Bab 11

Kami bertatapan dalam sunyi yang menegangkan. Hanya desir angin yang terdengar, dan senja yang mulai merangkak naik ke peraduan.

Kami, sepasang orang asing yang mendadak menjadi sepasang kekasih karena taruhan konyol yang kami lakukan beberapa hari yang lalu, sedang duduk sembari memakan waktu. 

Aku berat mengatakan jika Revi adalah pacar pertamaku. Bahkan, menyebutkan namanya saja tidak menggetarkan hatiku. 

Ini dusta, dan aku mengakuinya. 

"Tidak apa-apa, aku tahu tuan putri. Tapi aku pastikan, aku cinta pertamamu yang akan sulit kamu lupakan. Percayalah." kata Revi percaya diri. 

"Gak usah menyombongkan diri!" sanggahku cepat. 

Revi tersenyum jail, "Jadi tanggal berapa kita jadian? Biar bisa kamu tulis di buku diary mu."

"Gak penting banget. Sudah pergi sana." 

"Kamu gak mau kencan? Jalan-jalan gitu? Ini Sabtu sore, lagipula kita kan sepasang kekasih." Revi menaik-turunkan alisnya. Sifat jailnya sama sekali tidak pernah ia tanggalkan, meskipun kita bertemu di rumah, rumah! Karena hanya rumahlah yang membuatku aman dari serangan rayuan gombal laki-laki bernama Revi.  

"Berkencan lah dengan khayalan!" sahutku.

Revi tertawa kecil, lalu menutup mulutnya saat abdi dalem membungkuk hormat di hadapanku. 

"Maaf ndoro ayu, Gusti pangeran haryo Nanang ingin bertemu dengan ndoro putri dan teman di ruang keluarga." 

Aku mengangguk sambil tersenyum senang. Maka ide untuk membalas perlakuan Revi lengkaplah sudah. 

Om Nanang pasti tidak akan membiarkan aku, keponakan kesayangannya berada di pacar yang salah. 

"Ayo... Kemarin Om Nanang bilang dia pengen ketemu sama kamu." 

Revi menatapku, ragu. 

"Kita gak gigit kok. Cuma... Ya itu, kamu harus sopan, gak pecicilan!" 

Revi menghela nafas panjang, ia slalu bertanya kepada ku. Siapa Om Nanang, siapa dia. Laki-laki tua dengan ketampanan maksimal yang tempo hari lalu berkata, "Kamu pacar, Dalilah? Punya apa? Bisa apa? Jangan genggam tangan Dalilah jika hanya menyakitinya." 

Tertohoklah hati Revi saat itu juga. Padahal, kami hanya main-main dengan hubungan ini. Sepertinya. Toh

aku tidak terlalu menganggap serius hubungan ini. Entah bagaimana dengan Revi. 

"Oke. Demi kamu tuan putri." Revi tersenyum samar. 

"Yakin gak? Jangan salah tingkah!" godaku sambil menahan senyum. Ia mengangguk mantap. 

"Berani memacari anak raja, itu artinya harus berani juga mengambil keputusan. Jangan hanya berani taruhan!" ledekku sembari menyikut lengan Revi. 

"Itu beda tuan putri. Itu namanya permainan. Kita bisa membatalkan taruhan ini jika kamu mau!"  

Aku tergelak mendengar pernyataan Revi, lalu menggeleng cepat dihadapannya. Mataku menatap tajam ke manik matanya. Terlihat ketakutan yang begitu kentara di netranya. 

"Kamu bilang ini permainan? Coba tersenyum?" kataku. 

Revi ragu untuk melakukannya, "Maaf." katanya lirih. 

"Aku akan menikmati permainan ini, katakan saja jika kamu ingin menyerah. Ayo, masuk."

Revi terlihat gusar sekaligus ragu mengikutiku masuk ke ruang keluarga untuk menemui Om Nanang. 

"Kamu tahu gak? Hanya laki-laki pemberani yang berani mendekati anak Raja. Dan, kamu dari awal sudah berani mendekatiku. Sekarang terimalah akibatnya." 

Revi tersenyum getir, "Niatku hanya menggodamu tuan putri. Habis, dari semua siswa baru hanya kamu yang kelihatan tengil." 

"Seperti kamu kan tengilnya?" 

Revi mengangguk, ia mengedarkan pandangannya sambil berjalan. Ia meneliti semua pernak-pernik yang ada di rumah ini

"Klasik, tua, dan berharga. Semua barang-barang disini gak ada yang mewah. Tapi berarti! Jadi kalau kamu jadi aku, kamu milih yang mana, mas? Mewah atau berarti?"

"Yang berarti akan slalu terlihat mewah." jawabnya. Dan, aku tersenyum. 

Memasuki ruang keluarga, Om Nanang tersenyum menyambutku. Dia melipat kertas koran lalu menepuk bangku disebelahnya. 

"Udah makan?" tanyanya. 

Aku duduk setelah meminta Revi untuk duduk di depan kami. 

"Belum, Om. Lilah gak diajak pacar Lilah untuk makan malam. Pacar Lilah sepertinya ngirit." ujarku bohong, padahal Revi sedaritadi menawariku untuk kencan. Entah ke cafe atau pusat perbelanjaan. Tapi pasti dia punya dompet yang tebal. Gak mungkin kan, ngapel ke rumah anak Raja gak bawa uang banyak. 

Aku menahan senyum, saat Revi hampir saja keceplosan ngomong. 

"Beneran kamu ngirit? Coba lihat dompet kamu?" ujar Om Nanang.

Revi gelagapan. Bukan hanya itu saja, aku pastikan jantungnya sedang berdetak kencang. 

"Mana tunjukkan! Om juga perlu memastikan apakah kamu sudah punya SIM atau belum? Om gak mau, Lilah dibawa kebut-kebutan lalu nabrak trotoar dan jatuh di jalanan. Kasian kulitnya yang sudah di lulur setiap tiga hari sekali harus lecet karena ulahmu." 

Demi Tuhan! Kasian sekali wajah Revi yang begitu tidak nyaman. Tapi aku juga terhibur dengan ekspresinya yang tidak bisa pecicilan. 

"Ini, Om." Revi mengulurkan tangannya berserta dompet berwarna hitam bermerek distro lokal yang masih berjaya hingga sekarang.

Om Nanang tersenyum senang, "Beli disana?" tanyanya sambil menunjuk logo distro yang aku tahu itu adalah clothing store miliknya. 

Revi mengangguk sopan. 

"Kenapa beli disana? Apa karena setiap weekend ada diskonan? Atau karena harga pelajar? Katakan?" tanya Om Nanang panjang sembari memeriksa isi dompet Revi. 

Revi mengangguk berulang kali. Pasrah dengan apa yang Om Nanang katakan.

"Lain kali kalau belanja kesana bilang sama yang punya, minta diskon khusus!" 

Revi ternganga, sama sekali tidak memahami perkataan Om Nanang. 

"Ehm... Ehm... Saya tidak tahu siapa yang punya." ujar Revi kikuk. 

Aku dan Om Nanang saling melempar pandang dan tersenyum. 

"Simpan baik-baik dompetnya, siapa tahu dari dompet itu kamu bisa mendapat restu." ujar Om Nanang sembari mengangsurkan dompet Revi.

Revi tersenyum, mungkin batinnya menggerutu manakala ia harus menjaga dompetnya daripada isinya. Dan, kami berdua menyadari itu. 

"Om Nanang pemilik clothing store itu. Tapi yang ngurus temannya." jelasku. 

Revi mengangguk paham, "Saya suka desainnya dan pemilihan bahan bakunya. Apa Om Nanang lulusan desain grafis?" tanya Revi. 

Om Nanang menggeleng, "Mau tahu banget atau mau tahu aja?" goda Om Nanang. 

Aku menahan diri untuk tidak tertawa, Revi... Kamu ini lagi masuk jebakan Betmen buatan om Nanang. Please..., Akan ku kenang wajahmu yang terlihat pucat tak berdaya. 

"Saya jurusan bahasa Jerman. S1 di universitas negeri, S2 di Jerman. Mau denger saya ngomong pakai bahasa Jerman?" 

Revi menggeleng cepat, "Maaf saya tidak paham bahasa Jerman. Bahasa Jawa saja tidak begitu memahami." 

Om Nanang tertawa, "Willst du die Freundin eines Adligen sein, warum verstehst du kein Javanisch." Om Nanang menggeleng, dengan salah tingkah Revi mengangkat bahu dan bertanya padaku lewat sorot matanya. 

"Emang aku translator bahasa!" sergahku cepat.

"Hehehe..." 

"Karena kalian masih SMA, dan baru memasuki masa pubertas. Om rasa kalian harus mengerti ini. Perlu diingat baik-baik mas Revi Bramasta..." Om Nanang mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Revi, "Dalilah bukan orang sembarang yang bisa dipermainkan oleh siapapun, tak terkecuali oleh cinta pertamanya. Karena yang pertama memang slalu memiliki tempat tersendiri dan istimewa. Tapi cinta kedua..." Om Nanang menghela nafas tanpa melanjutkan kalimatnya. 

"Sekarang ikut Om jalan-jalan ke clothing store, kalian bisa pilih kaos couple jika kalian mau. Om juga suntuk jika harus melihat kalian berdua seperti patung Pancoran!"

...Happy Reading 💚...

Terpopuler

Comments

anonim

anonim

Revi pria tengil takberkutik dihadapan om Nanang

2024-02-07

0

maytrike risky

maytrike risky

Mas nanang yg ikhlas yaa😔

2023-10-24

0

maytrike risky

maytrike risky

Jangan galak galak ya om🤭

2023-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21.
22 Bab 22.
23 Bab 23.
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30.
31 Bab 31.
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34.
35 Bab 35.
36 Bab 36.
37 Bab 37.
38 Bab 38.
39 Bab 39.
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42.
43 Bab 43.
44 Bab 44.
45 Bab 45.
46 Bab 46.
47 Bab 47.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab 51.
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54
55 Bab 55.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58
59 Bab 59.
60 Bab 60.
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65.
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74.
75 Bab 75
76 Bab 76.
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84.
85 Bab 85.
86 Bab 86.
87 Bab 87.
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92.
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95.
96 Bab 96.
97 Bab 97.
98 Bab 98.
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104.
105 Bab 105.
106 Bab 106.
107 Bab 107
108 Season 2. Bab 1
109 Season 2. Bab 2
110 Season 2. Bab 3
111 Season 2. Bab 4
112 Season 2. Bab 5
113 Season 2. Bab 6
114 Season 2. Bab 7
115 Season 2. Bab 8
116 Season 2. Bab 9
117 Season 2. Bab 10
118 Season 2. Bab 11
119 Season 2. Bab 12
120 Season 2. Bab 13
121 Season 2. Bab 14
122 Season 2. Bab 15.
123 Season 2. Bab 16
124 Season 2. Bab 17
125 Season 2. Bab 18
126 Season 2. Bab 19
127 Season 2. Bab 20
128 Season 2. Bab 21
129 Season 2. Bab 22
130 Season 2. Bab 23
131 Season 2. Bab 24
132 Season 2. Bab 25
133 Season 2. Bab 26
134 Season 2. Bab 27
135 Season 2. Bab 28
136 Season 2. Bab 29
137 Season 2. Bab 30
138 Season 2. Bab 31
139 Season 2. Bab 32
140 Season 2. Bab 33
141 Season 2. Bab 34
142 Season 2. Bab 35
143 Season 2. Bab 36
144 Season 2. Bab 37
145 Season 2. Bab 38.
146 Season 2. Bab 39
147 Season 2. Bab 40
148 Season 2. Bab 41
149 Season 2. Bab 42
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21.
22
Bab 22.
23
Bab 23.
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30.
31
Bab 31.
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34.
35
Bab 35.
36
Bab 36.
37
Bab 37.
38
Bab 38.
39
Bab 39.
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42.
43
Bab 43.
44
Bab 44.
45
Bab 45.
46
Bab 46.
47
Bab 47.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab 51.
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54
55
Bab 55.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58
59
Bab 59.
60
Bab 60.
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65.
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74.
75
Bab 75
76
Bab 76.
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84.
85
Bab 85.
86
Bab 86.
87
Bab 87.
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92.
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95.
96
Bab 96.
97
Bab 97.
98
Bab 98.
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104.
105
Bab 105.
106
Bab 106.
107
Bab 107
108
Season 2. Bab 1
109
Season 2. Bab 2
110
Season 2. Bab 3
111
Season 2. Bab 4
112
Season 2. Bab 5
113
Season 2. Bab 6
114
Season 2. Bab 7
115
Season 2. Bab 8
116
Season 2. Bab 9
117
Season 2. Bab 10
118
Season 2. Bab 11
119
Season 2. Bab 12
120
Season 2. Bab 13
121
Season 2. Bab 14
122
Season 2. Bab 15.
123
Season 2. Bab 16
124
Season 2. Bab 17
125
Season 2. Bab 18
126
Season 2. Bab 19
127
Season 2. Bab 20
128
Season 2. Bab 21
129
Season 2. Bab 22
130
Season 2. Bab 23
131
Season 2. Bab 24
132
Season 2. Bab 25
133
Season 2. Bab 26
134
Season 2. Bab 27
135
Season 2. Bab 28
136
Season 2. Bab 29
137
Season 2. Bab 30
138
Season 2. Bab 31
139
Season 2. Bab 32
140
Season 2. Bab 33
141
Season 2. Bab 34
142
Season 2. Bab 35
143
Season 2. Bab 36
144
Season 2. Bab 37
145
Season 2. Bab 38.
146
Season 2. Bab 39
147
Season 2. Bab 40
148
Season 2. Bab 41
149
Season 2. Bab 42

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!