Ibunda. Sungguh mencengangkan fakta ini. Pelukanku adalah pelukan hangat yang mengingatkan Om Nanang kepada Ibunda.

"Kaget ya?" tanya Ibunda, masih dengan senyuman yang manis. Sama sekali tidak keberatan membicarakan mantan kekasihnya di depan putrinya yang menjadi korban atas nama cinta lama belum kelar.

"Lilah gak kaget, Lilah cuma gak nyangka kalau Om Nanang, Ayahanda dan Ibunda terlibat dalam cinta segitiga! Itu memusingkan kepala, Bun." uraiku panjang dengan wajah penuh tanda tanya besar.

Ibunda tertawa kecil, "Terlalu banyak tahu membuatmu tidak bisa tidur nyenyak Mbak!" Setelah mengucapkan itu, Ibunda berlalu begitu saja tanpa menjelaskan lebih detail mengenai perjalanan cintanya.

Sekarang yang aku pikirkan adalah Om Nanang. Apa Om ku itu menganggapku sebagai miniatur Ibunda? Kalau iya, sungguh betapa tidak nyamannya aku.

Om Nanang dengan segala fantasinya tentang Ibunda! Membuatku menjadi pelampiasan cintanya. Tanpa sadar aku bergidik ngeri.

***

Lima belas menit kemudian, Revi datang ke rumah. Ia membantuku mengenakan helm. Sungguh, yang begini saja membuatku berbunga-bunga.

"Jadi mau cari apa tuan putri?" tanya Revi sebelum naik ke motornya.

"Sepatu!" jawabku singkat.

"Beruntung juga Baskara punya sahabat sejati kayak kamu!"

Aku tertawa garing, "Apa kamu gak beruntung karena berhasil memacariku?"

Revi tersenyum samar, "Aku sudah berusaha, jika aku berhasil memacarimu itu adalah buah dari usahaku." Ia naik ke atas motornya lalu memintaku untuk naik ke atas motor.

Revi menggeber motornya keluar dari gerbang rumah.

Seperti motor sport pada umumnya, jok motor ini sedikit nungging. Pinggangku pasti akan pegal-pegal jika berjam-jam harus duduk canggung di atas motornya sembari menjaga jarak aman.

"Aku ini pacarmu atau tukang ojek! Jauh amat duduknya." protes Revi saat kami berhenti di perempatan jalan.

"Terus mau kamu apa? Lagian gak mungkin aku peluk kamu? Kalau Ayahanda lihat gimana? Kamu gak malu?" sanggahku cepat.

Terlihat Revi mendengus kesal, "Paling gak pegang punggungku, kalau aku ngebut terus kamu terjungkal gimana? Aku juga yang kena marah paduka raja."

Revi menggeber motornya saat lampu merah berganti dengan lampu hijau.

Aku mendesis dan terpekik ketika merasa hampir terjungkal, segera saja aku memegangi punggung Revi demi mempertahankan masa depan.

Motor besar ini melesat di penghujung sore. Setengah jam kemudian motor Revi berhenti di area parkir sebuah mall. Aku tersenyum simpul. Mall milik keluarga.

Aku turun dari motor dengan susah payah. Lalu membuka helm dan menyerahkannya pada Revi.

"Kamu punya motor bebek gak?" tanyaku penasaran.

"Emang bebek bisa di tunggangi?"

Revi menyeringai jail, ia menatapku. Dengan tangan luwes ia merapikan rambutku. Aku lantas tersipu malu.

Tuhan, apa aku terburu-buru menyimpulkan jika ini cinta. Semoga aku tidak salah langkah. Jika iya, tolong salahkan saja hatiku yang menyukai sesuatu yang tak kasat mata seperti cinta.

"Ayo buruan masuk. Aku gak bisa bawa kamu sampai larut malam soalnya!" Revi menggandeng tanganku, dengan sikap malu-malu, aku mengikutinya. Ia pasti tahu betul dimana aku harus membeli sepatu untuk Baskara.

Benar saja, ia membawaku ke salah satu store penjual sepatu anak muda.

Revi melepas tanganku, lalu dengan asyik melihat sepatu yang di display.

"Boys will be boys." gumamku sembari memilih sepatu untuk Baskara. Dia menyukai sesuatu yang hype. Maka sepatu model kekinian adalah pilihannya.

"Udah dapet?" tanya Revi setelah selesai melihat-lihat sepatu yang bertengger manis di etalase. Terlihat ia juga membawa satu kardus besar sepatu bermerk terkenal.

"Udah." jawabku sembari menunjuk kardus sepatu yang sedang disiapkan oleh pramuniaga.

"Yaudah sini aku bayar sekalian!" ujar Revi sambil menghampiri pramuniaga.

Aku melongo, dengan cepat aku menolak permintaan Revi.

"Jangan! Itu kado dariku untuk Baskara. Kalau kamu yang bayar itu artinya kado darimu!"

"Sama aja! Kita kan pacaran! Nanti kartu ucapannya di tulis, dari Dalilah dan pacar tersayang!"

"Pengki!" batinku bersungut-sungut.

Tak berapa lama kemudian, dua sepatu pesanan Revi siap dibawa pulang. Laki-laki itu tersenyum manis seraya menenteng dua paper bag di tangan kanannya.

"Sekarang cari sepatu buat kamu!"

Hening sejenak. Aku menatap Revi dengan pandangan bingung. Apa aku tidak salah dengar? Uang jajan cowok ini berapa sih? Dua sepatu itu saja sudah habis satu juta lebih. Sekarang dengan entengnya mau membelikan aku sepatu juga. Kenapa tidak sedaritadi nawarinya. Kan aku juga bisa milih!

Terpopuler

Comments

maytrike risky

maytrike risky

Mas nanang😭

2023-10-24

0

bunga cinta

bunga cinta

jangan jangan jodoh lilah om nanang

2023-01-27

1

‼️n

‼️n

ealah.....ternyata mb lillah jg mo sepatu to????

2022-08-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21.
22 Bab 22.
23 Bab 23.
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30.
31 Bab 31.
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34.
35 Bab 35.
36 Bab 36.
37 Bab 37.
38 Bab 38.
39 Bab 39.
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42.
43 Bab 43.
44 Bab 44.
45 Bab 45.
46 Bab 46.
47 Bab 47.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab 51.
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54
55 Bab 55.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58
59 Bab 59.
60 Bab 60.
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65.
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74.
75 Bab 75
76 Bab 76.
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84.
85 Bab 85.
86 Bab 86.
87 Bab 87.
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92.
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95.
96 Bab 96.
97 Bab 97.
98 Bab 98.
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104.
105 Bab 105.
106 Bab 106.
107 Bab 107
108 Season 2. Bab 1
109 Season 2. Bab 2
110 Season 2. Bab 3
111 Season 2. Bab 4
112 Season 2. Bab 5
113 Season 2. Bab 6
114 Season 2. Bab 7
115 Season 2. Bab 8
116 Season 2. Bab 9
117 Season 2. Bab 10
118 Season 2. Bab 11
119 Season 2. Bab 12
120 Season 2. Bab 13
121 Season 2. Bab 14
122 Season 2. Bab 15.
123 Season 2. Bab 16
124 Season 2. Bab 17
125 Season 2. Bab 18
126 Season 2. Bab 19
127 Season 2. Bab 20
128 Season 2. Bab 21
129 Season 2. Bab 22
130 Season 2. Bab 23
131 Season 2. Bab 24
132 Season 2. Bab 25
133 Season 2. Bab 26
134 Season 2. Bab 27
135 Season 2. Bab 28
136 Season 2. Bab 29
137 Season 2. Bab 30
138 Season 2. Bab 31
139 Season 2. Bab 32
140 Season 2. Bab 33
141 Season 2. Bab 34
142 Season 2. Bab 35
143 Season 2. Bab 36
144 Season 2. Bab 37
145 Season 2. Bab 38.
146 Season 2. Bab 39
147 Season 2. Bab 40
148 Season 2. Bab 41
149 Season 2. Bab 42
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21.
22
Bab 22.
23
Bab 23.
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30.
31
Bab 31.
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34.
35
Bab 35.
36
Bab 36.
37
Bab 37.
38
Bab 38.
39
Bab 39.
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42.
43
Bab 43.
44
Bab 44.
45
Bab 45.
46
Bab 46.
47
Bab 47.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab 51.
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54
55
Bab 55.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58
59
Bab 59.
60
Bab 60.
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65.
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74.
75
Bab 75
76
Bab 76.
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84.
85
Bab 85.
86
Bab 86.
87
Bab 87.
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92.
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95.
96
Bab 96.
97
Bab 97.
98
Bab 98.
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104.
105
Bab 105.
106
Bab 106.
107
Bab 107
108
Season 2. Bab 1
109
Season 2. Bab 2
110
Season 2. Bab 3
111
Season 2. Bab 4
112
Season 2. Bab 5
113
Season 2. Bab 6
114
Season 2. Bab 7
115
Season 2. Bab 8
116
Season 2. Bab 9
117
Season 2. Bab 10
118
Season 2. Bab 11
119
Season 2. Bab 12
120
Season 2. Bab 13
121
Season 2. Bab 14
122
Season 2. Bab 15.
123
Season 2. Bab 16
124
Season 2. Bab 17
125
Season 2. Bab 18
126
Season 2. Bab 19
127
Season 2. Bab 20
128
Season 2. Bab 21
129
Season 2. Bab 22
130
Season 2. Bab 23
131
Season 2. Bab 24
132
Season 2. Bab 25
133
Season 2. Bab 26
134
Season 2. Bab 27
135
Season 2. Bab 28
136
Season 2. Bab 29
137
Season 2. Bab 30
138
Season 2. Bab 31
139
Season 2. Bab 32
140
Season 2. Bab 33
141
Season 2. Bab 34
142
Season 2. Bab 35
143
Season 2. Bab 36
144
Season 2. Bab 37
145
Season 2. Bab 38.
146
Season 2. Bab 39
147
Season 2. Bab 40
148
Season 2. Bab 41
149
Season 2. Bab 42

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!