Bab 14

Sepanjang malam aku tidak sabar menunggu datangnya pagi. Aku penasaran setengah mati dengan apa yang di lakukan Revi sepanjang hari Minggu dan tidak menghubungiku!

Ada-ada saja perasaan ini. Padahal dia ini hanyalah masalah besar bagiku. Dan, payahnya lagi aku ini hanya pacarnya dari hasil taruhan. Tapi, aku tidak peduli, aku tetap akan menemuinya di sekolah.

***

Pagi sudah datang, aku sudah siap untuk pergi ke sekolah sebelum waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Seperti biasa, aku akan diantar oleh Ayahanda atau Om Nanang.

Dan, kali ini Ayahanda yang mengantarku sekolah. Aku senang karena Ayahanda masih menyempatkan diri meluangkan waktu bersamaku di tengah pekerjaannya yang membludak.

"Gimana sekolahnya? Seru?" tanya Ayahanda.

"Seru banget Ayahanda. Lilah jadi anggota OSIS lagi. Dan... Ayahanda pasti terkejut jika Lilah memilih ekskul basket sebagai kegiatan non pelajaran formal di sekolah."

Ayahanda tertawa kecil, beliau mengangguk sambil tetap fokus mengemudi.

"Jadi apa ada tujuan lain selain memilih basket sebagai kegiatan ekskul Mbak?" tanya Ayahanda.

Aku mengangkat bahu, tidak mungkin kan aku bilang kepada Ayahanda jika aku mempunyai pacar seorang pebasket inti sekolah. Bisa jadi Ayahanda akan mengerahkan seluruh pengawalnya untuk menjagaku.

Tapi Ayahanda cukup realistis. Beliau pasti juga sudah tahu kalau laki-laki kemarin yang dipanggilnya dengan sebutan anak muda memiliki ketertarikan pada putrinya.

"Ayahanda membebaskan Dalilah kan? Lagipula Lilah pasti fokus pada pelajaran inti."

Senyum Ayahanda semakin lebar dengan mata sipit berkerut yang terlihat berbinar-binar.

"Ayahanda slalu membebaskanmu dalam hal apapun, termasuk urusan sekolahmu. Tapi perlu Mbak Lilah ingat, Mbak sudah remaja. Mungkin sebentar lagi Mbak tahu rasanya gimana jatuh cinta."

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, "Ehm... Kenapa Ayahanda dan Ibunda kompak membicarakan tentang jatuh cinta? Apa Lilah sudah pantas jatuh cinta?" ujarku skeptis.

Ayahanda terlihat senang, tapi juga terlihat gurat kekhawatiran yang kentara diwajahnya.

"Jatuh cinta adalah hal yang wajar, Mbak. Tidak bisa di sangkal, itu perasaan murni yang tumbuh di hati manusia. Ayahanda pun tidak akan melarang Mbak Lilah jika jatuh cinta nanti. Hanya saja, Mbak harus memahami kalau keluarga kita adalah keluarga terpandang. Yang berarti, ada yang harus Mbak Lilah jaga, yaitu harga diri."

Aku mengangguk patuh. Sampai akhirnya, kami sampai di depan gerbang sekolah.

Aku mencium punggung tangan Ayahanda, "Ayahanda jangan lupa makan tepat waktu, satu lagi, Ayahanda jangan kerja terus nanti tipes." uraiku panjang.

Ayahanda tersenyum dan mengangguk, "Mbak Lilah juga ya. Jangan telat makan. Nanti kalau bukan Ayahanda yang jemput berarti om Nanang yang akan menjadi sopir pribadi Mbak Lilah." ujar Ayahanda berkelakar.

Aku mengangguk dan keluar dari dalam mobil, ku lambaikan tangan saat mobil Ayahanda sudah melaju pergi dari hadapanku.

Pagi ini sudah hampir menunjukkan pukul tujuh, tandanya sebentar lagi bell masuk berbunyi. Maka sudah banyak siswa-siswi yang berjalan menuju ruang kelas masing-masing dengan tergesa-gesa.

Begitu juga aku, tapi sebelum aku masuk ke dalam kelasku. Aku menemui Revi terlebih dahulu. Ia memanggilku dengan panggilan tuan putri seperti biasanya.

"Ada apa?" tanyaku.

"Kangen sama kamu." ujarnya sambil tersenyum, "Nanti ke kantin bareng ya, aku jemput di kelasmu!"

Aku hanya memutar bola mataku jengah melihat sikap pemaksanya. Tapi tidak ku pungkiri, aku senang melihatnya.

"Okelah, lagian ada yang mau aku bicarakan. Tentang kita!"

Revi tertawa kecil, "Serius nih kayaknya. Okelah tuan putri. Aku balik ke kelas dulu udah masuk. Belajar yang rajin biar pinter!" ujar Revi sambil lalu.

Aku berdecih. Kalaupun aku pinter yang patut bangga itu orangtuaku, bukan kamu pacar gadungan!

***

Aku menatap si pengki dengan heran, ia memang menjemputku di kelas saat bel istirahat berbunyi. Tapi, si pengki ini jelas hanya mengacuhkanku di depan teman-temannya yang lain.

"Aku mau bicara! Tapi kenapa kamu sibuk sendiri sih!" ujarku sambil cemberut. Tahu gitu tadi aku memilih istirahat bareng Bimo atau Baskara.

"Sebentar lagi tuan putri, kita lagi bahas latihan band ini. Kamu mau ikut?" tanya Revi melihatku sebentar.

"Latihan band? Dimana?" tanyaku penasaran.

Revi tersenyum, "Di studio musik, di rumah. Kalau kamu mau ikut, kita bisa bicara nanti sekalian."

Aku mendengus kesal. Latihan band di rumah bersama satu Genk si pengki. Sudah jelas, yang ada aku cuma dicuekin lagi dan ia sibuk sendiri dengan alat musiknya.

Aku menggeleng keras kepala lalu berdiri, "Gak mau, disini aja udah di cuekin, apalagi dirumah nanti. Lagipula aku mau bicara soal kita, mas!"

"Oke kita bicara, tapi gak disini. Ayo ikut aku."

Revi menarik tanganku, entah mau dibawa kemana, aku hanya menurutinya. Ini penting, karena aku ingin meluruskan kembali lagi siapa aku dan Revi. Kita pacaran karena taruhan, dan aku mempunyai ide untuk menyudahi taruhan ini dengan taruhan lagi.

Revi merogoh kantong celananya, ia mengambil kunci dan membuka ruang OSIS yang terletak di ujung ruangan. Ruangan yang jarang di pakai kecuali jika memang ada rapat OSIS atau kegiatan yang berhubungan dengan ke-OSIS-an.

"Kenapa disini? Ini terlalu sepi! Aku gak mau dianggap macam-macam jika ada yang melihat kejadian ini!" ujarku galak. Aku khawatir, karena ruangan ini benar-benar sepi dan jauh dari jangkauan siswa lain.

Revi menarik kursi kayu, ia menyuruhku untuk duduk dan menutup pintunya.

"Gak ada yang ganggu, lagian kita akan membicarakan tentang kita bukan. Aku rasa kita butuh ruang privasi biar tidak ada yang mengganggu kita!" ujar Revi santai.

"Kamu gila ya! Kalau butuh ruang privasi itu ya di luar sekolah. Lagian aku cuma mau bilang sudahi taruhan ini! Aku gak suka sama kamu dan ini buang-buang waktu!" ucapku langsung.

"Terus kamu sukanya sama siapa? Bimo? Laki-laki yang kemarin datang ke rumahmu? Laki-laki yang membuatmu salah tingkah karena tersenyum kepadamu saat kamu menari?"

Mataku membulat sempurna. Jadi Revi tahu semuanya? Revi tahu bahwa Bimo kemarin bersama ku dan keluarga ku, makanya ia memilih untuk tidak menghubungiku.

Aku memejamkan mataku, berusaha menelusuri perasaanku sendiri. Hasilnya nihil, aku tidak mencintai keduanya. Bimo ataupun Revi belum menyentuh hatiku saat ini. Aku masih mencintai diriku sendiri dan Revi seketika membuang nafas panjang.

"Gak bisa jawab kan? Itu artinya aku masih ada kesempatan untuk membuatmu jatuh cinta. Aku dan kamu hanya perlu mencobanya. Paling tidak jangan menjauhiku atau menghindariku. Kamu hanya perlu bersikap biasa-biasa saja. Dan, aku akan merebut hatimu, Dalilah."

Dan, aku mendelik, sedangkan seringai Revi berubah menjadi keseriusan.

"Ini gak akan berhasil, mas. Kamu tahu itu!"

"Pelan-pelan, Lilah. Bahkan kita sudah berkencan untuk pertama kalinya. Tidakkah itu sudah langkah yang tepat untuk memulai sebuah hubungan?"

Duh, Gusti. Ribet banget sih. Kalau aku benar-benar cinta sama si pengki gimana nanti? Aku bakal menjadi si bodoh yang mencintainya.

"Jadi ayo... buat semuanya mudah. Ayo saling jatuh cinta." ujar Revi sambil tersenyum.

"Jatuh cinta itu perasaan murni, orang gak bisa memilih dengan siapa akan jatuh cinta. Apalagi kamu memaksanya! Itu jelas gak berhasil!" sahutku kesal.

"Kamu lupa ya, witing tresno jalaran soko kulino. Makanya kasih aku kesempatan. Akan aku buat kamu jatuh cinta sama aku."

"Terserah!"

...Happy Reading 🥰...

Terpopuler

Comments

anonim

anonim

si Pengki datang ke rumah Lilah tahu ada Bimo jadi urung niatnya ketemu Lilah ya...

2024-02-07

0

maytrike risky

maytrike risky

Eh? Ada yg cemburu ternyata

2023-10-24

1

Y

Y

awas perasaan jangan buat coba coba ya nak anak

2022-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21.
22 Bab 22.
23 Bab 23.
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30.
31 Bab 31.
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34.
35 Bab 35.
36 Bab 36.
37 Bab 37.
38 Bab 38.
39 Bab 39.
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42.
43 Bab 43.
44 Bab 44.
45 Bab 45.
46 Bab 46.
47 Bab 47.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab 51.
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54
55 Bab 55.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58
59 Bab 59.
60 Bab 60.
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65.
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74.
75 Bab 75
76 Bab 76.
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84.
85 Bab 85.
86 Bab 86.
87 Bab 87.
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92.
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95.
96 Bab 96.
97 Bab 97.
98 Bab 98.
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104.
105 Bab 105.
106 Bab 106.
107 Bab 107
108 Season 2. Bab 1
109 Season 2. Bab 2
110 Season 2. Bab 3
111 Season 2. Bab 4
112 Season 2. Bab 5
113 Season 2. Bab 6
114 Season 2. Bab 7
115 Season 2. Bab 8
116 Season 2. Bab 9
117 Season 2. Bab 10
118 Season 2. Bab 11
119 Season 2. Bab 12
120 Season 2. Bab 13
121 Season 2. Bab 14
122 Season 2. Bab 15.
123 Season 2. Bab 16
124 Season 2. Bab 17
125 Season 2. Bab 18
126 Season 2. Bab 19
127 Season 2. Bab 20
128 Season 2. Bab 21
129 Season 2. Bab 22
130 Season 2. Bab 23
131 Season 2. Bab 24
132 Season 2. Bab 25
133 Season 2. Bab 26
134 Season 2. Bab 27
135 Season 2. Bab 28
136 Season 2. Bab 29
137 Season 2. Bab 30
138 Season 2. Bab 31
139 Season 2. Bab 32
140 Season 2. Bab 33
141 Season 2. Bab 34
142 Season 2. Bab 35
143 Season 2. Bab 36
144 Season 2. Bab 37
145 Season 2. Bab 38.
146 Season 2. Bab 39
147 Season 2. Bab 40
148 Season 2. Bab 41
149 Season 2. Bab 42
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21.
22
Bab 22.
23
Bab 23.
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30.
31
Bab 31.
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34.
35
Bab 35.
36
Bab 36.
37
Bab 37.
38
Bab 38.
39
Bab 39.
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42.
43
Bab 43.
44
Bab 44.
45
Bab 45.
46
Bab 46.
47
Bab 47.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab 51.
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54
55
Bab 55.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58
59
Bab 59.
60
Bab 60.
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65.
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74.
75
Bab 75
76
Bab 76.
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84.
85
Bab 85.
86
Bab 86.
87
Bab 87.
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92.
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95.
96
Bab 96.
97
Bab 97.
98
Bab 98.
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104.
105
Bab 105.
106
Bab 106.
107
Bab 107
108
Season 2. Bab 1
109
Season 2. Bab 2
110
Season 2. Bab 3
111
Season 2. Bab 4
112
Season 2. Bab 5
113
Season 2. Bab 6
114
Season 2. Bab 7
115
Season 2. Bab 8
116
Season 2. Bab 9
117
Season 2. Bab 10
118
Season 2. Bab 11
119
Season 2. Bab 12
120
Season 2. Bab 13
121
Season 2. Bab 14
122
Season 2. Bab 15.
123
Season 2. Bab 16
124
Season 2. Bab 17
125
Season 2. Bab 18
126
Season 2. Bab 19
127
Season 2. Bab 20
128
Season 2. Bab 21
129
Season 2. Bab 22
130
Season 2. Bab 23
131
Season 2. Bab 24
132
Season 2. Bab 25
133
Season 2. Bab 26
134
Season 2. Bab 27
135
Season 2. Bab 28
136
Season 2. Bab 29
137
Season 2. Bab 30
138
Season 2. Bab 31
139
Season 2. Bab 32
140
Season 2. Bab 33
141
Season 2. Bab 34
142
Season 2. Bab 35
143
Season 2. Bab 36
144
Season 2. Bab 37
145
Season 2. Bab 38.
146
Season 2. Bab 39
147
Season 2. Bab 40
148
Season 2. Bab 41
149
Season 2. Bab 42

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!