Bab 5

Pagi ini matahari begitu terik. Teriknya menghangatkan tubuhku yang termangu memandangi sekolah yang memiliki bangunan dengan arsitektur Belanda. Lebih tepatnya, bangunan ini memang peninggalan bangsa Belanda saat berkuasa di tanah Jawa beberapa abad tahun yang lalu.

Bukan hanya bangunannya yang lawas, pohon-pohon besar yang rindang dan memiliki banyak cabang ini cukup membuat bulu kuduk berdiri jika di malam hari. Konon katanya, sekolah ini termasuk dalam deretan sekolah angker.

Tapi entah kenapa sekolah ini justru mempunyai peringkat pertama sekolah dengan standar internasional.

Sekarang, hari ini, aku seperti mencium aroma kebebasan, aroma segar yang terasa lebih segar dari biasanya. Hari ini aku resmi menjadi siswa SMA setelah beberapa Minggu yang lalu aku hanya menjadi seorang anak yang patuh kepada orangtua.

Memakai sepatu hitam dan kaos kaki yang menutupi seluruh betis ku dan almamater SMP yang menjadi kebanggaan ku. Aku melangkah dengan pasti menuju tiang bendera, "Hormat kepada sang merah putih, siap gerak!" ucapku sambil mengangkat tangan kananku dan menaruhnya di pelipis kanan.

Aku berlonjak girang karena hari ini aku terlalu bersemangat, bahkan aku berangkat lebih pagi dari waktu yang di tentukan oleh pihak sekolah. Aku di antar oleh Ayahanda, tapi Ayahanda sudah aku suruh pulang karena aku tidak mau terjadi kehebohan.

Cukup, cukup aku saja yang akan menghebohkan sekolah. Jangan Ayahanda. Repot urusannya, pasti akan terjadi pidato panjanggggg, lebarrrrrr, dan membosankan. Cukup, jangan dimana-mana ada Ayahanda, disitu ada sambutan, pidato dan lainnya.

"Seperti biasa, kelakuanmu slalu aneh!"

Aku berbalik, Bimo... gumamku dalam hati. Mataku nyaris keluar dari tempatnya saat mendapati laki-laki yang aku hindari ini ada di depanku, memakai almamater yang sama dan senyum yang khas diwajahnya.

"Ngapain di sini!?" tanyaku dengan nada sewot.

"Sekolah." jawabnya singkat.

"Kenapa harus disini! Jangan bilang kalau kamu mengikutiku!" ujarku dengan mata yang menyipit.

Bimo tersenyum lagi, ia membetulkan almamaternya lalu berkata, "Memang kenapa kalau aku mengikutimu?"

Mampus... sekarang aku harus jawab apa. Tidak mungkin kalau dia suka sama aku, apalagi foto-foto kami berdua di dalam keraton tempo hari yang lalu di unggah di sosial medianya dengan caption, "My little poem."

Aku mengangkat bahu, bersikap acuh tak acuh dan tak mau meladeni omongannya.

Bimo tergelak sendiri lalu maju tiga langkah, ia berdiri dengan tubuh yang condong ke arahku.

"Kita akan bersaing lagi, Lilah..."

Bisikannya mampu membuatku merinding. Laki-laki itu tersenyum tipis sambil berlalu pergi menjauhiku.

Aku melongo, bersamaan dengan itu, sebuah tangan menepuk bahuku.

"Kenapa bengong, di sambet penghuni pohon beringin baru tahu rasa kamu, Lil."

"Bimo, Bas. Bimo... dia sekolah juga disini." ujarku memelas. Aku memegang lutut ku yang nyaris lemas. "Capek tahu gak, harus berhadapan dengan dia lagi."

Tangan kirinya mencengkeram bahuku dengan raut wajah yang mengeras. Baskara pasti juga jengkel karena bertemu Bimo lagi. 

"Sudah gak usah dipikirin, yang penting masih ada aku yang menjagamu." ujar Baskara dengan tulus, ia tersenyum lalu meneliti penampilanku.

"Bisa gak sih rambutmu diikat, kalau perlu di sanggul aja biar rapi!"

Aku mendadak kesal dengan Baskara, enak saja menyuruhku menyanggul rambut. Memang ini sekolah di jaman Raden Ajeng Kartini!

*

Seluruh siswa baru yang berada di tempat upacara, di giring ke arena tengah sekolah. Arena dimana pohon-pohon besar dan rindang tadi menjadi peneduh.

Kami duduk bersila di atas konblok yang disusun rapi sembari mendengar senior bicara. Jelas, aku duduk di samping Baskara. Memastikan jika Baskara tidak di lirik cewek lain.

"Sesuai dengan peraturan sekolah dan pemerintah, kali ini tidak ada plonco untuk masa orientasi siswa. Sebagai gantinya, kalian semua akan di bagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti school tour." ujar kakak senior yang menjabat sebagai ketua OSIS. Namanya Revi, bertubuh jangkung, terlihat agak atletis, dan wajahnya lumayan buat cuci mata.

"Dalilah, Mariska, Tania, Raisa, Syifa, Kartika, Almira, dan Asih." Aku menahan tawa, Asih, sungguh nama yang sangat-sangat klasik dan jadul. Tapi, saat gadis yang bernama Asih itu berdiri, aku sempat tertegun.

Dia gadis blesteran, aku pastikan itu. Dia seperti Bulik Kyle.

"Dalilah!!!" Suara itu menggema laksana auman singa.

Baskara menyenggol ku, "Lilah... Kamu di panggil!" suara Baskara bagai kesal.

"Haha... ya." Aku berdiri seraya maju ke depan bergabung dengan kelompokku. 

Seketika itu, banyak yang bergumam saat mengetahui baik-baik siapa aku.

Aku membungkuk hormat, "Aku sekolah disini, sebagai pelajar, jadi jangan sungkan berteman denganku."

"Ini bukan saatnya memperkenalkan diri, cepatlah pergi mengikuti kakak pembimbingmu!" sergah Revi.

Aku terkesiap sebentar, lalu menegakkan tubuhku dengan angkuh di depannya.

"Baik kakak senior." kataku sambil mengibaskan rambutku.

Beberapa suara tawa terdengar riuh rendah sebelum aku berlalu menjauhi kerumunan siswa yang masih menunggu giliran untuk mendapat kelompok.

Setelah semua keriuhan itu, aku sudah bergabung dengan kelompokku. Aku sedikit kikuk karena mereka menatapku dengan penuh telisik.

"Gak nyangka kalo ada putri raja yang sekolah disini." seru gadis yang berambut panjang, "Iya mana namanya Dalilah, gak kekinian!" timpal gadis di sebelahnya.

Kakak pembimbing yang mendengarnya hanya tersenyum maklum, "Mereka dari Jakarta." bisiknya lirih di telingaku.

Aku tersenyum simpul, biasa-biasa saja aku menanggapinya.

"Salam kenal ya dariku, Raden Ayu Dalilah Sekar Kinasih Putri Adiguna Pangarep. Putri mahkota raja Sultan Agung Kaysan Adiguna Pangarep dari kerajaan Hadiningrat. Semoga kalian mau berteman denganku, kalau tidak pun tidak masalah." Aku tersenyum dan membungkuk hormat di hadapan kedua gadis itu.

Mereka berdua saling menatap satu sama lain, lalu mendengus dingin seraya mengulurkan tangannya.

"Mariska."

"Tania."

Aku menggenggam tangan mereka secara berganti. Lalu kenalan dengan teman satu kelompokku yang lain.

Tiba giliran cewek berbibir tipis dan merah muda ini, aku kembali menahan tawa.

"Namamu beneran Asih?" tanyaku penasaran. Ia tersenyum dan menggeleng, "Panggil aja aku Asih. Karena namaku sulit untuk dieja." ujarnya memberi saran.

Aku mengangguk paham, bagiku nama Asih mengingatkan ku pada hantu kuntilanak yang sering mendendangkan lagu asli Kalimantan timur, Indung-indung.

Si cantik ini menghentikan langkahnya, ia memandangku dan bertanya, "Terus aku harus memanggilmu apa? Apa harus dengan nama panjangnya?" Dahinya berkerut, tapi tetap kelihatan cantik.

"Lilah." jawabku. Asih mengangguk, ia mengangkat jari kelingkingnya, "A friends?" Ku lihat manik matanya yang berwarna silver, mata itu indah sekali. Murni tanpa kebohongan.

"Good friends." Jari kelingking kami bertaut, seraya tersenyum bersama. Kami kembali berjalan beriringan mengikuti langkah kakak pembimbing melewati ruangan demi ruangan kelas dan ruang-ruang penting lainnya. Hingga waktunya istirahat tiba, aku memilih untuk ke kantin yang terletak di belakang sekolah.

Bakso adalah menu pilihanku. Ku bawa mangkok yang mengepulkan asap panas itu sambil mencari tempat duduk.

Anak baru memang suka begini, suka di anggap sebagai saingan baru. Apalagi kini aku terintimidasi oleh tatapan si ketua OSIS, Revi.

...HAPPY Reading 😁...

 

Terpopuler

Comments

may

may

Cie cieee🤭

2023-10-24

0

‼️n

‼️n

Si ketos dah ngasih tanda tuh....

2023-05-10

0

ᴄᵏ☯︎

ᴄᵏ☯︎

anak sekolah tuh menunya ga jauh jauh dari bakso dan soto

2022-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21.
22 Bab 22.
23 Bab 23.
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30.
31 Bab 31.
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34.
35 Bab 35.
36 Bab 36.
37 Bab 37.
38 Bab 38.
39 Bab 39.
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42.
43 Bab 43.
44 Bab 44.
45 Bab 45.
46 Bab 46.
47 Bab 47.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab 51.
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54
55 Bab 55.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58
59 Bab 59.
60 Bab 60.
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65.
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74.
75 Bab 75
76 Bab 76.
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84.
85 Bab 85.
86 Bab 86.
87 Bab 87.
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92.
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95.
96 Bab 96.
97 Bab 97.
98 Bab 98.
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104.
105 Bab 105.
106 Bab 106.
107 Bab 107
108 Season 2. Bab 1
109 Season 2. Bab 2
110 Season 2. Bab 3
111 Season 2. Bab 4
112 Season 2. Bab 5
113 Season 2. Bab 6
114 Season 2. Bab 7
115 Season 2. Bab 8
116 Season 2. Bab 9
117 Season 2. Bab 10
118 Season 2. Bab 11
119 Season 2. Bab 12
120 Season 2. Bab 13
121 Season 2. Bab 14
122 Season 2. Bab 15.
123 Season 2. Bab 16
124 Season 2. Bab 17
125 Season 2. Bab 18
126 Season 2. Bab 19
127 Season 2. Bab 20
128 Season 2. Bab 21
129 Season 2. Bab 22
130 Season 2. Bab 23
131 Season 2. Bab 24
132 Season 2. Bab 25
133 Season 2. Bab 26
134 Season 2. Bab 27
135 Season 2. Bab 28
136 Season 2. Bab 29
137 Season 2. Bab 30
138 Season 2. Bab 31
139 Season 2. Bab 32
140 Season 2. Bab 33
141 Season 2. Bab 34
142 Season 2. Bab 35
143 Season 2. Bab 36
144 Season 2. Bab 37
145 Season 2. Bab 38.
146 Season 2. Bab 39
147 Season 2. Bab 40
148 Season 2. Bab 41
149 Season 2. Bab 42
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21.
22
Bab 22.
23
Bab 23.
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30.
31
Bab 31.
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34.
35
Bab 35.
36
Bab 36.
37
Bab 37.
38
Bab 38.
39
Bab 39.
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42.
43
Bab 43.
44
Bab 44.
45
Bab 45.
46
Bab 46.
47
Bab 47.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab 51.
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54
55
Bab 55.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58
59
Bab 59.
60
Bab 60.
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65.
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74.
75
Bab 75
76
Bab 76.
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84.
85
Bab 85.
86
Bab 86.
87
Bab 87.
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92.
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95.
96
Bab 96.
97
Bab 97.
98
Bab 98.
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104.
105
Bab 105.
106
Bab 106.
107
Bab 107
108
Season 2. Bab 1
109
Season 2. Bab 2
110
Season 2. Bab 3
111
Season 2. Bab 4
112
Season 2. Bab 5
113
Season 2. Bab 6
114
Season 2. Bab 7
115
Season 2. Bab 8
116
Season 2. Bab 9
117
Season 2. Bab 10
118
Season 2. Bab 11
119
Season 2. Bab 12
120
Season 2. Bab 13
121
Season 2. Bab 14
122
Season 2. Bab 15.
123
Season 2. Bab 16
124
Season 2. Bab 17
125
Season 2. Bab 18
126
Season 2. Bab 19
127
Season 2. Bab 20
128
Season 2. Bab 21
129
Season 2. Bab 22
130
Season 2. Bab 23
131
Season 2. Bab 24
132
Season 2. Bab 25
133
Season 2. Bab 26
134
Season 2. Bab 27
135
Season 2. Bab 28
136
Season 2. Bab 29
137
Season 2. Bab 30
138
Season 2. Bab 31
139
Season 2. Bab 32
140
Season 2. Bab 33
141
Season 2. Bab 34
142
Season 2. Bab 35
143
Season 2. Bab 36
144
Season 2. Bab 37
145
Season 2. Bab 38.
146
Season 2. Bab 39
147
Season 2. Bab 40
148
Season 2. Bab 41
149
Season 2. Bab 42

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!