Tidak suka

Sedangkan Sean, dia asyik berenang menghilangkan rasa penat di kepalanya. Sungguh ini sangat membuat Sean kesal, Rachel datang ke rumahnya dan dia tidak tahu itu sebelumnya.

Asisten rumah segera menyediakan minuman jus untuk Rachel juga membawa cemilan. Maria duduk sambil terus berpikir, bagaimana caranya Sean bisa dekat dengan Nara. Maria menyesal telah mendekatkan atau menjodohkan Rachel dengan Sean.

Nara tiba di lantai bawah, dia melihat Rachel sedang duduk bersama Nyonya Maria. Nara tersenyum melihat kekaguman dirinya pada Rachel yang sangat cantik nyaris sempurna di matanya.

"Apa dia wanita yang akan di jodohkan dengan Tuan Sean? Cantik sekali, pasangan yang sangat serasi," batin Nara berlalu pergi.

Sedangkan di ruang Tamu, Maria menanyakan Sean kepada Asisten rumah mereka.

"Bi, panggilkan Sean untuk turun menemui Rachel di sini," titah Maria.

"Tuan Sean sedang berenang Nyonya, dia ada di halaman belakang," jawab Asisten rumah membungkukkan badannya dan segera pergi dari hadapan mereka.

"Tante, bolehkah aku menemui Sean di sana?" pinta Rachel senyum mengembang.

Rachel membayangkan betapa kekar, tubuh Sean saat dia sedang berenang. Sungguh ini sebuah pemandangan untuknya.

Belum juga Maria menyetujui permintaan Rachel, dia sudah pergi ke arah belakang. Maria hanya bisa pasrah, tapi Maria cukup tenang ia tahu betul Sean tidak akan menerima perjodohannya dengan Rachel dengan mudah.

Di belakang, Rachel tercengang melihat Sean sedang berenang cuma menggunakan bokser. Mata Rachel melotot tidak berkedip melihat tubuh indah, kekar juga terlihat kotak-kotak di bagian perutnya membuat Rachel jatuh hati.

Sean mengetahui keberadaan Rachel hanya bisa cuek tidak menghiraukannya. Baginya setiap wanita pasti seperti Rachel mengangumi tubuh kekar miliknya yang begitu seksi dan menggoda iman.

"Sean, dia sangat tampan, tubuh kekarnya membuatku ingin memilikinya segera," seru Rachel membayangkan mereka menikah nanti.

Tiba-tiba saja Nara datang untuk mengantarkan minuman jus untuk Sean. Sebelumnya Nara menolak, di karenakan asisten lain tidak bisa mengantarkan pesanan yang Sean pinta. Maka Nara tidak bisa mengelak lagi, dia juga tidak bekerja hari ini.

"Sial banget, harus melihat Tuan Sean bertelanjang dada di hadapanku," gerutu Nara mencoba menutup kedua matanya dengan tangannya.

Rachel hanya bisa mengerutkan keningnya melihat kelakuan Nara saat dia melewati dirinya. Rachel bertanya-tanya siapa wanita yang membawa cemilan juga jus untuk Sean.

"Tuan, ini minumannya, kau bisa ambil di sini," ucap Nara masih menutup matanya. Ia menaruh minuman di meja dekat kolam, Rachel mendekati Nara untuk menanyakan siapa dia.

Tidak ada jawaban dari mulut manis Sean. Saat Nara menaruh pesanan yang Sean pinta. Nara hanya bisa mengelus dada, begitu tidak sukanya Sean kepadanya.

"Siapa kamu?" tanya Rachel.

"Dia adalah pengasuh putraku," jawab Sean tiba-tiba dia naik ke darat tanpa mengenakan handuk. Nara hanya bisa kikuk, dan tidak bisa menjawab ucapan Rachel. Nara segera pergi sambil menundukan wajahnya supaya tidak melihat tubuh telanjang Sean.

Saat arah mereka berlawanan, Sean hanya bisa senyum menyungging melihat kelakuan Nara di hadapannya. Ia segera mencekal erat tangan Nara saat mereka berpas-pasan.

"Pergilah, aku tidak mau kau ada di sini," bisik Sean membuat Nara merasa kesal.

Nara pun segera melepaskan cengkraman tangan Sean dan segera berlari meninggalkan mereka.

"Dasar wanita kampung, so suci tidak mau melihat tubuh kekarku," batin Sean.

Rachel masih melongo saat Sean menghampirinya. Ia segera duduk tanpa berkedip sekali pun, ia hanya menikmati keindahan pada tubuh Sean yang saat ini ada di hadapannya.

"Kau yang bernama Rachel?" tanya Sean sambil mengambil handuk dari kursi melilitkannya di pinggang.

Rachel masih diam tidak bergeming, ia menikmati tubuh kekar Sean saat Sean mendekat sambil tersenyum manis kepadanya. Rachel segera sadar ia reflek langsung mengalungkan tangannya sambil menatap wajah Sean.