Chaca membuka pintu kamar nya. Kepalanya menyembul keluar dan mencari sosok mahluk tampan yang masuk ke rumah nya tanpa ijin.
"Kemana Dia? Apa dia sudah pergi? Semoga saja." Setelah bergelut dengan rasa malunya karena kepergok oleh Raka saat dia memakai baju yang seksi, akhirnya Chaca memberanikan diri keluar dari kamar dengan mengendap-endap sambil menoleh kesana kemari.
"Aman!" ucapnya lagi
"Apa nya yang aman??"
Chaca terperanjat kaget. Dia menoleh ke sumber suara yang ada di belakang nya dimana Raka berada di sana dengan tangan yang terlipat didepan dada nya.
"Eh.. Kak Raka. Kakak belum pulang?" tanya Chaca.
"Kenapa Chaca kayak pencuri yang ketangkap basah di rumah Chaca sendiri sih?" gumamnya dalam hati
"Ngusir?"
''Emm ... Gak gitu." Chaca menggaruk tengkuknya yang tidak gatal..
Raka terus menatap Chaca tanpa berkedip membuat gadis itu jadi salah tingkah.
"Ayo!" ajak Raka
"Ke_kemana?"
"Belanja."
"Kakak juga mau ke supermarket??" tanya Chaca yang dijawab anggukan oleh Raka
"Ya udah tunggu sebentar. Chaca ambil dompet dulu." Chaca kembali ke kamar untuk mengambil dompet nya. Dia memakai jaket dan juga masker karena takut nantinya bertemu dengan teman atau orang yang dikenalnya. Bisa heboh jika ada yang tahu dia jalan dengan Raka.
Setelah selesai bersiap, Chaca keluar dari kamar. Namun penampilan Chaca sukses membuat Raka mengerutkan keningnya heran. "kenapa??" tanya Raka
"Em .. itu biar gak kena debu." jawab Chaca asal.
Raka mengangguk paham. Dia berjalan lebih dulu keluar rumah dan langsung menyalakan motor sport nya. Sedangkan Chaca naik di jok belakang.
"Pegangan!!" perintah Raka.
Chaca hanya memegang pinggang Raka. Lebih tepat nya memegang jaket pria itu.
"Pegangan Cha!" titah Raka lagi
"Ini juga udah pegangan." sungut Chaca
Raka menghela nafas. Dia melaju dengan kecepatan sedang dan berhenti saat lampu merah.
Raka memegang tangan Chaca agar mau memeluk nya tapi Chaca tetap kekeuh tidak mau hingga akhirnya setelah lampu berwarna hijau, Raka menambah kecepatan motor nya yang membuat Chaca langsung memeluk erat pinggang Raka.
Raka melirik tangan Chaca dan menaik kan sudut bibirnya. Sementara Chaca menyandarkan kepalanya di punggung pria itu sambil memejamkan matanya karena takut.
"Kak, pelan-pelan!!" pinta Chaca tapi tidak dihiraukan oleh Raka.
Sampai di parkiran supermarket, tangan Chaca masih setia melingkar di pinggang Raka..
"Udah sampai Cha." ucap Raka. Tapi Gadis itu tidak mendengar dan masih memeluk Raka.
"Cha!" Raka memegang tangan Chaca yang masih melingkar di pinggangnya.
Chaca tersadar dan langsung melepaskan pelukannya. Dia bergegas turun dari motor . "Kakak sengaja ya??" sungut Chaca. Raka tidak menjawab dan membuat Chaca berdecak kesal.
"Dasar nyebelin." Chaca langsung berlari ke dalam supermarket tanpa menghiraukan Raka yang masih di parkiran.
Didalam supermarket, Chaca memilih beberapa cemilan yang akan ia bawa untuk acara besok. Tidak lupa juga membeli peralatan mandi dan juga lampu senter untuk jurit malam.
"Duh beli apa lagi ya." Chaca melihat chat di grup tenda nya dan mulai mengecek apa saja yang belum ia beli.
"Kayaknya udah semua. Tinggal beli bahan makanan untuk stok di kulkas."
Chaca memilih beberapa bumbu dapur, sayuran, buah dan daging untuk isi kulkas nya. Dia juga membeli beberapa seafood kesukaan nya dan bumbu racik yang biasa dia pakai.
"Udah tinggal bayar aja. Tapi kemana perginya Kak Raka ya??"
"Ah sudahlah. Biarin aja." Chaca langsung mengantri di kasir. Saat tiba giliran nya, Raka datang dengan keranjang belanjaan nya dan meletakkan di atas troli Chaca.
"Sendiri-sendiri atau jadi satu Kak?" tanya penjaga kasir.
"Sendiri-sendiri mbak." jawab Chaca.
"Bayar nya jadiin satu aja." timpal Raka
Si penjaga kasir menatap Raka yang nampak dingin. Tapi walau begitu pesonanya mampu menyihir siapa pun yang memandang nya.
"Gak mbak sendiri-sendiri aja bayar nya." tolak Chaca
"Jadiin satu."
"Tapi Kak ... " ucapan Chaca terhenti saat melihat sorot mata menyebalkan itu menatapnya. Hingga akhirnya mau tidak mau dia mengalah.
"Jadi satu ya kak." seru penjaga kasir dengan nada menggoda..
"Ck .. dasar centil." gumam Chaca yang masih terdengar oleh Raka.
"Kakak beruntung dibayarin pacarnya. Walaupun dingin tapi ganteng, perhatian lagi." puji penjaga kasir.
"Dia bukan pacar Chaca mbak." sangkal Chaca.
"Tapi calon suaminya nya." Sambung Raka. Setelah membayar belanjaan nya dia langsung menarik tangan Chaca untuk cepat pergi dari sana..
"Kak pelan-pelan. Sakit!!" seru Chaca
Raka melepas tangan Chaca dan berjalan terlebih dahulu ke parkiran.
"Jangan kebut-kebutan lagi. Chaca bawa banyak belanjaan. Nanti kalo kak Raka ngebut, Chaca lempar ini belanjaan." ancam Chaca tapi tidak ditanggapi oleh Raka.
Raka mengendarai motor nya dengan kecepatan sedang dan tidak berapa lama mereka sampai di rumah Chaca.
Chaca turun dari motor Raka dan membawa masuk barang belanjaan nya dan meletakkan nya di meja dapur. Dia mengambil barang belanjaan milik Raka dan menyerahkan nya pada pria itu.
"Ini punya kakak. Sekarang kakak pulang. Udah malem." seru Chaca
"Kakak laper."
"Laper ya makan. Cepetan pulang." usir Chaca.
Bukan nya pulang, Raka justru membawa belanjaan nya ke ruang tamu dan merebah tubuh nya di sofa.
Lagi-lagi Chaca menghela nafasnya. Dia sebenarnya juga lapar. Akhirnya dia mulai memasak makanan yang sederhana.
Selang beberapa menit Chaca menghidangkan masakannya di meja makan dan mengajak Raka untuk makan bersama.
"Chaca lagi malas masak. Jadi cuma masak ini doang. Tumis kangkung sama udang goreng tepung. Kalo kakak gak suka, kakak boleh pulang sekarang juga." Chaca sengaja memasak ala kadarnya untuk mengusir Raka secara halus. Dia yakin Raka tidak biasa makan masakan rumahan sesederhana itu. Tapi siapa sangka, Raka begitu lahap menyantap makanan buatan nya.
"Laper apa doyan." gumam Chaca.
"Kakak gak suka udang??" tanya Chaca yang melihat Raka hanya mengambil tumis kangkung nya.
"Suka." Raka mengambil beberapa udang goreng tepung dan memakannya.
Selesai makan malam, Raka beranjak pergi ke ruang tamu. Dia terlihat mengambil sesuatu di tas nya dan memakan nya . Sedang Chaca mulai mencuci piring kotor di wastafel dapur. Selesai mencuci piring, Chaca menghampiri Raka yang tertidur di sofa dengan tangan yang menutupi wajah nya.
"Kak bangun!! Kakak gak pulang??" tanya Chaca
"Bentar Cha."
"Kakak kenapa???Sakit??"
"Pusing."
Chaca mengangkat tangan Raka yang menutupi wajah nya. "Muka Kakak merah. Kakak beneran sakit?? Chaca ambilin kompres dulu." ucapnya khawatir. Namun langkahnya terhenti saat tangan nya di pegang oleh Raka.
"Gak usah.. Bentar lagi juga baikan." Raka bangun dari tidurnya. Dia duduk bersandar di sofa sambil memejamkan matanya.
"Kakak beneran gak papa?" tanya Chaca yang di jawab anggukan oleh Raka. Pria itu membuka matanya dan mengusap kepala Chaca..
"Kakak pulang dulu." pamit Raka.
"Hati-hati."
Chaca mengantar Raka sampai di depan pintu. Lagi-lagi dia berpesan agar berhati-hati karena khawatir dengan keadaan Raka yang terlihat tidak baik-baik saja.
Setelah motor Raka tidak terlihat lagi, Chaca masuk dan mengunci pintu rumah nya. Dia harus segera menyiapkan keperluan yang akan dia bawa untuk acara kemah besok.
Namun saat melewati ruang tamu, pandangan tertuju pada kantung plastik disebelah meja. Dia menepuk keningnya dengan sedikit kesal..
"Astaga.. Belanjaan dia ketinggalan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Delia Est
Raka alergi udang itu
2022-12-30
1