Esok harinya...
Suara burung berterbangan menyadarkanku dari alam mimpi yang indah. Aku terbangun lalu meregangkan kedua tangan. Kulihat sinar matahari hari ini tampak begitu cerah. Sesaat kemudian aku baru tersadar jika...
"Aku bangun kesiangan!!!"
Semalam, sehabis dari kamar mandi kulihat tuanku sudah tidak ada di sofa tamu. Jadi kupikir dia sudah tidur di kamarnya. Entah mimpi atau bukan, semalam aku juga merasa seperti diperhatikan saat tidur. Entahlah, aku mengantuk sekali jadi mengabaikan. Dan kini aku gupek bukan main karena kesiangan. Aku lekas-lekas membuatkannya sarapan.
"Ya ampun, sudah jam enam. Aku buat apa, ya?"
Kugulung cepat rambutku lalu membuatkannya nasi goreng. Seingatku pukul enam kurang lima belas menit dia harus sudah berangkat ke kantor. Tapi hari ini pukul enam pagi aku baru saja bangun.
"Aduh, pengen pipis lagi."
Kutinggalkan semua bahan pelengkap yang telah kusiapkan lalu bergegas ke kamar mandi karena kebelet pipis. Sekalian cuci muka agar mata sembabku tidak terlalu kelihatan. Setelahnya kembali ke dapur untuk membuatkannya sarapan.
Oseng sana, oseng sini. Kucicipi nasi goreng buatanku ternyata rasanya lumayan juga. Kutambahkan irisan sosis dan nugget di atasnya sebagai bahan pelengkap. Dan akhirnya, nasi goreng buatanku ini siap tersaji. Tak lupa kuiris mentimun dan tomat untuk mempercantik tampilan nasi gorengku.
"Tuan belum bangun juga?"
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit. Tapi, tuanku belum juga bangun. Lekas-lekas kusajikan nasi goreng ini ke atas meja lalu menuju kamarnya. Kuketuk pintu seraya memanggilnya dari luar.
"Tuan! Tuan! Anda tidak bekerja?" tanyaku dari luar.
Berulang kali mengetuk pintu, berulang kali aku memanggilnya. Tapi, berulang kali juga tidak ada jawaban dari dalam. Dan karena waktu terus berjalan, aku memberanikan diri untuk masuk ke kamarnya. Dan kulihat dia masih bergumul dengan selimut.
"Tuan, bangun," kataku pelan sambil menyentuh lengannya.
"Tuan, Anda tidak bekerja? Ini sudah jam enam lewat," kataku lagi. Ternyata dia masih tidak ada pergerakan.
"Tuaaan, bangun!!" Aku sedikit berteriak di dekatnya.
Lama-lama aku mulai emosi karena dia tidak kunjung bangun dari tidurnya. Karena kesal kuguncang saja tubuhnya agar segera bangun.
"Tuan, bangun! Tuan! Banguuuun!" Terus kuguncang tubuhnya.
"Hooaam." Akhirnya dia tersadarkan.
"Tuan, bangunlah. Anda tidak bekerja?" tanyaku, berharap mendapatkan jawaban.
Dia sepertinya masih setengah sadar melihatku.
"Tuan, ini aku Ara," kataku lagi.
Tak tahu kenapa dia langsung menarik lalu memelukku. "Tuan?!" Aku terkejut bukan main dengan sikapnya.
"Aku masih ingin," katanya dengan suara serak, hampir tak terdengar.
Eh? Dia pikir aku istrinya apa? Seenaknya saja memelukku!
Tak habis pikir dengan ulahnya, aku segera bangkit, melepaskan diri. Dan kupukul saja dia dengan bantal agar lekas terbangun.
"Aw!!" Seketika dia terbangun. "Ara? Apa yang kau lakukan?!" Kulihat wajahnya memerah.
"Tu-tuan, maaf. Aku terpaksa." Aku jadi takut sendiri.
"Kau ini! Hampir saja aku memasukkannya!" serunya lalu perlahan bangkit dari kasur.
"Memasukkan? Apanya Tuan?" Aku tak mengerti.
"Jelas-jelas tadi kita ...!"
"???"
"Tadi, kita ...."
Ucapannya tiba-tiba berhenti, entah kenapa. Dia sepertinya sudah tersadar penuh sekarang. Aku yang masih berdiri di pojok kamarnya pun bingung karena mendengar ucapannya.
"Tuan?" Kusapa lagi dirinya.
"Astaga ...." Dia mengusap wajahnya.
"Tuan, Anda baik-baik saja?" tanyaku lagi.
"Ara."
"Ya, Tuan?"
"Sudahlah! Lupakan saja!" Dia segera keluar dari kamar.
Eh???
Aku tidak mengerti mengapa tuanku bersikap aneh. Perkataannya membingungkan dan membuat orang penasaran.
Sebenarnya dia kenapa? Lalu apa yang dimasukkan? Entah kenapa aku jadi penasaran dengan ucapannya tadi.
"Ara!!!" Kudengar dia berteriak memanggilku.
"Ya, Tuan!"
Aku segera keluar kamar dan mengabaikan pikiranku. Sepertinya dia amat membutuhkanku sekarang. Ya sudahlah, daripada banyak berpikir lebih baik banyak bekerja.
Setengah jam kemudian...
Aku duduk diam di dekatnya. Aku juga tidak boleh bergerak sama sekali. Rasanya aneh, tuanku ini banyak mintanya.
Dia sudah mandi, sudah wangi. Dan kini dia baru saja menghabiskan sarapannya. Sedang aku ... aku belum apa-apa sama sekali. Baru saja berniat untuk membersihkan kamarnya, dia malah memintaku menemaninya makan sampai selesai.
"Hah!"
Dia meletakkan gelas air minumnya, melihat ke arahku dengan tatapan tajam. Aku jadi menelan ludah sendiri, takut dia marah lalu menghabisiku.
"Kau tahu apa kesalahanmu?" tanyanya seraya menatapku.
"Aku tahu, Tuan. Maafkan aku," jawabku pelan.
"Kau menganggu mimpi indahku, Ara," katanya lagi.
"Maaf, Tuan. Aku tidak lagi-lagi. Aku khawatir kau terlambat pergi bekerja." Aku membela diri.
"Kau lupa jika hari ini hari minggu?" tanyanya.
Aku hanya mengangguk, benar-benar tak ingat hari.
"Astaga ...." Dia mengusap kepalanya.
"Tuan, apakah aku sudah boleh pergi?" tanyaku yang mulai merasa kram karena tidak bergerak sama sekali.
"Tunggu! Aku ingin bertanya padamu," tahannya.
"Silakan Tuan," sahutku segera.
"Apa yang kuucapkan saat kau membangunkanku tadi?" tanyanya.
"Em ... tidak ada," jawabku setelah berpikir sejenak.
"Apa aku mengatakan hal yang aneh-aneh?"tanyanya lagi.
"Tidak, Tuan. Tuan hanya mengatakan masih ingin dan hampir memasukkannya. Tidak ada yang lain," jawabku.
Kulihat dia menelan ludahnya sendiri sambil terus menatapku dari kursi. Dia kemudian berdiri lalu membuang pandangannya dariku.
"Aku akan pergi ke tempat gym," katanya lalu masuk ke kamar.
"Baik, Tuan," jawabku lalu ikut berdiri.
Hah ... akhirnya aku bisa bergerak juga.
Tak lama dia keluar dari kamar sambil membawa tas olahraganya. "Aku akan pergi ke tempat gym," katanya lagi.
"Baik, Tuan," jawabku sama.
"Aku akan pergi ke tempat gym." Kudengar dia mengulangi perkataannya lagi.
"Ya, Tuan. Aku mendengarnya," sahutku segera.
"Aku akan pergi ke tempat gym, Ara!" Dia menaikkan nada bicaranya.
"Ya, Tuan. Baik!" Aku jadi ikut ngegas akhirnya.
"Aku pergi sekarang!" katanya lagi.
"Ya, Tuan. Iya." Aku mengiyakan.
"Ara!!!"
Dia seperti kesal kepadaku, entah kenapa. Kulihat wajahnya seakan ingin menerkamku. Aku jadi bingung sendiri dengan sikapnya yang tiba-tiba aneh seperti ini.
Dia kenapa, sih?
Dia diam di hadapanku lalu beberapa saat kemudian pergi tanpa ada kata lagi. Kudengar dia menutup pintu apartemennya dengan kencang. Seketika aku bertambah bingung dengan sikapnya.
Apakah ini sifat aslinya?
Tak tahu mengapa, dia jadi aneh sejak semalam. Apa karena aku mendorongnya, ya?
Aku masih berpikir kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga membuatnya marah. Sampai akhirnya bel apartemen berbunyi.
Apakah ada sesuatu yang terlupa?
Segera aku berlari menuju pintu, kali-kali saja ada yang terlupa olehnya. Dan saat aku membukakan pintu, ternyata bukanlah tuanku yang datang, melainkan...
"Jack?!" Aku terkejut melihat Jack yang datang.
"Nona, cepatlah bergegas. Kita akan pergi ke tempat gym," katanya memberi tahuku.
Aku tersentak. Seketika aku tersadar mengapa tuanku tadi marah kepadaku.
Jadi dia marah karena aku tidak peka untuk menemaninya ke tempat gym? Astaga ... kenapa dia tidak bilang sejujurnya saja ingin mengajak ku? Masalahnya tidak akan rumit ini, bukan?
Aku tak habis pikir dengan sikap tuanku yang tiba-tiba berubah. Sekarang dia berani marah padaku, tidak seperti sebelum-sebelumnya.
Ya sudah, kuturuti saja permintaannya. Segera bergegas untuk menemaninya ke tempat gym. Tak lupa kukunci pintu apartemennya terlebih dahulu. Aku kemudian berjalan bersama Jack menuju parkiran apartemen. Dan kulihat dia telah menunggu di dalam mobil sambil memainkan ponselnya.
"Tuan." Aku menyapanya saat masuk ke dalam mobil.
Dia diam saja, memasang wajah jutek padaku, seperti tak peduli. Rasanya ingin sekali menjitak kepalanya.
Sabar Ara. Mungkin dia sedang PMS.
Aku mencoba bersikap biasa. Kutunjukan sikap profesionalitas saat bekerja. Aku tidak peduli dia berpikir apa. Kunikmati saja perjalanan ini sambil melihat pemandangan jalan di pagi hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 363 Episodes
Comments
Nazma Marwah
bukan PMS ara tapi pengen ga kesampean jadi emosian deh 😆
2022-09-24
1
maya sari
ciyee pangeran Rain mimpi basah neh Ciye Ciye hahahhaa
2022-08-27
1
Kadek Pinkponk
duh gym di temani??
2021-10-30
0